Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Kimia Klinik

Deskripsi Singkat
 Mata kuliah ini membahas berbagai
jenis zat-zat kimia yang terdapat dalam
darah, serum, plasma, urine, cairan
lambung, feses dan lain-lain pada
keadaan normal maupun pada keadaan
abnormal untuk menunjang diagnosis
penyakit.
Tujuan Instruksional Umum
 Setelah
menyelesaikan mata kuliah ini,
mahasiswa akan dapat :
 Mengetahui cara dan metode analisis dari
berbagai spesimen darah, urine, feses,
serum plasma, cairan lambung dan
sebagainya dalam menunjang diagnosis
penyakit berdasarkan reaksi-reaksi kimia
Kimia Klinik (IFCC)
 Ilmuyang mempelajari aspek kimia
dalam kehidupan manusia baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dan
penerapan metode laboratorium kimia
untuk diagnosis, kontrol, pengobatan
dan pencegahan penyakit.
Kimia Klinik (IFCC)

 Memberikan penjelasan tentang


pengujian umum yang dilakukan dalam
laboratorium kimia klinik dan teknik
pengujiaannya
Pelayanan Kesehatan
 Laboratorium Klinik
 Pelayanan
kesehatan yang mendukung
upaya penyembuhan dan pemulihan
penyakit
 Laboratorium Kesehatan
 Pelayananyang mendukung upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
Laboratorium
 Pemeriksan laboratorium adalah suatu
tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil
bahan/sample dari penderita, dapat
berupa urine (air kencing), feses,
darah, sputum (dahak), sperma, dll.
Tujuan
 Mendeteksi penyakit
 Menentukan risiko
 Memantau perkembangan penyakit
 Memantau pengobatan dan lain-lain
 Mengetahui ada tidaknya
kelainan/penyakit yang banyak
dijumpai dan potensial membahayakan
Pemeriksaan dalam
Laboraorium Klinik
 Secara umum meliputi :
 Pemeriksaan kimia klinik
 Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan mikrobiologi dan parasitologi
 Pemeriksaan immunologi
 urinalisa
Proses Diagnostik Rutin
 Preanalitik


 Pengisian Formulir
 Pengambilan sampel

 Penanganan sampel

 Pemilihan alat dan metode

 Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan)

& transportasi.
Persiapan Pengambilan
Spesimen
 Kapan waktu yang tepat
 Hindari obat jika memungkinkan
 Spesimen darah 4–24 jam
 Spesimen urin 48–72 jam

 Postur tenang sekurang-kurangnya 15


menit
Proses Diagnostik Rutin

 Analitik
tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan
 Post analitik
Hasil Akhir
Pengambilan spesimen urin
1. Urin sewaktu
pemeriksaan kualitatif dan kimia kuantitatif
2. Urin pagi pertama
pemeriksaan unsur-unsur seluler
3. Urin pagi kedua (7–10 pagi)
pemeriksaan kuantitatif yang berikatan dengan
kreatinin
4. Urin 24 jam
pemeriksaan kuantitatif
Pengambilan spesimen feses
 Feses segar minimal 2 g (tidak boleh kering)
 Wadah bersih, bahkan steril
 Sampel tidak boleh diambil dengan cotton
bud
 Stabilitas maksimal 24 jam pada suhu
kamar
Spesimen sperma
 Puasa seksual 2–7 hari
 Pengeluaran sperma secara masturbasi,
tertampung seluruhnya
 Wadah bersih, tidak terbuat dari logam,
plastik atau karet
 Pemeriksaan dilakukan maksimal 1 jam
 Penyimpanan tidak boleh pada suhu di
bawah 20°C atau di atas 40°C.
Penanganan Spesimen
☺ Proses pembekuan darah hingga sempurna
terjadi dalam waktu 30 menit
☺ Pastikan pada saat sentrifugasi (± 3000 rpm
10–15 menit) tabung spesimen tertutup
☺ Apabila serum/plasma tidak segera diperiksa,
simpan spesimen dalam kondisi tabung
tertutup pada suhu 4°C atau -20°C atau pada
suhu kamar sesuai persyaratan/stabilitas analit
yang akan diperiksa
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai