Etika dapat didefinisikan sebagai proses pengevaluasian dari tindakan menurut nilai prinsip -moral. Orang-orang memilih antara profit dan moral. Isu-isu mengenai etaika meliputi kejujuran, keadilan, kebeneran atau kesalahan sebagai hasil yang diperoleh dari standar etika. Penempatan standar etika sebagai cara pelaksanaan bisnis perusahaan merupakan tugas utama manajemen. Perusahaan perlu memperbaiki standar yang sama untuk individu, perusahaan, unit organisasional, dan memiliki tanggu jawab terhadap pelanggan, pegawai dan masyarakat. Beberapa bisnis masih menjaga tujuan pencapaian profit. Menjaga keseimbangan antara standar keuntungan yang sudah ada dan beban tanggung jawab sosial bukan hal yang mudah. Bahkan beberapa tahun terakhir, penetapan standar etika perusahaan berdasarkan nilai moral yang tinggi (Lluka 2010). Selanjutnya dijelaskan juga bahwa isu etika bisnis yang umum terjadi antara lain: 1. Bagian dari etika bisnis bersinggungan dengan filosofi bisnis dimana satu dari tujuan yaitu menegaskan tujuan pokok perusahaan. Jika tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan penerimaan untuk shareholder, sehingga sebuah perusahaan dilihat menjadi tidak beretika dalam mempertimbangkan bunga dan keadilan untuk setiap orang 2. Tanggung jawab perusahaan atau CSR: sebagai payung untuk menaungi permasalahan mengenai kebenaran etika dan kewajiban dapat berlangsung diantara perusahaan dan masyarakat yang diperdebatkan 3. Isu-isu yang memandang keadilan moral dan kewajiban antara perusahaan dan pemegang saham: tanggung jawab penggadaian, konsep stakeholder vs konsep shareholder. 4. Isu etika yang memperhatikan hubungan antara perusahaan-perusahaan yang berbeda seperti: permusuhan, pengambilalihan, dan pengintaian perusahaan 5. Isu kepemimpinan: tata kelola perusahaan 6. Kontribusi politik yang dibuat oleh perusahaan 7. Reformasi hukum seperti: seperti perdebatan etika mengenai pengenalan kejahatan dari memperkenalkan kejahatan korporasi (corporate manslaughter). 8. Penyalahgunaan kebijakan etika perusahaan sebagai instrumen pemasaran.
1.2. Kewajiban Perusahaan Terhadap Karyawan
Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan stakeholder sangatlah penting, tidak kalah pentingnya adalah terhadap intern perusahaan yaitu pemenuhan hak dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan dan sebaliknya. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut harus sesuai norma etika bisnis perusahaan. Sehingga tujuan dalam jangka panjang bisa tercapai berkat dukungan seluruh pegawai yang ada.Ada beberapa kewajiban perusahaan antara lain: 1. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi Diskriminasi adalah masalah etis yang sering terjadi di banyak Negara. Diskriminasi baru terhapus betul bila suatu Negara setiap warganya mempunyai hak yang sama dan diperlakukan dengan cara yang sama pula. Diskriminasi timbul biasanya disertai dengan alasan yang tidak relevan seperti tentang status asli atau tidak asli, pribumi atau non-pribumi, jenis kelamin, agama, dan sebagainya. 2. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat kerja itu aman, bebas dari resiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati. Hampir semua negara modern mempunyai peraturan hukum guna melindungi keselamatan dan kesehatan kaum pekerja. Dalam hal ini peraturan hukum disemua negara belum tentu sama dan belum tentu memuaskan. Keselamatan dan kesehatan pekerja tidak pernah boleh dikorbankan untuk kepentingan ekonomis. Resiko memang tidak selalu bisa dihindari, tetapi harus dibatasisampai seminimal mungkin, walaupun upaya itu bisa mengakibatkan biaya produksi bertambah.
3. Kewajiban memberi gaji yang adil
Ada banyak motif mengapa seseorang memilih bekerja antara lain: untuk mengembangkan diri; memberi sumbangsih yang berguna kepada masyarakat; untuk memperoleh imbalan. Upaya yang adil ditinjau dari perusahaan adalah penggajian yang sesuai dengan prestasi. Tetapi bila ditinjau dari pekerja upah yang adil adalah yang sesuai kebutuhan bekerja dankeluarganya. Besarnya upah/gaji dapat dipengaruhi oleh beberapa hal: prestasi, kebutuhan, mekanisme pasar, tinggi rendahnya pendidikan dan lain – lain.
1.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Hampir di seluruh dunia terjadi banyak kecelakaan kerja, hal ini merupakan akibat langsung dari cara berproduksi yang disebut industri dan penggunaan teknologi canggih. Dari Amerika Serikat dilaporkan bahwa 7 juta lebih dari 80 juta orang setiap tahun mengalami penyakitdan cedera yang disebabkan karena pekerjaannya dan beberap juta diantaranya mengakibatkan orang tersebut tidak bekerja lagi atau bahkan mati. Biaya finansial yang sangat tinggi dikeluarkan setiap tahun untuk kompensasi para korban dan untuk pembayaran sosial dan perawatan medis. Jika kecelakaan kerja hampir selalu terjadi secara mendadak dan langsug mengakibatkan kerugian, maka penyakit (occupational disease) baru muncul ketika karyawan sudah bekerja cukup lama. Contoh yang sudah dikenal lama adalah penyakit paru-paru yang disebabkan pekerjaan di pertambangan kapur, batu bara dan sebagainya. Yang tanpa sengaja debunya terhirup dengan kadar yang diatas ambang toleransi dalam waktu yang cukup lama. Kasus penyakit yang lebih sulit untuk diidentifikasi dan ditangani adalah stress pada pekerjaan dengan beberapa keluhan fisik seperti pusing, jantung dan sebagainya. Karena penyakit yang disebabkan pekerjaan berkembang perlahan-lahan dan baru muncul setelah periode yang cukup lama, maka disini tanggung jawab perusahaan tidak cukup jelas. Karena alasan itu para pengusaha dulu kurang merasa bertanggung jawab atas penyakit yang diakibatkan pekerjaan. Apalagi hubungan sebab-akibat antara penyakit dan kondisi kerja sering kali sulit dibuktikan.
1.4. Corporate Manslaughter
Corporate manslaughter adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada pembunuhan yang tidak disengaja dimana perusahaan bertanggung jawab (Wisegeek 2014). Pada tanggal 6 April 2008, Corporate Manslaughter dan Corporate Homicide Act 2007 (CMCHA) mulai berlaku di seluruh United Kingdom, Belanda dan Wales dan Irlandia Utara menyebut pelanggaran baru ini sebagai corporate manslaughter, sedangkan di Skotlandia disebut sebagai corporate homicide (CPS 2014). Tindakan corporate manslaughter and corporate homicide dikenal sebagai bagian dari permasalahan undang-undang. Tindakan tersebut mulai berlaku di Inggris pada tahun 2008. Tindakan ini memungkinkan tuntutan pidana yang akan diajukan terhadap perusahaan-perusahaan yang menyebabkan kematian satu atau lebih individu. Menurut Undang-Undang, istilah corporate manslaughter diakui di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara. Corporate manslaughter umumnya didasarkan pada kewajiban untuk peduli. Perusahaan memiliki kewajiban hukum untuk beroperasi dengan cara yang mencerminkan kepedulian mereka terhadap kesehatan dan keselamatan individu baik yang termasuk karyawan dan non-karyawan (Wisegeek 2014). Tujuan dari pengajuan corporate manslaughter adalah untuk meminta tanggung jawab menyeluruh kepada perusahaan untuk kematian yang tidak sesuai dari salah satu karyawan perusahaan. Pelanggaran ini melihat apakah sistem manajemen dan pelaksanaannya dalam organisasi sudah sesuai atau jika perusahaan mengabaikan kewajiban untuk peduli terhadap karyawannya (Hone 2011).Offence of corporate manslaughter yang baru menitikberatkan pada pengusaha dan perusahaan untuk memperhatikan “relevant duty of care” terhadap korban. Pelanggaran ini terjadi karena perusahaan mengabaikan kewajiban tersebut sehingga pengaturan dan pengorganisasian sistemnya mengakibatkan kematian pada karyawan. Corporate Manslaughter Act memberikan sejumlah kebebasan yang dikaitkan dengan fungsi pemerintah dan publik. Manajemen dari fungsi ini memberikan pertanyaan yang luas bagi kebijakan publik dan akuntabilitasnya, meliputi: operasi militer, kepolisian, respon darurat, perlindungan anak yang bekerja, dan percobaannya (Crown 2007). Sehingga corporate manslaughter dapat dicegah oleh perusahaan dan publik. Tanggung jawab pidana pada perusahaan hanya muncul di mana kelalaian seseorang telah menyebabkan kematian orang lain dan (dibawah "doktrin identifikasi") orang itu adalah "pengendali pikiran", yang tindakan dan niat dapat diperhitungkan untuk perusahaan (yaitu, orang yang memegang kendali urusan perusahaan ke tingkat yang cukup bahwa perusahaan cukup bisa dikatakan untuk berpikir dan bertindak melalui dia). Ini diuji dengan mengacu pada pola kerja secara terperinci dari manajer, dan jabatan atau keterangan yang diberikan kepada orang yang tidak relevan, tapi seringkali tidak ada satu orang pun yang bertindak sebagai "pengendali pikiran", terutama di perusahaan besar, dan banyak isu-isu kesehatan dan keselamatan yang didelegasikan kepada manajer junior.Pada hukum Inggris pembuktian corporate manslaughter dan kepastian keamanan individu dimana perusahaan turut terlibat adalah perhatian kecil yang mudah untuk mengenali “pengendali pikiran”. Namun untuk memastikan orang di perusahaan besar sebagai struktur manajemen lebih sulit untuk dapat diidentifikasi “pengendali pikiran” yang bertanggung jawab dalam manslaughter. Penuntut Umum membutuhkan kesempatan besar untuk dapat memenangkan tuntutan.