Anda di halaman 1dari 14

A.

Bentuk-bentuk Identitas Nasional


Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara

etimologis , identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan “ nasional”. Kata identitas

berasal dari bahasa Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati

diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau . sesuatu sehingga membedakan

dengan yang lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian

Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila

dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam

tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang

berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai Dasar Negara yang merupakan norma

peraturan yang harus dijnjung tinggi oleh semua warga Negara tanpa kecuali “rule of

law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga Negara, demokrasi serta hak

asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di Indonesia.

Adapun bentuk-bentuk Identitas Nasional Indonesia adalah:

1.      Dasar falsafah dan ideologi negara, yaitu Pancasila.

2.      Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

3.      Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.

4.      Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.

5.      Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

6.      Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.

7.      Hukum dasar negara (konstitusi), yaitu UUD 1945.

8.      Bentuk negara, yaitu NKRI dan bentuk pemerintahannya Republik.

9.      Konsepsi wawasan nusantara, yaitu sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai

diri dan lingkungannya yang serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan

mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa.

10.  Beragam kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
1.      Pancasila

Pancasila ialah ideologi dasar negara Indonesia yang asalnya dari ajaran budha

dalam kitab tripitaka 2 kata: "panca" yaitu "lima" dan "syila" yang memiliki arti "dasar".

Jadi, Pancasia memiliki maksa 5 aturan tingkah laku yang penting. Adanya kata

Pancasila sudah sejak lama dikenal yaitu sejak zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya

dimana terdapat sila-sila yang ada dalam Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat ataupun dikalangan kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum untuk

dirumuskan secara konkrit.Menurut kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular,

Pancasila memiliki arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” atau “berbatu sendi yang

lima”. Pancasila dipakai untuk menjadi dasar guna mengatur segala bentuk arah serta

gerak dari pemerintahan negara yang memiliki tujuan untuk mengatur setiap

penyelenggaraan yang ada dalam bernegara. Arti lambang pancasila penuh akan makna.

Fungsi pancasila salah satunya merupakan asas kerohanian tertib hukum di Indonesia

Dalam proses merumuskan Pancasila tersebut pada awalnya saat sidang BPUPKI

yang pertama dan dipimpin oleh dr. Radjiman Widyodiningrat. Pada kala itu, beliau

memberikan sebuah saran supaya ada seseorang yang dapat memberikan ide rumusan

terkait dasar negara Indonesia yang kemudian akan dibuat nantinya. Lalu, muncullah 3

pembicara yaitu Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo. Tanggal 1 Juni 1945

dalam sidang BPUPKI tersebut, Ir. Soekarno menyampaikan pidato secara lisan tentang

rumusan dasar negara Indonesia.Lalu guna memberikan nama “Pancasila” hal inilah

menurut Ir. Soekarno atas masukan dari seorang temannya yang merupakan seorang ahli

bahasa. Akhirnya pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,

kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan yaitu Undang-undang Dasar 1945

termasuk pembukaan yang mana di dalamnya terdapat isi rumusan tentang 5 prinsip
sebagai satu dasar negara yang kemudian dinamai dengan Pancasila. Fungsi pancasila

bagi bangsa Indonesia sangatlah penting. Untuk lebih lengkapnya, berikut pengertian

pancasila menurut para ahli :

Untuk lebih lengkapnya mengenai pengertian pancasila, berikut ini pengertian pancasila

menurut para ahli :

1. Ir. Soekarno

Pancasila merupakan isi yang terdapat dalam jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun

lamanya sudah terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Oleh sebab itu, Pancasila tidak

saja sebagai falsafah negara, namun cakupannya lebih luas, yaitu falsafah bangsa

Indonesia.

2. Muhammad Yamin

Pancasila berasal dari kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu "Panca" yang memiliki arti

“lima” dan "Sila" yang berarti “dasar atau sebuah peraturan tingkah laku yang penting

dan baik”.

3. Notonegoro

Pancasila merupakan dasar falsafah dari negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar

falsafah dan ideologi negara yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai

suatu dasar kesatuan.


Dapat disimpulkan bahwa pengertian Pancasila yang sebagai dasar negara ialah untuk

mengatur penyelenggaraan dalam pemerintahan negara Indonesia. Sedangkan Pancasila

menurut dari Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 ialah sumber hukum dasar nasional.

Dalam kedudukannya yaitu pancasila sebagai dasar negara maka fungsi pancasila antara

lain :

1. Fungsi pancasila salah satunya sebagai sumber dari segala sumber hokum (sumber tertib

hukum) di Indonesia. Oleh sebab itu, Pancasila adalah asas kerohanian tertib hukum di

Indonesia.

2. Suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar.

3. Cita-cita hukum bagi hukum dasar negara Indonesia.

4. Norma-norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar memiliki kandungan isi yang

mengharuskan pemerintah dan lain-lain dari penyelenggara negara untuk memegang

teguh cita-cita moral seluruh rakyat yang luhur.

5. Sumber semangat bagi UUD 1945, pelaksana pemerintahan, dan penyelenggara negara.

MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dengan Ketetapan No. XVIIV MPR/1998 yang

telah mengembalikan kedudukan Pancasila menjadi dasar negara RI.


Arti Lambang Pancasila

Burung Garuda adalah lambang negara bangsa Indonesia sejak negara Indonsia berdiri.

Namun, tidak semua orang mengetahui mengenai arti serta makna pada garuda pancasila

yang merupakan lambang negara. Sebagai warga negara Indonesia, paling tidak kita

mengetahui serta mengerti tentang arti lambang negara sebagai sikap penghargaan

terhadap para pejuang bangsa. Berikut arti lambang pancasila.

1. Burung Garuda yang merupakan kendaraan dari Dewa Wisnu yang kuat dan besar.

2. Warna dari Burung Garuda yang berwarna kuning emas menggambarkan sifat agung dan

jaya.

3. Garuda ialah burung gagah dengan mempunyai paruh, ekor, cakar, dan sayap yang

menggambarkan tenaga pembangunan dan kekuatan.

4. Jumlah bulu burung Garuda melambangkan hari kemerdekaan negara Indonesia yaitu 17

Agustus 1945.

o Bulu burung Garuda masing-masing sayap mempunyai 17 helai.

o Bulu Ekor yang mempunyai 8 helai.

o Bulu Leher yang mempunyai 45 helai.

Pada bagian dada burung Garuda tersebut terdapat sebuah perisai yang dalam arti

kebudayaan dan peradaban Indonesia merupakan senjata yang digunakan untuk berjuang,

berlindung, dan bertahan untuk meraih suatu tujuan. Perisai pada burung Garuda

bergambar 5 simbol yang berarti masing-masing .


2. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan

bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai

berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa

kerja.Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyakragam

bahasa Melayu.[3] Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayahKepulauan

Riau sekarang)[4] dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan

akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan

berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia"

diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari

kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. [5] Proses ini

menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang

digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia

merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui

penciptaan maupun penyerapan daribahasa daerah dan bahasa asing.

3.Indonesia Raya

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya berfungsi untuk menumbuhkan jiwa serta sikap

patriotik dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia. Karena secara geografis Negara

Kepulauan Republik Indonesia terdiri dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari

beribu-ribu pulau, bahasa dan budaya. Diharapkan dengan sering diperdengarkannya lagu

kebangsaan, maka bisa menjadi salah satu alat untuk menumbuh kembangkan persatuan

dan kesatuan disetiap lapisan masyarakat dari golongan, agama, ras manapun. Dalam

lagu tersebut tersirat makna bahwa seluruh warga Republik Indonesia harus mampu
menjadi pahlawan dan memiliki sikap tegas dalam mempertahankan, membela dan

membangun negara Republik Indonesia untuk tetap bersatu dengan kesatuan yang utuh

sebagai suatu negara walaupun terdapat perbedaan antara suku dan daerah seperti

semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kepada setiap warga negara wajib tertanam jiwa dan

sikap cinta Tanah Air Indonesia. Artinya mengakui Negara Indonesia sebagai tempat ia

dilahirkan, dibesarkan dan tempat mengabdikan diri. Ia mencintai Negara Indonesia

sehingga mampu menyumbangkan apa saja demi negara. Sadar berbangsa dan bernegara

Indonesia artinya mengakui bangsa dan negaranya serta tidak malu mengakui atau

menyatakan dirinya sebagai negara Indonesia dimanapun dia berada dan dalam kondisi

apapun juga. Setelah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, perjuangan bangsa

Indonesia belum selesai tetapi masih dituntut kerja keras untuk mengisi kemerdekaan

dengan melaksanankan pembangunan di segala bidang kehidupan nasional serta dengan

menumbuh kembangkan sikap semangat patriotisme untuk maju dan berkembang ke arah

yang lebih baik agar bisa bersaing di Era Globalisasi, sehingga dapat melawan

kemiskinan, kebodohan serta tetap menjaga kehormatan bangsa dan negara Indonesia.

