Anda di halaman 1dari 9

UAS KRIMINOLOGI

Jawaban

I. Soal Kasus (bobot 30 %)

1. Apakah faktor penyebab timbulnya seseorang melakukan kejahatan atau tindak pidana
korupsi terutama korupsi dalam sitausi tertentu seperti bencana , jelaskan?

Jawab : Penyebab korupsi dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang
faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar.

 Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti
keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup.
 Faktor eksternal bisa ditinjau dari aspek ekonomi seperti pendapatan atau gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis,
meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud
perundangundangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu
lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.

1. Aspek ekonomi

Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi adalah pendapatan yang
tidak mencukupi. Mungkin dimasa pandemi seperti ini, pemerintah melakukan
kebijakan untuk mengurangi beberapa persen gaji pejabat untuk membuat suatu
keseimbangan karena diperlukan pengeluaran yang besar dalam menghadapi
pandemi seperti ini. Orang-orang nakal yang tak bermoral merasa kurang dan
tidak tercukupi gaya hidupnya. Oleh sebab itu koruptor rela menghabisi uang
rakyat(dana bansos) demi mencukupi kebutuhan gaya hidupnya

2. Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti kepentingan politis,
meraih dan mempertahakan kekuasaan.

3. Aspek organisasi

Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di antaranya adalah:

- Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan


- Tidak adanya kultur organisasi yang benar
- Kurang meadainya sistem akuntabilitas yang benar
- Kelemahan sistem pengendalian manajemen
- Lemahnya pengawasan.

Pemberatan bagi pelaku korupsi yang dilakukan dalam keadaan bahaya sesuai undang-
undang yang berlaku, saat bencana alam nasional dan sebagai pengulangan tindak pidana
korupsi. Kemudian, korupsi yang dilakukan saat negara dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter.

2. Bagaimanakah hubungan kejahatan korupsi dengan norma-norma lain dalam kasus


tersebut diatas?

Jawab :

Hubungan Kejahatan dengan Norma-norma yang Lain


Secara teknik Yuridis, istilah kejahatan hanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan-
perbuatan yang oleh-oleh undang-undang dinyatakan sebagai tindak pidana, akan tetapi bagi
kriminologi harus ada kebebasan untuk memperluas studinya di luar batasan pengertian yuridis,
bukan saja untuk dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menelusuri apa yang dipandang
sebagai kejahatan, namun juga munculnya pemikiran yang menghasilkan model konflik dalam
pembentukan undang-undang kritis sebagaimana disebutkan diatas. Disamping itu, hukum tidak
lain merupakan salah satu norma diantara sistem norma yang lain yang mengatur tingkah laku
manusia atau dalam bahasa psikoanalisa hanya sebagai suatu tabu diantara tabu-tabu yang lain,
yaitu norma agama, kebiasaan, dan moral.

a. Hubungan Kejahatan dengan Agama


Persoalannya adalah apakah kita dapat menemukan di dalam norma-norma agama
sebagai petunjuk untuk mencari apa yang dianggap sebagai kejahatan? Artinya
apakah kejahatan sama dengan perbuatan yang dilarang agama, sehingga apakah
kejahatan sama dengan dosa dan karenanya hukum pidana lantas hanyalah
merupakan daftar dari  perbuatan-perbuatan dosa?
Pada abad 19 muncul teori Maine bahwa agama merupakan sumber dari hukum
dan doktrin bahwa kejahatan merupakan polusi bagi masyarakat. Akan tetapi
ajaran tersebut oleh para penulis modern tidak diterima. Ada berbagai kenyataan
yang menunjukkan bahwa perbuatan atau gejala sosial yang dilarang oleh agama,
seperti homoseks, fornication,, inseminasi buatan, keluarga berencana, aborsi,
bunuh diri tidak dijadikan tindak pidana di beberapa Negara.
 Norma Hukum
Tindakan korupsi tentu bertentangan dengan norma ukum yang ada. Dimana
tindak pidana korupsi itu sendiri pun sudah diatur dalam UU Nomor 31 tahunn
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
 Norma kesopanan
Melakukan suatu tindak pidana korupsi merupakan hal yang tercela, ditambah
melakukan Tindakan korupsi tersebut ditengah masa-masa sulit seperti
ini(pandemi covid-19) dimana begitu banyak masyarakat yang membutuhkan
bantuan social tersebut terapi disuap oleh orang orang yang tidak bermoral dan
tidak punya sikap sopan.

