Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/336678623

AKAR DARI KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASANNYA

Article · October 2019

CITATIONS READS

0 2,238

1 author:

Ummi Mardhotillah
Universitas Sriwijaya
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian Hukum Administarsi Dalam Etika Kepegawaian Aparatur Sipil Negara View project

All content following this page was uploaded by Ummi Mardhotillah on 21 October 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


AKAR DARI KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASANNYA
Oleh :

Ummi Mardhotillah

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya, Inderalaya


Email : Ummimardhotillah1510@gmail.com

ABSTRAK
Permasalahan korupsi di Indonesia sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Tercatat bahwa selama
tahun 2018, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) telah menangani kasus korupsi sebanyak
178 kasus. Dari kasus tersebut, yaitu paling banyak melibatkan ASN (Aparatur Sipil Negara).
Korupsi pun terdiri dari berbagai bentuk dan terjadi di berbagai sektor. Dalam tulisan ini akan
membahas mengenai definisi dari korupsi, bagaimana berjalannya tindakan korupsi, apa
penyebab tindakan korupsi, dan bagaimana cara memberantas korupsi. Hasilnya ditemukan
bahwa yang mempengaruhi tumbuhnya korupsi disebabkan karena timbulnya konsentrasi
kekuasaan dan korupsi, berdasarkan cara pandang, budaya korupsi, tradisi gift-giving,
percakapan, dan kesinambungan tersembunyi hukum dan korupsi.
Kata Kunci : Korupsi, Akar Korupsi, Pemberantasan

A. Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai
persatuan dan kesatuan. Untuk terus mempertahankan nilai-nilai tersebut tentu pemerintah
yang memegang kekuasaan sekaligus masyarakat harus secara berdampingan memegang
teguh prinsip tersebut. Sebagai negara demokrasi, yang menjadi pemegang kekuasaan dan
disini mempunyai peran sebagai wakil rakyat dipilih melalui pemilihan umum yang
diselenggarakan secara luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil). Akan
tetapi, pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh rakyat tersebut masih saja ada yang terjerat
kasus korupsi. Disini kita bertanya-tanya, apakah terdapat hal yang salah dari para pejabat
pemerintahan dibalik pencalonannya sebagai wakil rakyat, serta apakah penyelenggaraan
pemilihan umum tersebut sudah berjalan dengan baik atau belum.

B. Pembahasan

Korupsi, tentu kata-kata ini terdengar tidak asing lagi di telinga kita. Lantas apakah
sebenarnya makna dari korupsi ini? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi
merupakan tindakan penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Kasus korupsi di Indonesia sampai
saat ini masih sangat memprihatinkan, baik itu dari kalangan pejabat tinggi maupun
karyawan. Tentu ini merupakan permasalahan yang harus ditangani secara serius, jangan
sampai dibenak masyarakat sampai muncul suatu rasa yang menunjukkan
ketidakpercayaannya lagi terhadap pemerintahan. Korupsi sendiri dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, misalnya menerima suap; gratifikasi yang menurut penjelasan Pasal
12B UU No. 20 Tahun 2001, gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya; atau
juga kick back dari tender kontrak korporasi. Karena anggaran dan pendapatan negara
sebagian diserap dan didapatkan oleh korporasi, sedangkan perizinan, program, dan tender
kontrak kewenangannya didapat dari penyelenggara negara, maka dari itu korupsi merupakan
“buah kerjasama” penyelenggara negara dengan korporasi. Dengan kata lain, suatu
kewenangan yang berubah menjadi kesewenang-wenangan merupakan cikal bakal korupsi.

Korupsi juga terdapat yang kecil-kecilan, disini para pejabat melakukan penyalahgunaan
kekuasaan yang mereka miliki, baik yang berada di level atas, menengah, maupun bawah.
Bentuk aksinya biasanya dilakukan ditengah-tengah proses dalam melaksanakan keseharian
tugas dan tanggung jawab mereka yang didalamnya terdapat interaksi dengan warga biasa
yang sedang menggunakan akses pelayanan yang telah disediakan oleh pemerintah. Warga
yang sedang mengurus berkas atau surat-menyurat kepada pihak yang terkait seringkali
diminta biaya, alasan dari oknum tersebut sebagai biaya administrasi. Padahal itu untuk
kepentingan diri sendiri. Biasanya hal ini terjadi di rumah sakit, sekolah, kantor polisi, kantor
pemerintah daerah, dan instansi lainnya.

Dalam sistem demokrasi, untuk mendapatkan kekuasaan terlebih dahulu harus


mencalonkan diri dan dipilih melalui pemilihan umum. Dengan mekanisme perwakilan, para
calon wakil rakyat ini menggunakan partai politik sebagai kendaraan politik agar dapat maju
dan terpilih sebagai anggota parlemen. Namun tak dapat dipungkiri lagi, demokrasi ini
dihadapkan dengan suatu penyakit yang menjadi perusak citra demokrasi ini sendiri, yaitu
fenomena jual beli suara (money politics), sehingga menepikan mereka yang maju
mencalonkan diri dengan berbekal idealisme. Mereka yang melakukan money politics ini rela
meminjam atau berhutang kepada orang-orang yang mempunyai modal untuk membayar para
pemilih agar memilih “dia” dalam pemilu. Orang yang dari awal telah melakukan kecurangan
yang seperti demikian biasanya didalam prosesnya menjabat atau pada akhirnya pun tidak
akan bagus dan baik dalam proses jabatannya. Karena disini ia hanya berpikir bagaimana cara
mengembalikan “modal” yang telah ia keluarkan untuk membeli suara-suara rakyat dan
bagaimana agar ia mendapat keuntungan lagi.
Bentuk korupsi yang lain dan juga sangat besar yaitu kebocoran uang negara melalui
proses pengadaan barang dan jasa. Disini, model korupsi dilakukan dengan berbagai macam
cara. Misalnya, mengubah atau mengganti spesifikasi teknis dengan kualitas lebih rendah dan
lebih murah, penggelembungan harga dari harga wajar di pasaran, program fiktif (tidak ada
tetapi dilaporkan ada), duplikasi program antar kementerian, dan mengubah nilai kontrak
dengan mengurangi kegiatan.

Lantas, apa sajakah yang menjadi akar dari berbagai macam bentuk korupsi diatas? Yang
pertama yaitu berkaitan dengan terbentuknya negara. Disini melalui antropologi, korupsi
dapat ditelusuri dari kebiasaan dan perilaku yang belum berubah ketika struktrur sosial sudah
berubah menjadi negara modern. Kekerabatan yang menjadi ciri khas di era monarki berganti
nepotisme di era demokrasi. Kedua yaitu cara pandang (pemaknaan) menjadi landasan
perilaku korupsi, yaitu bagaimana seseorang memaknai suatu tindakan apakah termasuk
korupsi atau tidak. Yang ketiga budaya korupsi. Di negara yang sangat terkenal akan
korupsinya, perilaku korupsi sudah dianggap biasa yang kemudian terjadi melalui proses tiru
meniru dalam lingkungannya. Keempat adanya tradisi gift-giving yaitu sebagai bentuk
pertukaran nilai ekonomi dalam masyarakat tradisional, dan di negara modern bermanifestasi
menjadi upeti, suap, gratifikasi, dan pengaruh pasar. Kelima observasi percakapan sebagai
indikasi terjadinya korupsi. Dalam antropologi dan etnografi, adanya praktik korupsi dapat
diobservasi melalui percakapan, meskipun tindakan korupsi itu sendiri disembunyikan. Yang
terakhir yaitu kesinambungan tersembunyi hukum dan korupsi. Dengan kata lain, hukum
dibuat oleh manusia sesuai dengan kepentingan dan keadaan, yang oleh pelaku korupsi dicari
celahnya untuk menghindari pelanggaran hukum. Dalam konteks korupsi, terdapat
kesinambungan antara hukum dan korupsi. Hukum tidak dapat dipertentangkan dengan
korupsi, namun hukum diberlakukan sebagai alat rekayasa korupsi. Penguasa yang
melakukan pelanggaran berusaha mengubah pasal-pasal hukum supaya tindakannya tidak
terjerat oleh pasal-pasal hukum.

Dalam upaya memberantas korupsi, hal yang paling utama ditekankan yaitu harus
merubah cara pandang, yang berkenaan dengan pola pikir bahwa pembelokan alokasi
anggaran negara ke pejabat atau penguasa adalah hal yang salah, karena mengganggu
kompetisi dan kesempatan distributif bagi yang lain. Mengubah cara pandang ini harus
bersifat kolektif universal untuk membangun kesadaran bahwa tahta yang diduduki oleh
wakil rakyat sesungguhnya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Organisasi menjadi
bersih dan dipenuhi orang-orang berintegritas tinggi karena manusia-manusia didalamnya
bersenyawa untuk berlaku jujur serta menimbulkan pola organisasi yang bersih dari korupsi.
Hal lain yang menjadi penting berkenaan dengan cara memberantas korupsi yaitu mengganti
pucuk-pucuk pimpinan yang korup dengan individu-individu yang jujur dan berintegritas,
agar yang memegang kekuasaan ini dapat menjadi contoh bagi bawahan mereka. Selain itu,
mengubah nilai budaya korupsi dalam organisasi untuk menghargai integritas dan kejujuran
merupakan upaya kolektif. Selain pendidikan mengenai sebab akibat korupsi, pendidikan
etika menjadi landasan untuk pencegahan tindakan korupsi. Etika menjadi dasar nilai-nilai
yang memunculkan karakter seseorang dan dasar pertimbangan perilaku dan tindakannya.
Diundangkannya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(UU AP) pada tanggal 17 Oktober 2014 merupakan langkah yang sangat mencerahkan dalam
reformasi administrasi pemerintahan. Hal ini adalah bentuk tanggung jawab negara dan
pemerintah untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang cepat,
nyaman dan murah. UU AP ini merupakan salah satu pilar reformasi administrasi. Dalam
konteks pemberantasan korupsi di Indonesia, UU AP ini juga merupakan instrumen penting
dalam mencegah terjadinya korupsi dan dalam proses penyidikan tindak pidana
penyalahgunaan wewenang 1.

C. Kesimpulan
Korupsi masih menjadi masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia pada saat ini, yaitu
paling banyak menjerat para pejabat negara. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tumbuhnya tindakan korupsi ini, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
muncul dari dalam diri sendiri, yaitu rasa nafsu jabatan dan kekuasaan. Faktor eksternal yaitu
adanya budaya korupsi disekitar lingkungan. Kedua faktor ini haruslah diputus, kalau tidak
maka korupsi ini akan menjadi kebiasaan secara terus-menerus. Salah satu upaya untuk
memberantas tindakan korupsi ini yaitu, para oknum-oknum pejabat yang sudah ketahuan
melakukan tindakan korupsi harus diganti dengan orang lain yang mempunyai jiwa kejujuran
dan integritas tinggi, agar dapat menjadi contoh bagi bawahannya. Selanjutnya yaitu perlunya
pendidikan mengenai etika profesi di segala bidang pekerjaan. Agar para pejabat publik dapat
mengetahui dan memahami etika yang ada dan selanjutnya menjadi kebiasaan dalam
menjalankan pekerjaan sehari-hari.

1
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/hukum-adm-negara/2942-undang-undang-administrasi-pemerintahan-
terhadap-peradilan-tata-usaha-negara.html (diakses pada tanggal 13 Oktober 2019, pukul 13:25 WIB)
Daftar Pustaka
Indriati, Etty. 2014. Pola dan Akar Korupsi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Haris Fadhil. KPK Tangani 178 Kasus Korupsi di 2018, Terbanyak Libatkan Legislatif.
https://news.detik.com/berita/d-4350420/kpk-tangani-178-kasus-korupsi-di-2018-terbanyak-
libatkan-legislatif (diakes pada tanggal 13 Oktober 2019, pukul 09.45 WIB).

Muhammad Zainul Arifin, Understanding The Role Of Village Development Agency In


Decision Making, Kader Bangsa Law Review, http://ojs.ukb.ac.id/index.php/klbr
, https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, The Theft Of Bank Customer Data On Atm Machines In
Indonesia, International Journal of Mechanical Engineering and Technology
(IJMET),
http://www.iaeme.com/MasterAdmin/UploadFolder/IJMET_10_08_018/IJMET_
10_08_018.pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Studi Kasus Desa Datar Balam Kabupaten Lahat), Jurnal Fiat Justicia,
http://journal.ukb.ac.id/journal/detail/288/implementasi-peraturan-pemerintah-pp-
-nomor-8-tahun-2016-tentang-dana-desa-yang-bersumber-dari-anggaran-
pendapatan--dan-belanja-negara--studi-kasus-desa-datar-balam-kabupaten-lahat ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad zainul Arifin, Penerapan Prinsip Detournement De Pouvoir Terhadap Tindakan


Pejabat Bumn Yang Mengakibatkan Kerugian Negara Menurut Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Jurnal Nurani,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2741/2070 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Korupsi Perizinan Dalam Perjalanan Otonomi Daerah Di


Indonesia, Lex Librum : Jurnal Ilmu Hukum,
http://www.lexlibrum.id/index.php/lexlibrum/article/view/138/pdf ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
Muhammad Zainul Arifin, Pengelolaan Anggaran Pembangunan Desa Di Desa Bungin
Tinggi, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/issue/view/1/Hala
man%20%201-21 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Peran Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Investasi Asing Langsung Terhadap Perusahaan Di Indonesia, Jurnal
Nurani, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Nurani/article/view/2740/2072,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Suatu Pandangan Tentang Eksistensi Dan Penguatan Dewan
Perwakilan Daerah, Jurnal Thengkyang,
http://jurnaltengkiang.ac.id/jurnal/index.php/JurnalTengkhiang/article/view/6/4 ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Kajian Tentang Penyitaan Asset Koruptor Sebagai Langkah
Pemberian Efek Jera, Researchgate.net,
https://www.researchgate.net/publication/333701113_KAJIAN_TENTANG_PE
NYITAAN_ASSET_KORUPTOR_SEBAGAI_LANGKAH_PEMBERIAN_EFE
K_JERA_Oleh ,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Freeport Dan Kedaulatan Bangsa,


https://www.academia.edu/38881838/Freeport_Dan_Kedaulatan_Bangsa,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin

Muhammad Zainul Arifin, Memulai Langkah Untuk Indonesia, Researchgate,


https://www.researchgate.net/publication/333700909_MEMULAI_LANGKAH_
UNTUK_INDONESIA_1,
https://scholar.google.co.id/citations?user=SFDX82UAAAAJ&hl=id
https://unsri.academia.edu/MuhammadZainulArifin
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Arifin
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai