Seseorang yang bisa membedakan dua tipe self‐regulation ini. Pertama, usaha‐usaha
yang dibuat untuk mengatur apa yang disebut standar pasar swasta dan kedua, peraturan untuk
‘standar sosial’. Dalam hal standar pasar, bagian‐bagian dari produk, proses dan praktek bisnis
menjadi bahan bagi self‐regulation yang bertujuan memfasilitasi perdagangan. Standar umum
membantu bisnis dengan mengurangi biaya transaksi, memastikan kesesuaian dan menciptakan
kompetisi yang adil bagi semua perusahaan yang ada di pasar.
Cukup mudah untuk mengerti kenapa perusahaan dan industri memakai peraturan
sukarela sehubungan dengan masalah sosial. Pertama, perusahaan sering mampu menciptakan
materi hubungan masyarakat dan meningkatkan citra perusahaan mereka. Kedua, penggunaan
awal atas peraturan bisa membedakan perusahaan dari competitor sehingga menaikkan bagian
pasar mereka. Ketiga, penggunaan peraturan sehubungan dengan permintaan konsumen atau
pemegang saham menunjukkan bahwa mereka medengarkan dan bisa meningkatkan penjualan
dan investasi. Tergantung pada masalahnya, peraturan bisa digunakan untuk bertahan dari boikot
konsumen dan juga peraturan publik. Seperti yang bisa kita lihat, ada logika pasar untuk kode –
kode aturan.
Kode peraturan‐peraturan bisa baik juga untuk masyarakat. Pengenalan standar oleh satu
perusahaan atau kelompok perusahaan bisa mendorong perusahaan lain untuk menggunakan
standar yang serupa untuk mencegah kehilangan pasar. Dengan memicu perusahaan yang
lambat, perusahaan‐perusahaan terkemuka bisa mendorong standar di seluruh industri. Kedua,
dalam beberapa konteks penaatan peraturan sukarela mungkin lebih efektif dari pada penaatan
dengan undang‐undang. Teorinya adalah perusahaan memakai peraturan untuk mendapatkan
bagian pasar dan patuh padanya sehingga tidak kehilangan kepercayaan konsumen atau para
pemegang saham. Peraturan juga bagus sebagai pembatas pengeluaran pemerintah untuk
menyusun peraturan publik.