Anda di halaman 1dari 18

Pelaporan dan Pencatatan

Pada Kasus Keracunan


Kelompok 4
Gita NathaniaAsri 2013353009
Indah Dwi Lestari 2013353010
Karine Niena Paramurthi 2013353012
Nazla Diva Maharani 2013353019
Nela Masrurotul Rohma 2013353020
Novalia Kencana 2013353021
Rajni Aulia Annisa 2013353027
Titah Estu Hanifah 2013353033
Alita Sinta Diana 2013353037
Amanda Khairunnisa 2013353039
Cynthia Serly Putri Agung 2013353044
1
PELAPORAN PADA
KASUS KERACUNAN
Pengertian Pelaporan
Menurut R. Soeparmono, visum et repertum (laporan)
merupakan suatu laporan tertulis dari dokter (ahli) yang dibuat
berdasarkan sumpah, perihal apa yang dilihat dan diketemukan
atas bukti hidup, mayat atau fisik ataupun barang bukti lain,
kemudian dilakukan pemeriksaan berdasarkan pengetahuan
yang sebaik-baiknya.
1
Laporan Lisan
Kelemahan : Kemungkinan yang
dilaporkan hanyalah hal-hal yang
baik-baik saja dan bersifat subyektif.
2
Laporan Tertulis
Keuntungan : Hasil dari Kelemahan : Memakan waktu dan biaya
kegiatan/intervensi yang telah dilakukan yang lebih.
dan data yang telah terkumpul dapat
segera ditindaklanjuti dalam waktu yang Keuntungan : Bisa lebih bersifat Objektif
lebih cepat. dan lebih terperinci serta pelaporan dapat
bersifat positif maupun negative.
SISTEMATIKA LAPORAN TERTULIS

1 Judul Laporan
5 Pembahasan

2 Pendahuluan

a. Latar Belakang 6 Kesimpulan dan Saran


b. Permasalahan
c. Tujuan penelitian/survey/penyelidikan epidemiologi
7 Ringkasan
3 Metode

4 Hasil 8 Kepustakaan
Contoh Kasus Keracunan
Keracunan Gas Sianida (CN)
Sianida (CN) merupakan racun yang sangat toksik, cara masuk ke dalam tubuh dapat melalui :
Inhalasi dan Oral

Pemeriksaan sianida
Pemeriksaan luar jenazah dapat tercium bau amandel yang merupakan tanda patognomonik untuk
keracunan CN.
Caranya :
Menekan dada mayat sehingga akan keluar gas dari mulut dan hidung. Selain itu didapatkan
sianosis pada wajah dan bibir, busa keluar dari mulut, dan lebam jenazah berwarna merah terang.

Pemeriksaan laboratorium
Sampel : Darah, isi perut, urin dan muntahan
Jika kematian mungkin disebabkan oleh inhalasi gas hidrogen sianida, paru-parunya harus dikirim
utuh, dibungkus dalam kantong yang terbuat dari nilon (bukan polivinil klorida).
Penanganan Kasus Keracunan Pada Pernapasan

➔ Pada orang yang keracunan udara


respirasinya kemungkinan mengandung
racun yang membahayakan (misalnya asam
sianida, pelarut, eter asam fospat),
pernapasan harus dilakukan dengan kantong
napas, paling sedikit si penolong harus
bernapas berpaling dari pasien. Jika diduga
sedang terjadi udem paru-paru harus segera
diberikan glukokortikoid sebagai inhalasi
(misalnya Auxiloson®-aerosol bertakaran, 5
semprotan tiap 10 menit). Yang terutama
penting adalah istirahat total, juga jika
keracunan tampak ringan. Harus pula dijaga
supaya pasien tetap hangat.
Penanganan Kasus Keracunan Pada Sirkulasi

Jika terjadi syok – tangan dan kaki dingin berwarna kelabu, tekanan
cepat dan sulit diikuti di atas 100 denyut/menit, tekanan darah sistol
di bawah 100 mm Hg, pernapasan yang cepat dan datar maka harus
segera diinfus cairan pengganti plasma. Pasien harus dilindungi
terhadap hilangnya panas tubuh (selimut, alas tidur), kaki diangkat
tinggi, kepala diletakkan rendah. Menghindari absorpsi racun lebih
lanjut. Jika penyebab keracunan diketahui dan mungkin dilakukan
penanganan dengan antidot tertentu, jika zat tersebut tersedia
haruslah segera diberikan.
Penanganan Keracunan Secara Khusus
2) Keracunan Zat-zat Kimia
1) Gigitan Ular
dan Obat-Obatan
Bila seseorang penderita luka gigitan Penanganannya :
ular menunjukkan gejala dan tanda ➔ Usahakan agar muntah
maka berarti keadaannya serius dan ➔ Pembilasan lambung dengan
perlu penanganan khusus. larutan soda kue (1 sendok teh
Penanganan pada gigitan ular : dalam segelas air), setiap satu
➔ Amankan diri penolong dan jam.
tempat kejadian ➔ Kopi pekat diminumkan atau
➔ Tenangkan penderita dimasukan lewat dubur.
➔ Lakukan penilaian dini ➔ Pernafasan buatan dan selimuti
➔ Rawat luka, bila perlu pasang tubuh penderita.
bidai.
➔ Rujuk ke fasilitas kesehatan
2
Pencatatan Pada Kasus Keracunan
Pencatatan Kasus Keracunan di Fasilitas Kesehatan

