Anda di halaman 1dari 72

WHOLE Of

GOVERNMENT
Dalam Pengelolaan Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Perkenalan
Hj. SALFIAH SALLATU
Widyaiswara BDK. Makassar

sallatusalfiah@gmail.com

085298368630

Jl. Yusuf Bauty No. 1 Sungguminasa


Slogan Sapaan ……Kita !

Halooo : HAI
Apa Kabar : Luar Biasa

Latsar CPNS Gol. II : Tepuk Pramuka

Agenda Kedudukan dan Peran PNS


dalam NKRI : Oke Oke Oke…
Latsar CPNS

TERWUJUDNYA PNS
ARAH YANG PROFESIONAL YANG
BERKARAKTER
DITUJU
SEBAGAI PELAYAN
MASYARAKAT
Kompetensi yang dikembangkan dalam
Pelatihan Dasar Calon PNS

Agenda Sikap
Pegawai ASN
Perilaku
Profesional:
Belanegara,
Kompetensi pelaksana,
Aneka,
Bidang pelayan, dan
Kedudukan
pemersatu
Dan Peran
bangsa
PNS

(Jabatan, Pelaksana, Pelayan


Spesifik) dan Pemersatu
Sosiokultural Karakter (ANEKA) dan
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, Bangsa
Satu Pemerintah (WoG)
KURIKULUM DAN PENYELENGGARAAN
(33 hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal, dan 80 hari kerja (853 JP) pembelajaran non klasikal di tempat kerja.)

(aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap


kompetensi yang telah diperolehnya melalui
berbagai mata Pelatihan yang telah dipelajari) Agenda IV PNS PROFESIONAL
Habituasi YANG
(Materi Institusional: Kebijakan Evaluasi BERKARAKTER
Pengembangan SDM Aparatur dan MTSL) Akhir SEBAGAI PELAYAN
MASYARAKAT
Agenda II: Nilai-Nilai Dasar
PNS
(ANEKA) 1. Pembentukaan karakter PNS
2. Penguatan Kompetensi Teknis Bidang
Agenda III: Kedudukan dan Peran
Tugas
PNS dalam NKRI
(Manjemen ASN, Pelayanan Publik, WOG)

Agenda I: Sikap Perilaku


Bela Negara
(TUS dan Keprotokolan, Kesehatan
Jasmani&Mental , Kesamaptaan)
TERINTEGRASI 1. Teknis Umum/Administrasi; dan
Orientasi Peserta 2. Teknis Substantif.

Waktu Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas


TUJUAN TIAP AGENDA
I. Agenda Sikap Perilaku Bela Negara
Mata Diklat: Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu
Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara
Tujuan: Peserta mampu menerapkan sikap perilaku bela negara sebagai proses
pembentukan sikap perilaku sebagai PNS Profesional

II. Agenda Nilai-Nilai Dasar PNS


Mata Diklat: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA)
Peserta melakukan studi lapangan dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman
terhadap pembelajaran internalisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

III. Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Mata Diklat: Manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Government
Tujuan: Memperkuat pemahaman terhadap pembelajaran Pengetahuan tentang
kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
TUJUAN TIAP AGENDA
IV. Agenda Habituasi
Peserta dibekali dengan konsepsi dan tahap aktualisasi,
penyusunan dan penyajian rancangan aktualisasi,
pelaksanaan aktualisasi ditempat kerja dan penyajian hasil
aktualisasi ditempat kerja dengan menyajikan berbagai bukti
belajar yang relevan.

V. Evaluasi Akhir
Evaluasi Akademik (20%)
Evaluasi Aktualisasi (50%)
Evaluasi Sikap dan Perilaku Bela Negara (10%)
Evaluasi Penguatan Kompetensi Bidang Tugas (20%) >>
instansi, mentor
PerKaLAN
No.25/2007

PerKaLAN
No.24/2007
Apa saja yang sudah Anda peroleh
dari materi sebelumnya…???
DESKRIPSI SINGKAT

Mata diklat ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang sistem


pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan
pemberian pelayanan melalui pembelajaran konsep whole of government
(WoG), penerapan WoG, dan Best practice penerapan WoG dalam
pemberian pelayanan yang terintegrasi , dan Implementasi WoG dalam
prespektif kebijakan Indonesia.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
Mengaktualisasikan mengaktualisasikan konsep, penerapan
WoG dalam pelayanan terintegrasi, Best Practice penerapan
WoG, dan Implementasi WoG
Indikator Keberhasilan

Peserta dapat :
Memahami konsep WoG
Memahami penerapan WoG dalam pemberian
pelayanan yang terintegrasi
Memahami best practice penerapan WoG
Memahami Implementasi WoG dalam perspektif
kebijakan Indonesia
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 WoG : bukan sesuatu yang baru
 WoG : Awalnya disebut Joined up Government/Network
Government
 WoG : Perdana Menteri Ingrris, Tony Blair (1997), ketika
pemerintah Inggris mengalami hambatan dalam mengatasi
wicked problems pada sektor publik
 Hambatan-hambatan diatasi dengan membentuk network
pemerintahan dimana dilakukan kordinasi intra dan inter
departemen dan sektor untuk mengatasi wicked problems
 Upaya ini kurang fektif karena muncul masalah lain, seperti
terjadi benturan kepentingan karena mereka masing-masing
memiliki agenda dan tujuan sendiri, struktur hierarki
kewenangan, tupoksi serta struktur anggaran yang sifatnya
kaku sehingga tidak mudah diintegrasikan
Evolusi PA

WoG
NPM
OPA
Pendekatan WoG

Respon terhadap ilusi paradigma New


Public Management (NPM) yang banyak
menekankan aspek efesiensi dan
cenderung mendorong ego sektoral
dibandingkan perspektif integrasi sektor
KB 2

KONSEP WoG
KONSEP WoG

1. APA ITU 3. Manfaat WoG


WoG? ?
wOg
WoG

2. Mengapa WoG 4. Bagaimana


? dilakukan?
DEFENISI WoG
“WoG menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja
Definisi 1
lintas batas atau lintas sektor guna mencapai
Pengertiannya: tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu”.

•Policy Development
Pengembangan
Kebijakan
Lembaga Tujuan • Program
Pelayananan Publik Bersama Management
Pengelolaan
Program
•Service Delivery
Lintas Batas, Response Pemerintah
Terpadu, isu-isu tertentu Pemberian Layanan

8/27/2019 20
Definisi 2
“An approach that integrates the collaborative
efforts of the departments and agencies of a
government to achieve unity of effort toward a
shared goal. Also known as interagency approach.
Upaya
The terms unity of effort and unity of purpose are Kolaborasi
sometimes used to describe cooperation among all
actors, government and otherwise” - USIP
Tujuan
Bersama
WoG ditekankan pada pengintegrasian
upaya-upaya kementerian atau lembaga
Kerjasama
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama. WoG juga dipandang sebagai
bentuk kerjasama antar seluruh aktor,
pemerintah dan sebaliknya.

8/27/2019 21
Definisi WoG

“Pendekatan dalam penyelenggaraan


pemerintahan, yang menyatukan upaya-
upaya kolaburatif pemerintahan dan
seluruh sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik”
Definisi WoG
(United States Institute of Peace –USIP)

“Wog ditekankan pada pengintegrasian


upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama”
Wog - Pendekatan Interagency : pendekatan
yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan
Kata Kunci
WoG Penting
1. Faktor eksternal, seperti dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, Program pembangunan dan pelayanan,
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika
kebijakan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang
lebih baik
2. Faktor-faktor internal, sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetensi antar sektor dalam pembangunan. Masing-masing
sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang
lainnya
Perbedaan-perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan
menyebabkan tumbuhnya ego sektoral.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
latar belakang mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa
WoG menjadi penting, karena diperlukan
sebuah upaya untuk memahami pentingnya
kebersamaan dari seluruh sektor guna
mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku,
dan nilai yang berorientasi sektor harus
dicairkan dan dibangun dalam fondasi
kebangsaaan yang lebih mendasar, yang
mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.

26
Pentingnya WoG
 Faktor Eksternal : Adanya dorongan publik,
faktor terorisme,radikalisme, dll
 Faktor Internal : ketimpangan kapasitas
sektoral akibat kompetensi, dan ego sektoral
 Keberagaman : Latar belakang nilai, budaya,
adat terjadi disentegrasi, dan pemerintah
sebagai perekat kebangsaan
Perhatikan
INDONESIA MELAYANI
INDONESIA
TERTIB
INDONESIA
BERSIH
INDONESIA MANDIRI

INOVASI
INDONESIA KITA
TUJUAN WoG

Mendorong peningkatan
pelayanan publik dan
pelaksanaan good
government dengan cara
menekankan pelayanan
yang terintegrasi
(melibatkan sejumlah
instansi yang terkait dengan
urusan tertentu)
Manfaat WoG

• Efisiensi • Biaya (cost)


• Sharing Informasi • Pemborosan (waste)
• Lingkungan kerja • Duplikasi pekerjaan
• Daya saing • Inkonsistensi kebijakan
• Akuntabilitas • Waktu penyelesaian
• Koherensi kebijakan layanan tertentu

Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)


Keuntungan WoG
• Outcomes-focused
Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L
sektoral secara masing-masing.
• Boundary-spanning:
Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi,
tetapi lintas instansi
• Enabling
WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani
tantangan kebijakan yang kompleks
• Strengthening prevention
WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
Bagaimana WoG
dilakukan

 Pendekatan Wog dapat beroperasi dalam tataran


kelembagaan nasional maupun daerah.
 Penataan kelembagaan menjadi sebuah keharusan .
 Namun penataan ini tidak serta merta merubah
kelembagaan, atau sebaliknya.
 Sehingga pendekatan WOG dapat dilihat berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan
yang terlibat
Bagaimana WoG dilakukan

WoG dalam illustrasi


K/L Sektoral

K/L Sektoral A shared


goal /
Joined-up
K/L Sektoral common
enemy
K/L Sektoral

8/27/2019 39
Bagaimana Caranya
Perry 6 (2004)
Kategori Tipe Keterangan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak

Dialog Pertukaran informasi


Joint planning Perencanaan bersama, kerjasama sementara

Integrasi Joint working Kolaborasi sementara


Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama

Satelit Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme


integratif
Kedekatan dan Aliansi strategis Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang menjadi
pelibatan urusan utama salah satu peserta kerjasama

Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak


Merger Penggabungan ke dalam struktur baru
Ket :
 Berdasarkan kategorisasi hubungan, maka WoG dapat
dipraktekkan dalam kontinum/rangkaian koordinasi merger
dimana pelaksanaan WoG mulai sebatas koordinasi sampai
kedekatan dan pelibatan.
 Perbedaan masing-masing kategori terletak dari posisi masing-
masing kelembagaan yang terlibata atau dilibatkan dalam WoG

 Kategori koordinasi maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan


WoG tidak mengalami perubahan struktur organisasi

 Kategori Integrasi, kelembagaan yang terlibat mulai cair, dan terdapat


penyamaan perencanaan jangka panjang serta kerjasama

 Kategori kedekatan dan pelibatan, kelembagaan menyatukan diri dalam


wadah yang relatif yang lebih permanen
The keyword is : Coordination..!

Koordinasi merupakan proses pemaduan


sasaran dan kegiatan dari unit-unit kerja yang
terpisah untuk dapat mencapai tujuan
organisasi secara efektif. (James AF Stoner)
KARAKTERISTIK
PENDEKATAN
WoG

1. Prinsi—prinsip kolaborasi
2. Kebersamaan
3. Kesatuan
4. Tujuan bersama
5. Mencakup keseluruhan aktor
dari seluruh sektor dalam
pemerintahan
PENERAPAN WOG
KB 3 DALAM PELAYANAN
TERINTEGRASI
• 3
Praktek WoG S

Ada beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal, dan cara ini pernah dipraktekkan
dibeberapa negar termasuk Indonesia dalam level-level tertentu :
1. Penguatan koordinasi antar lembaga.
Dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable (dapat dikelola )

2. Pembentukan lembaga koordinasi khusus.


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian

3. Membentuk gugus tugas


Merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan diluar struktur formal
yang sifatnya tidak permanen.

4. Koalisasi Sosial
Bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa
membentuk lembaga khusus dalam koordinasi ini
TANTANGAN DALAM PRAKTEK WoG
1. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau
akuisisi kelembagaan, di mana terjadi penggabungan SDM dengan
kualifikasi yang berbeda;

2. Nilai dan budaya Organisasi


Nilai dan budaya akan menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi
sampai dengan penyatuan kelembagaan

3. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Praktek WoG dalam Pelayanan Publik
BERDASAR JENIS

Pelayanan yang bersifat ADMINISTRATIF

Pelayanan Jasa

Pelayanan Barang

Pelayanan Regulatif

8/27/2019 47
1. Pelayanan yang bersifat administratif :
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang
dibutuhkan warga masyarakat. Contoh KTP, Status kewarganegaraan , status
usaha, surat kepemilikan, SIUP, Ijin trayek, Ijin usaha, dsb

2. Pelayanan Jasa :
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dll

3. Pelayanan barang :
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat,
seperti jalan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dst

4. Pelayanan regulatif :
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan,
maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat
