Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KIMIA MEDISINAL

“ANTIBIOTIK”

OLEH :

KELOMPOK 1 (Satu)

1. IKA LESTARI (B1A118011)

2. MARLINDA PATTY (B1A118019)

3. RIO MARKASI LETELAY (B1A118026)

4. HALIMA TUSSAADIAH (B1A118059)

5. KARTIKA TAHIR (B1A118061)

6. ANDI DAENG MARBAN (B1A118081)

FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “ANTIBIOTIK “yang mana makalah ini untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Kimia Medisinal.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan-kekurangannya, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, waktu,
serta sumber yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah, serta
kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, 20 juni 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia medisinal merupakan ilmu yang berhubungan dengan penemuan


atau desain senyawa kimia terapetik baru dan pengembangannya hingga menjadi
obat yang berguna. Hal ini mungkin melibatkan sintesis senyawa baru, penelitian
tentang hubungan antar struktur asli dengan struktur senyawa hasil sintesis dan
aktivitas biologis yang dihasilkan, elusidasi interaksi dengan berbagai macam
reseptor termasuk enzim dan DNA, menentukan absorbs, transport dan parameter
distribusinya, serta mempelajari perubahan metabolism suatu senyawa kimia
menjadi senyawa kimia yang lain. (Rollando,2017)

Istilah kimia medisinal (medicinal chemistry) berkembang secara samar –


samar di Amerika Serikat pada tahun 1920 dan bahkan dinegara lain lebih lambat.
Sebelum itu, pendidikan tinggi farmasi dan departemen penelitian dalam industry
farmasi menyebutnya kimia farmasi. Istilah ini digunakan secara historis dengan
dasar bahwa pada abad XIX tugas utama apoteker adalah mengekstraksi dan
memurnikan bahan alam, serta membakukan bahan obat tersebut. Istilah kimia
farmasi dapat disalahartikan sebagai farmasetika yang mempelajari tentang
formulasi dan pembuatan sediaan obat, maka sebaiknya istilah kimia farmasi
diganti dengan istilah kimia medisinal. . (Rollando,2017)

Di negeri belanda dikembangkan istilah farmakokimia (farmacochemie),


tetapi istilah ini jarang dijumpai dinegara yang berbahasa inggris. Di perancis
dikenal dengan istilah chemie therapeutique dan di jerman dengan istilah
Arzneimittelforshung atau Wirkstoff – forshung. . (Rollando,2017)

Kimia medisinal juga tidak dapat dipisahkan dengan farmakologi terutama


jika dikaitkan dengan pengertian farmakologi (Rudolf Buchheim, 1876) yang
menyatakan bahwa misi farmakologi adalah menentukan senyawa aktif dalam obat
atau bahan alam, menentukan sifat kimia yang bertanggung jawab untuk
menimbulkan aksi, dan membuat senyawa sejenis secara sintetik yang lebih efektif
dan efisien sebagai pengganti senyawa yang berasal dari alam. (Rollando,2017)

Antibiotik berasal dari kata Yunani tua, yang merupakan gabungan dari
kata anti (lawan) dan bios (hidup). Kalau diterjemahkan bebas menjadi "melawan
sesuatu yang hidup". Antibiotika di dunia kedokteran digunakan sebagai obat
untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau protozoa. Antibiotika
adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotika saat ini
dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya
antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba. (Bobone, dkk. 2013)

Antibiotik digunakan dalam berbagai bentuk-masing-masing menetapkan


persyaratan manufaktur agak berbeda. Untuk infeksi bakteri di permukaan kulit,
mata, atau telinga, antibiotik dapat dite rapkan sebagai salep atau krim. Jika infeksi
internal, antibiotik dapat ditelan ataudisuntikkan langsung ke dalam tubuh. Dalam
kasus ini, antibiotik dikirim seluruh tubuh dengan penyerapan ke dalam aliran
darah. (Bobone, dkk. 2013)
BAB II

PEMBAHASAN

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,terutama fungi,yang


dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.Banyak antibiotic
dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.Namun dalam praktek
sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari prodak mikroba (misalnya
sulfonamide dan kuinolon) juga sering digolongkan sebagai antibiotic.

Klasifikasi Antibiotik PENISILIN G

MARLINDA PENISILIN V
PENISILIN
PATTY SEFALOSPORIN PENISILIN
(BETA LAKTAM)

CEFADROXIL
CEPHALEXIN
GENERASI I CEPHADRINE
CEFAZOLIN

CEFOXITIN
CEFOTETAN
GENERASI II
CEFOTOXIME
CEFAMANDOLE

CEFOTAXINE
CEFTAZIDME
GENERASI III CEFTRIAXONE
CEFOPERAZONE
CEFIXIME
CEFEPIME

CEFEPIME
GENERASI IV
CEFTROME

CARBAPENAM IPIPENAM
MOROPENEM

MONOBACTAM AZTEONAM
TIGEMONAM
MARLINDA
BACITRACIN
PATTY
POLIMIKSIN
PILIPEPTIDA

ANDI DAENG GENTAMISIN


MARBAN KANAMYCIN
(AMINOGLIKOSIDA) TABRAMYCIN
NEOMYCIN
AMIKACIN
STREPTOMYCIN
NETILMYCIN

RIO MARKASI
LETELAY KLORAMFENIKOL
(KLORAMFENIKOL) THIAMPHENIKOL
AMFENIKOL

OKSITETRASIKLIN
KARTIKA TAHIR KLORTETRASIKLIN
(TETRACYLINE) DOKSASIKLIN
MINOSIKLIN

HALIMA ERYTROMYCIN
TUSSAIDAH AZITHROMYCIN
(MAKROLIDA) SPIRAMYCIN
CLARYTHOMYCIN
ROXYTHROMICIN

MARLYNDA PATTY
LYNOCOMYCIN
(CLINDAMYCIN)

SULFISOXAZOLE
SULFAMETOKSASOL
MARLINDA PATTY SULFADIAZINE
(SULFONAMIDE) SULFACITIN
SULFAMETHIZOLE
SULFASALAZINE
SULFACETAMIDE
CIPROLAXACIN
KARTIKA TAHIR LEVOFLOXACIN
(QUINOLONE) NORFLOXACIN
MOXIFLOXACIN

Antibiotik Bahan Alam

TANIN

TANIN
TERHIDROLISIS TANIN
TERKONDENSASI
ATAU
PROANTOSIANIDIN
ATAU FLAVOLAN
GALLOTANI ELLAGITANI
N
ASAM

GALAT

ASAM
ASAM
HEKSAHIDROKSIDIFENAT
ELEGAT
A. Antibiotik Penghambat sintesis dinding sel

1. Antibiotik Golongan Beta - Laktam

Antibiotik beta - laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang


mempunyai struktur cincin beta laktam, yaitu penisilin, cephalosporin,
monobactam, carbapenem, dan inhibitor beta – laktamase.Antibitotik beta
laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektiv terhadap
organisme gram positif dan negatif.

a. Turunan Penisilin

Penisilin merupakan antibiotika paling penting yang pertama kali


diekstraksi dari Penicillium notatum. Selanjutnya, untuk produksi
komersial digunakan P. chrysogenum karena menghasilkan lebih banyak
penisilin. Struktur dasar penisilin terdiri atas cincin thiazolidin yang
menyatu dengan cincin β lactam, seperti ditampilkan pada Gambar
dibawah ini. Kedua cincin ini merupakan inti dari turunan penisilin serta
diberi nama 6-amino-penicillanic acid (6-APA). Berbagai turunan penisilin
semisintetis kemudian diproduksi dengan memodifikasi rantai samping
yang terikat pada 6-APA. Baik rantai samping dan 6-APA,keduanya
penting untuk aktivitas antibakteri dari turunan penisilin. Penicillin
menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba.Penicillin memiliki efek bakterisid.

Gambar Struktur Dasar dan Rantai Samping Penicillin

(Harpolia Cartika, 2016)


Tabel Penamaan turunan Penisilin berdasarkan rantai samping yang terikat pada 6 -
APA.

(Harpolia Cartika, 2016)

1. Penicillin G

Benzylpenicillin (Penicillin G), sangat aktif terhadap coccus


Gram +, tetapi cepat dihidrolisis oleh penicillnase atau beta
laktamse sehingga tidak efektif terhadap S,aureus.
Infeksi tenggorakan, otitits media, endokarditis,
I pneumonia, selulitis, antraks, profilaksis amputasi pada
lengan atau kaki
KI Hipersensitivitas (alergi) terhadap penicillin.
Riwayat alergi, hasil tes glukosa urin positif palsu,
P gangguan fungsi ginjal
reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
ES angioudem, anafilaksis, serum sickness-like reaction;
jarang, toksisitas system saraf pusat termasuk konvulsi
(terutama pada dosis tinggi atau pada gangguan ginjal
berat), nefritis interstinal, anemia hemolitik, leucopenia,
trombositopenia dan gangguan pembekuaan darah;juga
dilaporkan diare (termasuk colitis karena antibiotic).
2.Penicillin V

Phenoxymethylpenicllin (penicillin V) memiliki


spectrum antibakteri yang sama dengan
benzilpenicllin, tapi efektivitasnya lemah.Obat ini
lebih tahan terhadap asam lambung sehingga dapat
diberikan per oral.Obat ini tidak boleh digunakan
untuk infeksi berat, karena absorpsinya tidak dapat
diduga dan kadar plasma bervariasi
Infeksi pada mulut, tonsillitis, otitis media,
I erysipelas, selulitis, demam rematik,
profilaksis infeksi pneumokokus.
KI Hipersensitivitas (alergi) terhadap penicillin.
Riwayat alergi, hasil tes glukosa urin positif
P palsu, gangguan fungsi ginjal
reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri
ES sendi, angioudem, anafilaksis, serum
sickness-like reaction; jarang, toksisitas
system saraf pusat termasuk konvulsi
(terutama pada dosis tinggi atau pada
gangguan ginjal berat), nefritis interstinal,
anemia hemolitik, leucopenia,
trombositopenia dan gangguan pembekuaan
darah;juga dilaporkan diare (termasuk colitis
karena antibiotic).

(Mininotes, 2017)

3.Ampicillin
(Harpolia Cartika, 2016)

Ampicillin aktif terhadap organism gram positif dan negatif


tertentu, tetapi diinaktivasi ole penicilinase, termasuk yang
dihasilkan oleh staphylococcus aureus dan basil gram negatif yang
umum seperti Escherichia Coli.Hampir semua staphylococcus, 50%
strain Escherichia coli dan 15& strain haemophilus
influenza,sesisten terhadap ampicillin.
Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada
I mulut, bronchitis, uncomplicated community-acquired
pneumonia, infeksi haemophilus influenza, resistens terhadap
ampicillin.
Hipersensitivitas terhadap p.enicillin, infeksi mononukleosis.
KI
alergi, terhadap cephalosporin,carpenem.Perlu penyesuaian
P dosis pada gagal ginjal.Hati-hati kemungkinan terjadi syok
anafilaksis.
Mual,muntah,diare;ruam (hentikan penggunaan),jarang terjadi
ES colitis karena antibiotic,reaksi alergi (urtikaria,anafilaksis).
4. Amoxicillin

Amoxicillin merupakan turunan ampicilin dan memiliki


spectrum antibakteri yang sama. Obat ini diabsorbsi lebih
baik daripada ampicillin bila diberikan per oral dan
menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan
jaringan. Tidak seperti ampicillin, absorbsinya tidak
tertanggu dengan adanya makanan dalam lambung.

Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi


I pada mulut, bronchitis, uncomplicated community-
acquired pneumonia, infeksi haemophilus influenza,
salmonellosis invasive; listerial meningitis,
profilaksis endokarditis; terapi tambahan pada
listerial manngitis, eradikasi Helicobacter pylori.
KI Lihat kontraindikasi Ampicillin.
P Lihat perhatian Ampicillin, pertahankan intake cairan
yang adekuat selama terapi dosis tinggi.
ES Lihat efek samping Ampicillin.

(Mininotes, 2017)

b. Turunan Cephalosporin

Mekanisme kerja golongan cephalosporin adalah menghambat sintesis


dinding sel mikroba dengan mekanisme yang serupa dengan golongan penicillin.

Efek samping utama dari cephalosporin adalah hipersensitivitas dan sekitar 10 %


dari pasien sensitive terhadap penicillin juga akan alergi terhadap cephalosporin.

struktur umum turunan sefalosporin

(Harpolia cartika, 2016)


Cefadroxil

Cephalexin

Generasi I
Cephradine

Cefazolin

Cefoxitin

Generasi II Cefotetan

Cefuroxime

Cefamandole

Cefotaxime

Ceftazidime
Generasi III

Ceftriaxone

Cefoperazone

Cefixime

Cefepime

Cefepime

Generasi IV
Celpirome

(Mininotes, 2017)
Turunan sefalosporin berdasarkan system generasi dibedakan menjadi empat
kelompok yakni sefalosporin generasi I, II, III, IV. Masing-masing generasi
sefalosporin diuraikan sebagai berikut.

1. Sefalosporin Generasi I

Obat-obat Sefalosporin Generasi I memiliki aktivitas yang tinggi terhadap


bakteri gram positif namun aktivitasnya rendah terhadap bakteri gram negatif.
Obat-obat yang masuk dalam Sefalosporin Generasi I ditampilkan pada Tabel di
bawah ini.

(Harpolia cartika, 2016)


- Cefadroxil

Pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri gram


I positif yang sensitive terhadap cefadroxil.
Infeksi saluruan atas, infeksi kulit dan jaringan lunak,
infeksi saluran kemih dan kelamin;infeksi lain
(osteomielitis,arthritis,septikimia,peritonitis,sepsis.
KI Hipersensitif terhadap cephalosporin
P Hati-hati pada penderita alergi terhadap penicillin
karena adanya kemungkinan reaksi silang.Hati – hati
pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal kolitis
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
ES Gangguan saluran pencernaan seperti (kram perut,
nyeri, mual, muntah diare )dan reaksi
hipersensitivitas (seperti ruam kulit, gatal) dapat
terjadi gejala kualitis pseudomembran (jarang ).

(Mininotes, 2017)

2. Sefalosporin Generasi II

Turunan Sefalosporin Generasi II ini lebih aktif terhadap bakteri gram


negatif dan tidak terlalu aktif terhadap bakteri gram positif bila dibandingkan
dengan Sefalosporin Generasi I. Obat-obat yang masuk dalam Sefalosporin
Generasi II ditampilkan pada Tabel di bawah ini.
(Harpolia cartika, 2016)

3. Sefalosporin Generasi III

Obat-obat yang termasuk kelompok Sefalosporin Generasi III ini kurang


aktif melawan bakteri gram positif dibandingkan generasi pertama, tapi memiliki
spektrum yang lebih luas terhadap bakteri gram negatif. Adapun obat-obat yang
termasuk dalam golongan ini ditampilkan pada Tabel di bawah ini.

(Harpolia cartika, 2016)


4. Sefalosporin Generasi IV

Obat-obat dalam kelompok Sefalosporin Generasi IV ini memiliki


spektrum yang lebih luas dalam melawan bakteri dibandingkan turunan
sefalosporin sebelumnya. Obat-obat yang termasuk dalam Sefalosporin Generasi
IV ditampilkan pada Tabel di bawah ini.

