Anda di halaman 1dari 4

Menentukan Studi Kasus Forensik Pada korban Pemerkosaan

IKBAL MUHAMAD PAUJI


1912C2001

Program Studi Kimia Konsentrasi Analis Kimia


Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih Bandung
2020
Latar Belakang
Referensi dari kasus yang diangkat penulis pada makalah ini berdasarkan kasus korban miras oplosan
di Yogyakarta dimana dari 18 orang yang dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, 6 diantaranya meninggal dunia,
5 orang dirawat, dan 7 orang diperbolehkan pulang.

Pemeriksaan dilakukan melalui dua tahap, yakni pemeriksaan fisik dengan pengamatan TKP serta
korban lalu dilajutkan pemeriksaan cairan tubuh korban di laboratorium.

Tujuan
Untuk membuktikan kandungan alkohol srta zat yang dicampurkan ke dalamnya pada tubuh korban
yang mengakibatkan korban keracunan.

Pembahasan
 Definisi Racun

Menurut Taylor racun adalah suatu zat dalam jumlah relatif kecil ( bukan minimal ) yang jika masuk
akan mengenai tubuh seseorang dan akan menimbulkan reaksi kimia yang akan menyebabkan
penyakit atau kematian.

Menurut Gradwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan mekanis, yang bila mengenai tubuh
seseorang ( masuk ) akan menyebabkan gangguan fungsi tubuh, kerugian bahkan kematian.

 Cara masuk racun kedalam tubuh manusia

1. Ditelan ( per-oral, ingesti )


2. Terhisap bersama udara pernapasan ( inhalasi )
3. Melalui penyuntikan ( parenteral, injeksi )
4. Penyerapan melalui kulit yang sehat atau sakit
5. Melalui anus atau vagina ( peraktal, pervaginum )

 Pengelompokan jenis racun


 Mekanisme kerja racun

 Kapan perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu :

1. kasus kematian mendadak


2. kematian mendadak yang terjadi pada sekelompok orang
3. kematian yang dikaitkan dengan tindakan abortus
4. kasus perkosaan atau kejahatan seksual lainnya
5. kecelakaan transportasi, khususnya pada pengemudi dan pilot
6. kasus penganiayaan atau pembunuhan (selektif)
7. kasus yang memang diketahui atau patut diduga menelan racun

 Cara melakukan pemeriksaan pada korban keracunan :

Sebelum melakukan pemeriksaan atas korban yang mati keracunan, harus diperhatikan beberapa
hal :

1) Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, misalnya perihal pekerjaan korban, perkiraan


racun yang dipergunakan.

2) Pemeriksaan tidak diperkenankan merokok, tidak mempergunakan banyak air, tidak


menggunakan desinfektan atau air-freshner untuk menghilangkan bau dan bahan- bahan kimia
yang dapat mengganggu penafsiran pada pemeriksaan.

 Jenis – jenis pemeriksaan

1) Pemeriksaan Luar, diantaranya :


- Pakaian, catat warna bercak, bau serta distribusinya
- Lebam mayat, perhatikan warna dari lebam mayat
- Bercak dan warna di sekitar mulut, serta distribusi
- Bau mulut dan hidung
- Kelainan Lain
2) Pemeriksaan Dalam, diantaranya :
- Pembukaan rongga perut (hiperemi, perlunakan, ulserasi,porforasi)
- Kelainan pada Lambung (Zat korosif)
- Kandungan zat – zat didalam lambung dan urin

Contoh kasus
Pada tanggal 09 Februari 2016, korban miras oplosan di Yogyakarta, 18 orang yang dirujuk ke RSUP
Dr Sardjito, 6 diantaranya meninggal dunia, 5 orang dirawat, dan 7 orang diperbolehkan pulang.

Dokter ahli forensik RSUP Dr Sardjito dr Lipur Ryantiningtyas Budi Setyowati menjelaskan kondisi
para korban meninggal 2 korban tiba sudah dalam kondisi meninggal dunia, dan empat orang
sempat dirawat.

Dilapangan kondisi korban ditemukan dengan ciri fisik wajah kebiruan, bengkak, mulut dan mata
kebiruan. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dr Lipur kemudian mengambil darah dari salah satu
jenazah. Diketahui dari jenazah tersebut terkandung etanol didalam darah sebesar 250 mg persen,
sedangkan toleransinya dibawah 200.

Tak hanya etanol ditemukan pula kandungan methanol pada darah korban namun tidak dapat
terdeteksi secara kuantitatif berapa banyak zat di dalam tubuh korban. Dari keempat korban yang
sempat dirawat, semuanya mengalami kebutaan. 30 – 100 mL didalam tubuh bisa mengakibatkan
kematian, kalau 15 mL menyebabkan kebutaan. Dia akan menekan sistem syaraf pusat, akan
menekan pernafasan. Biasanya korban akan mati lemas karena adanya gangguan sistem pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai