Jawaban
1. Apakah faktor penyebab timbulnya seseorang melakukan kejahatan atau tindak pidana
korupsi terutama korupsi dalam sitausi tertentu seperti bencana , jelaskan?
Jawab : Penyebab korupsi dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datang dari diri pribadi sedang
faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya korupsi karena sebab-sebab dari luar.
Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya lemahnya keimanan, kejujuran, rasa
malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola hidup konsumtif dan aspek sosial seperti
keluarga yang dapat mendorong seseorang untuk berperilaku korup.
Faktor eksternal bisa ditinjau dari aspek ekonomi seperti pendapatan atau gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis,
meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek managemen & organisasi yaitu ketiadaan
akuntabilitas dan transparansi, aspek hukum, terlihat dalam buruknya wujud
perundangundangan dan lemahnya penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu
lingkungan atau masyarakat yang kurang mendukung perilaku anti korupsi.
1. Aspek ekonomi
Aspek ekonomi yang menjadi faktor penyebab korupsi adalah pendapatan yang
tidak mencukupi. Mungkin dimasa pandemi seperti ini, pemerintah melakukan
kebijakan untuk mengurangi beberapa persen gaji pejabat untuk membuat suatu
keseimbangan karena diperlukan pengeluaran yang besar dalam menghadapi
pandemi seperti ini. Orang-orang nakal yang tak bermoral merasa kurang dan
tidak tercukupi gaya hidupnya. Oleh sebab itu koruptor rela menghabisi uang
rakyat(dana bansos) demi mencukupi kebutuhan gaya hidupnya
2. Aspek politis
Aspek politis yang menjadi faktor penyebab korupsi seperti kepentingan politis,
meraih dan mempertahakan kekuasaan.
3. Aspek organisasi
Pemberatan bagi pelaku korupsi yang dilakukan dalam keadaan bahaya sesuai undang-
undang yang berlaku, saat bencana alam nasional dan sebagai pengulangan tindak pidana
korupsi. Kemudian, korupsi yang dilakukan saat negara dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter.
Jawab :
3. Dari aspek kriminologi teori apa yang dapat dipergunakan untuk menganalisa kasus
tersebut diatas?
Jawab : Aspek yang dapat digunakan untuk menganalisa kasus kejahatan tindak korupsi yaitu :
Kejahatan terorganisir telah menjadi domain yang paling penting dalam kriminologi
untuk penelitian tentang korupsi. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya inisiatif kebijakan
kriminal internasional pada akhir tahun sembilan puluhan dalam memerangi kejahatan
terorganisir. Kejahatan terorganisir dianggap sebagai fenomena kejahatan yang semakin
mengancam perekonomian negara, tetapi tampaknya sulit bagi penegak hukum untuk
menangkap jaringan ilegal di balik kejahatan terorganisir tersebut. Pencucian uang
(money laundering) dan korupsi dianggap sebagai mekanisme yang digunakan oleh
organisasi kejahatan untuk memfasilitasi atau untuk melanjutkan kegiatan ilegal yang
menguntungkan mereka tanpa terdeteksi.Dalam kasus pencucian uang, terdapat
simbiosis unik antara kejahatan terorganisir dengan pasar legal yang berhubungan dengan
antara lain sektor keuangan, sektor real estate danperdagangan seni. Dalam kasus korupsi,
dibedakan antara korupsi pada tingkat politik, pada tingkat penegakan atau pada tingkat
administrasi.
Menurut pendapat saya Dimana dalam kasus ini, Tindakan bapak Mensos Juliari
Batubara dikategorikan dalam Tindakan hedonistis, ia tidak bisa mengontrol perilaku hedon/gaya
hidup mewahnya sehingga tidak merasa cukup dan puas akan dirinya. Sehingga memilih cara
keji yaitu dengan melakukan Tindakan korupsi bantuan dana social yang seharusnya diberikan
terhadap rakyat-rakyat miskin yang membutuhkan
II. Soal Essay
III. Soal Essay
1. Mempelajari kriminologi adalah mempelahari tingkah laku manusia, maka salah atu
pendekatn yang dilakukan adalah pendekatan kausalitas atau pendekatan sebab akibat
yang tentunya berbeda dengan sebab akibat dalam hukum pidana. Jelaskan secara
singkat makna pendekatan kausalitas dalam kriminologi (bobot 20 %)
Jawab :
Dalam kehidupan sosial masyarakat, manusia akan terus berinteraksi dengan orang-
orang disekitarnya. Inilah yang disebut dengan masyarakat. Dalam masyarakat, kejahatan
merupakan permasalahan yang cukup kompleks untuk diselesaikan. Karena banyaknya hal-
hal terkait dengan kejahatan yang perlu ditelusuri. Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kejahatan. BONGER memberikan definisi kriminologi sebagai
ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.' Salah satu
aliran yang terdapat dalam ilmu kriminologi adalah spiritualisme, yang berhubungan dengan
Tuhan dan setan.
Di dalam kriminilogi seperti yang diketahui adanya suatu pendekatan yang dimana
berupaya untuk mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan. Dalam penjelasan tentang
kejahatan, spiritualisme memiliki perbedaan mendasar dengan metode penjelasan kriminologi
yang ada saat ini. Penjelasan spiritualisme memfokuskan perhatiannya pada perbedaan antara
kebaikan yang datang dari tuhan atau dewa dan keburukan yang datang dari setan.
Dihubungkan dengan kejahatan, maka kejahatan adalah penunjukan kepada godaan setan
(dikenal dari sejarah penuntutan-penuntutan dari orang yang dipengaruhi setan). Pendekatan
spiritualisme yang dikemukakan oleh De Bacts dan F.A.K. Krauss menyatakan bahwa
kejahatan muncul sebagai akibat dari jauhnya individu – individu dari agama. Pendekatan
spiritualisme merupakan pendekatan yang literaturnya dapat ditemukan berabad – abad lalu,
mulai dari bidang sosiologi, arkeologi serta sejarah. Karena pemikiran yang mendasari
pendekatan spiritualisme ini umumnya bersifat abstrak, penjelasan yang paling rasional
adalah sebuah konsep yang dinamakan Konsep Carok dimana apabila ada dua keluarga yang
terlibat dalam sebuah tindakan kejahatan maka akan diadukan perang tanding antara keluarga
yang dirugikan dan keluarga yang dianggap menjadi tersangka karena masyarakat
menganggap bahwa kebenaran akan selalu menang serta berlaku sebaliknya. Namun, karena
adanya tanggapan tersebut maka pihak yang menang akan selalu dianggap benar meskipun
fakta tidak berkata demikian.
4. Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-
normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial, mempunyai hubungan
yang erat degan hukum pidana
Jelaskan secara singkat perbedaan antara Hukum Pidana dan Kriminologi, dan
bagaimana hubungan keduanya ? (bobot 10 %)
Jawab :
Kriminologi
Kriminologi (Criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-
normative discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi disebut sebagai
ilmu yang mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-norma sosial tertentu,
sehinga kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat. Kriminologi berusaha untuk
memperoleh pengetahuan dan pengertian mengenai gejala sosial di bidang kejahatan yang
terjadi di dalam masyarakat, atau dengan perkataan lain mengapa samapai terdakwa
melakukan perbuatan jahatnya itu.
Kriminologi lebih mengutamakan tindakan preventif oleh karena itu selalu mencari
sebab-sebab timbulnya suatu kejahatan baik dibidang ekonomi, sosial, budaya, hukum serta
factor alamiah seseorang, dengan demikian dapat memberikan break through yang tepat serta
hasil yang memuaskan. Kriminologi lebih banyak menyangkut masalah teori yang dapat
mempengaruhi badan pembentuk undang-undang untuk menciptakan suatu undang-undang
yang sesuai dengan rasa keadilan masyarakat serta mempengaruhi pula hakim di dalam
menjatuhkan vonis kepada tertuduh.
Hukum Pidana