3. Dari aspek kriminologi teori apa yang dapat dipergunakan untuk menganalisa kasus
tersebut diatas?
Jawab : Aspek yang dapat digunakan untuk menganalisa kasus kejahatan tindak korupsi yaitu :

 Korupsi dan Kejahatan terorganisir

Kejahatan terorganisir telah menjadi domain yang paling penting dalam kriminologi
untuk penelitian tentang korupsi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya inisiatif kebijakan
kriminal internasional pada akhir  tahun sembilan puluhan dalam memerangi kejahatan
terorganisir. Kejahatan terorganisir dianggap sebagai fenomena kejahatan  yang semakin
mengancam perekonomian negara,  tetapi tampaknya  sulit bagi penegak hukum untuk
menangkap jaringan ilegal di balik kejahatan terorganisir tersebut. Pencucian uang
(money laundering) dan korupsi dianggap sebagai mekanisme yang digunakan oleh
organisasi kejahatan untuk  memfasilitasi atau untuk melanjutkan kegiatan ilegal yang
menguntungkan mereka tanpa terdeteksi.Dalam kasus pencucian uang, terdapat 
simbiosis unik antara kejahatan terorganisir dengan pasar legal yang berhubungan dengan
antara lain sektor keuangan, sektor real estate danperdagangan seni. Dalam kasus korupsi,
dibedakan antara korupsi pada tingkat politik, pada tingkat penegakan atau pada tingkat
administrasi.

 Korupsi dan White Collar Crime


Korupsi dan White Collar Crime (WCC)  menjadi konsep kedua dari penelitian kriminologi
tentang korupsi. Sutherland, yang memperkenalkan konsep ini, dan mendefinisikan WCC sebagai
kejahatan yang dilakukan oleh seseorang terhormat atau berstatus sosial tinggi
dalam masa jabatannya. Definisinya ini mengacu pada penelitian empirisnya yang  menjelaskan
bahwa perilaku kriminal dilakukan oleh anggota dari kelas sosial-ekonomi yang tinggi selama
mereka menjabat, dan faktanya, yang bersangkutan maupun  atau perusahaan adalah penerima
manfaat dari perilaku kriminal tersebut. Berkaitan dengan fungsi hukum pidana dalam
mendefinisikan WCC, menurut Sutherland, realitasnya adalah bahwa hukum pidana secara umum
tidak mencakup semua bentuk WCC karena sebagian besar kegiatan berbahaya oleh penjahat
WCC tetap berada di luar pengadilan. Mengingat bahwa “upper class”  criminals often operate
undetected, that if detected they may not be prosecuted, and that if  prosecuted they may not be
convicted” the amount of criminally convicted persons are far  from the total population of white
collar criminals.

Menurut pendapat saya Dimana dalam kasus ini, Tindakan bapak Mensos Juliari
Batubara dikategorikan dalam Tindakan hedonistis, ia tidak bisa mengontrol perilaku hedon/gaya
hidup mewahnya sehingga tidak merasa cukup dan puas akan dirinya. Sehingga memilih cara
keji yaitu dengan melakukan Tindakan korupsi bantuan dana social yang seharusnya diberikan
terhadap rakyat-rakyat miskin yang membutuhkan
II. Soal Essay
III. Soal Essay

1. Mempelajari kriminologi adalah mempelahari tingkah laku manusia, maka salah atu
pendekatn yang dilakukan adalah pendekatan kausalitas atau pendekatan sebab akibat
yang tentunya berbeda dengan sebab akibat dalam hukum pidana. Jelaskan secara
singkat makna pendekatan kausalitas dalam kriminologi (bobot 20 %)
Jawab :

Dalam mempelajari Krimonologi memang di awali dengan mengetahui tentang


tingkah laku manusia, Secara harfiah, kriminologi berasal dari kata “crimen” berarti kejahatan
atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Maka adanya PENDEKATAN
SEBAB AKIBAT(The Casual Appoarch), pendekatan yang melihat bahwa fakta-fakta yang
terdapat dalam masyarakat dapat ditafsirkan untuk mengetahui sebab musabab kejahatan, baik
dalam kasus-kasus yang bersifat individual maupun yang bersifat umum. Hubungan sebab
akibat dalam kriminologi berbeda dengan sebab-akibat yang terdapat dalam hukum pidana.
Dalam hukum pidana, agar suatu perkara dapat dilakukan suatu penuntutan harus dapat
dibuktikan adanya hubungan sebab-akibat antara suatu perbuatan dengan akibat yang
dilarang.
jika hubungan sebab akibat dalam hukum pidana diketahui, kausalitas
kriminologi dapat mencari, mencari jawaban atas pertanyaan mengapa orang melakukan
kejahatan. Upaya untuk menemukan kejahatan menggunakan pendekatan sebab dan akibat
dikatakan sebagai etiologi kejahatan (etiologi kejahatan).

