Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU PERTAMA AGENDA I

Nama : Sintya Parera, A.Md


NIP : 199807062022032007
Unit Kerja : Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pasaman Barat
Kelompok : Angkatan 1 Golongan II, Kelompok 2
Tugas :

a. Membaca modul Wawasan Kebangsaan Agenda I


b. Membuat Narasi, tentang :
1. Penghormatan terhadap lambang-lambang Negara RI
2. Ketaatan kepada Peraturan UU
3. Kesadaran tehadap Kerukunan dan Persatuan Kesatuan Bangsa

Jawaban :

1. Penghormatan terhadap lambang-lambang Negara RI


Simbol - Simbol Negara Indonesia diantaranya adalah, lambang burung garuda, bendera
merah putih, bahasa Nasional, dan lagu kebangsaan Indonesia raya. Simbol inilah yang harusnya
dimengerti dan dihormati sehingga dapat memperkuat indentitas Negara dan sebagai tiang
nasionalisme. Adapun makna penghormatan lambang - lambang negara adalah :
 Membangkitkan rasa bangga terhadap lambang negara
 Menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air
 Adanya latar belakang historis dalam setiap lambang
a. Burung Garuda
Sebagai pedoman hidup bangsa dan dasar negara, Pancasila dilambangkan dengan Burung
Garuda. Makna Burung Garuda sebagai lambang Pancasila menyimpan berbagai nilai luhur.
Makna lambang Garuda Pancasila secara keseluruhan melambangkan persatuan dan juga
kesatuan bangsa Indonesia. Ini terlihat dari cakar burung garuda yang menggenggam
semboyan Indonesia, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya meski berbeda-beda, tapi
tetap satu. Burung Garuda merupakan raja dari segala burung yang juga dikenal sebagai
Burung Sakti Elang Rajawali. Burung Garuda melambang kekuatan dan gerak yang dinamis
yang terlihat dari sayapnya yang mengembang, siap terbang ke angkasa.
Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dipertegaskan oleh
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 1951.Garuda Pancasila adalah Lambang Negara Republik
Indonesia. Penulisan nama resmi lambang negara Indonesia tersebut terdapat dalam pasal 36 A
UUD 1945 yang berbunyi “Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan Semboyan
Bhinneka Tunggal Ika”.
Adapun makna dari setiap detail Garuda Pancasila ialah :
 Warna kuning emas pada tubuh garuda melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa
sejati.
 Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan. Arah ke kanan dianggap arah yang
baik sehingga kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Arah kepala Garuda yang
ke kanan itu menujukan, bahwa bangsa Indonesia selalu memihak pada kebenaran.
Karena itu, sebagai warga negara seharusnya kita bisa melaksanakan amanat dari
lambang negara tersebut dengan selalu memihak kepada kebenaran. Adapun beberapa
sikap ASN yang memihak kepada kebenaran yaitu :
- Berani mengaku salah saat melakukan kesalahan dan
mempertanggungjawabkannya
- Bersikap jujur dan amanah dalam menjalankan tugas dan fungsinya
 Sayap yang membentang adalah siap terbang ke angkasa. Hal ini melambangkan
dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara.
 Di tengah badan terdapat perisai yang bermakna benteng ketahanan. Masing-masing
simbol di dalam perisai melambangkan sila-sila dalam Pancasila. Perisai tersebut
berisi lambang kelima sila, dari lambang bintang, rantai, pohon beringin, kepala
banteng, dan simbol padi dan kapas. Dari simbol pada perisai tersebut, sikap yang
harus dilakukan seorang ASN yaitu sesuai dengan sila-sila yang ada pada Pancasila.

b. Bendera Merah Putih


Penghormatan kepada Bendera Merah Putih tertuang dalam Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 40 Tahun 1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia dan Undang-
Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan. Menurut pasal 20 PP No. 40 Tahun 1958, sikap yang benar saat upacara
penaikan atau penurunan Bendera Kebangsaan adalah dengan berdiri tegak, berdiam diri,
sambil menghadapkan muka kepada bendera sampai upacara selesai, kemudian diperkuat
dalam pasal 15 UU No. 24 Tahun 2009 yang berbunyi, "Pada waktu penaikan atau penurunan
Bendera Negara, semua orang yang hadir memberi hormat dengan berdiri tegak dan khidmat
sambil menghadapkan muka pada Bendera Negara sampai penaikan atau penurunan Bendera
Negara selesai."Bendera Merah Putih merupakan Simbol Negara Indonesia atau bisa dibilang
sebagai Identitas suatu Negara, maka dilarang untuk dirobek, diinjak, dirusak, terlebih hingga
melakukan perbuatan yang merendahkan kehormatan Bendera Negara.
Selain karena ada peraturan sendiri terkait hormat pada bendera merah putih, alasan
lain nya sebagai bentuk syukur, menghargai, menghormati para pahlawan yang telah gugur
demi memperjuangkan untuk bisa mengibarkan bendera merah putih yang selama proses
panjang dan banyak darah bercucuran dari pahlawan di masa lampau yang tidaklah mudah.

c. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa. Menggunakan bahasa Indonesia berarti
memiliki jiwa nasionalisme yang tingggi kepada NKRI melalui bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia harus dilakukan gerakan secara nasional karena dengan bahasa
Indonesia telah memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini selaras
dengan salah satu butir isi sumpah pemuda 1928 “…kami putra dan putri Indonesia,
berbahasa satu bahasa Indonesia”. Bahasa memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi
antarindividu, kelompok, dan organisasi sosial dalam berbagai konteks kehidupan.
Hal ini dapat dilihat pemanfaatan bahasa Indonesia di 34 provinsi yang ada di
Indonesia ternyata telah berdampak positif sebagai alat pemersatu antarwilayah dan antarsuku
yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia harus
cinta kepada bahasa Indonesia. Cinta terhadap bahasa Indonesia artinya harus mengenal,
memahami, mencintai, dan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa yang baik artinya sesuai dengan
kaidah EYD dan tata bahasa baku yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia melalui Badan
Bahasa RI (dulu disebut Pusat Bahasa).
Kemudian penggunaan bahasa yang baik, artinya kita harus menggunakan bahasa
Indonesia secara komunikatif sesuai dengan konteks sosial, agama, budaya, pendidikan, dan
lingkungan di mana pun kita berada. Seluruh rakyat Indonesia harus bangga memiliki bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia. Dengan bahasa Indonesia, berbagai suku, ras, dan golongan
menyatu dalam kebhinekaan tunggal ika. Segala perbedaan tidak dirasakan oleh seluruh
elemen masyarakat karena disatukan dengan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Dengan
bangga kita harus menggunakan dan memasyarakatkan Bahasa Indonesia, merujuk pada UU
no 24 tahun 2009 mengenai bendera, lagu kebangsaan, dan bahasa Indonesia.

d. Lagu Kebangsaan
Dalam Undang-undang nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur bagaimana sikap saat Indonesia Raya diperdengarkan.
Pasal 62 regulasi tersebut berbunyi , Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan
diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat. Namun,
sikap hormat yang dimaksud aturan ini berbeda dengan sikap hormat saat bendera merah
putih sedang dikibarkan. Dalam penjelasan pasal 62 Undang-undang nomor 24 tahun 2009
disebutkan sikap hormat saat Indonesia Raya diperdengarkan adalah berdiri tegak. Yang
dimaksud dengan ”berdiri tegak dengan sikap hormat” pada waktu lagu kebangsaan
diperdengarkan/dinyanyikan adalah berdiri tegak di tempat masing-masing dengan sikap
sempurna, meluruskan lengan ke bawah, mengepalkan telapak tangan, dan ibu jari
menghadap ke depan merapat pada paha disertai pandangan lurus ke depan

2. Ketaatan kepada Peraturan Undang-undangan


Ketaatan pada peraturan perundangan adalah kepatuhan seseorang dalam menaati peraturan
yang telah dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mempunyai kekuatan
mengikat agar dapat mengatur dan menertibkan setiap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus menaati segala peraturan yang telah
dihasilkan oleh lembaga-lembaga negara. Ketidakpatuhan warga negara terhadap aturan hukum
juga dapat menjadikan aturan hukum tidak efektif. Perundang-undangan adalah sebuah aturan
tertulis yang mengikat orang di dalamnya dan bersifat memaksa. Tujuan membuat undang undang
ini adalah untuk mengatur jalannya keamanan dan kenyamanan di daerah yang di terikat dengan
peraturan. Peraturan Perundang-undangan di Indonesia menurut UU No. 12/2011 memiliki jenjang
diantaranya :
1. UUD 1945, Dasar dari seluruh peraturan yang ada
2. Ketetapan MPR
3. Undang-Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
4. Peraturan Pemerintah (PP)
5. Peraturan Presiden (Perpres)
6. Peraturan Daerah (Perda),
7. Peraturan Desa
Peraturan ini terikat satu dengan yang lain dimana yang paling tinggi adalah UUD sedangkan yang
terendah adalah Peraturan desa. Berikut adalah penerapan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan :
1. Lingkungan Keluarga
Menjaga nama baik dan kehormatan keluarga merupakan salah satu contoh mematuhi peraturan di
dalam lingkungan keluarga. Bersikap sopan dan santun juga merupakan salah satu kepatuhan
terhadap peraturan yang ada.
 Bersikap sopan dan santun dalam lingkungan keluarga.
 Menjaga nama baik dan kehormatan keluarga.
 Menggunakan fasilitas keluarga dengan tertib.
 Menjauhi perilaku buruk yang merugikan diri dan keluarga.
2. Lingkungan Masyarakat
 Menghormati tata cara adat kebiasaan setempat.
 Menjaga nama baik masyarakat.
 Peduli terhadap aturan yang berlaku di dalam lingkungan setempat.
 Melaksanakan hasil musyawarah di lingkungan masing-masing.
3. Lingkungan Negara
 Taat dan tepat waktu membayar pajak.
 Mematuhi aturan ataupun rambu-rambu lalu lintas.
 Mengendarai kendaraan dengan surat izin mengemudi.
 Menyeberangi jalan di tempat penyeberangan yang sudah disediakan.
 Menjaga nama baik negara dan bangsa.
 Menjaga rahasia negara dengan baik.
 Melaksanakan perundang-undangan yang berlaku baik tertulis ataupun tidak tertulis.

3. Kesadaran tehadap Kerukunan dan Persatuan Kesatuan Bangsa


Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa mempengaruhi
kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu masa
kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya. Bermacam-macam hal yang dapat
berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai faktor dalam negeri seperti
dinamika kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna terhadap kesadaran berbangsa dan
bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di
berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap kesadaran itu.
Menjadi sebuah keharusan bagi warga negara untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila warga negaranya sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan
bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk
dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain. Kondisi
bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian masyarakat di negeri ini
telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.
Hal ini bisa kita lihat dari segelintir persoalan ini, saya ambil contoh di perkotaan, karena
bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks
ini, hal ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai
budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin
banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi
ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan
dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan
IPTEK yang terbatas.
Apabila kita membangun kesadaran berbangsa, bernegara, memahami hukum yang berlaku,
dan pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh
orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda yang
memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat. Dengan
membangun kesadaran berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu
dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat kebiasaan yang majemuk. Hal ini
mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita mengagung-agungkan bangsa kita
sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita merasa lebih unggul daripada
bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab
pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap seperti itu
juga bertentangan dengan sila KetuhananYang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memiliki
kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan dalam kerangka
kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan. Dengan wawasan
itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita pembangunan nasional.
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Anda mungkin juga menyukai