Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Ulfa Hasanah

Nip : 19970717 202203 2 013


Angkatan :I
Golongan : II
TUGAS MANDIRI II

1. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER NEGARA RI


Isu-isu kontemporer adalah suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi
tranding topic pada saat ini sehingga solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang
yaitu masa modern.
Korupsi
Korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sebuah maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan
kebenaran-kebenaran lainnya. Dalam konteks kriminologi atau ilmu tentang kejahatan,
ada 9 tipe korupsi yaitu :
o Political bribery : termasuk kekuasaan dibidang legislative sebagai pembentuk
undang-undang.
o Political kickbacks : kegitan yang berkaitan dengan system kontrak pekerjaan
borongan antara pejabat pelaksana dan pengusaha yang memberi peluang.
o Election fraud : korupsi yang berkaitan langsung dengan kecurangan pemilihan
umum
o Corrupt campaign practice : praktek kompanye dengan menggunakan fasilitas
Negara.
o Discretionary corruption : korupsi yang dilakukan karena ada kebebasan dalam
menentukan kebijakan.
o Illegal corruption : korupsi yang dilakukan dengan mengacaukan bahasa hokum
atau interpretasi hokum.
o Ideological corruption : dilakukan untuk tujuan kelompok.
o Mercenary corruption : menyalahgunakan kekuasaan semata-mata untuk
kepentingan pribadi.
Faktor yang mendorong manusia melakukan korupsi yaitu :
1. Faktor individu : sifat tamak, moral yang lemah menghadapi godaan, gaya hidup
konsumtif.
2. Faktor lingkungan : aspek pandangan masyarakat terhadap korupsi, aspek ekonomi,
aspek politis dan aspek organisasi.
Perilaku korupsi pada konteks birokrasi dapat disimpulkan dan digeneralisasi, bahwa tingginya
kasus korupsi dapat dilihat berdasarkan beberapa persoalan, yaitu:
o keteladanan pemimpin dan elite bangsa,
o kesejahteraan Pegawai,
o komitmen dan konsistensi penegakan hukum,
o integritas dan profesionalisme,
o Mekanisme pengawasan yang internal dan independen,
o kondisi lingkungan kerja, kewenangan tugas jabatan, dan
o upaya-upaya pelemahan lembaga antikorupsi.

Narkoba
Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya,
sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kedua
istilah tersebut juga biasa disebut narkotika an-sich, dimana dengan penyebutan atau penggunaan
istilah ”narkotika” sudah dianggap mewakili penggunaan istilah narkoba atau napza.
Narkotika mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan.
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke
dalam tiga golongan yaitu (RI, 2009):
o Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan sangat
berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, petidin,
candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain,
daun koka;
o Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; serta
o Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Psikotropika dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009):
o Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi
serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD;
o Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau ritalin;
o Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
o Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan serta
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam,
fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika
meliputi:
o Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat;
o Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin, yang sering disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku dll;
o Tembakau, dan lain-lain

Terorisme dan Radikalisme


Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik,
dalam skala lebih kecil dari pada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis
pada abad 18. Kata Terorisme yang artinya dalam keadaan teror (under the terror), berasal dari
bahasa latin ”terrere” yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut. Istilah terorisme
pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa teritorial atau kultural
melawan ideologi atau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap publik.
Adapun istilah radikalisme diartikan sebagai tantangan politik yang bersifat mendasar
atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan (Adam Kuper, 2000). Dalam Buku
Deradicalizing Islamist Extremist, Angel Rabasa menyimpulkan bahwa definisi radikal adalah
proses mengadopsi sebuah sistem kepercayaan ekstrim, termasuk kesediaan untuk menggunakan,
mendukung, atau memfasilitasi kekerasan, sebagai metode untuk menuju kepada perubahan
sosial.

Money Laundring
Dalam Bahasa Indonesia terminologi money laundering ini sering juga dimaknai dengan
istilah “pemutihan uang” atau “pencucian uang”. Kata launder dalam Bahasa Inggris berarti
“mencuci”. Oleh karena itu sehari-hari dikenal kata “laundry” yang berarti cucian. Dengan
demikian uang ataupun harta kekayaan yang diputihkan atau dicuci tersebut adalah uang/harta
kekayaan yang berasal dari hasil kejahatan, sehingga diharapkan setelah pemutihan atau
pencucian tersebut, uang/harta kekayaan tadi tidak terdeteksi lagi sebagai uang hasil kejahatan
melainkan telah menjadi uang/harta kekayaan yang halal seperti uang-uang bersih ataupun aset-
aset berupa harta kekayaan bersih lainnya. Untuk itu yang utama dilakukan dalam kegiatan
money laundering adalah upaya menyamarkan, menyembunyikan, menghilangkan atau
menghapuskan jejak dan asal-usul uang dan/atau harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak
pidana tersebut.

Proxy War

Tentunya di era globalisasi saat ini, dimana hanya negara-negara adikuasa yang mampu
menjadi peran utamanya dengan memanfaatkan negara-negara kecil sebagai objek permainan
dunia (proxy war) dengan mengeksploitasi sumber daya alamnya bahkan sampai dengan
Ideologinya dengan menanamkan faham-faham radikalisme, liberalisme, globalisme dll.
Sehingga dapat memicu terjadi gerakan separatis yang dapat memecah belah suatu bangsa demi
tujuan dan kepentingan negara-negara adikuasa.

Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)


Beberapa tipe kejahatan yang Calhoun, Light, dan Keller (1995) menjelaskan adanya
empat tipe kejahatan yang terjadi di masyarakat, yaitu:

1. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)


Kejahatan ini merujuk pada tindakan melawan hukum yang dilakukan oleh kelompok
orang dengan status sosial yang tinggi, termasuk orang yang terpandang atau memiliki posisi
tinggi dalam hal pekerjaannya. Contohnya penghindaran pajak, penggelapan uang
perusahaan, manipulasi data keuangan sebuah perusahaan (korupsi), dan lain sebagainya.
2. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
Tipe kejahatan ini tidak menimbulkan penderitaan secara langsung kepada korban
sebagai akibat tindak pidana yang dilakukan. Namun demikian tipe kejahatan ini tetap
tergolong tindak kejahatan yang bersifat melawan hukum. perjudian, mabuk-mabukan, dan
hubungan seks yang tidak sah tetapi dilakukan secara sukarela.
3. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
Kejahatan ini dilakukan secara terorganisir dan berkesinambungan dengan dukungan
sumber daya dan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
(biasanya lebih ke materiil) dengan jalan menghindari hukum. Contohnya penyedia jasa
pelacuran, penadah barang curian, perdagangan anak dan perempuan untuk komoditas
seksual atau pekerjaan ilegal, dan lain sebagainya.
4. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Kejahatan ini dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan
keuntungan dan menekan kerugian. Tipe kejahatan korporasi ini terbagi lagi menjadi empat,
yaitu kejahatan terhadap konsumen, kejahatan terhadap publik, kejahatan terhadap pemilik
perusahaan, dan kejahatan terhadap karyawan.

2.BAGAIMANA SEBAGAI ASN MENGHADAPI ISU DAN PRUBAHAN TERSEBUT


Untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan
memberikan pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga
dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.

3.BAGAIMANA TEKNIK MENAPIS ISU DENGAN USG


Alat bantu tapisan misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG atau
tidak sangat USG.
o Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
o Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan.
o Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
segera.

Anda mungkin juga menyukai