Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ulfa Hasanah

NIM : 1911C2017

Tugas : Evaluasi Hasil Lab

Analisa Kasus 5 !

Seorang anak perempuan berusia 9 tahun, BB 22 Kg, TD 140/96 mmHg. Keluhan


datang ke rumah sakit : mual, muntah, lemas, susah buang air kecil, terdepat
pembengkakan di kaki.

Hasil pemeriksaan lab :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket.


Lab
Kreatinin darah 13,6 Mg/dl 0,60 – 1,20 Tinggi
Ureum darah 274 Mg/dl <50 Tinggi
Natrium 132 mEq/L 135 – 147 Rendah
Kalium 6,47 mEq/L 3,30 – 5,40 Tinggi
Cl 81,6 mEq/L 94,0 – 111,0 Rendah
Hemoglobin 5,9 d/dl 12,5 – 16,1 Rendah
Hematokrit 10,1 % 36,0 – 47,0 Rendah
Eritrosit 2,48 10-6/ul 4,00 – 5,20 Rendah
LED 144 Mm 0 – 20 Tinggi
-3
Trombosit 405 10 /ul 150 – 400 Tinggi
2
Lfg 5,01 Ml/menit/1,73m >90 Rendah

1. Kreatinin Darah : dalam kasus ini kadar kreatinin dalam darah pasien tinggi.
Kreatinin adalah produk limbah kimia hasil metabolisme otot yang digunakan
selama kontraksi. Tingginya kadar kreatinin seringkali dipicu oleh adanya
masalah pada ginjal. Seperti pada penyakit ginjal kronis akan membuat ginjal
kesulitan untuk menyaring kreatinin, sehingga kreatinin menumpuk di dalam
darah.
2. Ureum Darah : kadar ureum pasien mengalami peningkatan dari nilai normal.
Ureum merupakan zat sisa dari metabolisme protein dan seharusnya dibuang
melalui ginjal. Jika kadar ureum tinggi menandakan ginjal tidak berfungsi
dengan baik. Idealnya, Ginjal berfungsi menyaring dan membuang ureum dari
darah melalui urine.
3. Natrium : Natrium adalah elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan membantu mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Dalam
kasus ini kadar natrium pasien rendah atau disebut dengan hiponatremia.
Beberapa penyebab hiponatremia antara lain : perubahan hormon, diare atau
muntah parah, penggunaan obat-obat tertentu yang dapat memepengaruhi
hormone dan ginjal dalam menjaga kadar natrium, kondisi kesehatan tertentu
sperti gagal jantung, penyakit ginjal dan sirosis hati.
4. Kalium : dalam kasus ini kadar kalium pasien tinggi atau disebut dengan
hiperkalemia yang merupakan kondisi ketika jumlah kalium dalam darah sangat
tinggi. Peningkatan jumlah kalium dalam darah disebabkan oleh berbagai hal,
seperti gagal ginjal. Gagal ginjal merupakan salah satu penyebab paling umum
hiperkalemia. Ketika fungsi ginjal terganggu, ginjal tidak mampu membuang
kelebihan kalium dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan jumlah kalium dalam
tubuh meningkat. Penyebab hiperkalemia lainyya seperti diabetes, kerusakan
jaringan tubuh dan karena mengonsumsi obat-obatan tertentu.
5. Klorida : klorida adalah elektrolit yang berfungsi untuk mejaga keseimbangan
PH dalam darah dan menyebarkan impuls saraf. Dalam kasus ini pasien
mengalami kekurangan klorida atau disebut dengan hipokloremia. Hipokloremia
biasanya disebabkan oleh diare atau muntah berkepanjangan, penyakit paru-paru
kronis seperti emfisema, gagal jantung,dan gangguan PH darah.
6. Hemoglobin : dalam kasus ini kadar haemoglobin pasien rendah atau biasa
disebut dengan anemia. Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar
haemoglobin dan sel darah merah kurang dari normal. Akibatnya transportasi
oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Anemia juga berkaitan erat dengan penyakit
ginjal kronik, yang merupakan suatu kondisi terjadinya penurunan fungsi ginjal
secara bertahap. Ginjal manusia bertugas untuk menghasilkan hormon
eritropietin (EPO) yang berfungsi merangsang sumsum tulang untuk membentuk
sel darah merah. Jika fungsi ginjal terganggu, maka ginjal tidak dapat
memproduksi cukup EPO, dan sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel
darah merah secara optimal. Anemia dapat muncul pada stadium awal gagal
ginjal dan akan semakin memburuk seiring dengan perkembangan penyakitnya.
Penyakit ginjal kronik stadium akhir akan membutuhkan terapi berupa cuci darah
atau hemodialisa.
7. Hematokrit : tes hematokrit merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengukur jumlah sel darah merah di dalam darah. Pada kasus ini nilai hematokrit
pasien rendah. Sama halya dengan haemoglobin, hematokrit yang rendah
seringkali merupakan pertanda anemia. Beberapa penyebab kondisi ini yaitu :
kehilangan darah, kekurangan nutrisi, gangguan atau kerusakan sumsum tulang,
penyakit ginjal, penurunan kadar haemoglobin, thalasemia dll.
8. Eritrosit : pada kasus ini nilai eritrosit pasien rendah. Eritrosit rendah adalah
kondisi dimana sel darah merah di dalam tubuh berkurang hingga di bawah
kisaran normal. Kadar eritrosit yang rendah dapat di sebabkan oleh beberapa
factor seperti perdarahan, kekurangan asuapan nutrisi ( zat besi, asam folat,
vitamin B6 dan B12), menderita penyakit tertentu (anemia, penyakit tiroid,
gangguan sumsum tulang, kerusakan ginjal, anker darah, keracunan timbal dll)
dan dapat disebabkan karena efek samping obat-obatan.
9. LED : laju endap darah pasien pada kasus ini tergolong tinggi. LED adalah tes
yang bertujuan mengukur seberapa cepat eritrosit menggumpal. Semakin tinggi
nilai LED artinya tubuh sedang bermasalah karena mengalami peradangan.
Beberapa kondisi lain yang dapat mempengaruhi nilai LED seerti pada penderita
anemia, penyakit tiroid, penyakit ginjal, kehamilan, kanker, infeksi dan konsumsi
obat-obatan tertentu.
10. Trombosit : jumlah trombosit pasien pada kasus ini tinggi atau disebut dengan
trombositosis. Kenaikan trombosit dapat disebabkan gangguan yang terjadi pada
sumsum tulang, sehingga trombosit di produkse secara berlebihan atau adanya
penyakit lain yang menyebabkan tubuh bereaksi dengan menghasilkan trombosit
lebih banyak seperti pada penderita infeksi, penyakit kanker, peradangan usus,
operasi pengangkatan limpa dll.
11. Lfg (Laju Filtrasi Glomerulus) : pada kasus ini lfg pasien rendah. Lfg adalah
ukuran berapa banyak darah melalui ginjal setiap menitnya. Jika Lfg terlalu
rendah, artinya ginjal tidak bekerja dengan baik dan tubuh menyimpan toksin.

Dari analisa kasus di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pasien tersebut
mengalami gangguan pada ginjal. Dan menurut pendapat saya bahwa pasien ini
mengalami gagal ginjal kronik, yang menyebabkan ginjal tidak dapat berfungsi
dengan baik sehingga sisa-sisa metabolisme dari ginjal tidak dapat di buang memlalui
urine. Hal ini juga dapat menyebabkan penumpukan cairan pada tubuh sehingga
terjadi edema atau pembengkakan di kaki.

Anda mungkin juga menyukai