lahirnya Pancasila dimulai ketika sidang pertama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia). Sidang tersebut dimulai pada 28 Mei 1945. Sidang BPUPKI
dilatarbelakangi oleh kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Untuk memenangkan hati rakyat
Indonesia, mereka menjanjikan kemerdekaan dan membuat lembaga sebagai persiapan.
Lembaga itu disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI. ketika rapat pada 29 Mei
1945, Muhammad Yamin mengusulkan dasar negara berupa Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, serta Kesejahteraan Rakyat.
Kemudian pada 1 Juni 1945, Soekarno (Bung Karno) mengutarakan gagasan dasar negara
yang disebut dengan Pancasila. Saat itulah, Pancasila lahir.
Karena sebagai sumber hukum bagi masyarakat Indonesia, inilah fungsi dan peranan
Pancasila dalam menjalankan pemerintahan, yaitu:
Pancasila punya kedudukan sebagai dasar negara bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Maksud dari Pancasila sebagai ideologi negara adalah bangsa Indonesia punya tujuan
yang sama dan perlu diwujudkan untuk pembangunan nasional.
Oleh karena itu, nilai-nilai pada setiap butir Pancasila dijadikan pedoman dasar dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu, sebagai ideologi bangsa, Pancasila punya fungsi pokok dalam kehidupan
bernegara, yaitu:
Pancasila sebagai falsafah bangsa, artinya Pancasila adalah harga mati bagi bangsa
Indonesia dan tidak boleh diganggu gugat
Seperti yang teman-teman ketahui, Pancasila menjadi sumber hukum dari segala
hukum negara Indonesia.
Hal ini ditegaskan dalam pokok-pokok pikiran dari pembukaan UUD 1945.
Jadi, fungsi Pancasila sebagai dasar hukum sudah tetap dan peraturan hukum di
Indonesia tidak boleh mengabaikan nilai-nilai Pancasila.
Selain sebagai sumber hukum, Pancasila juga sebagai sumber norma yang tidak
tertulis tetapi mengatur kehidupan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia kita tetap harus mematuhi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses perumusan ini, para pendiri bangsa bermusyawarah mufakat dan saling
menghormati setiap usulan yang disampaikan.
Fungsi dan peran Pancasila yang lainnya adalah sebagai cita-cita bangsa Indonesia.
Kedudukan ini tinggi dan nilai-nilai Pancasila berasal dari cita-cita bangsa Indonesia
yang ingin dicapai.
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan dan agama
masing-masing
2. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing
3. Mendukung seseorang merayakan hari besar keagamaannya
4. Menjaga ketenangan lingkungan saat seseorang beribadah
5.Tidak menistakan agama seseorang seperti membakar rumah ibadah dan menghina
ajarannya
6. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan pada orang lain
Contoh pengamalan sila ke-2 dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:
Mengakui dan memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk tuhan
Tidak semena-mena memperlakukan orang lain karena sadar tiap orang punya hak
asasi manusia
Tenggang rasa dan membantu teman yang mengalami kesusahan
Melakukan kegiatan kemanusiaan seperti membantu korban bencana alam, anak-anak
di panti asuhan, orang sakit, dan yang mengalami kesulitan hidup lainnya
Berlaku adil terhadap setiap orang
Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-
Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Nilai Kemanusiaan
Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai
kemanusiaan, yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan
martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan
kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan agama, suku, ras, atau
keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)
MPR
VISI MPR RI
MPR MENJADI RUMAH KEBANGSAAN, PENGAWAL IDEOLOGI PANCASILA, DAN
KEDAULATAN RAKYAT
Makna dari Visi MPR dapat diuraikan sebagai berikut:
1. MPR menjadi rumah kebangsaan memiliki makna bahwa MPR adalah representasi
Majelis Kebangsaan yang menjalankan mandat konstitusional guna menjembatani berbagai
arus perubahan, pemikiran, aspirasi masyarakat dan daerah dengan mengedepankan etika
politik kebangsaan yang bertumpu pada nilai-nilai permusyawaratan/perwakilan,
kekeluargaan, toleransi, kebhinnekaan, dan gotong-royong dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2. MPR sebagai pengawal ideologi Pancasila memiliki makna bahwa MPR sebagai satu-
satunya lembaga negara pembentuk konstitusi (the making of the constitution), adalah
pengawal ideologi negara (the guardian of the state ideology) Pancasila agar tetap hidup
menjadi bintang pemandu dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam mewujudkan tujuan bernegara.
3. MPR sebagai pengawal kedaulatan rakyat memiliki makna bahwa MPR adalah lembaga
negara pelaksana kedaulatan rakyat yang memiliki kewenangan tertinggi untuk mengubah dan
menetapkan Undang-Undang Dasar, menjamin tegaknya kedaulatan rakyat dan supremasi
konstitusi dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kemasyarakatan sesuai dengan dinamika
aspirasi masyarakat dan daerah, perkembangan politik dan ketatanegaraan yang berlandaskan
pada nilai-nilai Pancasila.
MISI MPR RI
Dalam rangka mewujudkan visi “MPR menjadi rumah kebangsaan, pengawal ideologi Pancasila, dan
kedaulatan rakyat”, maka misi MPR adalah:
1. Melaksanakan wewenang dan tugas konstitusional Majelis Permusyawaratan Rakyat
sesuai dengan ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan, dengan
berlandaskan asas legalitas, asas kekeluargaan, musyawarah, dan gotong royong;
2. Melaksanakan revitalisasi nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika serta
Ketetapan MPRS/MPR dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
3. Mengawal penataan sistem ketatanegaraan, Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan pelaksanaannya;
4. Memperjuangkan aspirasi masyarakat dan daerah tentang pelaksanaan UUD NRI Tahun
1945 dalam setiap kebijakan nasional;
5. Memperkukuh prinsip permusyawaratan, kerukunan nasional, persatuan dan kesatuan
bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan semangat Bhinneka
Tunggal Ika;
6. Menegakkan etika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya, serta pertahanan keamanan;
7. Meningkatkan akuntabilitas kinerja lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 dalam rangka memenuhi
hak kedaulatan rakyat untuk meningkatkan partisipasi dan akses informasi kepada
masyarakat;
8. Mewujudkan harmonisasi hubungan antar lembaga negara dalam melaksanakan
wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 berdasarkan
prinsip checks and balances;
9. Memperkuat harmonisasi dalam hubungan diplomatik antar parlemen dan antar negara
sahabat dalam rangka mendukung pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta
fungsi diplomasi parlemen.
TUJUAN
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi MPR, MPR menetapkan 9 (sembilan) tujuan
strategis yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun (2015-2019), sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelaksanaan wewenang dan tugas konstitusional Majelis Permusyawaratan
Rakyat sesuai dengan ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan
dengan berlandaskan asas legalitas, asas kekeluargaan, musyawarah, dan gotong royong;
2. Meningkatkan kualitas pelaksanaan nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika serta ketetapan MPRS/MPR dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;
3. Mewujudkan sistem ketatanegaraan, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan pelaksanaannya sesuai dengan ideologi dan dasar negara Pancasila, dinamika
aspirasi masyarakat dan daerah, perkembangan politik dan ketatanegaraan Indonesia;
4. Mewujudkan kebijakan nasional yang demokratis, transparan dan akuntabel sesuai
dengan dinamika aspirasi masyarakat dan daerah;
5. Mewujudkan prinsip permusyawaratan, kualitas kerukunan nasional, persatuan dan
kesatuan bangsa dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan semangat
Bhinneka Tunggal Ika;
6. Mewujudkan pelaksanaan etika kehidupan berbangsa dan bernegara oleh penyelenggara
negara dan masyarakat dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya serta pertahanan
keamanan;
7. Mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap lembagalembaga negara dalam
melaksanakan wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945 melalui
penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara kepada seluruh rakyat Indonesia;
8. Menciptakan suasana kondusif hubungan kerja antar lembaga-lembaga negara dalam
melaksanakan wewenang dan tugas yang diamanatkan oleh UUD NRI Tahun 1945
berdasarkan prinsip checks and balances;
9. Menciptakan penguatan dan harmonisasi dalam hubungan diplomatik antar parlemen dan
antar negara sahabat dalam rangka mendukung pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan
aktif serta fungsi diplomasi parlemen.
Jumlah Anggota MPR adalah 700 orang dengan rincian: a. Anggota DPR sebanyak 500
orang; b. Utusan Daerah sebanyak 135 orang, yaitu 5 (lima) orang dari setiap Daerah
Tingkat I; c. Utusan Golongan sebanyak 65 orang
Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk
ditetapkan menjadi UU
Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan dan
agama
Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap perjanjian yang
berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara
Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan
UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang ataupun membuat
perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti dan abolisi; (2)
mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar lain
Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung yang akan ditetapkan
menjadi hakim agung oleh Presiden
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain: Menyerap, menghimpun, menampung
dan menindaklanjuti aspirasi rakyat. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk:
(1) menyatakan perang ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2)
mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
Menurut amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A ayat (1) menyebutkan bahwa
Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran,
dan fungsi pengawasan.
DPRD disebutkan dalam UUD 1945 pasal 18 ayat 3: "Pemerintahan daerah provinsi,
daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum". DPRD kemudian diatur lebih lanjut dengan
undang-undang, terakhir melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014.
Berdasarkan Pasal 24C ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang menguji undang-undang
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar ...
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3
tahun.
Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara pelaku kekuasaan
kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
Kewenangan
Mahkamah Konstitusi mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1 (satu) kewajiban
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar;
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh Undang-Undang Dasar;
3. Memutus pembubaran partai politik, dan
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Kewajiban
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut Undang-Undang Dasar. Pelanggaran dimaksud sebagaimana disebutkan
dan diatur dalam ketentuan Pasal 7A UUD 1945 yaitu melakukan pelanggaran hukum
berupa penghianatan terhadap negar, korupsi, penyuapan, tindak pidana
lainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Contoh peraturan perundang-undangan: Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang. Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden
(Perpres) Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi).
Bhinneka Tunggal Ika memiliki empat prinsip penting, yakni: Common denominator Artinya
semboyan negara ini dijadikan cara untuk mencari prinsip yang sama dalam setiap keberagaman
agama, budaya, ras dan bahasa. Bersifat inklusif Artinya Bhinneka Tunggal Ika menjadi pedoman
untuk masyarakat agar bisa hidup harmonis dan saling menjaga toleransi, sehingga persatuan dan
kesatuan Indonesia semakin kuat. Bersifat universal dan menyeluruh Artinya semboyan negara ini
harus diterapkan di seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali demi menjaga persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia. Sifatnya kovergen Artinya keberagaman suku, agama, ras dan bahasa
seharusnya tidak untuk dibesar-besarkan, melainkan harus dijadikan dasar untuk memupuk rasa
persatuan dan kesatuan
Impelementasi Bhinneka Tunggal Ika 1. Perilaku influsif Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
memandang dirinya sebagai individu atau kelompok masyarakat. Kelompok ini menjadi satu
kesatuan dalam masyarakat luas. 2. Sifat pluralistik Bangsa Indonesia bersifat plural ditinjau dari
keragaman agama, budaya, dan suku. Meski berbeda diperlukan menjalin kerukunan, toleran, dan
saling menghormati. Sehingga tidak ada orang yang memandang remeh pihak lain. Contoh saling
membantu ketika terkena musibah. ADVERTISEMENT 3. Tidak mencari menangnya sendiri
Mengutip dari jurnal "Peranan Pancasila Dan Bhineka Tunggal Ika Dalam Menanggulangi Politik
Identitas" karya Rizal Habi Nugroho penerapan semboyan untuk menghormati dan menghargai
pihak lain. Menghargai ini bisa menerima dan memberi pendapat dalam kehidupan yang beragam.
4. Musyawarah Musyawarah membentuk kesatuan dan mencapai mufakat. Dalam hal ini ada istilah
common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih untuk mencapai mufakat. Beberapa
kelompok bisa menemukan solusi dari musyawarah. 5. Rasa kasih sayang dan rela berkorban
Bhineka Tunggal Ika perlu dilandasi rasa kasih sayang kehidupan bangsa dan negara. Tanpa kasih
sayang dan rela berkorban tanpa pamrih kesatuan tidak terwujud. 6. Toleran dalam perbedaan
Toleran menjadi pandangan untuk menumbuhkan rasa saling menghormati, menyebarkan
kerukunan, dan menyuburkan toleransi pada individu.
