Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Etika Bisnis dan Isu Terkait


Etika dapat didefinisikan sebagai proses pengevaluasian dari tindakan menurut nilai
prinsip -moral. Orang-orang memilih antara profit dan moral. Isu-isu mengenai etaika meliputi
kejujuran, keadilan, kebeneran atau kesalahan sebagai hasil yang diperoleh dari standar etika.
Penempatan standar etika sebagai cara pelaksanaan bisnis perusahaan merupakan tugas utama
manajemen. Perusahaan perlu memperbaiki standar yang sama untuk individu, perusahaan,
unit organisasional, dan memiliki tanggu jawab terhadap pelanggan, pegawai dan masyarakat.
Beberapa bisnis masih menjaga tujuan pencapaian profit. Menjaga keseimbangan antara
standar keuntungan yang sudah ada dan beban tanggung jawab sosial bukan hal yang mudah.
Bahkan beberapa tahun terakhir, penetapan standar etika perusahaan berdasarkan nilai moral
yang tinggi (Lluka 2010).
Selanjutnya dijelaskan juga bahwa isu etika bisnis yang umum terjadi antara lain:
1. Bagian dari etika bisnis bersinggungan dengan filosofi bisnis dimana satu dari tujuan
yaitu menegaskan tujuan pokok perusahaan. Jika tujuan utama perusahaan adalah
memaksimalkan penerimaan untuk shareholder, sehingga sebuah perusahaan dilihat
menjadi tidak beretika dalam mempertimbangkan bunga dan keadilan untuk setiap orang
2. Tanggung jawab perusahaan atau CSR: sebagai payung untuk menaungi permasalahan
mengenai kebenaran etika dan kewajiban dapat berlangsung diantara perusahaan dan
masyarakat yang diperdebatkan
3. Isu-isu yang memandang keadilan moral dan kewajiban antara perusahaan dan pemegang
saham: tanggung jawab penggadaian, konsep stakeholder vs konsep shareholder.
4. Isu etika yang memperhatikan hubungan antara perusahaan-perusahaan yang berbeda
seperti: permusuhan, pengambilalihan, dan pengintaian perusahaan
5. Isu kepemimpinan: tata kelola perusahaan
6. Kontribusi politik yang dibuat oleh perusahaan
7. Reformasi hukum seperti: seperti perdebatan etika mengenai pengenalan kejahatan dari
memperkenalkan kejahatan korporasi (corporate manslaughter).
8. Penyalahgunaan kebijakan etika perusahaan sebagai instrumen pemasaran.

1.2. Kewajiban Perusahaan Terhadap Karyawan


Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan stakeholder sangatlah penting, tidak
kalah pentingnya adalah terhadap intern perusahaan yaitu pemenuhan hak dan kewajiban
karyawan terhadap perusahaan dan sebaliknya. Untuk menjaga kelangsungan hidup
perusahaan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut harus sesuai norma etika bisnis
perusahaan. Sehingga tujuan dalam jangka panjang bisa tercapai berkat dukungan seluruh
pegawai yang ada.Ada beberapa kewajiban perusahaan antara lain:
1. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
Diskriminasi adalah masalah etis yang sering terjadi di banyak Negara.
Diskriminasi baru terhapus betul bila suatu Negara setiap warganya mempunyai hak
yang sama dan diperlakukan dengan cara yang sama pula. Diskriminasi timbul
biasanya disertai dengan alasan yang tidak relevan seperti tentang status asli atau tidak
asli, pribumi atau non-pribumi, jenis kelamin, agama, dan sebagainya.
2. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman, bebas dari
resiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan
mati. Hampir semua negara modern mempunyai peraturan hukum guna melindungi
keselamatan dan kesehatan kaum pekerja. Dalam hal ini peraturan hukum disemua
negara belum tentu sama dan belum tentu memuaskan. Keselamatan dan kesehatan
pekerja tidak pernah boleh dikorbankan untuk kepentingan ekonomis. Resiko
memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi harus dibatasisampai seminimal mungkin,
walaupun upaya itu bisa mengakibatkan biaya produksi bertambah.

3. Kewajiban memberi gaji yang adil


Ada banyak motif mengapa seseorang memilih bekerja antara lain: untuk
mengembangkan diri; memberi sumbangsih yang berguna kepada masyarakat; untuk
memperoleh imbalan. Upaya yang adil ditinjau dari perusahaan adalah penggajian yang
sesuai dengan prestasi. Tetapi bila ditinjau dari pekerja upah yang adil adalah yang
sesuai kebutuhan bekerja dankeluarganya. Besarnya upah/gaji dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal: prestasi, kebutuhan, mekanisme pasar, tinggi rendahnya pendidikan dan
lain – lain.

