Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ULFA HASANAH

NIM : 1911C2019
KELAS : Non Reguler C

ENZIM
Enzim adalah sebuah senyawa protein yang tersusun dari komponen protein dan juga
katalitik yang mempunyai nilai guna untuk mempercepat suatu proses metabolisme pada
tubuh organisme. Enzim adalah sebuah senyawa yang tersusun atas protein (apoenzim) serta
juga senyawa non protein (cofactor).
Sifat katalitik yaitu ciri khas enzim yang membedakan antara enzim dengan protein
lainnya. sifat katalitik tersebut diperoleh dari gugus cofactor yang dapat berupa senyawa
organik (koenzim serta gugus prostetic), ataupun senyawa anorganik (ion logam).
Cara Kerja Enzim

Cara kerja enzim di dalam suatu reaksi metabolisme pada tubuh organisme yaitu
dengan cara menurunkan energi aktivasi yaitu energi yang dibutuhkan untuk dapat memulai
suatu reaksi. Dengan meminimalkan “cost” maka proses yang berlangsung juga akan dapat
lebih cepat lagi.
Energi aktivasi didalam suatu reaksi kimia tersebut dapat diperumpakan adalah sebagai
“biaya jalan” dalam sebuah proses produksi. Semakin rendah “biaya jalannya”, maka makin
akan cepat prosesnya pula.
Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia adalah dengan cara
berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi sebuah
produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’ dari substrat tersebut.
Hal tersebut dikarenakan enzim tidak dapat bereaksi dengan substratnya.
Terdapat dua teori yang menggambarkan bagaimana cara kerja enzim, yaitu :
1. Teori Gembok & Kunci

Emil Fischer pada 1894 adalah yang menemukan teori ini. Menurut beliau , enzim
tidak akan berikatan dengan substrat yang memiliki bentuk yang sama (spesifik) dengan sisi
aktif dari enzim. Dengan kata lain, hanya substrat yang punya bentuk yang cocok secara
spesifik yang dapat berhubungan dengan enzim tersebut.
Oleh karena itulah kenapa disebut dengan teori gembok dan kunci, yang mana enzim
diilustrasikan sebagai kunci dan substrat diistilahkan dengan gembok. karena Gembok dan
kunci akan mempunyai kecocokan sisi yang sama untuk bisa membuka ataupun sebaliknya.
Teori tersebut mempunyai kekurangan yaitu tidak mampu menjelaskan mengenai kestabilan
enzim pada saat peralihan titik reaksi enzim.

2. Teori Induksi
Daniel Koshland pada 1958 adalah yang menggunakan teori ini, enzim memiliki sisi aktif
yang fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim tersebut mempunyai titik – titik pengikatan
yang sama / spesifik. Sehingga hanya substrat yang mempunyai titik – titik pengikatan yang
spesifik sama yang akan menginduksi sisi aktif dari enzim sehingga pas (membentuk seperti
substrat).
Teori induksi Induksi inilah yang dapat menjawab kekurangan dari teori Gembok dan
Kunci sebelumnya. Oleh karena itu, teori induksi yang dikemukakan oleh Daniel Koshland
pada 1958 adalah sebuah teori yang paling banyak diakui oleh para peneliti untuk dapat
menjelaskan cara kerja enzim.

FUNGSI ENZIM
Enzim memiliki peranan yang sangat penting didalam suatu reaksi kimia. Seperti
yang dijelaskan Fungsi enzim adalah untuk mempercepat suatu reaksi kimia pada tubuh
oprganisme. Tanpa enzim, maka proses metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme
tersebut akan terganggu.
Selain dari hal itu, sifat enzim yang tidak ikut bereaksi lagi dengan substrat inilah
yang sangat paling menguntungkan dalam sebuah percepatan reaksi kimia pada tubuh
organisme.

SIFAT-SIFAT ENZIM
1. Biokatalisator
Bersifat biokatalisator artinya enzim adalah sebuah senyawa katalis yaitu sebuah
senyawa yang mempercepat sebuah reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim
ini berasal dari organisme, maka enzim disebut juga adalah sebagai senyawa
biokatalisator.
2. Termolabil
Sebagian struktur enzim adalah sebuah senyawa protein. Oleh sebab itu, enzim juga
memiliki sifat termolabil artinya enzim ini sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim
memiliki suhu optimum untuk dapat menjalankan fungsinya.
Secara garis besar, enzim bekerja optimum pada suhu hingga 37ºC. Apabila pada
suhu ekstrim dapat merusak kerja enzim. Enzim tersebut akan menjadi inaktif jika
disuhu dibawah 10 ºC, sementara akan mengalami denaturasi jika pada suhu di atas
60 ºC.
3. Spesifik
Seperti yang sudah diuraiakan dalam 2 teori cara kerja enzim tersebut, enzim ini
bersifat spesifik yang artinya disini, enzim akan dapat mengikat suatu substrat yang
mampu untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Substrat tersebut mempunyai titik
pengikatan yang sama yang dapat menyebabkan substrat dapat diikat oleh enzim.
Sifat spesifik enzim tersebut juga dijadikan adalah sebagai dasar penamaan.
4. Dipengaruhi pH
Sama halnya seperti suhu, pH atau derajat keasaman juga turut dalam memengaruhi
kerja enzim tersebut. Pada dasarnya , enzim tersebut bekerja pada suasana netral yaitu
antara 6,5 – 7. Tetapi beberapa enzim optimum pada pH asam seperti Pepsinogen,
maupun pada pH yang basa seperti Tripsin.
5. Bekerja Bolak Balik
Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim yang dapat membantu reaksi
pembentukan senyawa B dari senyawa A. Hal inilah mengapa disebut jika enzim itu
bekerja dengan secara bolak balik.
6. Tidak Menentukan Arah Reaksi
Perubahan senyawa A menjadi B atau dibalik bukanlah enzim yang dapat menentukan
kemana arah reaksi tersebut akan berjalan. Senyawa yang lebih dibutuhkan adalah
poin dari arah sebuah reaksi kimia. Contohnya yaitu tubuh kekurangan glukosa maka
akan dapat memecah gula cadangan (glikogen) serta juga sebaliknya.
REAKSI RESPIRASI AEROB

Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi baik menggunakan


oksigen maupun tidak dari senyawa organic kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dan dalam proses tersebut dibebaskan sejumlah energi.
Respirasi aerob adalah peristiwa pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). ATP digunakan oleh organisme
untuk melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan energi. Organisme yang melakukan
respirasi aerob adalah Hewan, tumbuhan, sebagian besar jamur, dan sebagian kecil bakteri.
Contoh persamaan reaksi perombakan satu molekul glukosa secara sederhana :
C6H12O6 + 6O2 → 6H2O + 6CO2 + 38 ATP
Glukosa Oksigen Air Karbon dioksida Energi
PROSES REAKSI RESPIRASI AEROB

1. Glikolisis
Glikolisis merupakan peristiwa pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 2 molekul
asam piruvat. Reaksi ini terjadi di sitoplasma sel. Jalur glikolisis terdiri atas 10 langkah
dan masing-masing dikatalisis oleh enzim yang spesifik. Langkah-langkah dalam
glikolisis sebagai berikut :

Glikolisis menghasilkan 4 molekul ATP, namun 2 ATP digunakan untuk


membayar hutang langkah ke-1 dan ke-3 yang justru membutuhkan ATP. Dua molekul
NADH dihasilkan dalam proses ini, nantinya NADH tersebut akan diubah menjadi ATP
dalam tahap transfer elektron.
Hasil akhir dari glikolisis adalah sebagai berikut:
 2 molekul asam piruvat
 2 molekul ATP
 2 molekul NADH
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi
asetil CoA. Proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria, langkah-
langkahnya sebagai berikut :

Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju
matriks mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan sebagai
CO2 yang berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH. Akhirnya, koenzim
A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA. Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang
masuk dekarboksilasi oksidatif, hasil akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA
kemudian akan masuk siklus krebs untuk diproses lebih lanjut menghasilkan energi.
 2 molekul Asetil CoA
 2 molekul NADH

3. Siklus Krebs
Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs
berikatan dengan oksaloasetat. Dalam siklus krebs terdapat 8 tahap reaksi.
Dua molekul asetil CoA masing-masing akan menjalani siklus krebs. Dimulai dengan
bereaksinya asetil CoA dengan oksaloasetat yang berubah menjadi asam sitrat. Siklus
krebs dalam sekali siklusnya melepaskan dua molekul CO2. Proses ini disebut sebagai
suatu siklus karena dalam tahap-tahap reaksinya selalu berputar-putar seperti roda.
Hasil akhir dari siklus krebs dalam respirasi 1 molekul glukosa (2 kali siklus) adalah
sebagai berikut.
 2 molekul ATP
 6 molekul NADH
 2 molekul FADH2

4. Transfer Elektron
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Rantai tansfer elektron
merupakan proses produksi ATP dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. NADH dan FADH2 akan masuk transfer elektron
dan melalui suatu peristiwa yang disebut kemiosmosis akan dihasilkan ATP.

Proses transfer elektron diawali dengan NADH melepaskan elektron dan H+ sehingga
berubah menjadi NAD+. Elektron akan ditangkap oleh komplekas protein pembawa elektron
yang terletak pada membran dalam mitokondria. Saat elektron melewati kompleks protein
pertama, H+ dari matriks akan dipompa menuju ruang antar membran. Elektron kemudian
ditangkap oleh quinon yang dapat bergerak untuk mengantarkan elektron menuju kompleks
protein kedua. Saat elektron melewati kompleks protein kedua, H+ dipompa dari matriks
menuju ruang antar membran. Elektron kemudian akan ditangkap oleh sitokrom c yang
bergerak menuju kompleks protein ketiga. Saat elektron melewati kompleks protein ketiga,
H+ dipompa menuju ruang antar membarn mitokondria. H+ yang tadi dikeluarkan akan
masuk kembali menuju matriks melalui ATP sintase, yaitu enzim yang terdapat pada
membran dalam mitokondria. Setiap H+ melewati ATP sintase, energi dari H+ akan
digunakan untuk membentuk ATP yang dilepaskan dalam matriks.
Transfer elektron dari 1 molekul NADH menyebabkan 3 H+ keluar dan dimasukkan
kembali sehingga terbentuk 3 ATP. Sedangkan transfer elektron dari 1 molekul FADH2 tidak
melewati protein pembawa pertama, hanya melewati yang kedua dan ketiga. Hal ini
menyebabkan hanya 2 H+ yang dikeluarkan dan masuk kembali melaui ATP sintase,
sehingga hasilnya hanya 2 ATP saja. Oksigen akan masuk sebagai penerima elektron terakhir
setelah lepas dari protein pembawa ketiga. Oksigen akan menerima elektron dan berikatan
dengan H+ sehingga terbentuklan H2O.
Hasil akhir dari transfer elektron adalah sebagai berikut.
 2 molekul NADH dari glikolisis = 6 ATP
 2 molekul NADH dari dekarboksilasi oksidatif = 6 ATP
 6 molekul NADH dari siklus krebs = 18 ATP
 2 molekul FADH2 dari siklus krebs = 4 ATP

Total ATP yang dihasilkan dalam respirasi aerob glukosa adalah 38 molekul ATP, dengan
rincian sebagai berikut.
 2 molekul ATP dari glikolisis
 2 molekul ATP dari siklus krebs
 34 molekul ATP dari transfer elektron
REAKSI GLIKOLISIS

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam piruvat
dengan menghasilkan dua ATP dan dua NADH. Glikolisis terjadi pada sel mikroorganisme,
tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi di sitoplasma dengan
bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.
Glikolisis merupakan tahapan pertama dari respirasi aerob untuk memproses gula
menjadi energi dalam bentuk ATP (adenosin trifosfat). Respirasi aerob sendiri berlangsung
dalam 4 tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron.
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi. Sedangkan NADH
nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul
NADH dalam transfer elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP.
Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.
1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim hexokinase.
Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat). ATP yang telah
melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh enzim
fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini dikatalisis oleh
enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-fosfat (3 atom
C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim
aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut bekerja
bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat menjadi dihdroksi
aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat oleh enzim
gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan terbentuk NADH.
7. Kemudian 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk ATP.
8. Kemudian 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase.
9. Kemudian 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim piruvat
kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
SIKLUS KREBS

Siklus krebs merupakan serangkaian reaksi kimia yang terjadi pada sel hidup untuk
menghasilkan energi dari Asetil ko-A perubahan dari asam piruvat hasil glikolisis. Siklus
krebs merupakan salah satu tahap respirasi aerob, yaitu proses menghasilkan energi dimana
dalam prosesnya membutuhkan oksigen.
Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk menghasilkan ATP, NADH, FADH2,
dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi dalam siklus krebs yang terus berputar-putar
sehingga disebut sebagai suatu siklus.

Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.


1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi ini
dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat dehidrogenase.
Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa ketoglutarat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A sintetase. Pada
reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase. Pada
reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase. Pada tahap
ini juga dihasilkan NADH.

Anda mungkin juga menyukai