Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agus Suprianto

Nim : 202031500042

Nama : Achmat Afandi

Nim : 202031500039

Berita 1 : Asisten Daerah Cilegon Tubagus Dikrie Didakwa Korupsi Pembangunan Pasar

Analisis :

Dalam berita di atas terdapat banyak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh sejumlah
oknum, termasuk korupsi dalam pembangunan Pasar Grogol senilai Rp 2 miliar. Hal ini
menunjukkan bahwa prinsip-prinsip etika dan moral yang seharusnya membimbing tindakan
mereka telah dilanggar. Dapat dilihat bahwa kepentingan pribadi dan kelompok menjadi prioritas
di atas kesejahteraan masyarakat yang seharusnya diutamakan.Prinsip filosofis yang dapat
diterapkan dalam kasus korupsi tersebut adalah prinsip keadilan. Berdasarkan prinsip keadilan,
setiap orang harus diperlakukan secara sama dan adil, tanpa pandang bulu atas asal-usul, status
sosial, atau kedudukan seseorang.

Namun dalam kasus korupsi ini, para pelaku justru menggunakan jabatan dan kedudukan
mereka untuk memperkaya diri sendiri melalui proyek-proyek pembangunan yang tidak
transparan.Hal ini menunjukkan bahwa prinsip keadilan telah diabaikan dalam kasus korupsi ini.
Keadilan harus ditegakkan sebagai prinsip dasar dalam tindakan-tindakan manusia, terlepas dari
posisi sosial atau kedudukan mereka. Kasus korupsi ini juga mengingatkan kita bahwa harus ada
upaya bersama untuk memerangi perilaku korupsi dan memperkuat integritas institusi publik
agar tidak diambil alih oleh kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Dalam berita tentang kasus korupsi pembangunan Pasar Grogol yang melibatkan Asisten
Daerah II Kota Cilegon, Tubagus Dikrie Maulawardhana beserta Bagus Ardanto dan Septer
Edward Sihol, terdapat beberapa prinsip filosofis yang dapat diterapkan. Pertama, terdapat
prinsip etika yang bertanya mengenai nilai-nilai moral dan etika yang harus dipegang oleh
pejabat publik. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh para terdakwa menunjukkan
ketidakpatuhan moral dalam menjalankan tugas sebagai pejabat publik. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat masalah fundamental pada sistem pemerintahan yang harus segera ditangani agar
tidak terjadi tindakan korupsi di masa depan.Kedua, terdapat prinsip metafisika yang membahas
mengenai hakikat substansi dan entitas.

Berita 2 : Rugikan Negara Rp 236 M, Ini Dugaan Korupsi Eks Direktur Pos Indonesia

Dalam berita tersebut, terdapat banyak aspek yang bisa dianalisis dari sudut pandang
filosofis. Salah satu hal yang muncul pertama kali adalah nilai keadilan. Keadilan dalam hal ini
berkaitan dengan penggunaan uang negara yang seharusnya digunakan untuk kepentingan
masyarakat dan pembangunan, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Oleh
karena itu, tindakan korupsi yang dilakukan oleh Siti Choiriana dapat dilihat sebagai suatu
pelanggaran terhadap nilai keadilan.Selain itu, terdapat juga unsur etika yang dapat dianalisis
dari berita tersebut. Etika berkaitan dengan prinsip-prinsip moral dan perilaku yang benar atau
salah.

Dalam hal ini, tindakan korupsi yang dilakukan oleh Siti Choiriana dapat dilihat sebagai
tindakan yang buruk secara moral dan tidak etis. Selain itu, jika kita melihat dari sudut pandang
deontologi, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan yang bertentangan
dengan kewajiban moral yang seharusnya dilakukan oleh seseorang dalam posisi
kepemimpinan.Di sisi lain, terdapat juga unsur epistemologi yang dapat dianalisis dari berita
tersebut. Epistemologi berkaitan dengan pemahaman manusia tentang pengetahuan dan
bagaimana ia memperolehnya. Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa kasus korupsi seperti ini
menunjukkan adanya masalah dalam sistem pengawasan dan tata kelola perusahaan atau
institusi.

Hal ini menunjukkan bahwa model pengetahuan yang berlaku saat ini masih belum
mampu mengatasi masalah korupsi yang terjadi di dalam sebuah organisasi.Kesimpulannya, kita
dapat melihat bahwa isu korupsi yang terjadi pada Siti Choiriana merupakan masalah yang
kompleks dan melibatkan banyak aspek, baik moral, sosial, maupun politik. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan upaya yang serius dari semua pihak, baik pemerintah, institusi terkait,
maupun masyarakat. Sebagai individu, kita juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya
integritas dan etika dalam setiap tindakan yang kita lakukan, apapun posisi atau jabatan yang kita
emban.

Kaitannya
` Kedua berita tentang kasus korupsi yang terjadi di Indonesia memiliki kaitan dengan
penerapan prinsip berfikir filosofis. Dalam kedua kasus tersebut, beberapa prinsip filosofis dapat
diterapkan untuk menganalisis isu korupsi yang terjadi.Pertama, prinsip keadilan menjadi sangat
relevan dalam kedua kasus tersebut. Keadilan menuntut perlakuan yang sama dan adil bagi
semua orang, tanpa pandang bulu atas asal-usul, status sosial, atau kedudukan mereka. Namun,
tindakan korupsi oleh oknum pejabat publik dalam memperkaya diri sendiri menunjukkan
ketidakpatuhan moral dan pelanggaran terhadap prinsip keadilan. Hal ini menyoroti pentingnya
tegaknya keadilan dalam semua tindakan manusia, tanpa memandang kedudukan sosial atau
jabatan yang dimiliki.

Selain itu, prinsip etika juga relevan dalam analisis kasus korupsi ini. Etika berkaitan
dengan nilai-nilai moral dan perilaku yang benar atau salah. Tindakan korupsi yang dilakukan
oleh para terdakwa menunjukkan pelanggaran terhadap nilai-nilai moral dan tidak etis. Para
pejabat seharusnya bertanggung jawab dalam menjalankan tugas mereka dengan integritas,
namun tindakan korupsi tersebut menunjukkan ketidakpatuhan terhadap kewajiban moral yang
seharusnya mereka emban.Selain itu, ada juga unsur epistemologi yang dapat dianalisis dari
kedua berita tersebut. Epistemologi berkaitan dengan pemahaman manusia tentang pengetahuan
dan bagaimana ia memperolehnya.

Kasus korupsi yang terjadi di organisasi seperti Pos Indonesia menunjukkan adanya
masalah dalam sistem pengawasan dan tata kelola perusahaan atau institusi. Hal ini
menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pengetahuan tentang praktik korupsi dalam
organisasi tersebut tidak terdeteksi atau tidak ditangani secara efektif. Melalui penerapan prinsip
berfikir filosofis, kita dapat lebih memahami kompleksitas dan implikasi kasus korupsi ini.
Prinsip-prinsip filosofis tersebut dapat memberikan kerangka berpikir yang lebih mendalam
dalam mengkritisi tindakan korupsi, mendorong tegaknya keadilan, dan mendorong perbaikan
sistem pengawasan dan tata kelola perusahaan atau institusi.

Anda mungkin juga menyukai