(Harpolia cartika, 2016)

c. Turunan Carbapenem

carbapenem adalah kelompok antibotik yang bekerja untuk mengobati infeksi


bakteri. carbapenem efektif untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif, terutama
yang sudah resisten atau kebal terhadap antibiotik sefalosporin.

mekanisme kerja antibiotik turunan carbapenem adalah menghambat


pembentukan dinding sel bakteri. contoh obat : imipenem

d. Turunan Monobactam

dihasilkan oleh chromonobacterium violaceum bersifat bakterisid, dengan


mekanisme kerja yang sama dengan golongan beta - laktam lainnya. bekerja
khusus pada bakteri gram negatif aerob misalnya pseudomonas, H.influenza yang
resisten terhadap penisillinase. contoh obat : Aztreonam dan tigemonam.
(Siswandono, 2016)

2. Golongan Polipeptida

Antibiotika turunan polipeptida memiliki struktur polipeptida yang kompleks,


yang resisten terhadap protease hewan dan tumbuhan. Antibiotika ini juga
memiliki gugus lipid selain gugus amino yang tidak dimiliki oleh hewan dan
tumbuhan. Obat-obat golongan ini adalah basitrasin dan polimiksin. (Harpolia
Cartika, 2016)

struktur molekul basitrasin


struktur molekul polimiksin

(Harpolia Cartika, 2016)

B. Menghambat Sintesis Protein

3. Golongan Aminoglikosida

Aminoglikosida merupakan antibiotika yang memiliki satu atau lebih gula


amino yang terhubung pada cincin aminosititol melalui ikatan glikosida.
Antibiotika golongan ini umumnya merupakan antibiotika spektrum luas
dengan aktivitas yang lebih tinggi dalam melawan bakteri gram negatif
dibandingkan gram positif. Streptomycin merupakan antibiotika aminoglikosida
pertama yang diisolasi dari Streptomyces griseus oleh Waksman dkk pada
tahun 1944. Adapun antibiotika aminoglikosida lainnya dan mikroorganisme
penghasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Nama, Sumber, dan Mikroorganisme Penghasil Antibiotika Aminoglikosida.

NAMA SUMBER STRUKTUR KIMIA


Micromonospora
Gentamyci Purpura
n

Kanamycin S. kanamyeleticus
Neomisin S. fradiae

Tobramyci S. tenebrarius
n

Streptomisi Streptomyces
n griseus

Amikacin 1-L-(-)4-amino-
2hydroxy butyryl
Kanamicin

Netilmycin Micromonospora
Species

(Harpolia Cartika, 2016)

4.Golongan Kloramfenikol

klorampenikol bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri. obat


ini terikat pada ribosom subuniosos dan menghambat enzim peptidil transfenase
sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.

klorampenikol umumnya bersifat bakteriostatik. pada konsentrasi tinggi


klorampenikol kadang - kadang bersifat bakteriosid terhadap kuman - kuman
tertentu. klorampenikol merupakan antibiotik spektrum luas. obat ini efektif
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif yang aerob dan anaerob, kecuali
pseudomonas.

klorampenicol sebaiknya hanya digunakan untuk mengobati typhoid dan


mengobati meningitis akibat H. influenza. infeksi lain sebaiknya tidak diobati
dengan kloramphenicol apabila masih ada antimikroba lain yang lebih aman dan
efektif.
(Mininotes,2017)

Strukur molekul klorampenicol (Bobone, dkk. 2013)

a. Turunan Amfenikol

Antibiotik turunan amfenikol adalah antibiotik yang terdiri dari


kloramfenikol dan senyawa sintetik analognya.Merupakan senyawa
bakteriostatik dengan spektrum luas bersifat mudah larut dalam lemak
sehingga mudah menembus sel bakteri. Mekanisme kerja antibakteri turunan
amfenikol adalah dengan menghambat biosintesis protein pada siklus
pemanjangan rantai asam amino yaitu dengan menghambat pembentukan
ikatan peptida.(Putri,2016)

b. Turunan Thiamphenicol
 digunakan untuk indikasi yang sama dengan klorampenicol.
 Terhadap kuman gram positif, maupun gram negatif obat ini umumnya
kurang aktif dibandingkan dengan klorampenikol tetapi terhadap S.
Pyogenae, Pneumococcus, Haemophillus dan meningococcus.
aktivitasnya sama dengan klorampenikol.
 indikasi : Pada demam tiphoid dapat juga digunakan sebagai terapi pada
meningitis yang disebabkan oleh H. influenza. (Mininotes, 2017)

5. Golongan Tetrasiklin

Tetrasiklin ialah antibiotik yang umum digunakan sebagai obat-obatan


veteriner dan diisolasi dari bakteri Streptomyces sp. Penggunaan tetrasiklin sebagai
obat-obatan veteriner umumnya dicampurkan ke dalam pakan. Tetrasiklin
merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein kuman. Tetrasiklin memiliki spektrum yang luas,
artinya antibiotik ini memiliki kemampuan melawan sejumlah bakteri patogen.

Tetrasiklin merupakan senyawa kristal berwarna kuning dan sedikit larut


dalam air. Pada suhu 28°C kelarutan tetrasiklin dalam air sebesar 1,7 mg/ml
sedangkan dalam metanol lebih dari 20 mg/ml (Schunack et al. 1990). Tetrasiklin
memiliki rumus molekul C22H24N2O8 dan memiliki nama IUPAC [4s-
(4α,4aα,5aα,6β,12aα)] -4- (dimetilamino) 1,4,4a,5,5a, 6-11,12a-oktahidro-
3,6,10,12,12a-pentahidroksi- 6- metil -1,11-diokso- 2- naftasenkarboksamida
dengan bobot molekul 444,44 g/mol.