Sebagai Lambang Negara Indonesia Keberagaman dan Contoh Bhineka Tunggal Ika Dalam
kehidupan sehari-hari ada berbagai keragaman yang membuat masyarakat bisa bersatu dan
kompak. Mengutip buku "Keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika" yang diterbitkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada berbagai macam keberagaman, yaitu: 1.
Keberagaman Suku Dari ensiklopedia Indonesia, suku bangda adalah kelompok sosial dalam sistem
sosial atau kebudayaan yang memiliki garis keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya.
Kelompok suku ini mmeiliki kesamaan dalam sejarah, sejarah atau keturunan, bahasa, sistem nilai,
adat istiadat, serta tradisi. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa merupakan sekelompok manusia
yang memiliki kesatuan budaya dan terikat kesadaran akan identitas. Contoh suku di Indonesia
garis keturunan ayah (paternalistik) adalah suku Jawa dan suku Batak. Suku yang mengikuti garis
maternalistik (ibu/perempuan) contohnya Suku Minangkabau. 2. Keberagaman Agama Sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan dasar dan ideologi negara. Di Indonesia, agama berperan
penting dalam kehidupan masyarakat. Negara memberikan jaminan untuk beribadah sesuai agama
dan kepercayaan masing-masing. ADVERTISEMENT Jaminan beragama ada di pasal 29 ayat (2)
UUD negara RI tahun 1945. Di Indonesia ada 6 agama resmi yang diakui Pemerintah yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 3. Keberagaman Ras Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), ras adalah goolongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik, dan rumpun bangsa. Ras
dikelompokan dari bentuk badan, muka, hidung, dan warna kulit. Contoh ras di Indonesia adalah ras
Mongoloid, di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Ras
Melanesoid banyak tinggal daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu di
Indonesia ada keturunan ras Ras Asiatic Mongoloid seperti orang-orang Tionghoa, Jepang, dan
Korea. 4. Keberagaman Antargolongan Golongan merupakan kelompok dalam masyarakat yang
beragam. Dalam sosiologi dikenal istilah Stratifikasi Sosial. Istilah ini adalah pengelompokan
masyarakat dalam kelas-kelas sosial tertentu. Meski terjadi keberagaman antar golongan, adanya
semboyan negara dapat menorong kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. Keberagaman
antargolongan bisa menumbuhkan kesadaran bagi setiap warga negara. Contoh keberagaman
golongan adalah bantuan perusahaan memberi bantuan pada pengusaha kecil yang terdampak
Covid-19. Kelompok mahasiswa memberikan buku gratis dan ilmu pada anak yatim piatu. 5.
Integrasi Nasional Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Dalam
jurnal "Bhinneka Tunggal Ika Sebagai Benteng Terhadap Risiko Keberagaman Bangsa Indonesia"
yang diterbitkan Institut Agama Islam Negeri Kudus, identitas nasional sebagai wujud usaha
mempersatukan keberagaman serta pencegahan konflik. Bentuk identitas nasional seperti: Ideologi
negara adalah Pancasila. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia. Lagu kebangsaan yaitu
Indonesia Raya. Semboyan negara adalah Bhinneka Tunggal Ika. Bendera negara yaitu Sang
Merah Putih. Hukum dasar negara (konstitusi) adalah UUD 1945. Bentuk negara dan pemerintahan
adalah Republik. Beragam kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
contoh soal :
Lewandosky merupakan pria asal kelahiran Polandia. Ia sudah bertahun-tahun menetap di Indonesia dan
ingin menjabat sebagai Bupati di daerahnya. Untuk bisa menjadi calon bupati, ia terlebih dahulu
mengurus status kewarganegaraannya. Akhirnya ia menggunakan hak opsinya untuk menjadi warga
negara Indonesia agar bisa maju dalam ajang pemilihan Bupati. Tindakan Lewandosky tersebut disebut
dengan
A. Stelsel aktif
B. Stelsel pasif
C. Naturalisasi hak istimewa
D. Hak repudiasi
E. Deportasi
Jawaban: A
7. Kiesuke Honda merupakan pria asal kelahiran Jepang, ia merupakan Founder Honda Cooperation.
Dalam misinya ia ingin memajukan kualitan Pendidikan Indonesia. Karena Pak Honda sangat berjasa
bagi Indonesia, ia ditawari menjadi warga negara Indonesia. Namun karean kecintaannya terhadap
negara asalnya, ia menggunakan Hak Repudiasinya untuk menolak tawaran dari Indonesia. Dalam hal ini
tindakan Kiesuke Honda disebut dengan
A. Stelsel aktif
B. Hak opsi
C. Naturalisasi biasa
D. Stelsel pasif
E. Deportasi
Jawaban: D
8. Cinta Laura diketahui pernah mempunyai masalah dengan dua kewarganegaraan. Seperti yang kita
tahu, ibu Cinta Laura adalah WNI sedangkan ayahnya yang bernama belakang Kiehl adalah warga
negara Jerman. Pada saat usianya menginjak 18 tahun, sebagai publik figur, Cinta banyak mendapat
sorotan mengenai masalah kewarganegaraannya. Waktu itu pun ia masih belum bisa memutuskwan
kewarganegaraan yang akan ia pilih. Ia mengaku sangat mencintai Indonesia karena ia tinggal dan besar
di Indonesia. Tapi karena untuk berkarir di kancah internasional, ia berpikiran bahwa kewarganegaraan
Jerman akan lebih memudahkan jalan karirnya di Amerika Serikat. Banyak yang mencibir pernyataan
Cinta Laura tersebut. Tapi saat ini ia telah memilih kewarganegaraan Jerman dan ia telah aktif berkarir di
Amerika Serikat. Dalam hal menentukan kewarganegaraannya, Cinta Laura menggunakan
A. Naturalisasi istimewa
B. Stelsel pasif
C. Hak repudiasi
D. Hak opsi
E. Deportasi
Jawaban: D
9. Dari media massa pada kisaran tahun 1998, kita mendapat informasi bahwa Raja Yordania Hussein
telah menganugerahkan kewarganegaraan istimewa bagi Prabowo Subianto melalui dekrit raja yang
isinya menyebutkan bahwa telah memberikan status kewarganegaraan itu diduga atas dasar kepentingan
kerajaan Yordania agar Prabowo Subianto menjadi penasihat militer kerajaan mengingat mantan
Komandan Kopassus itu memag dikenal sebagai pakar peranggerilya dan stratergi perang anti gerilya.
Namun, melalui surat yang dikirimkan ke sejumlah media massa, Prabowo Subianto menyatakan "tidak
bisa menerima" pemberian status kewarganegaraan dari kerajaan Yordania. Dalam hal untuk menolak
atas status kewarganegaraan yang diberikan Kerjaan Yordania, Prabowo Subianto menggunakan
A. Stelsel aktif.
B. Hak opsi
C. Hak repudiasi
D. Naturalisasi biasa
E. Deportasi
Jawaban: C
10. Kasus kewarganegaraan ganda membuat Archandra diberhentikan secara terhormat dari jabatannya
sebagai menteri ESDM pada 27 Juli 2016. Selain itu, ia juga terancam kehilangan kewarganegaraan
Indonesia. Akan tetapi, sebelum dilantik menjadi menteri ternyata beliau telah mengajukan permohonan
kehilangan kewarganegaraan pada Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia. Permohonan tersebut
disetujui tepat setelah jabatannya sebagai menteri dilepaskan. Meskipun begitu, beliau berhasil
mempertahankan kewarganegaraan Indonesianya. Upaya yang dilakuan Archandra tersebut disebut
dengan
A. Stelsel aktif
B. Stelsel pasif
C. Naturalisasi istimewa
D. Hak repudiasi
E. Deportasi
Jawaban: A
Suku Jawa
Suku Jawa ini memiliki populasi terbesar loh sobat di Indonesia. Jumlahnya mencapai
40,2% dari penduduk di Indonesia. Suku Jawa ini tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Jawa Barat.
Karakteristik orang Suku Jawa adalah lemah lembut, pemalu, sopan. Suku Jawa identik
dengan batik dan musik-musik yang bernada mendayu.
Suku Sunda
Suku Sunda banyak mendiami wilayah Jawa Barat. Populasinya mencapai 15,5% dari
penduduk di Indonesia. Suku Sunda merupakan suku bangsa kedua terbesar di
Indonesia setelah suku Jawa.
Suku Sunda memiliki beragam tari tradisional khas. Beberapa di antaranya populer di
Indonesia, yakni Tari Jaipong, Tari Topeng, dan Tari Rampak Rendang.
Selain itu sobat! Suku Sunda memiliki ciri khas pada alat musik tradisionalnya yang
terbuat dari bambu yang bernama Angklung. Alat musik ini bahkan terkenal sampai ke
mancanegara.
Suku Batak
Suku Batak merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Sumatera Utara. Suku
Batak memiliki sub suku yaitu Suku Batak Mandailing, Batak Toba, Batak Tapanuli,
Batak Angkola Karo, dan lain-lain. Suku Batak ini memiliki populasi 3,6% dan
merupakan suku bangsa ketiga terbesar di Indonesia.
Ciri khas Suku Batak adalah amat menjunjung tinggi nama keluarga atau marga. Ini
akan menjadi penanda asal silsilah keluarga.
Suku Bugis
Suku Bugis memiliki populasi 2,7% dari populasi penduduk Indonesia. Suku Bugis
mendiami provinsi Sulawesi Selatan.
Ciri khas dari Suku Bugis adalah penggunaan pakaian adat yang bernama baju Bodo.
Baju ini terbuat dari bahan kain Muslin yang memiliki rongga dan jarak benang yang
renggang, Ini membuat baju Bodo terlihat transparan sehingga cocok dikenakan di
daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim panas.
Ciri khas lain dari Suku Bugis adalah Uang Panai yang harus dibayarkan oleh calon
mempelai pria kepada calon mempelai wanita sebelum melangsungkan pernikahan.
Suku Asmat
Suku Asmat ini merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami
wilayah Papua.
Suku Asmat memiliki rumah adat yang disebut dengan Rumah Jew. Senjata Suku
Asmat yakni tombak, panah untuk berburu, dan noken.
Suku Ambon
Suku Ambon merupakan suku bangsa yang mendiami wilayah Maluku. Suku ini sangat
erat kesehariannya dengan kegiatan melaut karena letak geografis Maluku yang dekat
dengan wilayah lautan.
Suku Ambon memiliki ciri khas pada alat musik tradisionalnya yang bernama Tifa. Alat
musik ini memiliki kemiripan dengan gendang yang dimainkan dengan cara dipukul.
Suku Dayak
Suku Dayak merupakan suku yang mendiami Pulau Kalimantan. Sub sukunya juga
beragam, mulai dari Dayak Kanayatn, Dayak Bubung, Dayang Angan, dan lain
sebagainya.
Rumah Adat Suku Dayak bernama Rumah Betang yang memiliki bentuk memanjang.
Selain itu, Suku Dayak termasuk suku yang masih menjaga adat dan budayanya hingga
saat ini seperti gemar memakai manik-manik, tato, dan juga upacara-upacara adat yang
berbau mistis.
Suku Bali
Pulau Bali merupakan pulau yang sering dikunjungi wisatawan baik lokal maupun
domestik karena keindahannya. Namun, di Bali juga terdapat Suku Bali yang memiliki
tradisi yang sangat kaya akan budaya, seperti seni tari, seni lukis, seni pahat, dan lain-
lain.
Ciri-ciri Suku Bali adalah mayoritas menganut agama Hindu. Sistem kekeluargaan yang
diatur menurut garis keturunan yang disebut wangsa atau kasta. Kasta ini terbagi
menjadi brahmana, ksatria, waisya dan jaba.
Negara adalah sebuah masyarakat yang memiliki monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam wilayah tertentu. Sebuah negara harus memiliki
tiga unsur pokok, yaitu wilayah, rakyat, dan pemerintahan.
Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan undang-undang.
Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk melaksanakan
perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh lembaga legislatif. Di negara-negara yang
menganut pemerintahan demokratis, biasanya pada lembaga eksekutif terdiri atas kepala negara,
bisa raja atau presiden, disertai dengan para menterinya.
Namun, setelah ada Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, kedaulatan rakyat tidak lagi
dilaksanakan oleh MPR, tetapi dilaksanakan “menurut Undang-Undang Dasar”.
Anggota MPR merupakan gabungan antara anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) dan DPD
(Dewan Perwakilan Daerah) yang dipilih oleh rakyat melalui proses pemilu. Ketentuan mengenai
jumlah anggota telah diatur dalam Undang-Undang.
MPR melaksanakan sidang paling sedikit sekali dalam lima tahun. Wewenang MPR yang paling
“terlihat” adalah melantik Presiden dan Wakil Presiden yang telah dipilih oleh rakyat melalui
proses pemilu.
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 dalam Undang-Undang Dasar 1945, MPR mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut:
Presiden dan wakilnya menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya satu kali
jabatan dalam pemilihan umum selanjutnya.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai seorang
kepala negara, presiden mempunyai wewenang yang telah diatur oleh Undang-Undang Dasar
1945, yakni:
Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Mengangkat duta dan konsul untuk ditempatkan di ibukota negara lain dan negara Indonesia.
Menerima duta dari negara lain.
Memberikan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan kepada warga negara, baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing yang telah berjasa.
Sementara itu, sebagai kepala pemerintahan yang menyelenggarakan pemerintahan negara, maka
Presiden memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut:
Menyatakan perang, membuat perdamaian dengan negara lain atas dasar persetujuan DPR
Membuat perjanjian internasional atas dasar persetujuan DPR
Menyatakan keadaan bahaya terhadap suatu situasi dan kondisi yang berlangsung dalam negara.
Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai fungsi umum dalam
membuat perundang-undangan. Lembaga legislatif ini memiliki beberapa fungsi fungsi legislasi
dan fungsi kontrol.
Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh DPR adalah sebagai berikut,
Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dari organisasi-organisasi
kemasyarakatan. Masa jabatan DPD adalah lima tahun.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22D, anggota DPD memiliki kewenangan
sebagai berikut:
1. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan keuangan pusat daerah.
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas Rancangan Undang-Undang APBN dan RUU yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Mengawasi pelaksanaan mengenai hal-hal tersebut dan melaporkannya kepada DPR.
Lembaga Yudikatif
Lembaga yudikatif merupakan lembaga pemerintahan yang berwenang untuk menafsirkan isi
perundang-undangan dan memberikan sanksi pelanggaran pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaanya, lembaga yudikatif harus bebas dari campur tangan lembaga eksekutif. Hal
tersebut supaya dalam penegakan hukum dan keadilannya tidak berat sebelah atau terlalu
memihak.
Hakim Agung ini diusulkan oleh DPR yang berasal dari usulan Komisi Yudisial. Lembaga MA
mempunyai kewajiban dan kewenangan sendiri, yakni:
1. Mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan, dan wewenang lainnya
yang diberikan oleh Undang-Undang
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. Memberikan pertimbangan grasi dan rehabilitasi yang diajukan oleh Presiden
Dalam MK, terdapat 9 hakim konstitusi yang telah ditetapkan oleh Presiden. Berikut merupakan
tugas dan fungsi lembaga Mahkamah Konstitusi:
1. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-
Undang Dasar
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan mengenai hasil pemilu
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 (hasil amandemen), kedudukan Komisi Yudisial ini bersifat
mandiri yang keberadaannya dibentuk dan diberhentikan oleh Presiden dengan adanya
persetujuan DPR.
Hasil pemeriksaan lembaga BPK akan diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya. Anggota lembaga BPK dipilih oleh DPR dan diresmikan oleh Presiden.
Lembaga BPK berkedudukan di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsinya.
Pembentukan lembaga KPK ini menjadi respon pemerintah terhadap rasa pesimistis masyarakat
atas kinerja dan reputasi kejaksaan sera kepolisian dalam memberantas korupsi.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan)
Lembaga Komnas Perempuan ini didirikan pada tahun 1998 berdasarkan adanya keputusan
presiden No 181 tahun 1998. Lembaga ini bersifat mandiri sebagai bentuk upaya nasional dalam
menghapus kekerasan terhadap perempuan.
Komnas Perempuan ini menjadi bentuk jawaban pemerintah atas tuntutan masyarakat sipil,
khususnya kaum perempuan dalam menangani persoalan kekerasan.
Dalam menjalankan tugas dan wewenang sekaligus mendapat hak-hak tertentu tersebut, anggota
lembaga negara tetap mempunyai kewajiban untuk mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Selain itu juga wajib untuk mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan
pribadinya.