1.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Hampir di seluruh dunia terjadi banyak kecelakaan kerja, hal ini merupakan akibat
langsung dari cara berproduksi yang disebut industri dan penggunaan teknologi canggih. Dari
Amerika Serikat dilaporkan bahwa 7 juta lebih dari 80 juta orang setiap tahun mengalami
penyakitdan cedera yang disebabkan karena pekerjaannya dan beberap juta diantaranya
mengakibatkan orang tersebut tidak bekerja lagi atau bahkan mati. Biaya finansial yang sangat
tinggi dikeluarkan setiap tahun untuk kompensasi para korban dan untuk pembayaran sosial
dan perawatan medis.
Jika kecelakaan kerja hampir selalu terjadi secara mendadak dan langsug mengakibatkan
kerugian, maka penyakit (occupational disease) baru muncul ketika karyawan sudah bekerja
cukup lama. Contoh yang sudah dikenal lama adalah penyakit paru-paru yang disebabkan
pekerjaan di pertambangan kapur, batu bara dan sebagainya. Yang tanpa sengaja debunya
terhirup dengan kadar yang diatas ambang toleransi dalam waktu yang cukup lama. Kasus
penyakit yang lebih sulit untuk diidentifikasi dan ditangani adalah stress pada pekerjaan dengan
beberapa keluhan fisik seperti pusing, jantung dan sebagainya.
Karena penyakit yang disebabkan pekerjaan berkembang perlahan-lahan dan baru
muncul setelah periode yang cukup lama, maka disini tanggung jawab perusahaan tidak cukup
jelas. Karena alasan itu para pengusaha dulu kurang merasa bertanggung jawab atas penyakit
yang diakibatkan pekerjaan. Apalagi hubungan sebab-akibat antara penyakit dan kondisi kerja
sering kali sulit dibuktikan.

1.4. Corporate Manslaughter


Corporate manslaughter adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada pembunuhan
yang tidak disengaja dimana perusahaan bertanggung jawab (Wisegeek 2014). Pada tanggal 6
April 2008, Corporate Manslaughter dan Corporate Homicide Act 2007 (CMCHA) mulai
berlaku di seluruh United Kingdom, Belanda dan Wales dan Irlandia Utara menyebut
pelanggaran baru ini sebagai corporate manslaughter, sedangkan di Skotlandia disebut sebagai
corporate homicide (CPS 2014). Tindakan corporate manslaughter and corporate homicide
dikenal sebagai bagian dari permasalahan undang-undang. Tindakan tersebut mulai berlaku di
Inggris pada tahun 2008. Tindakan ini memungkinkan tuntutan pidana yang akan diajukan
terhadap perusahaan-perusahaan yang menyebabkan kematian satu atau lebih individu.
Menurut Undang-Undang, istilah corporate manslaughter diakui di Inggris, Wales, dan
Irlandia Utara. Corporate manslaughter umumnya didasarkan pada kewajiban untuk peduli.
Perusahaan memiliki kewajiban hukum untuk beroperasi dengan cara yang mencerminkan
kepedulian mereka terhadap kesehatan dan keselamatan individu baik yang termasuk karyawan
dan non-karyawan (Wisegeek 2014).
Tujuan dari pengajuan corporate manslaughter adalah untuk meminta tanggung jawab
menyeluruh kepada perusahaan untuk kematian yang tidak sesuai dari salah satu karyawan
perusahaan. Pelanggaran ini melihat apakah sistem manajemen dan pelaksanaannya dalam
organisasi sudah sesuai atau jika perusahaan mengabaikan kewajiban untuk peduli terhadap
karyawannya (Hone 2011).Offence of corporate manslaughter yang baru menitikberatkan pada
pengusaha dan perusahaan untuk memperhatikan “relevant duty of care” terhadap korban.
Pelanggaran ini terjadi karena perusahaan mengabaikan kewajiban tersebut sehingga
pengaturan dan pengorganisasian sistemnya mengakibatkan kematian pada karyawan.
Corporate Manslaughter Act memberikan sejumlah kebebasan yang dikaitkan dengan fungsi
pemerintah dan publik. Manajemen dari fungsi ini memberikan pertanyaan yang luas bagi
kebijakan publik dan akuntabilitasnya, meliputi: operasi militer, kepolisian, respon darurat,
perlindungan anak yang bekerja, dan percobaannya (Crown 2007). Sehingga corporate
manslaughter dapat dicegah oleh perusahaan dan publik.
Tanggung jawab pidana pada perusahaan hanya muncul di mana kelalaian seseorang
telah menyebabkan kematian orang lain dan (dibawah "doktrin identifikasi") orang itu adalah
"pengendali pikiran", yang tindakan dan niat dapat diperhitungkan untuk perusahaan (yaitu,
orang yang memegang kendali urusan perusahaan ke tingkat yang cukup bahwa perusahaan
cukup bisa dikatakan untuk berpikir dan bertindak melalui dia). Ini diuji dengan mengacu pada
pola kerja secara terperinci dari manajer, dan jabatan atau keterangan yang diberikan kepada
orang yang tidak relevan, tapi seringkali tidak ada satu orang pun yang bertindak sebagai
"pengendali pikiran", terutama di perusahaan besar, dan banyak isu-isu kesehatan dan
keselamatan yang didelegasikan kepada manajer junior.Pada hukum Inggris pembuktian
corporate manslaughter dan kepastian keamanan individu dimana perusahaan turut terlibat
adalah perhatian kecil yang mudah untuk mengenali “pengendali pikiran”. Namun untuk
memastikan orang di perusahaan besar sebagai struktur manajemen lebih sulit untuk dapat
diidentifikasi “pengendali pikiran” yang bertanggung jawab dalam manslaughter. Penuntut
Umum membutuhkan kesempatan besar untuk dapat memenangkan tuntutan.

Anda mungkin juga menyukai