Mekanisme kerja dari tetrasiklin adalah kemampuan bakteriostatik tetrasiklin


dilakukan dengan cara mengikat secara reversibel subunit 30S ribosom, sehingga
mencegah sintesis protein dan menghambat pertumbuhan sel bakteri. Selain itu,
antibiotik juga bisa merubah membran sitoplasma bakteri sehingga terjadi
kebocoran intraseluler.
Tetrasiklin diketahui secara in vitro (penelitian di laboratorium) ampuh
mengatasi bakteri gram positif maupun negatif dan beberapa mikroorganisme lain

(struktur kimia tetrasiklin)

Turunan Tetrasiklin :

1. Oksitetrasiklin
merupakan tetrasiklin dengan tambahan satu gugus OH pada struktur
cincinnya. Oksitetrasiklin dengan rumus molekul C22H24N2O9 memiliki
nama IUPAC [ 4s - (4α,4aα,5α,5aα,6β,12aα)] – 4 - (dimetilamino) -1 ,4 ,4
a,5 ,5a ,6- 11,12a - oktahidro-3, 5, 6, 10, 12, 12a- heksahidroksi- 6-metil-1,11-
diokso- 2- naftasenkarboksamida dan bobot molekul 460,44 g/mol.
Oksitetrasiklin berbentuk serbuk halus berwarna kuning muda dan tidak
berbau. Oksitetrasiklin memiliki kelarutan yang lebih besar dibandingkan
tetrasiklin, yaitu 1g/ml pada suhu 28°C dan sangat mudah larut dalam etanol.

Mekanisme kerja oksitetrasiklin adalah antibiotik spektrum luas


golongan tetrasiklin dengan mekanisme kerja menghambat pembentukan
protein dalam sel ribosom unit 30s dan 50s sehingga tidak terjadi
pembentukan rantai peptida yang penting untuk kelangsungan hidup bakteri.
Produk ini memiliki kemasan 1 tube yang dapat digunakan untuk keperluan
sebagai berikut: antibiotik mata, salep mata, bintitan, infeksi mata

(struktur kimia oksitetrasiklin)


2. Klortetrasiklin

Klortetrasiklin merupakan tetrasiklin dengan tambahan satu atom klor


pada struktur cincinnya. Klortetrasiklin berbentuk serbuk halus berwarna
kuning keemasan dan sedikit larut dalam air (8,6 mg/ml). Klortetrasiklin dapat
larut dalam alkali hidroksida, dioksan, karbitol, etanol, butanol, aseton, etil
asetat, benzena, dan sedikit larut dalam metanol. Klortetrasiklin memiliki
nama IUPAC [4s - (4α, 4aα, 5aα, 6β, 12aα) ] - 7 - kloro – 4 - (dimetilamino)-
1, 4, 4a, 5, 5a, 6 - 11, 12a – oktahidro - 3, 6, 10, 12, 12a – pentahidroksi - 6-
metil-1,11-diokso-2- naftasenkarboksamida dengan bobot molekul 478,89
g/mol

(rumus kimia klortetrasiklin)

3. Doksisiklin

Doksisiklin merupakan antibiotik golongan tetrasiklin dan mempunyai


spektrum luas. Efektif pada kondisi yang disebabklan oleh klamidia sp,
riketsia sp, brucella sp, dan spirochaete, borrelia burgdorfer (lyme disease).
Merupakan golongan tetrasiklin yang paling disukai karena mempunyai profil
farmakokinetika yang lebih baik dibandingkan dengan tetrasiklin. Tersimpan
pada tilang dan gigi yang sedang dalam pertumbuhan sehingga menyebabkan
pewarnaan (staining) dan kadang-kadang hipoplasia gigi. Tidak diberikan
pada usia dibawah 12 tahun atau pada wanita hamil. Antibiotik ini
diindikasikan pada pasien dengan infeksi saluran napas, termasuk pneumonia
dan bronkitis kronik, infeksi saluran
urin,sifilis,klamidia,mikoplasma,danriketsia,prostatitis,limfogranuloma
venereum, penyakit radang pelvik dengan metronidazol, penyakit lyme,
brucellosis dengan rifampisin, leptospirosis, kolera, melioidosis, pes, antraks,.
Terdapat dalam bentuk kapsul atau tablet 100 mg, tablet 50 mg, dan sirup 10
mg/ml,. Dosis anak peroral pada hari pertama 4 mg/kgBB/hari, selanjutnya 2
mg/kgBB/hari
Mekanisme kerja doksisiklin yang bersifat lipofilik dan dapat menembus
lapisan ganda lipida bakteri. Selain kemampuannya itu, senyawa ini juga
dapat mengikat subunit ribosom 30s dan subunit ribosom 50s yang dapat
menhalangi pengikat aminosil tRNA dan menghambat sintesis protein bakteri,
senyawa ini juga diketahui dapat menghambat fungsi normal apikoplas dari
plasmodium falcifarum yang merupakan organisme penyebab malaria
sehingga dapat digunakan untuk obat malaria.

(struktur kimia doksisiklin)

6. Golongan Makrolida

Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan


erat, dengan ciri suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16
atom ) di mana terkait gula gula deoksi. Antibiotika golongan makrolida
yang pertama ditemukan adalah Pikromisin, diisolasi pada tahun 1950.

Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang


menghambat sintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba
perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di
ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom terdiri
atas atas dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan
sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua
komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom
70S. Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S
dan mencegah pemanjangan rantai peptida.

Berikut ini struktur kimia dari beberapa contoh antibiotic golongan makrolida:

1. Eritromycin

Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid yang sama-


sama mempunyai cincin lakton yang besar dalam rimus molekulnya.
Eritromisin terdiri dari :

a. aglikon eritronolid
b. gula amino desosamin dan gula netral kladinosa
c. Membentuk garam pada gugus dimetilamino ( 3’ ) dengan asam, contoh:
garam stearat bersifat sukar larut dalam air dengan rasa yang sedikit pahit.
d. Membentuk ester pada gugus hidroksi ( 2’ ) yang tetap aktif secara
biologis dan aktivitasnya tidak tergantung pada proses
hidrolisis.contoh: ester-ester etilsuksinat, estolat, dan propinoat.yang
tidak berasa.

Struktur umum dari ertromycin ditunjukkan diatas cincin makrolida


dan gula-gula desosamin dan kladinose. Obat ini sulit larut dalam air
(0,1%) namun dapat langsung larut pada zat-zat pelarut organik. Larutan
ini cukup satabil pada suhu 4 oC, namun dapat kehilangan aktivitas
dengan cepat pada suhu 20 oC dan pada suhu asam. Ertromycin biasanya
tersedia dalam bentuk berbagai ester dan garam.

2. Oleandomycin Fosfat

Didapat dari Streptomyces antibioticus. Strukturnya terdiri dari:

 Aglikon oleandolida
 Gula amino desosamin
 Gula netral L-oleandrosa

Asetilasi 3 gugus hidroksi bebas dari oleandomisin menghasilkan


troleandomisin, yang mempunyai 2 keuntungan dibanding oleandomisin
yaitu praktis tidak berasa dan kkadar obat dalam darah lebih cepat dan
lebih tinggi.

a. Mekanisme Kerja

Golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri pada


ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom
subunit 50S,. Sintesis protein terhambat karena reaksi-reaksi translokasi
aminoasil dan hambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan rantai
peptide tidak berjalan. Macrolide bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau
bakterisida, tergantung antara lain pada kadar obat serta jenis bakteri
yang dicurigai. Efek bakterisida terjadi pada kadar antibiotika yang lebih
tinggi, kepadatan bakteri yang relatif rendah, an pertumbuhan bakteri
yang cepat. Aktivitas antibakterinya tergantung pada pH, meningkat pada
keadaan netral atau sedikit alkali.

Meskipun mekanisme yang tepat dari tindakan makrolid tidak jelas,


telah dihipotesiskan bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan
menghambat sintesis protein pada bakteri dengan cara berikut:

1. Mencegah Transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs P.

2. Mencegah pembentukan peptida tRNA

3. Memblokir peptidil transferase.

4. Mencegah perakitan ribosom

Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal


ini menyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh
makrolida. Ketika t-RNA terpasang dengan rantai peptida dan mencoba
untuk pindah ke lokasi P, t-RNA tersebut tidak dapat menuju ke lokasi P
karena adanya makrolida, sehingga akhirnya dibuang dan tidak dipakai.
Hal ini dapat mencegah transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs-P
dan memblok sintesis protein dengan menghambat translokasi dari rantai
peptida yang baru terbentuk. Makrolida juga memnyebabkan pemisahan
sebelum waktunya dari tRNA peptidal di situs A.
Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA
ribosom 50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. Enzim ini
bertanggung jawab untuk pembentukan ikatan peptida antara asam amino
yang terletak di lokasi Adan P dalam ribosom dengan cara menambahkan
peptidil melekat pada tRNA ke asam amino berikutnya. Dengan
memblokir enzim ini, makrolida mampu menghambat biosintesis protein
dan dengan demikian membunuh bakteri.

b. Farmakokinetika

Dalam penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan


mekanisme farmakokinetik 3 antibiotik turunan makrolida yaitu
eritromycin, Claritromycin, dan azitromycin.

1. Eritromycin

Ertromycin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus


diberikan dengan salut enteric. Stearat dan ester cukup tahan pada
keadaan asam dan diabsorbsi lebih baik. Garam lauryl dan ester
propionil ertromycin merupakan preprata oral yang paling baik
diabsorbsi. Dosis oral sebesar 2 g/hari menghasilkan konsentrasi basa
ertromycin serum dan konsentrasi ester sekitar 2 mg/mL. Akan tetapi,
yang aktif secara mikrobiologis adalah basanya, sementara
konsentrasinya cenderung sama tanpa memperhitungkan formulasi.

