A. Pengertian
Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu
kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Keracunan merupakan kondisi
kedaruratan yang sering terjadi pada anak, mengingat kondisi bila tidak di tangani dengan
segera, maka kondisi tersebut akan mengancam jiwa anak.
B. Penyebab terjadinya keracunan
Zat yang dapat menyebabkan keracunan dapat berbentuk :
1. Padat, misalnya obat-obatan, dan makanan.
2. Gas, misalnya CO.
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, dan zat kimia.
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :
1. Tertelan melalui mulut, misalnya keracunan makanan, minuman dan obat-obatan.
2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO.
3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia.
4. Melalui suntikan atau gigitan, misalnya gigitan/sengatan binatang berbisa (ular,
kalajengking), dan obat suntik.
C. Gejala dan tanda keracunan secara umum
Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk racun ke
dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi
pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang terganggu adalah
pernafasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala
lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh.
Gejala dan tanda keracunan umum :
1. Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
2. Penurunan respon
3. Gangguan pernafasan
1)
2)
3)
4)
Kegagalan jantung
5)
6)
Salisilat
Dasar diagnosis
Gejala klinis
: Hiperventilasi, asidosis metabolik, muntah, dehidrasi, poliuri
kemudian oliguri. Kadang didapatkan perdarahan, edem paru, depresi pernapasan dan
nekrosis tubular akut.
Penatalaksanaan
: Resusitasi jantung paru otak, emesis dengan sirup pekak, rehidrasi,
vitamin K 1 mg, im, alkalinisasi urin 2 mEq/Kg Na bikarbonat iv, dan jika keadaan berat
dilakukan transfusi tukar atau dialisis.
2)
Obat hipnotik
Dasar diagnosis
Penatalaksanaan
3) Asetaminofen
Dasar diagnosis
Penatalaksanaan : Resusitasi jantung, paru otak, diberikan metionin, glutation atau Nasetil sistein dengan dosis awal 140 mg/Kg BB dilanjutkan 70 mg/Kg BB tiap 4 jam. Bila
muntah diberikan melalui selang duodenum. Pada kasus berat dilakukan hemodialisis.
4) Asetosal/aspirin/naspro
Gejala keracunan asetosal/aspirin/naspro : Nafas dan nadi cepat, gelisah, nyeri perut,
muntah (sering bercampur darah), sakit kepala.
Pertolongan pertama :
a). Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasien
b). Bila sadar beri minum air atau susu
c). Bawa ke sarana kesehatan
5)
Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya : Refleks berkurang, depresi
pernapasan, pupil kecil dan akhirnya dilatasi (melebar), shock, dan bisa menyebabkan
koma.
Pertolongan pertama :
a). Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntah
b). Bila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernafasan
c). Penderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat
b. Keracunan Makanan
1). Singkong
Dasar diagnosis
: Zat beracun dalam singkong adalah asam sianida. Zat ini
mengganggu oksidasi jaringan karena mengikat enzim sitokrom oksidase. Beberapa jam
setelah makan singkong timbul muntah, pusing, lemah, kesadaran menurun sampai
koma, dispneu, sianosis dan kejang.
Penatalaksanaan
: Resusitasi, berikan Natrium tiosulfat 10-30 ml, iv, pelan-pelan.
Sebelumnya dapat diberikan amil nitrit secara inhalasi.
2). Jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran
kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah
yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
Gejala :
Penatalaksanaan
3). Kaustik
Dasar diagnosis
: Korosi mukosa mulut, esofagus, faring. Sakit di saluran pencernaan
dan sangat haus. Sakit menelan, mual dan muntah, diare dan kolaps. Inflamasi,
pembengkaan, perionitis dan striktura saluran cerna.
Penatalaksanaan : Resusitasi homeostasis. Jangan dibuat muntah dan dibilas lambung.
Diberikan venegarial lemon dan orange pieve untuk menetralkan. Asam oleh susu atau
milk of magnesium Opiat untuk mengurangi sakit, antibiotika dan prednison. Bila dapat
menelan diberikan makanan cair.
4). Hidrokarbon
Dasar diagnosis
: Hidrokarbon menyebabkan perubahan paru paru dan Susunan saraf
pusat. Menekan zat ini akan menyebabkan iritasi mukosa, muntah dan diare. Kadang
timbul distres pernapasan, sianosis, takikardi, demam dan kematian. Bensin, gasolin,
karosen dan minyak polish sangat bahaya. Diagnosis dibantu dengan foto thorak adanya
pneumonia hidrokarbon. Penatalaksanaan : Resusitasi JPO / homeostasis. Observasi
selama 24 jam. Kontraindikasi emesis dan bilas lambung. Berikan oksigen, antibiotika
dan kortikosteroid. Hindari penggunaan adrenalin. Jangan diberikan alkohol dan
minyak mineral karena akan mempermudah absorbsi. Boleh diberikan caffein pada
depresi saraf pusat.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Gunawan, Sinshe. 2008. Definisi dan Gejala Keracunan Bahan Kimia dalam Makanan.
www.ahliwasir.com/news/918/Keracunan-Bahan-Kimia-Dalam-Makanan, diakses
tanggal 18 Juni 2012.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi: Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.
S.P, Megy. 2005. Keracunan Makanan. www.scribd.com/doc/38449884/KeracunanMakanan, diakses tanggal 18 Juni 2012.