Semangat untuk bangkit menjadi bangsa yang besar, tentu saja diperlukan usaha dan

kerja keras bagi generasi penerus. Dengan demikian cita-cita para proklamator yang

menginginkan bangsa dan negara Indonesia ini menjadi tuan di negerinya sendiri tanpa

intervensi dari pihak atau negara manapun. Selain itu lagu Indonesia Raya juga

mengingatkan kita akan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta rasa

penghargaan dan penghormatan kepada para leluhur dan pahlawan bangsa Indonesia.

Salah satunya dengan cara menjaga, merawat dan melestarikan tanah air beserta

sumberdaya yang ada. Bangsa Indonesia tidak boleh terbuai dengan hanya menikmati

kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita tetapi harus terus

berbuat dan bertindak sekecil apapun juga dalam memajukan dan mensejahterakan
bangsa Indonesia ini. Karena jika tidak berbuat demikian maka arti kemerdekaan itu akan

menjadi sirna dan redup bahkan mati.

4.Garuda Pancasila

Lambang negara Burung Garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya

menoleh ke kanan. Warna kuning emas melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa

sejati. Kepala Burung Garuda yang menoleh ke kanan mungkin karena pemikiran orang

zaman dahulu yang ingin Indonesia menjadi negara yang benar dan bermaksud agar

Indonesia tidak menempuh jalan yang salah. Arah ke kanan dianggap arah yang baik

sehingga kepala Garuda dibuat menghadap ke kanan. Sayap yang membentang adalah

siap terbang ke angkasa.Burung Garuda dengan sayap yang mengembang siap terbang ke

angkasa, melambangkan dinamika dan semangat untuk menjunjung tinggi nama baik

bangsa dan negara.Di tengah badan terdapat perisai yang bermakna benteng ketahanan.

Masing-masing simbol di dalam perisai melambangkan sila-sila dalam Pancasila, yaitu:

Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa [sila pertama]. Rantai

melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab [sila kedua]. Pohon Beringin

melambangkan sila Persatuan Indonesia [sila ketiga]. Kepala banteng melambangkan sila

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan dan

Perwakilan [sila keempat]. Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi

Seluruh Rakyat Indonesia [sila kelima]. Sedangkan Garis hitam tebal yang melintang di

dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa, yang

merupakan lambang geografis lokasi Indonesia.

Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),

antara lain: Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, Jumlah bulu pada ekor

berjumlah 8, Jumlah bulu dibawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, Jumlah bulu pada

leher berjumlah 45.


Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terdapat pita putih yang dicengkeram, yang

bertuliskan " BHINNEKA TUNGGAL IKA " yang merupakan semboyan negara Indonesia.

Kata “Bhineka” berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, Kata “Tunggal” berarti satu, dan

Kata “Ika” berarti itu. Bhineka Tunggal Ika berarti " berbeda-beda tetapi tetap satu jua ".

Perkataan itu diambil dari Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari

Kerajaan Majapahit pada abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan

Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat,

kebudayaan, bahasa, serta agama.

5.Bhinneka Tunggal Ika

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika bisa ditemukan dalam Kitab Sutasoma karya Mpu

Tantular yang ditulis pada abad XIV pada era Kerajaan Majapahit. Mpu Tantular

merupakan seorang penganut Buddha Tantrayana, namun merasakan hidup aman dan

tentram dalam kerajaan Majapahit yang lebih bernafaskan agama Hindu (Ma’arif A.

Syafii, 2011).  Bhinneka Tunggal Ika mulai menjadi bahan diskusi terbatas antara

Muhammad Yamin, I Gusti Bagus Sugriwa, dan Bung Karno di sela-sela sidang

BPUPKI sekitar 2,5 bulan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia(Kusuma R.M.

A.B, 2004). Bahkan Bung Hatta sendiri mengemukakan bahwa Bhinneka Tunggal Ika

merupakan ciptaan Bung Karno pasca Indonesia merdeka. Setelah beberapa tahun

kemudian ketika mendesain Lambang Negara Republik Indonesia dalam bentuk burung

Garuda Pancasila, semboyan Bhinneka Tunggal Ika disisipkan ke dalamnya. Secara

resmi lambang ini digunakan dalam Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat yg

dipimpin oleh Bung Hatta pada tanggal 11 Februari 1950 berdasarkan rancangan yang

diciptakan oleh Sultan Hamid ke-2 (1913-1978). Pada sidang tersebut mengemuka

banyak usulan rancangan lambang negara, selanjutnya yang dipilih adalah usulan yang

diciptakan Sultan Hamid ke-2 & Muhammad Yamin, dan kemudian rancangan dari
Sultan Hamid yang akhirnya ditetapkan (Yasni, Z, 1979). Karya Mpu Tantular tersebut

oleh para founding fathers diberikan penafsiran baru sebab dianggap sesuai dengan

kebutuhan strategis bangunan Indonesia merdeka yang terdiri atas beragam agama,

kepercayaan, etnis, ideologi politik, budaya dan  bahasa. Dasar pemikiran tersebut yang

menjadikan semboyan “keramat” ini terpajang melengkung dalam cengkeraman kedua

cakar Burung Garuda. Burung Garuda dalam mitologi Hindu ialah kendaraanDewa

Vishnu (Ma’arif A. Syafii, 2011).

Dalam proses perumusan konstitusi Indonesia, jasa Muh.Yamin harus diingat

sebagai orang yang pertama kali mengusulkan kepada Bung Karno agar Bhinneka

Tunggal Ika dijadikan semboyan sesanti negara. Muh. Yamin sebagai tokoh kebudayaan

dan bahasa memang dikenal sudah lama bersentuhan dengan segala hal yang berkenaan

dengan kebesaran Majapahit (Prabaswara, I Made, 2003). Konon, di sela-sela Sidang

BPUPKI antara Mei-Juni 1945, Muh. Yamin menyebut-nyebut ungkapan Bhinneka

Tunggal Ika itu sendirian. Namun I Gusti Bagus Sugriwa (temannya dari Buleleng) yang

duduk di sampingnya sontak menyambut sambungan ungkapan itu dengan “tan hana

dharma mangrwa.” Sambungan spontan ini di samping menyenangkan Yamin, sekaligus

menunjukkan bahwa di Bali ungkapan Bhinneka Tunggal Ika itu masih hidup dan

dipelajari orang (Prabaswara, I Made, 2003). Meksipun Kitab Sutasoma ditulis oleh

seorang sastrawan Buddha, pengaruhnya cukup besar di lingkungan masyarakat

intelektual Hindu Bali.

Para pendiri bangsa Indonesia yang sebagian besar beragama Islam tampaknya

cukup toleran untuk menerima warisan Mpu Tantular tersebut. Sikap toleran ini

merupakan watak dasar suku-suku bangsa di Indonesia yang telah mengenal beragam

agama, berlapis-lapis kepercayaan dan tradisi, jauh sebelum Islam datang ke Nusantara.

Sekalipun dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit abad XV, pengaruh Hindu-Budha


secara politik sudah sangat melemah, secara kultural pengaruh tersebut tetap lestari

sampai hari ini (Ma’arif A. Syafii, 2011).

6.Sang Merah Putih

Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan

Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. [1] Akan tetapi ada pendapat

bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya

dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya

dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit). Karena hal inilah maka

warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang Austronesia — dari

Tahiti, Indonesia, sampai Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk

melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan.[2] Catatan paling awal yang

menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut

sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji

berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. Hal ini berarti sebelum masa

Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin

sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan

dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami

kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna

merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi),

atau dari kulit buah manggis.

Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih

sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-

panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun

memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar

warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah
bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja

dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.[3]

Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur

Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan

putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad.[4][5]

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang

berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan

gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran. [6]

Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera

Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu

dikenal dengan nama Woromporang.[7] Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri

Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah,

putih, dan hitam[8] yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji

berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna

yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20

sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk

pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera

itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia

pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan

sejak saat itu pula.

7.UUD 1945
UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara. UUD 1945 merupakan hukum

dasar tertulis yang menduduki tingkatan tertinggi dalam tata urutan peraturan

perundangan dan dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan bernegara.

8.Republik

Republik berasal dari kata res publica yang artinya kepentingan umum.

Pemerintahan republik adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari (dipilih) rakyat  dan

dipimpin atau dikepalai oleh seorang presiden untuk masa jabatan tertentu.Indonesia

merupakan salah satu negara berbentuk kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik

dan sistem pemerintahan berbentuk quasi presidensial (presidensial dengan ciri-ciri

parlementer). Baca juga : Sistem Penyelenggaraan Pemerintah Indonesia.

9. Konsepsi wawasan nusantara

Konsepsi Wawasan nusantara perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara yaitu perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, hukum,

Sosbud dan Hankam.Demikian pula dalam menyusun dan melaksanakan perogram

pembangunan terutama pembangunan di kawasan perbatasan harus dilakukan dengan

berpedoman kepada Wawasan Nusantara sebagai dasar dalam menerapkan dan

meningkatkan Ketahanan Nasional.

10.  Kebudayaan Nasional

Kebudayaan sebagai puncak-puncak dari kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah

diterima sebagai kebudayaan nasional. Berbagai kebudayaan dari kelompok-kelompok

bangsa di Indonesia yang memiliki cita rasa tinggi, dapat dinikmati dan diterima oleh

masyarakat luas sebagai kebudayaan nasional.

Anda mungkin juga menyukai