Waktu paruh serum adalah 1,5 jam dalam kondisi normal dan 5
jam pada pasien dengan anuria. Penyesuaian untuk gagal ginjal tidak
diperlukan. Ertromycin tidak dapat dibersihkan melalui dialysis. Jumlah
besar dari dosis yang diberikan diekskresikan dalam empedu dan
hilang dalam fases, hanya 5% yang diekskresikan dalam urine. Obat
yang telah diabsorbsi didistribusikan secara luas, kecuali dalam otak dan
cairan serebrospinal. Ertromycin diangkut oleh leukosit
polimorfonukleus dan makrofag. Oabt ini melintasi sawar plasenta dan
mencapai janin.

2. Claritromycin

Dosis 500 mg menghasilkan konsentrasi serum sebesar 2-3


mg/mL. Waktu paruh claritromycin (6 jam) yang lebih panjang
dibandingkan dengan eritromycin memungkinkan pemberian dosis 2
kali sehari. Claritromycin dimetabolisme dalam hati. Metabolit
utamanya adalah 14-hidroksiclaritromycin, yang juga mempunyai
aktivitas antibakteri. Sebagian dari obat aktif dan metabolit utama ini
dieliminsai dalam urine, dan pengurangan dosis dianjurkan bagi pasien-
pasien dengan klirens kreatinin dibawah 30 mL/menit.

3. Azitromycin

Azitromycin berbeda dengan eritromycin dan juga claritromycin,


terutama dalam sifat farmakokinetika. Satu dosi Azitromycin 500 mg
dapat menghasilkan konsentrasi serum yang lebih rendah, yaitu sekitar
0,4 µg/mL. Akan tetapi Azitromycin dapat melakukan penetrasi ke
sebagian besar jaringan dapat melebihi konsentrasi serum sepuluh
hingga seratus kali lipat. Obat dirilis perlahan dalam jaringan-jaringan
(waktu paruh jaringan adalah 2-4 hari) untuk menghasilkan waktu
paruh eliminasi mendekati 3 hari. Sifat-sifat yang unik ini memungkinkan
pemberian dosis sekali sehari dan pemendekan durasi pengobatan
dalam banyak kasus.

Azitromycin diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan


baik secara oral. Obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan atau
2 jam setelah makan. Antasida aluminium dan magnesium tidak
mengubah bioavaibilitas, namun memperlama absorbsi dan dengan 15
atom (bukan 14 atom), maka Azitromycin tidak menghentikan
aktivitas enzim-enzim sitokrom P450, dan oleh karena itu tidak
mempunyai interaksi obat seperti yang ditimbulkan oleh eritromycin
dan claritmycin.

c. Efek Samping

Efek Samping dari makrolida:

a) Efek-efek gastrointestinal : Anoreksia, mual, muntah dan diare


sesekali menyertai pemberian oral. Intoleransi ini disebabkan oleh
stimulitas langsung pada motilitas usus.
b) Toksisitas hati : dapat menimbulkan hepatitis kolestasis akut (demam,
ikterus, kerusakan fungsi hati), kemungkinan sebagai reaksi
hepersensitivitas.
c) Interaksi-interaksi obat : menghambat enzim-enzim sitokrom P450
dan meningkatkan konsentarsi serum sejumlah obat, termasuk teofilin,
antikoagulan oral, siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan
konsentrasi serum digoxin oral dengan jalan meningkatkan
bioavailabilitas.

7. Golongan clindamycin
Turunan ini merupakan senyawa bakteriostatika, yang pada kadar tinggi dapat
bersifat bakterisid.

struktur molekul golongan clindamycin

C. Mekanisme Antagonis Folat

8. Golongan sulfonamida

sulfonamida digunakan secara luas untuk pengobatan infeksi yang


disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif tertentu. beberapa jamur
dan protozoa. golongan ini efektif terhadap penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme; seperti actinomycetes Sp., Bacillus anthracis, brucella Sp.,
Corinebacterium diphtheriae, dll.

Sulfonamida bekerja langsung sebagai antagonis, melalui mekanisme


penghambat bersaing terhadap jalur biosintesis asam dihidropteroat, dan secara
tidak langsung mempengaruhi penggabungan asam glutamat dengan asam
dihidropteroat (biosintesis asam hidrofolat).

struktur umum sulfonamida

(Siswandono, 2016)
Tabel obat - obat golongan Sulfonamida
(Siswandono, 2016)

D. Mekanisme Mempengaruhi Sintesis atau Metabolisme Asam Nukleat

9. Golongan Quinolon

Kuinolon merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai


DNA yang terbuka pada proses superkoil dengan menghambat DNA girase
(enzim yang menekan DNA bakteri menjadi superkoil).
Mekanisme kerjanya untuk memasukkan DNA untai ganda yang
panjang kedalam sel bakteri, DNA di atur dalam loop (DNA terelaksasi) yang
kemudian diperpendek oleh proses superkoil. sel eukariotik tidak mengandung
DNA girase. Sifat penting dari quinilon adalah penetrasinya yang baik ke dalam
jaringan dan sel. (bandingkan dengan penisilin), efektivitasnya bila diberikan
secara oral, dan toksisitasnya relatif rendah. Pada saat perkembangbiakan
kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan
double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA.
Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan
(overwinding) pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik
ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase (topoisomerase II)
yang kerjanya menimbulkan negative supercoiling.golongan kuinolon
menghambat keja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisia

(struktur senyawa quinolon)

Turunan Obat Quinolon


1. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang berguna untuk mengatasi infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Ciprofloxacin biasa digunakan untuk
menangani infeksi pada persendiaan, infeksi saluran pernafasan, infeksi
saluran pencernaan demam typoid, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan
infeksi menular seksual (IMS).
Obat ciprofloxacin ini bekerja dengan membunuh dan mengmbat
pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu perlu diketahui, sebagaimna antibiotik
lainnya, obat ini tidak efektif apabila digunakan untuk mengobati flu biasa
yang disebabkan oleh virus, obat ini juga hanya boleh dikonsumsi di bawah
pengawasaan dokter.