2. Kejahatan selalu tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, kejahatan bukan


merupakan variabel yg berdiri sendiri.Semakin maju masyarakat maka tipologi dan
karakteristik kejahatan akan muncul ke permukaan, .Jadi tidak ada masyarakat yang
sepi dari kejahatan sekecil apapun kejahatan itu. Sebukan dan jelaskan tipologi
kejahatan yang timbul dari kemiskinan dan tipe kejahatan yang muncul karena
keserakaan (bobot 20 %)
Jawab :
Tipologi adalah suatu sistem klasifikasi kejahatan atau penjahat ke dalam golongan
atau kelompok tertentu, lazimnya dibedekan menjadi tipilogi teoritis dan tipologi empiris.
Dalam soal yang di bahas diatas tipologi kejahatan yang timbul dari kemiskinan dan tipe
kejahatan yang muncul karena keserakaan. Menurut pendapat saya akibat terjadinya tipologi
kejahatan kemiskinan memang timbul dari beberapa golongan individu maupun kelompok
dengan alasan utama karena penurunan ekonomi atau latar belakang yang kurang bagus yang
ini menjadi terjadi nya tipologi kejahatan yang timbul dari kemiskinan. Tipologi kejahatan
diklasifikasi berdasarkan motif, kondisi perilaku, kaidah yang dilanggar frekuensi kejahtaan
dan sebagainya. Adapun yang diuraikan disini adalah tipologi kejahatan yang berguna untuk
pembahasan selanjutnya terutama dalam membahas tentang penaggulangan pelanggar hukum.
Misalnya menanggulangi pemabuk akan berbeda dengan menanggulangi perampok. Kejadian
seperti ini juga akibat muncul nya rasa keserakaan pada manusia. Tipe kejahatan yang muncul
karena keserakaan itu timbul nya karena manusia yang sifat nya merasa kekurangan dengan
itu tindak lanjut kan dengan kejahatan, yang selalu mengambil hak orang lain dan malah
tujuan nya untuk keuntungan diri sendiri.

3. Upaya mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan, sejarah peradapan manusia


mencatat adanya beberapa bentuk pendekatan yang menjadi landasan bagi lahirnya
teori-teori dalam kriminolog, salah satunya pendekatan Spiritualisme. Jelaskan secara
singkat bagaimana pendekatan Spiritualisme dalam menjelaskan permasalahan
kejahatan (bobot 20 %)
Jawab :

Dalam kehidupan sosial masyarakat, manusia akan terus berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya. Inilah yang disebut dengan masyarakat. Dalam masyarakat, kejahatan
merupakan permasalahan yang cukup kompleks untuk diselesaikan. Karena banyaknya hal-
hal terkait dengan kejahatan yang perlu ditelusuri. Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kejahatan. BONGER memberikan definisi kriminologi sebagai
ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.' Salah satu
aliran yang terdapat dalam ilmu kriminologi adalah spiritualisme, yang berhubungan dengan
Tuhan dan setan.
Di dalam kriminilogi seperti yang diketahui adanya suatu pendekatan yang dimana
berupaya untuk mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan. Dalam penjelasan tentang
kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan mendasar dengan metode penjelasan kriminologi
yang ada saat ini. Penjelasan spiritualisme memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara
kebaikan yang datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan.
Dihubungkan dengan kejahatan, maka kejahatan adalah penunjukan kepada godaan setan
(dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan dari orang yang dipengaruhi setan). Pendekatan
spiritualisme yang dikemukakan oleh De Bacts dan F.A.K. Krauss menyatakan bahwa
kejahatan muncul sebagai akibat dari jauhnya individu – individu dari agama. Pendekatan
spiritualisme merupakan pendekatan yang literaturnya dapat ditemukan berabad – abad lalu,
mulai dari bidang sosiologi, arkeologi serta sejarah. Karena pemikiran yang mendasari
pendekatan spiritualisme ini umumnya bersifat abstrak, penjelasan yang paling rasional
adalah sebuah konsep yang dinamakan Konsep Carok dimana apabila ada dua keluarga yang
terlibat dalam sebuah tindakan kejahatan maka akan diadukan perang tanding antara keluarga
yang dirugikan dan keluarga yang dianggap menjadi tersangka karena masyarakat
menganggap bahwa kebenaran akan selalu menang serta berlaku sebaliknya. Namun, karena
adanya tanggapan tersebut maka pihak yang menang akan selalu dianggap benar meskipun
fakta tidak berkata demikian.

Dalam penjelasan tentang kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan mendasar


dengan metode penjelasan kriminologi yang ada saat ini. Penjelasan spiritualisme
memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara kebaikan yang datang dari tuhan atau dewa
dan keburukan yang datang dari setan. Dihubungkan dengan kejahatan, maka kejahatan
adalah penunjukan kepada godaan setan (dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan dari
orang yang dipengaruhi setan).

4. Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-
normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial, mempunyai hubungan
yang erat degan hukum pidana

Jelaskan secara singkat perbedaan antara Hukum Pidana dan Kriminologi, dan
bagaimana hubungan keduanya ? (bobot 10 %)
Jawab :

 Kriminologi

Kriminologi (Criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-
normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi disebut sebagai
ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-norma sosial tertentu,
sehinga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat. Kriminologi berusaha untuk
memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai gejala sosial di bidang kejahatan yang
terjadi di dalam masyarakat, atau dengan perkataan lain mengapa samapai terdakwa
melakukan perbuatan jahatnya itu.
Kriminologi lebih mengutamakan tindakan preventif oleh karena itu selalu mencari
sebab-sebab timbulnya suatu kejahatan baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, hukum serta
factor alamiah seseorang, dengan demikian dapat memberikan break through yang tepat serta
hasil yang memuaskan. Kriminologi lebih banyak menyangkut masalah teori yang dapat
mempengaruhi badan pembentuk undang-undang untuk menciptakan suatu undang-undang
yang sesuai dengan rasa keadilan masyarakat serta mempengaruhi pula hakim di dalam
menjatuhkan vonis kepada tertuduh.
 Hukum Pidana

Hukum pidana memusatkan perhatiannya terhadap pembuktian suatu kejahatan


sedangkan kriminologi memusatkan perhatiannya pada factor-faktor penyebab terjadinya
kejahatan. Kriminologi ditujukan untuk mengungkapkan motif pelaku kejahatan sedangkan
hukum pidana ditujukan kepada hubungan antara tindakan dan akibatnya (hukum kausalitas).
Faktor motif dapat ditelusuri dengan bukti-bukti yang memperkuat adanya niat melakukan
kejahatan. Van Bemmelen menyebutkan bahwa kriminologi sebagai faktuele-
strafrechtwissenschaft sedangkan hukum pidana sebagai normative-strafrechtwissenschaft.
Dilihat dari pandagan dan pendapat tentang apa yang dimaksud kriminologi dengan hukum
pidana, tampak seakan tidak ada kaitannya.
Hukum pidana dan kriminologi secara tegas berhubungan langsung dengan pelaku
kejahatan, hukuman dan perlakuannya. Perbuatan jahat itu perlu diambil tindakan preventif
maupun represif dengan tujuan agar penjahat jera atau tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Hukum pidana dan kriminologi atas beberapa pertimbangan merupakan instrument dan sekaligus
alat kekuasaan Negara dalam menjalankan tugas dan wewenangnya memiliki korelasi positif.
Beberapa pertimbangan tersebut antara lain bahwa keduannya (hukuman pidana dan
kriminologi) berpijak pada premis yang sama:
1. Negara merupakan sumber kekuasaan dan seluruh alat perlengkapan Negara
merupakan pelaksanaan dari kekuasaan Negara.
2. Hukuman pidana dan kriminologi memiliki persamaan presepsi bahwa
masyarakat luas adalah bagian dari obyek pengaturan oleh kekuasaan negara
bukan subyek (hukum) yang memiliki kedudukan yang sama dengan Negara.
3. Hukum pidana dan kriminologi masih menempatkan peranan Negara lebih
dominan dari pada peranan individu dalam menciptakan ketertiban dan keamanan
sekaligus sebagai perusak ketertiban dan keamanan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai