sebagai simbolis dengan maksud memberikan sinyal atau-pun identifikasi. Hal tersebut paling
sering digunakan untuk melambangkan suatu negara untuk menunjukkan kedaulatannya. Hal
yang sama seperti yang diterapkan pada negara Indonesia yang memiliki bendera berwarna
merah-putih.
2.Bendera negara “Sang Merah Putih” berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan
lebar terhadap panjang 2:3. Bendera merah putih terdiri dari dua warna yaitu warna merah di
bagian atas dan warna putih di bagian bawah. Bidang yang berwarna merah dan bidang yang
berwarna putih memiliki bentuk dan luasan yang sama.
Dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan, mengenai bendera yang menjadi lambang negara dijelaskan dalam
Pasal 4 dari ayat 1 hingga 3.
Bendera berbentuk persegi panjang dengan lebar dua pertiga dari ukuran panjangnya.
Bahan kain yang digunakan adalah bahan yang tidak luntur. Berikut ini bunyi Pasal 4 ayat 1-
3:
Bahasa
1. Yang pertama adalah fungsi dari bahasa Indonesia itu sendiri adalah mengungkapkan segala
sesuatu yang ada hubungannya atau dalam diri seseorang baik berbentuk perasaan pikiran kemudian
bisa juga Gagasan dan keinginan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Bahasa Indonesia juga bisa untuk mempermudah kita dalam berbicara dengan menggunakan
tata bahasa di lingkungan baru untuk beradaptasi dengan orang lain Jadi Pada tahapan ini bahasa
Indonesia sangat mempermudah dan juga bisa menilai baik orang lain atau diri kita dan seperti apa
kita dalam kehidupan masyarakat.
2.penggunaan
Pengaturan mengenai bahasa Indonesia dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009
mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (selanjutnya
disebut UU No. 24/2009) masih terus menyisakan tanda tanya besar dalam benak para
praktisi hukum dan kalangan dunia usaha termasuk investor asing. Salah satu
pertimbangan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut adalah bahwa bendera, bahasa
dan lambang negara serta lagu kebangsaaan merupakan sarana pemersatu, identitas
dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara.
Selama ini pro dan kontra menyeruak terutama terkait dengan ketentuan yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam Undang-
Undang ini bersinggungan dengan penyusunan kontrak. Dalam kehidupan sehari-hari
penyusunan kontrak banyak ditangani praktisi hukum. Keterkaitan ini menimbulkan
implikasi besar terhadap perkembangan dunia kontrak di Indonesia.
*lambang
1.Arti dan Makna Lambang dan Simbol Negara - Garuda Pancasila merupakan Lambang negara
Indonesia, yang juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Meskipun Berbeda-beda tetapi
tetap satu Jika). Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda dengan kepala
menghadap ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), dan mempunyai perisai berbentuk
seperti jantung yang digantung menggunakan rantai pada leher Garuda, dan terdapat semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna "Meskipun Berbeda-beda tetapi tetap satu Jiwa" tertulis di
atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Sultan Hamid II lah yang merancang Lambang ini,
namun kemudian disempurnakan oleh Bung Karno, Setelah itu diresmikan pemakaiannya
sebagai lambang negara pertama kali pada tanggal 11-Februari-1950 dalam Sidang Kabinet
Republik Indonesia Serikat.
Garuda Pancasila untuk pertamakali disahkan menjadi lambang negara Indonesia pada
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat 11 Februari 1950. Lambang Garuda Pancasila
dirancang oleh Sultan Hamid II dari pontianak dan kemudian disempurnakan oleh
Presiden Soekarno.
Saat ini penggunaan lambang negara telah diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. (LN 2009 Nmr 109, TLN 5035).
Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan
Pemerintah No. 43/1958.
3. Pabila kita merasa bangga menjadi warga negara Indonesia, maka sudah selayaknya kita
mengetahui tata cara penggunaan Lambang Negara dalam kehidupan kita sehari hari maupun
dalam kehidupan bernegara.Tata cara penggunaan Lambang Negara Garuda Pancasila diatur
dalam PP 43/1958 yang disahkan oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri Djuanda pada
tanggal 26 Juni 1958. Berikut ini adalah tata cara penggunaan Lambang Negara menurut PP
tersebut :
1. ndonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali
diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal 28 Oktober1928 pada
saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini menandakan kelahiran
pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang mendukung ide satu "Indonesia"
sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.
Stanza pertama dari Indonesia Raya dipilih sebagai lagu kebangsaan ketika Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Indonesia Raya dimainkan pada upacara bendera. Bendera Indonesia dinaikkan dengan khidmat
dan gerakan yang diatur sedemikian supaya bendera mencapai puncak tiang bendera ketika
lagu berakhir. Upacara bendera utama diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus untuk
memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Upacara ini dipimpin oleh Presiden Indonesia.
Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau
dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.
3. Peraturan tentang cara penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya seharusnya
dipahami oleh semua warga negara Indonesia, termasuk oleh anggota Gerakan
Pramuka. Dengan mengetahui peraturan penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya, seorang pramuka dapat bersikap benar baik saat mendengarkan atau pun
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya sendiri merupakan salah satu simbol identitas
eksistensi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia disamping bendera Merah
Putih, Bahasa Indonesia, dan lambang negara Republik Indonesia. Dengan memahami
peraturan terkait cara penggunaan Lagu Kebangsaan tersebut berarti telah turut serta
menjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia. Sebaliknya sikap
yang tidak sesuai dengan peraturan tersebut dapat dianggap sebagai sebuah
penghinaan terhadap simbol bangsa dan negara Indonesia.
4.