Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Spesimen Urin Narkoba

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik Poltekkes Kemenkes
Bandung

Disusun oleh :

Annisa Jasmine Nugraha (P17334114427)


Ulqia Akmalia ((P17334114428)
Intan Komalasari (P17334114429)
Galih Ardyarofi (P17334114430)
Intan Dwitaati (P17334114431)
Anita Nurislamiati (P17334114432)
Aulia Hanum Maulida (P17334114433)

DIV ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG


2016

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Narkotika dan obat- obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika,


dan Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/
psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Menurut UU RI No 22/1997 ,
Untuk pemeriksaan narkotika dan obat – obat terlarang pada umumnya bahan
pemeriksaan yang digunakan adalah urin. karena ketersediannya dalam jumlah besar dan
memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga lebih mudah mendeteksi obat
dibandingkan pada specimen lain. Teknologi yang digunakan pada pemeriksaan narkoba
pada urin sudah berkembang baik. Kelebihan lain specimen urin adalah pengambilannya
yang tidak invasive dan dapat dilakukan oleh petugas yang bukan medis.
Urin merupakan matriks yang stabil dan dapat disimpan beku tanpa merusak
integritasnya. Obat- obatan dalam urine biasanya dapat dideteksi sesudah 1-3 hari.
Kelemahan pemeriksaan urin adalah mudahnya dilakukan pemalsuan dengan cara
substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan sehingga mengacaukan hasil
pemeriksaan.
Dalam menangani pemeriksaan perlu kehati – hatian karena kesalahan
pemeriksaan akan berdampak pada pasien maupun instansi terkait. Pada makalah ini
penulis akan memaparkan specimen yang digunakan untuk pemeriksaan narkoba,
termasuk tujuan dan prosedur pengumpulan spesimennya.
BAB II

ISI

A. DEFINISI dan JENIS SPESIMEN


Spesimen pemeriksaan narkoba meliputi evaluasi dari urin , darah atau jenis lain
dari sampel biologis untuk menentukan apakah seseorang telah menggunakan
obat-obatan yang bersangkutan .
Meskipun ada beberapa specimen biologis dapat digunakan untuk kepentingan
ini, Seperti darah, cairan oral, keringat ataupun rambut namun pada umumnya specimen
yang paling sering digunakan untuk menetukan kandungan zat atau obat pada seseorang
adalah specimen urin.
Test darah pada pengguna narkoba, akan didapat hasil SGOT dan SGPT yang
meningkat karena biasanya pemakaian narkoba dalam jangka panjang dapat
menyebabkan terjadinya hepatomegali .
Sedangkan untuk Sampel Rambut, Cara ini dinilai lebih efisien dibandingkan tes
urin untuk memastikan seseorang pecandu narkoba atau tidak. Ada beberapa kelebihan
dari analisis rambut bila dibandingkan dengan tes urin. Salah satunya adalah narkoba dan
metabolism narkoba akan berada dalam rambut secara abadi dan mengikuti pertumbuhan
rambut yang berlangsung sekitar 1 inchi per 60 hari. Sedangkan, kandungan narkoba
dalam urin segera berkurang dan menghilang dalam waktu singkat. cairan oral
kemungkinan akan mendeteksi THC dari konsumsi hingga jangka waktu maksimum 6-12
jam. Ini terus menyebabkan kesulitan dalam mendeteksi cairan oral dari THC dan
benzodiazepin. Specimen yang terakhir adalah air liur, air liur dapat menunjukan zat – zat
yang sebagian besar terkandung dalam darah. Bila seseorang mengkonsumsi obat –
obatan terlarang.
Pada pemeriksaan narkoba urin yang digunakan adalah urin sewaktu. Urin
sewaktu adalah urin yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus.
Mungkin sampel encer, isotonic, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah
putih, bakteri dan epitel squal mosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini cukup baik
untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus. Dan cara pengambilan urin yang
digunakan untuk pemeriksaan ini adalah mid stream.

B. TUJUAN PENGAMBILAN
Pemeriksaan narkoba pada urin bertujuan mendeteksi obat atau metabolitnya yang
menunjukkan pemakaian obat yang diresepkan atau substansi illegal dalam waktu belum
lama sebelumnya. Selain itu pemeriksaan narkoba bertujuan untuk skrining pemakaian
maupun monitoring penatalaksanaan terapi.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Wadah sampel dengan strip pengukur suhu.

2. Botol specimen plastic kapatitas 90 ml


3. Tas plastic anti bocor
4. Sarung tangan

5. Box pengiriman
6. Urin Sewaktu

D. CARA PENGAMBILAN
Pengambilan sample untuk tes narkoba urin dapat dilakukan di mana saja pada
kamar mandi tersedia , seperti kantor dokter , rumah sakit , tempat usaha , atau di rumah.
Prosedur tes meliputi langkah-langkah berikut
1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Petugas menambahkan antiseptik ke toilet tandon air untuk mencegah spesimen
tercemar.
3. Petugas menghilangkan sumber air lainnya dari toilet dengan menutup toilet dan
menangani keran.
4.Pasien menyediakan foto atau identitas lainnya pada petugas.
5. Petugas melengkapi langkah 1 dari formulir rantai tahanan (COC) yang telah
ditandatangani oleh pasien.
6. Pasien meninggalkan mantel, tas, dan / atau dompetnya di luar daerah koleksi untuk
menghindari kontaminasi urin..
7. Pasien mencuci tangan nya dan menerima wadah spesimen.
8. Petugas tetap di kamar kecil tetapi di luar, mendengarkan penyalahgunaan, kecuali
menyaksikan pengumpulan spesimen. Pasien menampung urin dengan cara midstream.
9. Pasien menyerahkan wadah spesimen pada petugas. Pengiriman didokumentasikan.
10. Petugas akan memeriksa urine untuk warna dan jumlah yang diperoleh (30-45 mL).
11. Petugas mengecek bahwa suhu strip diwadah spesimen 32,5​o ​C -37,7​o​ C. Petugas
mencatat rentang suhu pada formulir COC (langkah 2 COC). Jika suhu spesimen keluar
dari ambang batas atau spesimen diduga telah diencerkan atau dipalsukan, spesimen baru
harus dikumpulkan dan memberi tau atasan.
12. Spesimen harus tetap dalam peninjauan pasien dan petugas setiap saat.
13. Dengan disaksikan pasien keluar dari specimen identifikasi strip dari formulir COC
(langkah 3 COC) dan menempatkannya pada botol tertutup,meliputi kedua sisi tutup.
14. Botol specimen diberi label.
15. Tanggal dan waktu ditulis di label.
16. pasien melengkapi langkah 4 pada formulir COC.
17. petugas melengkapi langkah 5 pada formulir COC.
18. Setiap kali spesimen ditangani, dikirim, atau ditempatkan dalam penyimpanan, setiap
individu harus diidentifikasi, tanggal dan tujuan dari perubahan tercatat.
19. petugas mengikuti petunjuk laboratorium khusus untuk kemasan botol spesimen dan
salinan laboratorium formulir COC.
CONTOH FORMULIR COC

20. petugas mendistribusikan salinan COC.

Faktor – factor yang dapat mempengaruhi positif palsu atau negative palsu adalah sebagai
berikut

1. Pengumulan spesimen. Kontaminasi wadah spesimen, dan membersihkan kulit dengan


isopropil alkohol dapat menyebabkan hasil positif palsu.
2. Penanganan spesimen. Beberapa kesalahan dapat menyebabkan hasil tes tidak
meyakinkan atau disalahartikan. kesalahan tersebut termasuk mislabeling, kebingungan
spesimen, kesalahan identifikasi subjek, Kontaminasi peralatan, kegagalan untuk
membersihkan gelas, dan kesalahan operator dapat mengakibatkan kesalahan hasil tes.
3. Faktor-faktor lain. Kesalahan dapat terjadi dalam setiap jenis proses pengukuran ilmiah,
termasuk pengujian obat. kesalahan manusia seperti kesalahan operator alat uji dapat
menyebabkan kesalahan tes. Karena banyak tes narkoba mengandalkan interpretasi
teknisi, kesalahan manusia dapat terjadi selama tahap terakhir ini.
urin yang diencerkan dapat menghasilkan hasil tes negatif palsu atau tidak meyakinkan.
Juga, berbagai tes narkoba akan mengidentifikasi adanya over-the-counter (OTC) obat,
obat yang diresepkan, dan beberapa makanan yang secara kimia berhubungan dengan
penyalahgunaan obat. contoh bersejarah termasuk yang berhubungan dengan amfetamin
OTC obat fenilpropanolamin dan efedrin mendaftar tes amphetamine sebagai positif,
serta makanan yang mengandung biji poppy mendaftar tes opioid sebagai positif. Banyak
tes narkoba secara rutin dimodifikasi untuk mengurangi reaktivitas silang dan
meningkatkan spesifisitas obat

E. LAMPIRAN GAMBAR
PEMERIKSAAN NARKOBA PADA URIN OLEH BNN
BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Narkoba maupun jenis jenis obat terlarang lainnya merupakan zat/bahan yang apabila
dikonsumsi akan dapat menimbulkan kecanduan. Zat – zat ini dapat dideteksi melalaui specimen
biologis dalam tubuh manusia, seperti Urin, darah, cairan oral, saliva, dan rambut. Namun
meskipun dapat menggunakan beberapa jenis specimen namun yang paling banyak digunakan
yaitu specimen urin, karena ketersediannya dalam jumlah besar dan memiliki kadar obat dalam
jumlah besar sehingga lebih mudah mendeteksi obat dibandingkan pada specimen lain. Oleh
karena itu pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui apakan seseorang mengkonsumsi
oobat – obat terlarang ataupun tidak. Adapun factor – factor yang dapat mempengaruhi hasil
yaitu, saat pengumpulan specimen, saat pemeriksaan dan factor – factor lainnya, seperti
interpretasi petugas, pengenceran dan lain – lain.
Daftar pustaka

https://www.aacc.org/community/national-academy-of-clinical-biochemistry/scientific-shorts/20
12/what-specimens-other-than-urine-are-used-for-the-detection-of-drug-abuse.aspx​(diakses pada
8 maret 2016)

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK64752/​ (Diakses pada 8 maret 2016)

http://www.healthline.com/health/urine-drug-screen#Results5​ (Diakses pada 8 maret 2016)

Rengga, agnes.2015.Pemeriksaan laboratorium.Paatologi klinik.

www.alatkesehatan.id/info-tips/alat-cek-narkoba-hindarkan-narkoba-lebih-cepat.html (Diakses
pada 7 Maret 2016)

sahabatkita.mywapblog.com/tes-narkoba.xhtml (diakses pada 7 maret 2016)

Strasinger.susan.​Urinalysis and Body Fluid (Fifth Edition) .​2008

Anda mungkin juga menyukai