Anda di halaman 1dari 19

Nama : Anisa

Nim : 602022021034
Prodi : Ekonomi Syariah 2

PENGELOMPOKAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Definisi lingkungan perusahaan atau business environment adalah sejumlah total


(agregat) dari semua orang, organisasi dan kekuatan lain yang berada di luar kekuatan
industri tetapi dapat mempengaruhi produksinya. Bashin merumuskan lingkungan bisnis
organisasi sebagai kumpulan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi operasional
perusahaan di semua fasilitas yang dioperasikannya. Dikatakan selanjutnya, lingkungan
bisnis adalah istilah yang sangat luas termasuk dapat digunakan oleh pemasok, grosir,
pengecer, vendor, karyawan, konsultan dan direktur. Ditambahkannya, beberapa pakar
manajemen bahkan memasukkan jenis teknologi yang digunakan dan praktik manajemen
yang diikuti seperti kaizen sebagai bagian dari lingkungan bisnis. Sebagaimana diketahui,
banyak perubahan yang berjalan sangat cepat mengiringi berubahnya teknologi. Perusahaan
yang memahami lingkungan perusahaan, maka dialah yang berhasil memanfaatkan peluang
dan sebaliknya, perusahaan yang tidak dapat mengiringi cepatnya teknologi berubah, pasti
akan tertinggal. Saat ini, lingkungan bisnis berubah sangat cepat dan industri semakin
terpengaruh oleh perubahan pasar. Lingkungan pasar yang bergejolak, kurangnya loyalitas
terhadap merek dari konsumen, adanya perubahan mode fashion, adanya pelanggan yang
lebih menuntut, dan adanya peningkatan persaingan global adalah beberapa contoh
perubahan bisnis. (Machmuddah, dkk. 2017:61)
Dengan memahami lingkungan perusahaan, maka perusahaan dapat
mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja bisnis. Dengan demikian, apabila
sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi awal tentang suatu peluang, maka hal itu akan
memberikan peluang bagi perusahaan tersebut untuk menjadi yang pertama
mengidentifikasi peluang dibanding pesaingnya (perusahaan lain). Dengan kemampuan
mengindentifikasi adanya peluang, maka ia dapat bergerak lebih cepat dibanding
perusahaan lain. Dengan kondisi persaingan saat ini yang sedemikian ketat, maka
perusahaan yang lebih cepat bergeraklah yang dapat merebut peluang tersebut.
Pengelompokan lingkungan perusahaan dapat dilakukan berdasarkan beberapa kriteria.
Berikut adalah beberapa pengelompokan umum yang dapat digunakan:
1. Berdasarkan dampak lingkungan
Perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
kegiatan operasional mereka. Misalnya, perusahaan yang menghasilkan emisi gas rumah
kaca tinggi dan limbah beracun akan dikelompokkan sebagai perusahaan berdampak tinggi.
Sementara perusahaan yang memiliki kegiatan operasional yang ramah lingkungan, seperti
menggunakan energi terbarukan atau mengelola limbah dengan baik, akan dikelompokkan
sebagai perusahaan berdampak rendah.
2. Berdasarkan sektor industri
Perusahaan juga dapat dikelompokkan berdasarkan sektor industri di mana mereka
beroperasi. Beberapa sektor industri, seperti pertambangan, manufaktur berat, atau industri
kimia, cenderung memiliki dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan
sektor lain seperti teknologi atau jasa keuangan. Pengelompokan ini dapat membantu dalam
memahami dampak lingkungan yang dihasilkan oleh berbagai sektor industri.
3. Berdasarkan kepatuhan peraturan lingkungan
Perusahaan dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat kepatuhan mereka terhadap peraturan
lingkungan yang berlaku. Beberapa perusahaan secara aktif berupaya mematuhi peraturan
dan mendapatkan sertifikasi lingkungan tertentu, sementara yang lain mungkin tidak
sepenuhnya mematuhi atau bahkan melanggar peraturan yang ada.
4. Berdasarkan praktik keberlanjutan
Pengelompokan juga dapat dilakukan berdasarkan praktik keberlanjutan perusahaan.
Perusahaan yang menerapkan strategi bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang baik, atau
pengurangan emisi karbon, dapat dikelompokkan sebagai perusahaan berkelanjutan.
Sementara perusahaan yang belum mengadopsi praktik keberlanjutan dapat dikelompokkan
sebagai perusahaan yang masih perlu meningkatkan upaya mereka. Penting untuk diingat
bahwa pengelompokan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kriteria yang
digunakan. Selain itu, perusahaan juga dapat bergerak melintasi kelompok ini seiring
perubahan praktik dan kebijakan mereka terkait lingkungan. Lingkungan perusahaan
merujuk pada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasi dan keberhasilan suatu
perusahaan. Faktor-faktor ini dapat beragam dan mencakup aspek ekonomi, sosial, politik,
teknologi, dan lingkungan fisik di mana perusahaan beroperasi (Pisteo, dkk. 2020:5).
Lingkungan perusahaan juga mencakup hubungan perusahaan dengan stakeholder eksternal
seperti pelanggan, pemasok, komunitas lokal, dan regulator.
Berikut adalah beberapa aspek lingkungan perusahaan yang relevan:
1. Lingkungan Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kondisi pasar, tingkat inflasi, suku bunga, dan kondisi ekonomi
global, dapat berpengaruh pada kinerja dan keberlanjutan perusahaan. Perubahan dalam
faktor-faktor ini dapat mempengaruhi permintaan produk atau layanan perusahaan, biaya
produksi, dan kebijakan keuangan perusahaan.
2. Lingkungan Sosial
Perubahan dalam preferensi, perilaku, dan kebutuhan masyarakat dapat berdampak pada
strategi dan operasi perusahaan. Perusahaan harus memahami tren sosial dan
mengakomodasi ekspektasi masyarakat terkait tanggung jawab sosial perusahaan, isu-isu
keberlanjutan, keadilan, dan inklusi.
3. Lingkungan Politik dan Regulatori
Kebijakan pemerintah, peraturan, hukum, dan stabilitas politik suatu negara atau wilayah
dapat mempengaruhi operasi dan kegiatan perusahaan. Perusahaan harus mematuhi aturan-
aturan yang berlaku dan memahami dampak potensial dari perubahan kebijakan atau
regulasi terhadap operasi mereka.
4. Lingkungan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan peluang baru atau mengubah cara perusahaan
beroperasi. Perusahaan harus mengikuti perkembangan teknologi yang relevan dengan
industri mereka, seperti otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, atau teknologi ramah
lingkungan, untuk mempertahankan daya saing mereka.
5. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik, seperti iklim, sumber daya alam, ketersediaan air, dan dampak
lingkungan lainnya, dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Perusahaan
harusmemperhatikan dampak lingkungan mereka dan berusaha mengurangi jejak
lingkungan mereka dengan mengadopsi praktik keberlanjutan.
Dalam menghadapi lingkungan perusahaan yang terus berubah, perusahaan perlu
memiliki kemampuan untuk menganalisis dan beradaptasi dengan faktor-faktor tersebut.
Strategi yang tepat dan responsif terhadap lingkungan perusahaan dapat membantu
perusahaan tetap berkelanjutan. (Fauzi, 2020:38).

Referensi
Fauzi, Ahmad. (2020). Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Penanaman modal. Delega Lata: Jurnal Ilmu Hukum, 5(5).
Machmuddah, Zaky. (2017). Manajemen Laba, Pengungkapan Lingkungan
Perusahaan dan Mekanisme TataKelola Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis
(JDAB), 4(1), 57-72.
Pisteo, Rudi., dkk. (2020). Pemaknaan Kembali Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Dan Lingkungan Perusahaan. Jurnal Hukum Magnum Opus, 3(1).
Nama : Wahyudi
Nim : 602022021040
Prodi : Ekonomi Syariah 2

JENIS-JENIS BADAN USAHA

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba/keuntungan. Badan usaha seringkali disamakan dengan perusahaan padahal
pada kenyataannya berbeda. Badan usaha adalah lembaga, sementara perusahaan adalah
tempat dimana badan usaha mengolah faktor -faktor produksi.
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki
oleh Negara. Pengertian BUMN secara resmi pada undang-undang nomor 19 tahun 2003
dalam pasal 1 menyebutkan bahwa BUMN merupakan badan usaha yang Sebagian
modalnya atau seluruhnya adalah milik Negara.
Ciri-ciri BUMN:
1. Modal berasal dari kekayan negara
2. Melayani kepentingan masyarakat umum
3. Berusaha memperoleh laba/keuntungan, ada pula yang tidak atau nirlaba
4. Bergerak dibidang produksi dan jasa yang sangat penting bagi masyarakat
5. Membangun ekonomi nasional nenuju masyarakat yang adil dan Makmur
Tujuan pendirian BUMN:
1. Berperan dalam perokonomian nasional dan penerimaan kas negara
2. Mengejar dan mencari keuntungan
3. Memenuhu kebutuhan hajat hidup orang banyak
4. Perintis kegiatan-kegiatan usaha
5. Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
Bentuk-bentuk BUMN:
Berdasarkan undang-undang No.9 Tahun 1969, BUMN digolongkan menjadi tiga bentuk:
1. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum adalah perusahaan negara yang tujuan utamanya melayani kepentingan
umum.
Ciri -ciri perum:
a. Dipimpin oleh dewan direksi
b. Melayani masyarakat sekaligus meraih keuntungan
c. Modal dari kekayan negara
d. Bergerak dibidang jasa yang sangat penting untuk masyarakat
Contohnya: Perum Pegadaian , Perum Produksi Film Negara, Perum Damri, dan Perum
Bulog.
2. Perusahan Jawatan (Perjan)
Perusahaan jawatan adalah perusahaan negara yang merupakan bagian dari departemen.
Perjan dipimpin oleh seorang kepala.
Ciri-ciri Perjan:
a. Sifat usahanya melayani masyarakat
b. Bagian dari suatu departemen
c. Dikepalai oleh aeorang kepala di bawah departemen
d. Memeperoleh fasilitas negara
e. Besarnya modal ditentukan melalui APBN
3. Perusahaan Perseroan (Persero)
Persero adalah perusahaan milik negara yang berbentuk perusahaan terbatas. Persero
terbatas adalah perusahaan yang pemiliknya akan menanamkan modalnya berupa saham,
yaitu surat bukti kepemilikan modal yang ditanam di perusahaan.
Ciri-ciri perseroan:
a. Tujuan utamanya mencari laba
b. Modal Sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang
berupa saham-saham
c. Dipimpin oleh direksi
d. Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
e. Tidak memeperoleh fasilitas negara
Contohnya: PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Pos Indonesia, PT Kereta
Api Indonesia, PT Telkom, dan PT Garuda Indonesia.
B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
BUMS adalah badan usaha yang modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pihak
swasta, yaitu pihak orang-perorangan atau kelompok yang mandiri tanpa campur tangan
pemerintah.
Bentuk-bentuk BUMS:
1. Badan Usaha Perorangan
Perusahaan perorangan adalah badan usaha yang dimiliki, dikelola, dan dikepalai
oleh perseorangan. Semua modal berasal dari milik pribadi.
Contoh Badan Usaha Perseorangan:
a. Bidang agrasis, misalnya Pertanian, Perkebunan, Perikanan darat, dan Peternakan.
b. Perdagangan, misalnnya: pedagang asongan, pedagang pasar, warung dan toko.
c. Jasa, misalnya: sekolah, tempat kursus, salon, dokter , tukang cukur, tukang servis
elektronik, dan jasa cuci pakaian. Dokter memberikan jasa yakni melayani masyarakat
untuk pengobatan.
d. Industri kecil, misalnya pengusaha pengrajin kayu, pengusaha tempe, pengusaha dodol,
dan pengusaha perabotan rumah tangga.
2. Badan usaha kelompok
Badan usaha kelompok adalah badan usaha yang pengelolaannya dilakukan oleh
beberapa orang. Adapun yang termasuk dalam badan usaha kelompok yaitu:
a. Firma
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan
secara Bersama-sama dengan tujuan membagi hasil keuntungan. Contoh : konsultan hukum
( notaris), dan konsultan Kesehatan (psikolog).
b. CV
CV atau perusahaan komanditer adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa
orang. Sebagian orang hanya menyerahkan modalnya saja, sehingga ada yang disebut
sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif bekerja menyerahkan modal dan tenaga untuk
perusahaan, sedangkan sekutu pasif hanya menyerakan modal saja.
c. PT
PT adalah perseroan terbatas, yakni perusahaan yang modalnya berupa saham.
Saham memiliki nilai nominal yang ditulis dalam saham.
C. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama dari sekelompok orang yang memepunyai
kepentingan sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan koperasi.
Ciri -ciri Koperasi:
1. Tujuan koperasi
a. Meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat
b. Menciptakan badan usaha berasas kekeluargaan bagi masyarakat yang saling
menguntungkan
c. Membangun perekonomian masyarakat
2. Manfaat koperasi
a. Menyediakan kebutuhan hidup dengan harga terjangkau
b. Menyediakan pinjaman modal usaha bagi anggota
c. Melatih anggota dalam kegiatan berorganisasi
3. Fungsi koperasi
a. Mengembangkan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat sehingga
meningkatkan kesejahteraan
b. Meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
c. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan ekonomi nasional
d. Turut mengembangkan perekonomian nasional berasas kekeluargaan
4. Peran Koperasi
a. Membantu anggota meningkatkan penghasilan
b. Menciptakan lapangan pekerjaan
c. Koperasi berperan menyelenggarakan kehidupan ekonomi secara demokrasi
5. Asas koperasi
Asas koperasi adalah dasar atau tumpuan berpijak, berpikir, dan membuat
keputusan jalannya usaha koperasi. Dalam hal ini, asas koperasi adalah asas kekeluargaan,
sehingga usaha koperasi akan dibangun dengan berdasarkan sifat kekeluargaan.
D. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
BUMD adalah badan usaha yang didirikan dan dalam pelaksanaanya berada
dibawah pengawasan, pengelolaan, dan pembinaan pemerintah daerah. BUMD sendiri
adalah salah satu instrument pemerintahan yang berperan penting dalam menjalankan dan
mengembangkan perekonomian daerah dan perekonomian nasional.
Ciri -ciri BUMD:
1. BUMD didirikan oleh pemerintah daerah
2. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan
3. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha sehingga sihingga memiliki
kekuasaan absolut
4. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam permodalan perusahaan
5. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
6. Menjadi salah satu penyumbnag kas daerah dan negara
7. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
Contoh BUMD:
1. Bank Pembamgunan daerah/BPD (Bidang Jasa Perbankan)
2. Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM (Bidang Penyediaan Air Bersih)
3. Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan/PDRPH (Bidang Pengelolaan Pasar)
4. Perusahaan Daerah Anggota Kota/Bus Kota (Bidang Transportasi Umum) dan lain
sebagainya.

Referensi:
Dwi Utami Nuraini (2017). Badan Usaha Dan Koperasi Dalam Perekonomian Indonesia.
Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta: Istana Media.
Nilla Endah S.H (2019). Berkenalan Dengan Badan Usaha. Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo
57166: CV Graha Printama Selaras.
Nama : Nur Diana

NIM : 602022021048

Prodi : Ekonomi Syariah

JENIS-JENIS PERIZINAN SAHAN

A. Perizinan usaha

Perizinan usaha adalah proses untuk mendapatkan izin resmi dari pemerintah untuk
menjalankan suatu usaha atau bisnis. Izin ini diperlukan untuk memastikan bahwa usaha tersebut
memenuhi persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.

Perizinan usaha dapat berbeda-beda di setiap negara atau wilayah. Biasanya, proses perizinan
melibatkan pengajuan permohonan izin kepada pihak berwenang, seperti kantor pemerintah atau
lembaga tertentu, dan kemudian dilakukan proses evaluasi terhadap permohonan tersebut. Setelah
mendapatkan persetujuan, maka akan diterbitkan izin resmi yang dapat digunakan untuk
menjalankan usaha.

Beberapa jenis perizinan usaha yang umumnya dibutuhkan antara lain: izin usaha, izin
mendirikan bangunan, izin lingkungan, izin operasional, izin gangguan, dan sebagainya. Penting
untuk memahami persyaratan perizinan usaha yang berlaku di wilayah tempat usaha tersebut berada
untuk memastikan bahwa semua proses perizinan dapat dilakukan dengan tepat dan lancar.

Proses perizinan usaha dapat bervariasi tergantung pada jenis usaha dan lokasi usaha. Namun,
secara umum, proses perizinan usaha dapat diuraikan dalam beberapa tahapan umum, yaitu:

1. Identifikasi jenis izin yang dibutuhkan

Pertama-tama, pemilik usaha harus mengidentifikasi jenis izin yang dibutuhkan sesuai
dengan jenis usaha yang akan dijalankan dan lokasi usaha tersebut.

2. Persiapan dokumen

Setelah jenis izin teridentifikasi, pemilik usaha harus menyiapkan dokumen-dokumen


yang dibutuhkan untuk mengajukan permohonan izin tersebut. Dokumen yang dibutuhkan
dapat bervariasi tergantung pada jenis izin yang dibutuhkan, namun umumnya mencakup
surat izin usaha, dokumen kepemilikan tanah atau bangunan, dokumen keuangan, dan
dokumen lainnya.
3. Pengajuan permohonan

Setelah dokumen persyaratan lengkap, pemilik usaha dapat mengajukan permohonan


izin kepada instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas penerbitan izin tersebut.
Instansi pemerintah yang bertanggung jawab dapat bervariasi tergantung pada jenis izin dan
lokasi usaha.

4. Pemeriksaan dan verifikasi

Setelah permohonan diajukan, instansi pemerintah akan melakukan pemeriksaan dan


verifikasi dokumen persyaratan yang telah diserahkan. Selama tahap ini, instansi pemerintah
dapat melakukan wawancara atau pemeriksaan fisik untuk memastikan bahwa semua
persyaratan terpenuhi.

5. Pengambilan keputusan

Setelah semua persyaratan terpenuhi, instansi pemerintah akan mengambil keputusan


untuk menerbitkan atau menolak izin usaha. Jika izin diterbitkan, pemilik usaha akan
menerima surat izin usaha yang sah.

6. Pemeliharaan izin

Setelah izin diterbitkan, pemilik usaha harus memelihara izin tersebut dengan cara
mematuhi semua ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam izin, termasuk
pembayaran biaya perpanjangan izin secara berkala.

B. Perizinan usaha UMKM

Untuk mendirikan dan mengelola usaha UMKM, pemilik usaha harus memperoleh izin
usaha terlebih dahulu. Prosedur perizinan usaha UMKM secara umum sama dengan
prosedur perizinan usaha pada umumnya, namun beberapa aturan dan persyaratan khusus
diterapkan untuk mendukung perkembangan UMKM di Indonesia. Beberapa izin usaha
yang biasanya dibutuhkan oleh UMKM di Indonesia antara lain:

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah izin yang diperlukan untuk menjalankan usaha perdagangan, termasuk
UMKM yang bergerak di sektor perdagangan. Prosedur pengajuan SIUP biasanya dilakukan
di Dinas Perdagangan setempat.

b. Izin Gangguan (HO)


HO diperlukan untuk memastikan bahwa usaha UMKM tidak mengganggu lingkungan
sekitar. Prosedur pengajuan HO biasanya dilakukan di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) setempat.

c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

TDP adalah izin yang diperlukan untuk memastikan bahwa usaha UMKM terdaftar
secara resmi. Prosedur pengajuan TDP biasanya dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak
setempat.

d. Izin Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (IUMKM)

IUMKM adalah izin yang diperlukan untuk memperoleh akses ke program dan fasilitas
pemerintah yang ditujukan untuk mendukung UMKM. Prosedur pengajuan IUMKM
biasanya dilakukan di Dinas Koperasi dan UMKM setempat.

Selain itu, ada juga beberapa program dan fasilitas lain yang disediakan oleh
pemerintah untuk mendukung perkembangan UMKM, seperti akses ke pembiayaan,
pelatihan dan pendampingan, pameran dan bazar, dan program pengembangan usaha.
Pemilik usaha UMKM dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai program dan
fasilitas ini dari dinas atau lembaga pemerintah terkait, serta dari organisasi atau komunitas
UMKM.

Referensi:

Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DKI Jakarta. (n.d.). Persyaratan Izin Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Retrieved from

https://dkukm.jakarta.go.id/umkm/persyaratan-izin-usaha

Kementerian Koperasi dan UKM. (n.d.). Perizinan UKM. Retrieved from

https://www.kemenkopukm.go.id/perizinan-ukm
Nama : Nurcapikah
Nim : 602022021059
Prodi : Ekonomi Syariah 2

LINGKUNGAN OPERASIONAL PERUSAHAAN

1. Pesaing
Pesaing sangat berpengaruh terhadap keberhasilan bisnis. Perusahaan harus memiliki keuanggulan
bersaing untuk dapat memenangkan persaingan. Oleh karena itu, analisis terhadap kelebihan dan
kelemahan pesaing dibandingkan dengan perusahaan sangat penting dalam menentukan strategi
bisnis.Untuk mengidentifikasi pesaing, perusahaan dapat menggunakan matriks profil
persaingan (Competitive Profile Matrix – CPM). Matriks tersebut menggunakan factor
sukses kritis yang terdiri dari periklanan, kualitas produk, daya saing harga, manajemen,
posisi keuangan, loyalitas pelanggan, ekspansi global, dan pangsa pasar. Masing-masing
factor sukses kritis tersebut diberi bobot dan level.
2. Pelanggan
Analisis yang paling penting dalam lingkungan operasional adalah memahami pelanggan
perusahaan. Pelanggan dapat dikelompokkan menjadi konsumen dan idustri. Profil
pelanggan konsumen dapat disusun menurut informasi dgeografis, demografis, psikografis,
perilaku dan manfaat. Sedangkan informasi industry mencakup variable operasional,
pendekatan pembelian, factor situasional dan karakteristik pribadi. Profil pelanggan internet
dapat dikelompokkan berdasarkan komunitas minta, relasi, transaksi, fantasi, dan
professional.
3. Pemasok
Perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga
keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Pemasok dapa
member dukungan berupa bahan baku, peralatan, layanan, bahkan dukungan keuangan.
Seringkali pemasok juga dapat membantuk dengan harga yang wajar, kualitas yang terus
diperbaiki, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi baiya persediaan sehingga
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.
4. Pemberi Kredit
Pemberi kredit merupakan partner perusahaan yang penting karena dapat memberikan
evaluasi terhadap lingkungn operasional perusahaan. Disamping itu pmeberi kredit juga
dapat mendukung perusahaan dalam bidang keuangan atau sumber daya lain guna
mengimplementasikan dan mempertahankan strategi bersaing perusahaan.
5. Tenaga kerja
Pegawai merupakan aspek yang paling penting, karena pegawai adalah pelaku yang
menunjang tujuan perusahaan tercapai.Pegawai atau karyawan atau SDM merupakan asset
perusahaan yang paling penting. Menurut mantan CEO Unilever, Floris A. Maljers,
“Kendala terbesar yang dihadapi perusahaan dalam menghadapi globalisasi adalah
terbatasnya sumberdaya manusia, bukan terbatasnya modal”. Pemimpin perusahaan harus
bersedia berubah untuk bisa menjadikan perusahaannya tetap bertahan.Pendekatan pribadi
dapat dilakukan oleh pemimpin untuk mampu mengenal karyawannya dan lebih memahami
masalah yang terjadi pada perusahaannya.

SUMBER :
https://www.scribd.com/document/329990090/Manajemen-Strategik-Lingkungan-Operasi
https://www.academia.edu/30063085/IV._Aspek_Lingkungan
Nama : Afiyah Azhary Ramdhani
Nim :602022021063
Prodi : Ekonomi Syariah 2

LINGKUNGAN INDUSTRI PERUSAHAAN

Setiap bisnis yang didirikan, baik yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun
dalam bidang jasa. pada perusahaan besar maupun perusahaan kecil, pada perusahaan yang
melakukan pemasaran ekspor maupun perusahaan yang melakukan pemasaran domestik
akan senantiasa menghadapi persaingan. Porter (1985) membagi lima kekuatan yang
menentukan tingkat persaingan dalam suatu industri, yaitu masuknya pendatang baru,
ancaman produk substitus daya tawar-menawar pembeli, daya tawar-merawar pemasok.
dan persaingan di antara pesaing yang ada. Kekuatan persaingan tersebut dapat dilihat pada
gambar tersebut.

Ancaman

Pendatang Baru

Kekuatan Posisi
Intensitas Persaingan Kekuatan Posisi
Pemasuk
Pembeli
antar Perusahaan

Ancaman produk

Pengganti
Pendatang baru dalam pasar persaingan sempurna akan mudah untuk masuk ke pasar
sehingga persaingan dalam pasar ini akan semakin ketat kondisi persaingan yang ketat
mengharuskan penyusun strategi harus didasarkan pada analisis masing-masing samber. Oleh
arena itu memahami kekuatan dan kelemahan untuk merumuskan strategi merupakan hal yang
penting.

Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan masuk dalam suatu
industri. Hambatan masuk tersebut adalah (1) skala ekonomi, (2) diferensi produk (3) persyaratan
permodalan. (4) keunggulan biaya. (5) akses ke saluran distribusi, dan (6) kebijakan pemerintah.

Selain adanya hambatan masuk, pendatang baru akan berpikir dua kali jika (1) Pemain
lama pemiliki sumber daya penting yang dapat digunakan untuk menyerang balik seperti
kelebihan: modal, kapasitas produksi, serta kedekatan dengan saluran distribusi dan pelanggan
(2) kemungkinan akanmenurunkan harga untuk mempertahankan market share atau karena d u
s t r i secara keseluruhan kelebihan kapasitas. dan (3) Pertumbuhan industri yang lambat sebagai
akibat masuknya pendatang baru atau mungkin karena penurunan kinerja keuangan kolega-kolega
yang terlibat.
Sementara itu, pemasok akan memiliki kekuatan jika (1) pemasok didominasi oleh
sedikit perusahaan. (2) produk yang dihasilkan unik sehingga sulit untuk mencari penggantinya.
(3) produk pemasok sangat penting bagi pembeli, (4) pemasok merupakan ancaman serius
apabila berintegrasi kearah industri pembeli, (5) pembeli bukan merupakan konsumen penting
bagi pemasok.

Pembeli akan mempunyai kekuatan tawar, jika (1) pembeli terkonsentrasi atau membeli
dalam jumlah besar, (2) produk yang dibeli dari industri standar atau tidak terdiferensi, produk
yang dibeli dari industri memiliki porsi yang signifikan dari biaya beli sehingga jika ada kenaikan
harga atau perusahaan lain merawarkan harga yang lebih murah akan segera berpindah, (4)
produk yang dibeli hanya akan mendatangkan keuntungan kecil bagi pembeli, (5) produk yang
ditawarkan industri dipandangtidak begitu penting bagi pembeli. (6) produk yang ditawarkan
industri dipancang memiliki risiko keuanganyang tinggi.
(7) pembeli memiliki luar ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke belakang masuk ke
industripemasok.

Ancaman produk pengganti akan kuat, jika (1) konsumen memiliki switching cost yang
rendah sehingga mudah untuk berpindah ke produk yang lain, (2) produk pengganti memiliki
harga yang murah dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi. Intensitas rivalitas antarpemain
dalam industri dipengaruhi oleh struktur biaya produk tingkat diferensiasi produk, pertumbuhan
industri, dan tingkat kapasitas terpasang. Semakin besar porsi biaya tetap dalam struktur biaya
produksi, semakin tinggi intensitas rivalitas. .Semakin homogen produk semakin tinggi rivalitas.
Pertumbuhan industri yang menurun tingkat kapasitas terpasang yang besar akan memengaruhi
intensitas rivalitas antarpelaku industri.

Intensitas persaingan antarperusahaan dalam industri tergantung pada (1) jumlah pesaing
banyak dengan kekuatan berimbang. (2) pertumbuhan industri lambat. (3) produk atau jasa yang
dihasilkan kurang terdiferensiasi atau memiliki switching cost yang rendah. (4) produk memiliki
biaya tetap tinggi dan tidak tahan lama. (5) penambahan kapasitas dalam jumlah besar akan
mengganggu keseimbangan permintaan dan penawaran dalam industri. (6) rintangan keluar yang
tinggi, dan (7) pesaing memiliki perbedaan dalamstrategi, asal, dan kepribadian.

SUMBER :
Dr.Suliyanto,”Studi kelayakan bisnis”,Andi Yogyakarta, Yogyakarta,2010,Hl.49

Anda mungkin juga menyukai