1.Pencatatan Data 2.Hipotesis Suatu Kasus


➔ Dalam tabel berikut kasus-kasus yang umumnya di negara maju
➔ Pencatatan merupakan memerlukan pemeriksaan toksikologi forensik. Kasus-kasus tersebut
tulisan-tulisan yang dibuat oleh dapat dikelompokkan kedalam tiga kelompok besar yaitu:
dokter mengenai tindakan a) Kematian akibat keracunan, yang meliputi: kematian mendadak,
tindakan yang dilakukan kematian di penjara, kematian pada kebakaran, dan kematian medis
kepada pasien dalam rangka yang disebabkan oleh efek samping obat atau kesalahan penanganan
pelayanan kesehatan. Yang medis.
harus di catat dalam suatu ➔
kasus terutama keracunan yaitu b) Kecelakaan fatal maupun tidak fatal, yang dapat mengancam
: keselamatan nyawa sendiri ataupun orang lain, yang umumnya
1) Keadaanfisik korban diakibatkan oleh pengaruh obat-obatan, alkohol, atau pun narkoba,
2) Motif keracunan ➔
3) Makanan dan minuman c) Penyalah gunaan narkoba dan kasus-kasus keracunan yang terkait
terakhir di konsumsi dengan akibat pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan,
dan bahan berbahaya lainnya, yang tidak memenuhi standar
kesehatan (kasus-kasus forensik farmasi).
Hipotesis Suatu Kasus
Pemeriksaan toksikologi mutlak harus dilakukan untuk menentukan adanya racun pada setiap kasus
keracunan atau yang diduga mati akibat racun. Setelah mayat korban dibedah oleh dokter kemudian
diambil dan dikumpulkan jaringan-jaringan atau organ-organ tubuh sikorban untuk dijadikan barang
bukti dan bahan pemeriksaan toksikologi.Secara umum sampel yang harus diambil adalah:

1.Lambung dengan isinya


2.Seluruh usus dengan isinya
3.Darah,urine
4.Hati,empedu
5.Ginjal

Keracunan karbon monoksida (CO)


Karbonmonoksida (CO) adalah gas yang tidak berwarna ,tidak berbau dan tidak merangsang selaput
lendir.Gas CO dapat ditemukan pada hasil pembakaran tidak sempurna dari karbon.

Pemeriksaan toksikologi
-Diagnosis keracunan CO pada korban hidup biasanya berdasarkan anamnesis adanya kontak dan
ditemukan ya gejala keracunan CO
-Pada jenazah dapat ditemukan warna lebam mayat yang berupa chery red pada kulit,otot,darah, dan
organ-organ itema , yang tampak jelas bila kadar CO Hb mencapai 30% atau lebih . Akan tetapi pada
orang yang anemik atau mempunyai kelainan darah warna cherry res ini menjadi sulit dikenali.
Pemeriksaan Laboratorium

01 02
Uji Kualitatif Uji Kuantitatif
Menggunakan 2 cara yaitu : Uji Dilusi
Alkali dan Uji Formalin
Kesimpulan

Kasus keracunan harus dicatat dan dilaporkan pada pihak berwajib, pelaporan
disampaikan secara lisan maupun tertulis. Sistematika Laporan
tertulis,umumnya terdiri dari : Judul Laporan, Pendahuluan (Latar Belakang,
Permasalahan, Tujuan penelitian/survey/penyelidikan epidemiologi, Metode,
Hasil, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Ringkasan, Kepustakaan.

Pencatatan kasus keracunan di fasilitas kesehatan meliputi pencatatan data dan


hipotesis suatu kasus. Pemeriksaan toksikologi mutlak harus dilakukan untuk
menentukan adanya racun pada setiap kasus keracunan atau yang diduga mati
akibat racun. Secara umum sampel yang harus diambil adalah: lambung
dengan isinya, Seluruh usus dengan isinya, darah,urine, hati,empedu, dan
ginjal
Daftar Pustaka
Asep E, C. N. (2017). Pencatatan pelaporan kasus keracunan dan
penanganan keracunan.Banten: Poltekkes banten.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai