OLEH
ANGGOTA :
1. ANGGUN RACHMAWATI P421043
2. AULIYA AELANI P421045
3. FILAHMITA NISANTO BUGI P421051
4. NINING RUSLAENI P421061
5. NUR HALIJA P421063
6. NUR JIHAN ZALSABILA P421064
7. SRI MULTI PALISOA P421075
8. WIDYA ARIANI PUTRI P421079
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisis Toksikologi Klinis Metode Konvensional
B. Analisis Toksikologi Klinis Metode Modern
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara analisis toksikologi klinis metode konvensional
2. Untuk mengetahui cara analisis toksikologi klinis metode modern
BAB II
PEMBASAHAN
Cara kerja
Siapkan Card/Strip Test untuk pemeriksaan masing-masing obat
1) Card Test
- Teteskan 3 tetes spesimen urin pada lubang spesimen yang
terdapat dalam masing-masing card test
- Tunggu beberapa saat sesuai dengan petunjuk manual
2) Strip Test
- Celupkan strip test ke dalam urin sampai batas yang
ditentukan
- Tunggu beberapa saat sesuai dengan petunjuk manual
Pembacaan hasil
1) Card Test
a) Hasil - (negatif) bila tampak 2 garis pada huruf C dan T
b) Hasil + (positif) bila tampak 1 garis pada huruf C
2) Strip Test
a) Hasil - (negatif) bila tampak 2 garis pada huruf C dan T
b) Hasil + (positif) bila tampak 1 garis pada huruf C
c) Atau sesuai petunjuk manualnya
2. SPEKTROFOTOMETRI
Bila senyawa diiradiasi dengan radiasi elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang sesuai maka akan menyerap energi. Energi
yang diserap ini dapat dipancarkan sebagai radiasi pada panjang
gelombang (lebih lama) yang lebih energik (fluoresensi atau pendar),
terdisipasi sebagai panas, atau menimbulkan reaksi fotokimia. Sinar
gamma dan sinar X menempati spektrum panjang gelombang pendek
(energi tinggi) dari spektrum. Urutannya adalah radiasi ultraviolet (UV),
visibel, inframerah dan gelombang mikro dan akhirnya, gelombang radio.
Penyerapan berbagai jenis radiasi menghasilkan efek yang berbeda.
Cahaya UV dan cahaya tampak mengeksitasi elektron dari keadaan
dasarnya ke keadaan energi tinggi (terekstitasi). Panjang gelombang (1)
absorbansi maksimum dilambangkan Amaks. Radiasi inframerah (IR)
menginduksi getaran molekul (ikatan), sementara gelombang mikro
digunakan untuk menginduksi transformasi putaran elektron dalam
spektroskopi reseptor spin elektron (ESR). Spektroskopi resonansi
magnetik nuklir (nuclear magnetic resonance=NMR) menggunakan
panjang gelombang antara gelombang radio dan televisi untuk mendeteksi
putaran elektron nuklir. Hukum Beer-Lambert Dalam spektrometri UV atau
sinar tampak (visible), analit menyerap beberapa energi cahaya masuk
sebagai hasil elektron dalam molekul yang tereksitasi ke tingkat energi
yang lebih tinggi.
3. KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi Gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponenkomponennya dengan menggunakan gas sebagai fase
bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.
Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap.
Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah
menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya
Prinsip Kerja
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi
lainnya, tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan
campuran dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan
pada oven temperur gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi
kolom hanya pada tahap fase cair dan temperatur tidak dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala
hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan
terionisasi dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor,
kuantitas aliran listrik sebanding dengan ion.
Kelebihan Dan Kekurangan Kromatografi Gas
1) Kelebihan
Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang
tinggal.
Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan
efisiensi pemisahan yang tinggi.
Gas mempunyai vikositas yang rendah.
Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat
sehingga analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi.
Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase
diam yang sangat beragam yangakan memisahkan hampir sega la
macam campuran.
2) Kekurangan
Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan
campuran dalam jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah
dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi
pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika
ada metode lain.
Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat
reaktif terhadap fase diam dan zat terlarut.
Prinsip Kerja
HPLC merupakan jenis dari kromatografi kolom dan bekerja dengan
prinsip yang sama. Prinsip utama dari kromatografi kolom adalah
adanya adsorbsi (penempelan permukaan) dari solut (cairan sampel)
ke dalam larutan melalui fase diam yang menyebabkan adanya
pemisahan solut dengan larutan. Tingkat adsorbsi tergantung pada
afinitas dari fase diam dan fase gerak. Fase diam terdiri dari adsorben
seperti silika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis toksikologi klinis memiliki dua metode yaitu metode konvensional dan
modern. Metode konvensional memiliki dua test yaitu tes warna dan krimatigrafi
lapistipis, sedangka metode moderen seperti POCT
1. Metode analisis toksikologi konfensional test warna memiliki beberapa kelebihan
dan kekuranga sebagai berikut:
a. Sangat cepat dan murah, hanya menambahkan reagen kemudian amati
warna yang terbentuk
b. Terutama berguna untuk urine atau cairan lambung atau "residu kejadian",
misalnya tablet atau serbuk
c. Biasanya dilakukan dengan tabung reaksi bening, tetapi plat tetes putih lebih
baik (latar belakang seragam, sedikit menggunakan reagen).
d. Harus selalu menganalisa banko reagen dan kontrol positif dengan sampel
e. Bersifat subjektif, orang berbeda dalam cara mereka
f. memandang atau mendeskripsikan warna, warna juga bervariasi
intensitasnya
g. Banyak jenis tes yang tersedia, namun sebagian besar memiliki selektivitas
yang buruk
2. Metode analisis toksikologi Moderen test POCT, sebagai pengujian laboratorium
klinis yang dilakukan di dekat lokasi perawatan pasien, biasanya oleh petugas
klinis yang ketrampilan utamanya tidak dalam ilmu laboratorium klinis atau bisa
dilakukan oleh pasien (self-testing). Dengan demikian, POCT dapat dianggap
sebagai pengujian yang dilakukan di luar laboratorium tradisional dan dapat juga
disebut sebagai uji laboratorium pengawasan perawatan di tempat, pengujian di
samping tempat tidur, pengujian dekat-pasien (Near Patient Test=NPT),
pengujian di rumah dan perawatan diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Ford, M.D ., Delaney, K.A ., Ling, L.J ., Erickson, T ., (2007). Clinical Toxicology,
2007 Elsevier Inc.
https://www.researchgate.net/publication/
352836880_HPLC_Prinsip_dan_Cara_Kerja