Anda di halaman 1dari 1

Gejala Leukemia Sel B

Pada dasarnya, ada empat jenis leukemia, yaitu leukemia limfositik akut
(ALL), leukemia mielositik akut (AML), Leukemia limfositik kronis (CLL), dan
leukemia mielositik kronis (CML). Sel-sel dari leukemia kronis cenderung lebih
menantang dari pada sel-sel leukemia akut ( harapan hidup lebih panjang
dibandingkan leukemia akut). Leukemia mielositik melibatkan granulosit,
sedangkan leukemia limfositik melibatkan limfosit ( sel T atau sel B).

Leukemia limfositik akut lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan


leukemia mielositik akut dapat menghinggapi semua usia. Penyebab leukemia
akut belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan faktor pendorongnya
adalah kombinasi virus genetik, faktor imunologik, tidak tahan terhadap radiasi
dan beberapa zat kimia.

Gejala yang dapat timbul pada leukemia akut yaitu pendarahan yang
abnormal seperti mimisan, pendarahan gusi, mudah mengalami memar, adanya
bintik merah dan coklat tua, anemia, berat badan menurun, badan terasa tidak
enak, lemah, lelah, kehilangan energi, denyut jantung cepat, sakit pada tulang atau
lambung, pucat dan rentan terhadap infeksi.

Biasanya, leukemia kronis terjadi pada orang dewasa dengan usia antara
45-60 tahun. Pada leukemia limfositik kronis (CLL) ditandai dengan tidak
terkontrolnya penyebaran limfosit yang kecil dan abnormal dalam jaringan
limfoid, darah dan sumsum tulang. Pada CLL terjadi akumulasi sel B abnormal
yang tampak matang, tetapi ada bentuk langka CLL yang melibatkan sel-sel T
yang disebut leukemia sel T.

Gejala leukemia limsofitik kronis adalah anemia, selalu merasa lelah,


badan terasa tidak enak, demam, pembesaran kelenjer getah bening, dan secara
khusus sangat rentan terhadap infeksi. Pada stadium lanjut terjadi kehilangan berat
badan, tulang menjadi sakit, hati dan limpa membengkak, sesak napas, jantung
berdebar-debar, pendarahan dan terjadi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai