Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH PANCASILA

lahirnya Pancasila dimulai ketika sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Sidang tersebut dimulai pada 28 Mei 1945. Sidang BPUPKI
dilatarbelakangi oleh kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Untuk memenangkan hati rakyat
Indonesia, mereka menjanjikan kemerdekaan dan membuat lembaga sebagai persiapan.
Lembaga itu disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI. ketika rapat pada 29 Mei
1945, Muhammad Yamin mengusulkan dasar negara berupa Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, serta Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian pada 1 Juni 1945, Soekarno (Bung Karno) mengutarakan gagasan dasar negara
yang disebut dengan Pancasila. Saat itulah, Pancasila lahir.

Fungsi dan Peranan Pancasila 

Karena sebagai sumber hukum bagi masyarakat Indonesia, inilah fungsi dan peranan
Pancasila dalam menjalankan pemerintahan, yaitu: 

1. Pancasila Bertindak Sebagai Dasar Negara 

Pancasila punya kedudukan sebagai dasar negara bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Jadi, nilai-nilai pada Pancasila mengandung dasar atau pedoman dalam


menyelenggarakan kebijakan negara.

Sehingga, peraturan dan perundang-undangan negara Indonesia harus dibuat dan


dilaksanakan berdasarkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila.

2. Pancasila Bertindak Sebagai Ideologi Negara 

Maksud dari Pancasila sebagai ideologi negara adalah bangsa Indonesia punya tujuan
yang sama dan perlu diwujudkan untuk pembangunan nasional.

Oleh karena itu, nilai-nilai pada setiap butir Pancasila dijadikan pedoman dasar dalam
kehidupan sehari-hari.

Selain itu, sebagai ideologi bangsa, Pancasila punya fungsi pokok dalam kehidupan
bernegara, yaitu: 

- Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan.  

- Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuan atau cita-citanya. 

- Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa.  


- Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang
terkandung dalam Pancasila. 

3. Pancasila Sebagai Falsafah Bangsa 

Pancasila sebagai falsafah bangsa, artinya Pancasila adalah harga mati bagi bangsa
Indonesia dan tidak boleh diganggu gugat

4. Pancasila Sebagai Dasar Hukum 

Seperti yang teman-teman ketahui, Pancasila menjadi sumber hukum dari segala
hukum negara Indonesia.

Hal ini ditegaskan dalam pokok-pokok pikiran dari pembukaan UUD 1945.

Jadi, fungsi Pancasila sebagai dasar hukum sudah tetap dan peraturan hukum di
Indonesia tidak boleh mengabaikan nilai-nilai Pancasila. 

5. Pancasila Sebagai Sumber Norma 

Selain sebagai sumber hukum, Pancasila juga sebagai sumber norma yang tidak
tertulis tetapi mengatur kehidupan masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia kita tetap harus mematuhi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga, lingkungan di sekitar menjadi aman, damai, dan tenteram.

Karena masyarakatnya mengedepankan kepentingan bersama dan bertoleransi


terhadap sesama. 

6. Pancasila Sebagai Pandangan Luhur Bangsa 

Pancasila sebagai pandangan luhur bangsa maksudnya, Pancasila adalah hasil


kesepakatan rumusan para pendiri bangsa.

Dalam proses perumusan ini, para pendiri bangsa bermusyawarah mufakat dan saling
menghormati setiap usulan yang disampaikan.

Meskipun berbeda-beda, tetapi justru makin menyatukan bangsa Indonesia dan


menyepakati Pancasila sebagai pemersatu bangsa. 

7. Pancasila Sebagai Cita-Cita Bangsa 

Fungsi dan peran Pancasila yang lainnya adalah sebagai cita-cita bangsa Indonesia.
Kedudukan ini tinggi dan nilai-nilai Pancasila berasal dari cita-cita bangsa Indonesia
yang ingin dicapai.

Makna Simbol Lambang Pancasila


1. Burung Garuda
Burung garuda melambangkan kekuatan dan gerak yang dinamis dari sayapnya yang
mengembang. Dengan sayapnya yang siap terbang, melambangkan dinamika dan
semangat untuk menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
Cengkraman Kaki Burung Garuda
Kedua kaki burung garuda yang kokoh sedang mencengkram pita putih bertuliskan
Bhineka Tunggal Ika yang berarti 'berbeda-beda tetapi satu jua'. Semboyan yang
diambil dari buku-buku Sutasoma karya Empu Tantular ini menjadi slogan kekuatan
bangsa Indonesia dengan perbedaan suku, agama, budaya, dan sebagainya.
Warna Emas
Lambang Pancasila berbentuk burung garuda dengan warna kuning emas. Warna
tersebut melambangkan keagungan bangsa Indonesia yang senantiasa menjunjung
tinggi martabat bangsa yang bersifat agung dan luhur.
Jumlah Bulu
Batang tubuh burung garuda dalam lambang Pancasila mempunyai 17 helai bulu sayap
kanan dan kiri, 45 helai bulu leher, 19 helai bulu pangkal ekor, dan 8 helai bulu ekor.
Angka-angka tersebut menunjukkan tanggal kemerdekaan negara Indonesia yaitu 17
Agustus 1945. Mempunyai makna historis untuk membangun proses penyadaran bagi
warga negara Indonesia untuk menghargai waktu dan selalu mengingat sejarahnya.
Perisai
Perisai merupakan lambang perjuangan dan perlindungan. Ada garis melintang yang
membagi perisai tersebut di ruang atas dan bawah sebagai lambang dari garis
khatulistiwa yang membelah kepulauan Indonesia. Warna merah dan putih dalam
perisai melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Warna merah berarti
keberanian dan warna putih berarti kemurnian. Lambang perisai ini terbagi atas lima
bagian yang masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila.

2. Perisai Lambang Pancasila


Pancasila berasal dari dua kata sansekerta yaitu 'Panca' yang berarti lima dan 'Sila'
yang bermakna prinsip. Pancasila diartikan sebagai lima prinsip yang saling terkait dan
tidak bisa dipisahkan. Dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri, lambang perisai
dalam garuda pancasila mempunyai makna dalam setiap silanya. Berikut maknanya
yang perlu diketahui:
1.Lambang Bintang
Lambang bintang merupakan simbol untuk sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.
Bintang menggambarkan cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap
manusia.
2.Lambang Rantai
Lambang rantai merupakan simbol untuk sila ke-2 yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Terdiri dari mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkaitan membentuk lingkaran mempunyai arti keterkaitan bangsa Indonesia, saling
bahu-membahu, dan saling membutuhkan.
3.Pohon Beringin
Lambang pohon beringin merupakan simbol untuk sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.
Pohon beringin diartikan sebagai tempat berteduh, jika dikorelasikan sebagai negara
Indonesia, di mana semua rakyat Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan negara
Indonesia. Selain itu, sulur dan akar yang menjalar ke segala arah diartikan sebagai
lambang keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
4.Kepala Banteng
Lambang kepala banteng merupakan simbol untuk sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Filosofi
lambang kepala banteng sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah. Lambang pancasila kepala banteng ini diartikan orang-orang berdiskusi
untuk melahirkan suatu keputusan.
5.Padi dan Kapas
Lambang padi dan kapas merupakan simbol untuk sila ke-5 yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Lambang ini merupakan simbol pangan dan sandang yang
mempunyai makna bahwa syarat utama negara yang adil adalah bisa mencapai
kemakmuran untuk rakyatnya secara merata.

1. Contoh Pengamalan Sila ke-1 Pancasila


Sila pertama merupakan dasar kehidupan spiritual masyarakat Indonesia.
Contoh perilaku sila ke-1 dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan agama
masing-masing
2. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing
3. Mendukung seseorang merayakan hari besar keagamaannya
4. Menjaga ketenangan lingkungan saat seseorang beribadah
5.Tidak menistakan agama seseorang seperti membakar rumah ibadah dan menghina
ajarannya
6. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain

2. Contoh Pengamalan Sila ke-2 Pancasila


Sila kedua Pancasila menekankan bahwa warga negara Indonesia menjunjung tinggi
kemanusiaan yang setara dan dan beradab.

Contoh pengamalan sila ke-2 dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

Mengakui dan memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk tuhan
Tidak semena-mena memperlakukan orang lain karena sadar tiap orang punya hak
asasi manusia
Tenggang rasa dan membantu teman yang mengalami kesusahan
Melakukan kegiatan kemanusiaan seperti membantu korban bencana alam, anak-anak
di panti asuhan, orang sakit, dan yang mengalami kesulitan hidup lainnya
Berlaku adil terhadap setiap orang

3. Contoh Pengamalan Sila ke-3 Pancasila


Sila ketiga Pancasila mengingatkan bahwa persatuan seluruh rakyat Indoensia
merupakan kekuatan dasar dalam mempertahankan Indonesia dari ancaman dalam
negeri maupun luar negeri.

Contoh pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari yakni:

Menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari


Menghargai produk-produk dalam negeri agar dapat mendukung perekonomian dalam
negeri
Mengembangkan diri agar dapat membanggakan negeri lewat prestasi
Mengenal dan menghargai keberagaman dalam masyarakat Indonesia, seperti suku,
ras, agama, dan kebudayaan
Merangkul dan mau berteman dengan minoritas atau yang berbeda suku, ras, agama,
dan kebudayaan
Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara
Contoh Pengamalan Sila ke-4 Pancasila
Sila keempat Pancasila mewakili semangat demokrasi Pancasila yang menjadi bentuk
pelaksanaan kedaulatan rakyat di Indonesia.

4. Contoh perilaku sila ke-4 yaitu:

Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat


Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi dalam
bermusyawarah dan bertindak
Mengikuti pemilihan umum (pemilu) dan mengajak orang lain untuk menggunakan hak
pilihnya
Menghargai pendapat orang lain
Tidak memaksakan keinginan atau pandangan pribadi pada orang lain
Menerima dan melaksanakan dengan lapang dada apapun keputusan atau hasil
musyarawarah yang diperoleh dengan adil sekalipun bertentangan dengan pendapat
pribadi
Mengawasi dan memberi saran atas jalannya penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang
dilakukan pemerintah
Contoh Pengamalan Sila ke-5 Pancasila
Sila kelima Pancasila mengingatkan warga negara untuk mau mewujudkan kondisi
yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia dalam berkehidupan sehari-hari

5. Contoh penerapan sila ke-5 di sekolah, rumah, dan lingkungan


masyarakat yaitu:

Menjunjung semangat kekeluargaan dan gotong royong


Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri
Menghormati hak dan kewajiban orang lain
Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, seperti merusak fasilitas
umum, mengganggu ketenangan dan keamanan orang lain di sekitar rumah dan
sekolah
Mengikuti kerja bakti yang ditetapkan di sekolah atau lingkungan rumah
Membantu orang yang mengalami kesusahan sesuai kemampuan
Tidak bergaya hidup mewah dan tidak boros yang mencerminkan ketidakadilan sosial
dari diri pada orang lain

Nilai-nilai Pancasila dan Contoh Sehari-hari


1. Nilai Ketuhanan
Pancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai ketuhanan.
Dikutip dari seperti dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa
dan Bernegara oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara
lain:

Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-
Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai
kemanusiaan, yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan
kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan agama, suku, ras, atau
keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)

Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:

Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.


Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.
Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
Baca juga:
Implementasi Sikap Positif pada Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
3. Nilai Persatuan
Makna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari berbagai
aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan
yang terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga
Pancasila dapat diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:

Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara


di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan
dan kesatuan.
4. Nilai Kerakyatan
Nilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Berikut penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila:
Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.
Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan
bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.
Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau
golongan.
Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.
5. Nilai Keadilan
Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk
mencapainya, nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya:
Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.
Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.
Menghormati hak-hak orang lain.
Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.
Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong.
Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.
Pancasila merupakan sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Apa saja nilai Pancasila yang detikers terapkan sehari-hari?

MPR
VISI MPR RI
MPR MENJADI RUMAH KEBANGSAAN, PENGAWAL IDEOLOGI PANCASILA, DAN
KEDAULATAN RAKYAT
Makna dari Visi MPR dapat diuraikan sebagai berikut:
1. MPR menjadi rumah kebangsaan memiliki makna bahwa MPR adalah representasi
Majelis Kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusional guna menjembatani berbagai
arus perubahan, pemikiran, aspirasi masyarakat dan daerah dengan mengedepankan etika
politik kebangsaan yang bertumpu pada nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan,
kekeluargaan, toleransi, kebhinnekaan, dan gotong-royong dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. MPR sebagai pengawal ideologi Pancasila memiliki makna bahwa MPR sebagai satu-
satunya lembaga negara pembentuk konstitusi (the making of the constitution), adalah
pengawal ideologi negara (the guardian of the state ideology) Pancasila agar tetap hidup
menjadi bintang pemandu dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam mewujudkan tujuan bernegara.
3. MPR sebagai pengawal kedaulatan rakyat memiliki makna bahwa MPR adalah lembaga
negara pelaksana kedaulatan rakyat yang memiliki kewenangan tertinggi untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar, menjamin tegaknya kedaulatan rakyat dan supremasi
konstitusi dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kemasyarakatan sesuai dengan dinamika
aspirasi masyarakat dan daerah, perkembangan politik dan ketatanegaraan yang berlandaskan
pada nilai-nilai Pancasila.

MISI MPR RI
Dalam rangka mewujudkan visi “MPR menjadi rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan
kedaulatan rakyat”, maka misi MPR adalah: 
1. Melaksanakan wewenang dan tugas konstitusional Majelis Permusyawaratan Rakyat
sesuai dengan ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan, dengan
berlandaskan asas legalitas, asas kekeluargaan, musyawarah, dan gotong royong;
2. Melaksanakan revitalisasi nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika serta
Ketetapan MPRS/MPR dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
3. Mengawal penataan sistem ketatanegaraan, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan pelaksanaannya;
4. Memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah tentang pelaksanaan UUD NRI Tahun
1945 dalam setiap kebijakan nasional;
5. Memperkukuh prinsip permusyawaratan, kerukunan nasional, persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan semangat Bhinneka
Tunggal Ika;
6. Menegakkan etika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya,  serta pertahanan keamanan;
7. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 dalam rangka memenuhi
hak kedaulatan rakyat untuk meningkatkan partisipasi dan akses informasi kepada
masyarakat;
8. Mewujudkan harmonisasi hubungan antar lembaga negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 berdasarkan
prinsip checks and balances;
9. Memperkuat harmonisasi dalam hubungan diplomatik antar parlemen dan antar negara
sahabat dalam rangka mendukung pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta
fungsi diplomasi parlemen.

TUJUAN
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi MPR, MPR menetapkan 9 (sembilan) tujuan
strategis yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun (2015-2019), sebagai berikut:  
1. Mewujudkan pelaksanaan wewenang dan tugas konstitusional Majelis Permusyawaratan
Rakyat sesuai dengan ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan
dengan berlandaskan asas legalitas, asas kekeluargaan, musyawarah, dan gotong royong;
2. Meningkatkan kualitas pelaksanaan nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika serta ketetapan MPRS/MPR dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
3. Mewujudkan sistem ketatanegaraan, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan pelaksanaannya sesuai dengan ideologi dan dasar negara Pancasila, dinamika
aspirasi masyarakat dan daerah, perkembangan politik dan ketatanegaraan Indonesia;
4. Mewujudkan kebijakan nasional yang demokratis, transparan dan akuntabel sesuai
dengan dinamika aspirasi masyarakat dan daerah;
5. Mewujudkan prinsip permusyawaratan, kualitas kerukunan nasional, persatuan dan
kesatuan bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan semangat
Bhinneka Tunggal Ika;
6. Mewujudkan pelaksanaan etika kehidupan berbangsa dan bernegara oleh penyelenggara
negara dan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan
keamanan;
7. Mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap lembagalembaga negara dalam
melaksanakan wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 melalui
penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara kepada seluruh rakyat Indonesia;
8. Menciptakan suasana kondusif hubungan kerja antar lembaga-lembaga negara dalam
melaksanakan wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945
berdasarkan prinsip checks and balances;
9. Menciptakan penguatan dan harmonisasi dalam hubungan diplomatik antar parlemen dan
antar negara sahabat dalam rangka mendukung pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan
aktif serta fungsi diplomasi parlemen.

MPR mempunyai tugas dan wewenang, yaitu :


 Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
 Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam
sidang paripurna MPR;

Jumlah Anggota MPR adalah 700 orang dengan rincian: a. Anggota DPR sebanyak 500
orang; b. Utusan Daerah sebanyak 135 orang, yaitu 5 (lima) orang dari setiap Daerah
Tingkat I; c. Utusan Golongan sebanyak 65 orang

Siapa yang menetapkan UUD 1945?


Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-undang Dasar dan garis-garis
besar dari pada haluan negara. Presiden melakukan kewajibannya Presiden dibantu
oleh satu orang Wakil Presiden. Presiden memegang kekuasaan membentuk Undang-
undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Tugas dan Wewenang


Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:
 Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
 Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)

 Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)

 Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD

 Menetapkan UU bersama dengan Presiden

 Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk
ditetapkan menjadi UU

 
Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
 Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
 Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan dan
agama

 Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK

 Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap perjanjian yang
berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara

 
Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
 Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan
UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

 
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
 Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
 Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun membuat
perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.

 Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan abolisi; (2)
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain

 Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD

 Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan ditetapkan
menjadi hakim agung oleh Presiden

 Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke Presiden

Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain: Menyerap, menghimpun, menampung
dan menindaklanjuti aspirasi rakyat. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk:
(1) menyatakan perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2)
mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.

Menurut amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A ayat (1) menyebutkan bahwa
Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran,
dan fungsi pengawasan.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), umumnya disebut Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR) adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri
atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan
umum.

DPRD disebutkan dalam UUD 1945 pasal 18 ayat 3: "Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum". DPRD kemudian diatur lebih lanjut dengan
undang-undang, terakhir melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014.

Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar ...

Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3
tahun.

Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman mempunyai


peranan penting dalam usaha menegakkan konstitusi dan prinsip negara hukum
sesuai dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga yang berkedudukan sebagai


lembaga tinggi negara. Dengan demikian, kedudukan Mahkamah Konstitusi sejajar
dengan MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK dan Mahkamah Agung (MA). Sebagai
lembaga baru, MK merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, disamping
MA.

Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara pelaku kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
Kewenangan
Mahkamah Konstitusi mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar;
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Kewajiban
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar. Pelanggaran dimaksud sebagaimana disebutkan
dan diatur dalam ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yaitu melakukan pelanggaran hukum
berupa penghianatan terhadap negar, korupsi, penyuapan, tindak pidana
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Contoh peraturan perundang-undangan: Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang. Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden
(Perpres) Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi).

Fungsi Peraturan Perundang Undangan


Dalam buku Pengantar Ilmu Perundang-undangan oleh Ismail Hasani dan A. Gani
Abdullah, Robert Baldwin dan Martin Cave mengemukakan fungsi Peraturan
Perundang Undangan antara lain:

Mencegah monopoli atau ketimpangan kepemilikan sumber daya


Mengurangi dampak negatif dari suatu aktivitas dan komunitas atau lingkungannya
Membuka informasi bagi publik dan mendorong kesetaraan antar kelompok
(mendorong perubahan institusi, atau affirmative action kepada kelompok marginal)
Mencegah kelangkaan sumber daya publik dari eksploitasi jangka pendek
Menjamin pemerataan kesempatan dan sumber daya serta keadilan sosial
Perluasan akses dan redistribusi sumber daya
Memperlancar koordinasi dan perencanaan dalam sektor ekonomi

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang perlu diketahui


meliputi kejelasan tujuan; kelembagaan; kesesuaian antara jenis, hierarki, dan
materi muatan; dapat dilaksanakan; efektivitas dan efisiensi; kejelasan rumusan;
dan keterbukaan.

UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan


2 pasal Aturan Tambahan, seperti dikutip dari Buku Super Lengkap UUD 1945

Bhinneka Tunggal Ika memiliki empat prinsip penting, yakni: Common denominator Artinya
semboyan negara ini dijadikan cara untuk mencari prinsip yang sama dalam setiap keberagaman
agama, budaya, ras dan bahasa. Bersifat inklusif Artinya Bhinneka Tunggal Ika menjadi pedoman
untuk masyarakat agar bisa hidup harmonis dan saling menjaga toleransi, sehingga persatuan dan
kesatuan Indonesia semakin kuat. Bersifat universal dan menyeluruh Artinya semboyan negara ini
harus diterapkan di seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali demi menjaga persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia. Sifatnya kovergen Artinya keberagaman suku, agama, ras dan bahasa
seharusnya tidak untuk dibesar-besarkan, melainkan harus dijadikan dasar untuk memupuk rasa
persatuan dan kesatuan

Impelementasi Bhinneka Tunggal Ika 1. Perilaku influsif Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
memandang dirinya sebagai individu atau kelompok masyarakat. Kelompok ini menjadi satu
kesatuan dalam masyarakat luas.  2. Sifat pluralistik Bangsa Indonesia bersifat plural ditinjau dari
keragaman agama, budaya, dan suku. Meski berbeda diperlukan menjalin kerukunan, toleran, dan
saling menghormati. Sehingga tidak ada orang yang memandang remeh pihak lain. Contoh saling
membantu ketika terkena musibah.  ADVERTISEMENT 3. Tidak mencari menangnya sendiri
Mengutip dari jurnal "Peranan Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Dalam Menanggulangi Politik
Identitas" karya Rizal Habi Nugroho penerapan semboyan untuk menghormati dan menghargai
pihak lain. Menghargai ini bisa menerima dan memberi pendapat dalam kehidupan yang beragam.
4. Musyawarah Musyawarah membentuk kesatuan dan mencapai mufakat. Dalam hal ini ada istilah
common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih untuk mencapai mufakat. Beberapa
kelompok bisa menemukan solusi dari musyawarah. 5. Rasa kasih sayang dan rela berkorban
Bhineka Tunggal Ika perlu dilandasi rasa kasih sayang kehidupan bangsa dan negara. Tanpa kasih
sayang dan rela berkorban tanpa pamrih kesatuan tidak terwujud. 6. Toleran dalam perbedaan
Toleran menjadi pandangan untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, menyebarkan
kerukunan, dan menyuburkan toleransi pada individu.

Sebagai Lambang Negara Indonesia Keberagaman dan Contoh Bhineka Tunggal Ika Dalam
kehidupan sehari-hari ada berbagai keragaman yang membuat masyarakat bisa bersatu dan
kompak. Mengutip buku "Keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika" yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada berbagai macam keberagaman, yaitu: 1.
Keberagaman Suku Dari ensiklopedia Indonesia, suku bangda adalah kelompok sosial dalam sistem
sosial atau kebudayaan yang memiliki garis keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.
Kelompok suku ini mmeiliki kesamaan dalam sejarah, sejarah atau keturunan, bahasa, sistem nilai,
adat istiadat, serta tradisi. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa merupakan sekelompok manusia
yang memiliki kesatuan budaya dan terikat kesadaran akan identitas. Contoh suku di Indonesia
garis keturunan ayah (paternalistik) adalah suku Jawa dan suku Batak. Suku yang mengikuti garis
maternalistik (ibu/perempuan) contohnya Suku Minangkabau. 2. Keberagaman Agama Sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar dan ideologi negara. Di Indonesia, agama berperan
penting dalam kehidupan masyarakat. Negara memberikan jaminan untuk beribadah sesuai agama
dan kepercayaan masing-masing. ADVERTISEMENT Jaminan beragama ada di pasal 29 ayat (2)
UUD negara RI tahun 1945. Di Indonesia ada 6 agama resmi yang diakui Pemerintah yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 3. Keberagaman Ras Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ras adalah goolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik, dan rumpun bangsa. Ras
dikelompokan dari bentuk badan, muka, hidung, dan warna kulit. Contoh ras di Indonesia adalah ras
Mongoloid, di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras
Melanesoid banyak tinggal daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu di
Indonesia ada keturunan ras Ras Asiatic Mongoloid seperti orang-orang Tionghoa, Jepang, dan
Korea. 4. Keberagaman Antargolongan Golongan merupakan kelompok dalam masyarakat yang
beragam. Dalam sosiologi dikenal istilah Stratifikasi Sosial. Istilah ini adalah pengelompokan
masyarakat dalam kelas-kelas sosial tertentu. Meski terjadi keberagaman antar golongan, adanya
semboyan negara dapat menorong kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman
antargolongan bisa menumbuhkan kesadaran bagi setiap warga negara. Contoh keberagaman
golongan adalah bantuan perusahaan memberi bantuan pada pengusaha kecil yang terdampak
Covid-19. Kelompok mahasiswa memberikan buku gratis dan ilmu pada anak yatim piatu. 5.
Integrasi Nasional Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Dalam
jurnal "Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Benteng Terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia"
yang diterbitkan Institut Agama Islam Negeri Kudus, identitas nasional sebagai wujud usaha
mempersatukan keberagaman serta pencegahan konflik. Bentuk identitas nasional seperti: Ideologi
negara adalah Pancasila. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia. Lagu kebangsaan yaitu
Indonesia Raya. Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika. Bendera negara yaitu Sang
Merah Putih. Hukum dasar negara (konstitusi) adalah UUD 1945. Bentuk negara dan pemerintahan
adalah Republik. Beragam kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

contoh soal :
Lewandosky merupakan pria asal kelahiran Polandia. Ia sudah bertahun-tahun menetap di Indonesia dan
ingin menjabat sebagai Bupati di daerahnya. Untuk bisa menjadi calon bupati, ia terlebih dahulu
mengurus status kewarganegaraannya. Akhirnya ia menggunakan hak opsinya untuk menjadi warga
negara Indonesia agar bisa maju dalam ajang pemilihan Bupati. Tindakan Lewandosky tersebut disebut
dengan
A. Stelsel aktif
B. Stelsel pasif
C. Naturalisasi hak istimewa
D. Hak repudiasi
E. Deportasi
Jawaban: A

7. Kiesuke Honda merupakan pria asal kelahiran Jepang, ia merupakan Founder Honda Cooperation.
Dalam misinya ia ingin memajukan kualitan Pendidikan Indonesia. Karena Pak Honda sangat berjasa
bagi Indonesia, ia ditawari menjadi warga negara Indonesia. Namun karean kecintaannya terhadap
negara asalnya, ia menggunakan Hak Repudiasinya untuk menolak tawaran dari Indonesia. Dalam hal ini
tindakan Kiesuke Honda disebut dengan
A. Stelsel aktif
B. Hak opsi
C. Naturalisasi biasa
D. Stelsel pasif
E. Deportasi
Jawaban: D
8. Cinta Laura diketahui pernah mempunyai masalah dengan dua kewarganegaraan. Seperti yang kita
tahu, ibu Cinta Laura adalah WNI sedangkan ayahnya yang bernama belakang Kiehl adalah warga
negara Jerman. Pada saat usianya menginjak 18 tahun, sebagai publik figur, Cinta banyak mendapat
sorotan mengenai masalah kewarganegaraannya. Waktu itu pun ia masih belum bisa memutuskwan
kewarganegaraan yang akan ia pilih. Ia mengaku sangat mencintai Indonesia karena ia tinggal dan besar
di Indonesia. Tapi karena untuk berkarir di kancah internasional, ia berpikiran bahwa kewarganegaraan
Jerman akan lebih memudahkan jalan karirnya di Amerika Serikat. Banyak yang mencibir pernyataan
Cinta Laura tersebut. Tapi saat ini ia telah memilih kewarganegaraan Jerman dan ia telah aktif berkarir di
Amerika Serikat. Dalam hal menentukan kewarganegaraannya, Cinta Laura menggunakan
A. Naturalisasi istimewa
B. Stelsel pasif
C. Hak repudiasi
D. Hak opsi
E. Deportasi
Jawaban: D
9. Dari media massa pada kisaran tahun 1998, kita mendapat informasi bahwa Raja Yordania Hussein
telah menganugerahkan kewarganegaraan istimewa bagi Prabowo Subianto melalui dekrit raja yang
isinya menyebutkan bahwa telah memberikan status kewarganegaraan itu diduga atas dasar kepentingan
kerajaan Yordania agar Prabowo Subianto menjadi penasihat militer kerajaan mengingat mantan
Komandan Kopassus itu memag dikenal sebagai pakar peranggerilya dan stratergi perang anti gerilya.
Namun, melalui surat yang dikirimkan ke sejumlah media massa, Prabowo Subianto menyatakan "tidak
bisa menerima" pemberian status kewarganegaraan dari kerajaan Yordania. Dalam hal untuk menolak
atas status kewarganegaraan yang diberikan Kerjaan Yordania, Prabowo Subianto menggunakan
A. Stelsel aktif.
B. Hak opsi
C. Hak repudiasi
D. Naturalisasi biasa
E. Deportasi
Jawaban: C
10. Kasus kewarganegaraan ganda membuat Archandra diberhentikan secara terhormat dari jabatannya
sebagai menteri ESDM pada 27 Juli 2016. Selain itu, ia juga terancam kehilangan kewarganegaraan
Indonesia. Akan tetapi, sebelum dilantik menjadi menteri ternyata beliau telah mengajukan permohonan
kehilangan kewarganegaraan pada Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Permohonan tersebut
disetujui tepat setelah jabatannya sebagai menteri dilepaskan. Meskipun begitu, beliau berhasil
mempertahankan kewarganegaraan Indonesianya. Upaya yang dilakuan Archandra tersebut disebut
dengan
A. Stelsel aktif
B. Stelsel pasif
C. Naturalisasi istimewa
D. Hak repudiasi
E. Deportasi
Jawaban: A

beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia!

Suku Jawa

Suku Jawa ini memiliki populasi terbesar loh sobat di Indonesia. Jumlahnya mencapai
40,2% dari penduduk di Indonesia. Suku Jawa ini tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Jawa Barat.

Karakteristik orang Suku Jawa adalah lemah lembut, pemalu, sopan. Suku Jawa identik
dengan batik dan musik-musik yang bernada mendayu.

Suku Sunda

Suku Sunda banyak mendiami wilayah Jawa Barat. Populasinya mencapai 15,5% dari
penduduk di Indonesia. Suku Sunda merupakan suku bangsa kedua terbesar di
Indonesia setelah suku Jawa.

Suku Sunda memiliki beragam tari tradisional khas. Beberapa di antaranya populer di
Indonesia, yakni Tari Jaipong, Tari Topeng, dan Tari Rampak Rendang.

Selain itu sobat! Suku Sunda memiliki ciri khas pada alat musik tradisionalnya yang
terbuat dari bambu yang bernama Angklung. Alat musik ini bahkan terkenal sampai ke
mancanegara.

Suku Batak

Suku Batak merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Suku
Batak memiliki sub suku yaitu Suku Batak Mandailing, Batak Toba, Batak Tapanuli,
Batak Angkola Karo, dan lain-lain. Suku Batak ini memiliki populasi 3,6% dan
merupakan suku bangsa ketiga terbesar di Indonesia.

Ciri khas Suku Batak adalah amat menjunjung tinggi nama keluarga atau marga. Ini
akan menjadi penanda asal silsilah keluarga.

Suku Bugis

Suku Bugis memiliki populasi 2,7% dari populasi penduduk Indonesia. Suku Bugis
mendiami provinsi Sulawesi Selatan. 
Ciri khas dari Suku Bugis adalah penggunaan pakaian adat yang bernama baju Bodo.
Baju ini terbuat dari bahan kain Muslin yang memiliki rongga dan jarak benang yang
renggang, Ini membuat baju Bodo terlihat transparan sehingga cocok dikenakan di
daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim panas.

Ciri khas lain dari Suku Bugis adalah Uang Panai yang harus dibayarkan oleh calon
mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebelum melangsungkan pernikahan.

Suku Asmat

Suku Asmat ini merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami
wilayah Papua. 

Suku Asmat memiliki rumah adat yang disebut dengan Rumah Jew. Senjata Suku
Asmat yakni tombak, panah untuk berburu, dan noken.

Suku Ambon

Suku Ambon merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Maluku. Suku ini sangat
erat kesehariannya dengan kegiatan melaut karena letak geografis Maluku yang dekat
dengan wilayah lautan. 

Suku Ambon memiliki ciri khas pada alat musik tradisionalnya yang bernama Tifa. Alat
musik ini memiliki kemiripan dengan gendang yang dimainkan dengan cara dipukul.

Suku Dayak

Suku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Sub sukunya juga
beragam, mulai dari Dayak Kanayatn, Dayak Bubung, Dayang Angan, dan lain
sebagainya.

Rumah Adat Suku Dayak bernama Rumah Betang yang memiliki bentuk memanjang.
Selain itu, Suku Dayak termasuk suku yang masih menjaga adat dan budayanya hingga
saat ini seperti gemar memakai manik-manik, tato, dan juga upacara-upacara adat yang
berbau mistis.

Suku Bali

Pulau Bali merupakan pulau yang sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun
domestik karena keindahannya. Namun, di Bali juga terdapat Suku Bali yang memiliki
tradisi yang sangat kaya akan budaya, seperti seni tari, seni lukis, seni pahat, dan lain-
lain.

Ciri-ciri Suku Bali adalah mayoritas menganut agama Hindu. Sistem kekeluargaan yang
diatur menurut garis keturunan yang disebut wangsa atau kasta. Kasta ini terbagi
menjadi brahmana, ksatria, waisya dan jaba.
Negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu. Sebuah negara harus memiliki
tiga unsur pokok, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan.

Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.

HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :


1.  Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara
dan negara pada umumnya berupa peranan (role).
2.  Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak Warga Negara Indonesia :
–   Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
–   Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk
hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
–   Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah (pasal 28B ayat 1).
–   Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan Berkembang”
–   Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat
1)
–   Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
–   Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
–   Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia  :
–   Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
–   Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan  : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”.
–   Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
–   Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal
28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.”
–   Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30, yaitu
:
1.  Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai warga negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
2.  Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di
dalam
hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada
ayat (2), taip-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
3.  Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
4.  Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.
 
Tugas umum lembaga negara antara lain:
 Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.
 Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.
 Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.
 Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.
 Membantu menjalankan roda pemerintahan negara
Pembagian Lembaga Negara di Indonesia
Indonesia selaku negara demokrasi, menjalankan pemerintahan dengan penerapan teori trias
politika. Trias Politika merupakan pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang
dengan kedudukan yang sejajar. Tiga bidang tersebut adalah Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

1. Eksekutif, bertugas menerapkan dan melaksanakan perundang-undangan, yakni Presiden dan


wakil presiden, beserta para menteri.
2. Legislatif, bertugas membuat perundang-undangan, yakni Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
3. Yudikatif, bertugas mempertahankan pelaksanaan perundang-undangan, yakni Mahkamah Agung
(MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Fungsi Lembaga Negara di Indonesia


Sebelumnya, telah ditulis bahwa keberadaan lembaga negara menjadi salah unsur penting dalam
sebuah negara. Berdasarkan adanya penerapan trias politika, maka lembaga negara di Indonesia
ada tiga yakni lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif.

Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk melaksanakan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif. Di negara-negara yang
menganut pemerintahan demokratis, biasanya pada lembaga eksekutif terdiri atas kepala negara,
bisa raja atau presiden, disertai dengan para menterinya.

Di Indonesia, lembaga eksekutif-nya adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), Presiden


dan Wakil Presiden, serta para menteri.

1. MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)


Sebelum ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan yang berada di tangan rakyat
dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, maka dari itu MPR sering disebut sebagai “lembaga
tertinggi negara” dengan kewenangan di bawah Undang-Undang Dasar.

Namun, setelah ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyat tidak lagi
dilaksanakan oleh MPR, tetapi dilaksanakan “menurut Undang-Undang Dasar”.

Anggota MPR merupakan gabungan antara anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD
(Dewan Perwakilan Daerah) yang dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu. Ketentuan mengenai
jumlah anggota telah diatur dalam Undang-Undang.

MPR melaksanakan sidang paling sedikit sekali dalam lima tahun. Wewenang MPR yang paling
“terlihat” adalah melantik Presiden dan Wakil Presiden yang telah dipilih oleh rakyat melalui
proses pemilu.

Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 dalam Undang-Undang Dasar 1945, MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut:

 Mengubah dan menetapkan perundang-undangan


 Melantik presiden dan wakil presiden
 Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang
Dasar
Anggota MPR dalam menjalankan tugas dan wewenang tersebut, memiliki beberapa hak
tertentu, yakni:

 Mengajukan usul terkait perubahan pasal dalam perundang-undang


 Menentukan sikap dan pilihannya dalam proses pengambilan keputusan
 Memilih dan dipilih
 Membela diri
 Imunitas (hak untuk tetap menjalankan tugas dan wewenangnya tanpa boleh dituntut di
pengadilan)
 Protokoler (hak untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya)
 Keuangan dan administratif
2. Presiden
Sebelum ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, presiden dipilih oleh MPR. Namun,
setelah terdapat amandemen Undang-Undang Dasar 1945, presiden dan wakilnya dipilih oleh
rakyat melalui pemilu.

Presiden dan wakilnya menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya satu kali
jabatan dalam pemilihan umum selanjutnya.

Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai seorang
kepala negara, presiden mempunyai wewenang yang telah diatur oleh Undang-Undang Dasar
1945, yakni:

 Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
 Mengangkat duta dan konsul untuk ditempatkan di ibukota negara lain dan negara Indonesia.
 Menerima duta dari negara lain.
 Memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada warga negara, baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing yang telah berjasa.
Sementara itu, sebagai kepala pemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, maka
Presiden memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:

 Memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945


 Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada DPR
 Menetapkan peraturan pemerintah
 Memegang teguh dan menjalankan Undang-Undang Dasar
 Memberikan grasi (pengampunan terhadap narapidana) dan rehabilitasi (pemulihan nama baik
seseorang yang tertuduh) berdasarkan pertimbangan Mahkamah Agung (MA)
 Memberikan amnesti (pengurangan hukuman narapidana) dan abolisi (pembatalan tuntutan
pidana) berdasarkan pertimbangan DPR.
Selain berperan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden juga menjadi panglima
tertinggi dalam angkatan perang, sehingga memiliki wewenang sebagai berikut:

 Menyatakan perang, membuat perdamaian dengan negara lain atas dasar persetujuan DPR
 Membuat perjanjian internasional atas dasar persetujuan DPR
 Menyatakan keadaan bahaya terhadap suatu situasi dan kondisi yang berlangsung dalam negara.
Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai fungsi umum dalam
membuat perundang-undangan. Lembaga legislatif ini memiliki beberapa fungsi fungsi legislasi
dan fungsi kontrol.

Di Indonesia, lembaga legislatif adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


1. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Anggota DPR berasal dari partai politik yang dipilih rakyat melalui proses pemilu. DPR
bertempat di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi dan kabupaten/kota adalah
DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah).

Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPR adalah sebagai berikut,

 Membentuk perundang-undangan yang dibahas bersama Presiden


 Memberikan persetujuan peraturan daerah pengganti Undang-Undang
 Menerima dan membahas RUU (Rancangan Undang-Undang) yang diajukan oleh DPD
 Mempertimbangkan DPD atas rancangan Undang-Undang APBN yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama
 Menetapkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) bersama Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan dari DPD
 Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan pertimbangan DPD
 Memilih tiga calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden
 dan lain-lain
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya tersebut, DPR mempunyai hak-hak tertentu, yakni:

 Hak Interpelasi, yakni hak untuk meminta keterangan kepada Presiden


 Hak Angket, yakni hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan pemerintah
 Hak Inisiatif, yakni hak untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada pemerintah
 Hak Amandemen, yakni hak untuk mengadakan perubahan atas Rancangan Undang-Undang
 Hak Budget, yakni hak untuk mengajukan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara)
 Hak Petisi, yakni hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan pemerintah
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A, DPR memegang kekuasaan tertinggi dalam
membentuk perundang-undangan. Oleh sebab itu, DPR memiliki 3 fungsi penting, yakni:

 Fungsi Legislatif, yakni DPR sebagai pembuat perundang-undangan bersama Presiden


 Fungsi Anggaran, yakni DPR sebagai pemegang kekuasaan dalam penetapan APBN yang
diajukan Presiden
 Fungsi Pengawasan, yakni DPR mengawasi jalannya pemerintahan.
DPR melaksanakan sidang paling sedikit adalah sekali dalam satu tahun.

2. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Anggota DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi yang telah dipilih melalui proses pemilu.
Keanggotaan DPD diresmikan oleh keputusan Presiden dan bertempat di daerah pemilihannya.

Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dari organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Masa jabatan DPD adalah lima tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22D, anggota DPD memiliki kewenangan
sebagai berikut:

1. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan keuangan pusat daerah.
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Mengawasi pelaksanaan mengenai hal-hal tersebut dan melaporkannya kepada DPR.

Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif merupakan lembaga pemerintahan yang berwenang untuk menafsirkan isi
perundang-undangan dan memberikan sanksi pelanggaran pelaksanaannya.

Dalam pelaksanaanya, lembaga yudikatif harus bebas dari campur tangan lembaga eksekutif. Hal
tersebut supaya dalam penegakan hukum dan keadilannya tidak berat sebelah atau terlalu
memihak.

1. Mahkamah Agung (MA)


Lembaga Mahkamah Agung (MA) menjadi pemegang kekuasaan kehakiman tertinggi dari
semua lingkungan peradilan. Lembaga MA diketuai oleh Hakim Agung yang dibantu oleh
beberapa hakim lainnya.

Hakim Agung ini diusulkan oleh DPR yang berasal dari usulan Komisi Yudisial. Lembaga MA
mempunyai kewajiban dan kewenangan sendiri, yakni:

1. Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan, dan wewenang lainnya
yang diberikan oleh Undang-Undang
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan grasi dan rehabilitasi yang diajukan oleh Presiden

2. Mahkamah Konstitusi (MK)


Lembaga MK memiliki kewenangan dalam menyelenggarakan kekuasaan peradilan di
lingkungan peradilan umum, militer, agama, dan tata usaha Negara. Mahkamah Konstitusi
mempunyai kewenangan untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir.

Dalam MK, terdapat 9 hakim konstitusi yang telah ditetapkan oleh Presiden. Berikut merupakan
tugas dan fungsi lembaga Mahkamah Konstitusi:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan mengenai hasil pemilu

3. Komisi Yudisial (KY)


Lembaga Komisi Yudisial (KY) ini dibentuk guna mengawasi perilaku para hakim dan praktik
kotor dalam proses penyelenggaraan peradilan.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (hasil amandemen), kedudukan Komisi Yudisial ini bersifat
mandiri yang keberadaannya dibentuk dan diberhentikan oleh Presiden dengan adanya
persetujuan DPR.

Lembaga-Lembaga Baru yang Bersifat Mandiri


1. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Lembaga BPK ini menjadi lembaga negara yang memegang kekuasaan dalam bidang auditor.
BPK tentu mempunyai tugas utama dalam memeriksa dan mengelola keuangan negara.

Hasil pemeriksaan lembaga BPK akan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Anggota lembaga BPK dipilih oleh DPR dan diresmikan oleh Presiden.

Lembaga BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsinya.

2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)


Lembaga ini dibentuk melalui Undang-Undang Dasar 1945 No 30 Tahun 2002 mengenai
pemberantasan tindak pidana korupsi.

Pembentukan lembaga KPK ini menjadi respon pemerintah terhadap rasa pesimistis masyarakat
atas kinerja dan reputasi kejaksaan sera kepolisian dalam memberantas korupsi.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan)
Lembaga Komnas Perempuan ini didirikan pada tahun 1998 berdasarkan adanya keputusan
presiden No 181 tahun 1998. Lembaga ini bersifat mandiri sebagai bentuk upaya nasional dalam
menghapus kekerasan terhadap perempuan.

Komnas Perempuan ini menjadi bentuk jawaban pemerintah atas tuntutan masyarakat sipil,
khususnya kaum perempuan dalam menangani persoalan kekerasan.

Dalam menjalankan tugas dan wewenang sekaligus mendapat hak-hak tertentu tersebut, anggota
lembaga negara tetap mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Selain itu juga wajib untuk mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan
pribadinya.

organisasi internasional adalah suatu perkumpulan yang anggotanya tersebar luas di


seluruh dunia sedangkan organisasi regional adalah organisasi yang anggotanya
berada dalam suatu daerah yang sama contohnya ASEAN karena anggotanya adalah
negara-negara yang berada di kawasan Asia tenggara.

 Organisasi kawasan (OK) atau Organisasi Regional adalah organisasi internasional


(OI) yang beranggotakan beberapa negara dan mencakup badan geopolitik yang operasinya
tidak memandang batas negara-bangsa. Keanggotaannya ditentukan oleh batas geografi
tertentu seperti benua atau batas geopolitik seperti blok ekonomi. SAARC (South Asian
Association for Regional Cooperation) (Dok. Wikimedia Commons)
 Robert Schuman (Dok. Wikimedia Commons)
 Bendera Uni Eropa (Dok. Wikimedia Commons)
 Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) (Dok. Wikimedia Commons)
 World Trade Organization (WTO) (Dok. Wikimedia Commons

Anda mungkin juga menyukai