OBJEK V
DISUSUN OLEH :
NO.BP : 1601026
SHIFT : II
PADANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
NO N A M A N O . B P T AN D A T A N GA N
1 C H A N I A F E B R I Y E N I 1601005
2 D I A N A N O V I T A S A R I 1601010
3 D W I J U L D A T I N S I A 1601011
3 N E L V I A H E L S I N T A 1601036
4 N U R I Z A T U L N A D I A 1601040
6 Y E L L Y N O V I A N I 1601049
Dosen I Dosen II
ASISTEN V
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kimia
Farmasi Analisis I.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu farmasi merupakan bidang yang terkait dengan kajian berbagai aspek obat,
sehingga kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis senyawa obat sangat penting
dimiliki oleh seorang ahli farmasi (pharmacyst).
Analisis kualitatif obat diarahkan pada pengenalan senyawa obat, meliputi semua
pengetahuan tentang analisis yang hingga kini telah dikenal. Dalam melakukan analisis kita
mempergunakan sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimianya.
Teknik analisis obat secara kualitatif didasarkan pada golongan obat menurut jenis
senyawanya secara kimia, dan bukan berdasarkan efek farmakologinya. Hal ini disebabkan
karena kadang-kadang suatu obat dengan struktur kimia yang sama, mempunyai efek
farmakologi/daya terapeutis yang jauh berbeda. Misalnya asam hidroksi benzoat dan
turunannya sebagai berikut :
asam salisilat (asam orto-hidroksi benzoat) digunakan sebagai obat luar
(keratolitikum)
asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat analgetikum dan antipiretikum
nipagin (metil-p-hidroksibenzoat) digunakan sebagai zat pengawet.
2.4TETRASIKLIN
Efek non terapi : reaksi kepekaan, toksik dan iritasi, reaksi akibat perubahan biologi
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan asam encer dan
dalam larutan alkali hidroksida; sukar larut dalam etanol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
1. Oksitetrasiklin
1. Klortetrasiklin
2. Doksisiklin
N o NAMA OBAT P A B R I K B E N T U K S E D I A A N
1 A r s i l i n M e p r o f a r m kapsul, 250 mg x 10 x 10
2 Cetacycline S o h o kapsul, 250 mg x 60
3 Corsatet 250 C o r s a kapsul, 250 mg x 10 x 10
4 Dumocycline A l p h a r m kapsul, 250 mg x 25 x 20
5 E s t e t r a P r a f a kapsul, 250 mg x 25 x 4
6 H i t e t r a M e c o s i n kapsul, 250 mg x 10 x 10
kapsul, 500 mg x 10 x 10
7 I k a c y c l i n Ikapharmindo k a p s u l , 2 5 0 m g x 2 5 x 4
Sirup 125 mg/5mL x 60
8 Indocycline N u f a r i n d o kapsul, 250 mg x 1000
9 K e m o c l i n Phyto kemo Agung k a p s u l , 2 5 0 m g x 1 0 x 1 0
kapsul, 500 mg x 10 x 10
1 0 S a n l i n S a n b e kapsul, 250 mg x 10 x 10
kapsul, 500 mg x 10 x 10
1 1 S pect roc ycl i n e W e s t m o n t kapsul, 250 mg x 10 x 10
1 2 Super Tetra D a r y a - F a r i a kapsul lunaak, 250 mg x 10 x 10
1 3 Tetra Sanbe S a n b e kapsul, 250 mg x 10 x 10
kapsul, 500 mg x 10 x 10
1 4 Tetrabiotik Bernofarm kapsul, 250 mg x 300
kapsul, 500 mg x 100
1 5 T e t r a d e x Dexa Medica kapsul, 250 mg x 15 x 10
kapsul fort e, 500 m g x 6 x 1 0
1 6 Ikacycline Ikaprarmindo s a l e p m a t a 1 % x 5 m L
1 7 Teramycin Ophth P z i e r salep mata 1 % 3,5 graam x 2 5
BAB III
TAHAP IDENTIFIKASI OBAT
TETRASIKLIN
3.3 REAKSI PENDAHULUAN
A Pemeriksaan Organoleptis
NO B E N T U K WARNA RASA B A U
1 S e r b u h a b l u r Kuning Pahit Tidak berbau sedikit berbau lemah
B. Kelarutan
Sampel+Pelarut (air/alcohol/kloroform)→ larut/tidak
Tetrasiklin : sedikit larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut organic, NaCl isotonis,
alkohol, glycerin dan jika dipanaskan berbau spesifik, tidak berwarna dan bersifat stabil.
C, Uji Keasaman
Larutan Sampel→ Celupkan kertas lakmus biru → merah (asam)→ Celupkan kertas
lakmus merah→ biru (basa)
Tetrasiklin: Asam
C. Penentuan Unsur-unsur
Unsur selain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) pada obat yang diidentifikasi.
Unsur-unsur lain yang diperiksa tersebut adalah nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), dan
halogen (Cl, Br, dan I). Keberadaan unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap
langkah pengujian senyawa obat tersebut.
Gambar 3.2 Penentuan unsur-unsur Tetrasiklin
1. Unsur C
Reaksi Pengarangan
Sampel dimasukkan ke cawan porselin dengan api kecil, diamati warna nyala
terdapat adanya jelaga dengan api besar jelaga hilang
Reaksi Penield
0,5 g sampel + 50 mg CuO / PbCrO4 dimasukkan ke tabung reaksi dipanaskan
terbentuk gas dialirkan kedalam tabung reaksi yang berisi air kapur Kekeruhan
pada air kapur
2. Unsur H
Reaksi Penield
0,5 g sampel + 50 mg CuO / PbCrO4 dimasukkan ke tabung reaksi dipanaskan
terbentuk gas dialirkan kedalam tabung reaksi yang berisi air kapur
menimbulkan tetes air pada dinding tabung reaksi
3. Unsur N
Reaksi Lasaigne
3 tetes filtrat lasaigne + beberapa tetes FeSO4 + 1-3 tetes FeCl3 (jika perlu asamkan
dengan H2SO4 warna biru
Percobaan Kjedahl
10 mg sampel + 10 tetes H2SO4 P panaskan sampai tidak berwarna (jernih)
dinginkan dengan 1 mL air, kemudian dibasahkan endapan coklat bila
ditambahkan beberapa tetes pereaksi Nessler
4. Unsur S
50 mg sampel + 1 mL larutan H2O2 30% + 2 tetes larutan FeCl3 10%
terjadi reaksi kuat (bila perlu didinginkan) encerkan dengan air dan dituangi 1
mL HCl 3N dan 1 mL larutan BaCl2 5% endapan putih BaSO4
Sodium Nitroprusside Tes
0,5 mL larutan sodium nitroprusside dalam tabung reaksi + 2 mL sampel + 0,5 mL
amonium hidroksida warna merah
Larutan Zat dialkilasikan dengan NaOH 2N + larutan Na. nitropirusid → ungu
5. Unsur Halogen
Percobaan Beilstein
Sebagian sampel diletakkan pada kawat tembaga lalu dibakat dengan api bunsen
dibagian nyala yang tak berwarna. Jika sampel mengandung halogen nyala berwarna
hijau karna terbentuk tembaga-halogenida yang menguap.
Sepertiga dari filtrat diasamkan dengan HNO3 3N lalu dipanaskan sampai mendidih
selama 2-3 menit. Apabila terdapat lebih banyak brom atau iodium maka timbul
warna. Larutan yang masih panas ditambahkan 5 tetes larutan AgNO3 5%. Jika tak
terjadi endapan berarti larutan tidak mengandung klor, brom, ataupun iodium.
Terkadang pada larutan yang mengandung sulfur terjadi pengandaran peraksulfat.
b) Keton :
1. Reaksi Legal-Rothera
Zat + Na2HPO4 + NH4OH → warna biru, ungu
2. Reaksi Taufel Tholer
Zat + salycyl aldehid + H2SO4 Pekat → kocok → merah carten
d) Amin Tersier :
1. Reaksi Hoffman
Zat + CHCl2 + spiritus + NaOH + bau isonitril
2. Reaksi mustard oil Hoffman
Zat + etanol + 1 cc CS2 → bau mustard oil
e) Amin Sekunder :
Reaksi Alkalis
Zat + NaOH → ↑ NH3 (NH3 menguap)
f) Eter :
1. Reaksi Methylen Oxide
Zat + H2SO4 Pekat+ Asam Galat → warna biru, ungu
2. Reaksi Methoxyl
Zat + NaOH + CuSO4 → biru violet
g) Alkohol :
1. Reaksi Azo
Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH → merah
2. Reaksi Parri
Zat + 1/2ml reagen parri + NH3 nitrat → merah
h) Inti Benzen :
1. Reaksi Querbet
Zat + HNO3 Pekat + alcohol + HCl + Zn Powder → Reaksi diazo warna merah
orange
2. Reaksi Ramwez
Zat + KNO3 (2 x Bz) + 1 cc H2SO4 →dingin → air + NH4OH + Na2S → lapisan
merah coklat
i) Reaksi Poly Halogen :
5cc zat + 2cc 5% pyridin panaskan 100ºC (5mnt) dinginkan 1-10 mnt lapisan
pyridin bewarna rose
3.2.3REAKSI PENEGASAN
A.Reaksi Penegasan & Warna
a) Zat + DAB-HCl → jingga
b) Zat + H2SO4 + resorcin → kuning muda
c) Zat + H2SO4 pekat → coklat jingga
d) Zat + Cu(NH3)2(NO3)2 → panaskan →hijau kuning tua kemudian hijau coklat
e) Zat + HNO3 pekat → jingga kuning
f) Test NH3→ (+)
g) Zat + Nesseler → Coklat abu-abu
B. Berdasarkan sifat kelarutan dengan terjadinya warna, penicillin dan kloramfenikol larut
dalam air dan tidak berwarna.
Reaksi untuk golongan yang tak berwarna dalam air :
a) 2 cc larutan + 2 cc H2SO4 kemudian lar dibagi 2 + resorsin padat hati-hati dan buat
kuning tua
3.2.5REAKSI KRISTAL
a) Dengan Aseton Air
5 tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades → biarkan hingga
terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
b) Dengan Reagen Dragendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen
dragendorf → biarkan 15-30 menit → panaskan perlahan → amati di bawah
mikroskop
c) Dengan Larutan Asam Pikrat
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen asam pikrat →
biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal → amati di bawah mikroskop
BAB lV
4.1 HASIL
NO.SAMPEL 15
1.uji pendahuluan
A.UJI ORGANOLEPTIS :
WARNA: kuning
B.KELARUTAN :
Tetrasiklin : sedikit larut dalam air tetapi larut baik dalam pelarut organic,NaCL
isotonis,alkohol,glycerin dan jika dipanaskan berbau spesifik,tidak berwarna dan bersifat
stabil
2.uji penegasan
Hasil : green tea (+) hasil : merah bata (+) hasil : ungu (+)
Pada percobaan ini dilakukan uji kualitatif pada golongan antibiotik dimana sampel
yang digunakan yaitu TETRASIKLIN. dan pereaksi yang digunakan adalah unsur H,reaksi
uji golongan dan reaksi penegasan.
A. Uji organoleptis
B. Uji golongan
C. Uji penegasan
Didapatkan hasil :
WARNA: kuning
Zat tambahan
Zat aktif
I. Percobaan kjedahl
Sampel + 2 tetes H2SO4 p panaskan sampai tidak berwarna (jernih) lalu
dinginkan dengan 1 ml air,kemudian dibasahkan hasil warna coklat kehitaman (+) bila
di tambahkan beberapa atau 2 tetes pereaksi nessler
Tujuan dari kita praktikum ini adalah supaya kita memahami dan mengetahui zat aktif
yang kita dapatkan apakah dia SL,TALKUM atau AMPROTAK,dan kita mengidentifikasi
nya dengan cara kita masuk kan sampel dngan zat- zat yang telah di tentukan sesudah itu kita
panaskan menggunakan Bunsen sampai dia mendidih dan setelah itu baru bisa diketahui.
berbentuk apa hasil nya dengan mencobakan ke tangan apakah dia berbentuk jel,kalau dia
berbentuk jel berati itu dia amprotab,tetapi kalau dia larut berati itu SL dan jika dia ngapung
atau dia mengendap berati itu talcum.
Setelah itu baru kita lakukan pengujian satu persatu dan menggunakan pereaksi yang
berbeda-beda pereaksi yang pertama ya itu zat tambahkan, zat tambahan itu dari sampel yang
telah di ambil atau di pilih di atas meja dan dari sampel itu kita mendapatkan nomor sampel
yang kita ambil.
Lalu sampel yang telah kita ambil kita masukkan kedalam tabung reaksi
menggunakan spatel memasukan dengan secukup nya,setelah itu kita tutup kembali sampel
tersebut supaya dia tidak terbang atau tumpah, setelah itu kita masukan aquadest 2-3 tetes
kedalam sampel yang telah di masukan kedalam tabung reaksi,trus kita panaskan sampel
tersebut menggunakan Bunsen dan jepit tabung reaksi menggunakan penjepit kayu,tunggu
sampai dia mendidih dan setelah itu kita cobakan ke tangan dan baru kita mengetahui hasil
yang kita dapatkan.dan hasil yang di dapatkan kemarin adalah TALKUM dia mengapung.
Yang ke dua menggunakan percobaaan kjedahl sampel yang seharus nya diambil
adalah 10 mg sampel + 10 tetes H2SO4 P panaskan sampai tidak berwarna (jernih) dinginkan
dengan 1 ml air, kemudian dibasahkan endapan coklat bila ditambahkan beberapa tetes
pereaksi nessler.dikarnakan sampel nya terbatas jadi yang di kerjakan atau yang di praktekan
adalah ambil sampel dengan sepatel secukupnya lalu di tambahkan dengan 2 tetes H2SO4 p
dan di panaskan lalu berubah warna nya menjadi warna hitam setelah di berubah warna
menjadi hitam didinginkan dengan air,masuk kan air kedalam tempat seperti botol aqua gelas
dan kita dinginkan di dalam itu,setelah dia diangin tambahkan lagi pereaksi nessler sebanyak
2 tetes lalu baru biasa ditentukan apakah dia berwarna coklat tua atau coklat kehitaman.
Dan pada sampel yang saya dapatkan dia berwarna coklat kehitaman (+)
Yang ke tiga menggunakan reaksi parri sampel tersebut di masukkan kedalam tabung
reaksi lalu masukkan reagen parri sebanyak 2 tetes tambahkan lagi 2 tetes NH3 mendapatkan
hasil warna merah bata (+)
yang ke empat menggunakan reaksi methoxyl sampel masukan kedalam tabung reaksi
tambahkan NaOH 3 tetes tambahkan 1 sampai 3 tetes CuSO4 dan mendapatkan hasil nya
warna biru violet dan green tea. Dan dari uji yang saya lakukan hasil nya berwarna green tea
(+)
Yang ke lima adalah reaksi penegasan di dalam reaksi penegasan ini menggunakan 2
pengujian yang pertama menggunakan H2SO4 dan yang ke dua menggunakan nessier,
sampel yang pertama masukan sampel ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 3 tetes H2SO4
mendapatkan hasil ungu(+),dan yang kedua sampel di tambahkan 2-3 tetes nessier
menghasilkan warna kuningan (+).
Pada praktikum ini zat yang saya gunakan adalah TALKUM,talkum merupakan
serbuk,putih, tidak berbau dan rasa pahit,talkum mudah larut di dalam air tetapi larut baik
dalam pelarut organic,NaCL isotonis, alkohol,glycerin dan jika dipanaskankan berbau
spesifik,tidak berwarna dan bersifat stabil.
Zat aktifnya adalah tetrasiklin dia berwarna kuning rasanya pahit dan dia tidak berbau
sedikit berbau lemah rasanya pahit.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri
tanah,yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan
toksisitas nya terhadap manusia relative kecil. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
dapat disimpulkan zat aktif dari penegasan dan zat tambahan dari TALKUM dia mengapung,
dan hasil yang di dapatkan dari setiap sampel berbeda-beda dan memiliki bau dan tidak
memiliki bau.
5.2 SARAN
Cartika, Harpolia. (2016). Kimia Farmasi, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi. Jakarta Selatan
: Pusdik SDM Kesehatan.
Gandjar, Gholib dan Rohman, Abdul. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.