( Struktur ciprofloxacin)
2. Levofloxacin
Levofloxacin adalah obat golongan antibiotik quinolone yang dapat
digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih,
pneumonia, sinusitis, infeksi kulit, jaringan lunak dan ikfeksi prostat. Obat ini
juga dapat digunakan untuk mengobati anthrax, serta mencegah penyakit pes
(termasuk bentuk pneumonic dan septicemic). Levofloxacin bekerja dengan
cara membunuh bakteri dan mencegahnya tumbuh kembali. Levofloxacin
biasanya digunakan jika antibiotik lainnya tidak dapat mengatasi infeksi yang
ada atau tidak dapat diresepkan oleh dokter karena alasan tertentu. Karena
levofloxacin merupakan antibiotik, maka obat ini tidak bisa digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu, pilek atau infeksi
virus lainnya

(struktur levofloxacin)

3. Norfloxacin
Norfloxacin adalah antibiotik golongan fluorokuinolon generasi
pertama yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap gram negatif maupun
gram positif. Norfloksasina (norfloxacin) bekerja dengan cara menghambat
dua tipe enzim topoisomerase II yaitu DNA gyrase dan topoisomerase IV.
Topoisomerase IV memerlukan DNA terpisah yang telah digandakan
sebelumnya pembelahan sel bakteri. Dengan DNA yang tidak dipisahkan,
proses terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase
bertanggung jawab untuk penggandaan rantai (supercoil) DNA sehingga akan
cocok di dalam sel yang baru terbentuk. Kombinasi dari dua mekanisme di
atas akan membunuh bakteri sehingga norfloksasina (norfloxacin)
digolongkan sebagai bakterisida.
(struktur norfloxacin)

4. Moxifloxacin
Moksifloksasina(moxifloxacin) adalah golongan fluorokuinolon yang
mempunyai spektrum luas, aktif terhadap gram negatif maupun gram positif.
Moksifloksasina(moxifloxacin) bekerja dengan cara menghambat dua tipe
enzim topoisomerase II yaitu DNA gyrase dan topoisomerase IV.
Topoisomerase IV memerlukan DNA terpisah yang telah digandakan, proses
terhenti dan bakteri tidak bisa membagi. Sedangkan DNA gyrase bertanggung
jawab untuk penggandaan rantai (supercoil) DNA sehingga akan cocok di
dalam sel yang baru terbentuk. Kombinasi dari dua mekanisme di atas akan
membunuh bakteri sehinnga Moksifloksasina(moxifloxacin) dogolongkan
sebagai bakterisid

(struktur moxifloxacin)
Aktivita Struktur Kimia Hubungan
s
Obat Alam Obat Alam
Biologis
Golongan Turunan Golonga Turunan Golongan Turunan Golonga Turun
n n an
Beta laktam Penicillin Tanin 1. Tanin B
Terkon
densasi
2. Tanin
Terhidr
olisis
cephalosporin

carbapenem

Monobactam
polipeptida
bacitracin

vancomycin

gentamycin

kanamycin

tobramycin

neomycin
Anti-
biotik Aminoglikosi
da
amikacin

streptomycin

netilmycin

chloramphenic
ol
Chlorampheni
thiamphenicol
col

Tetracyline tetracyline

oxytetracycline
doxycycline

minocycline

Mikrolida erythromycin

azithromycin

spiramycin

clarythromycin

roxythromycin

clindamycin clindamycin

sulfonamide sulfisoxazole

sulfamethoxaz
ole
sulfadiazine

sulfacitin

sulfamethizole

sulfasalazine

sulfacetamide

Sulfadiazine-
perak
sulfadoxine

Quinolone Asam
nalidiksat
Asam
pipemmidat
Fluoroquinolo ciprofloxacin
ne
ofloxacin

levofloxacin

pefloxaclin

moxifloxacin
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba,terutama


fungi,yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
Antibiotic terdiri dari beberapa golongan yaitu golongan beta laktam,
golongan polipeptida, golongan aminoglikosida, golongan chloramphenicol,
golongan tetracycline, golongan makrolide, golongan clindamycin,
sulfonamide dan golongan quinolone.

Antibiotik memiliki empat mekanisme kerja yaitu Menghambat sintesis


dinding sel pada golongan Beta – Laktam dan Polipeptida. Mekanisme
menghambat sintesis protein pada golongan aminoglikosida, golongan
makrolida, golongan clindamycin, golongan tetrasiklin dan golongan
klorampenikol. Mekanisme antagonis folat pada golongan sulfunamide dan
Mekanisme mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat pada
golongan quinolon.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa pada pembuatan makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran
yang membangun dari para pembaca, agar penulis dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi pada kesempatan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai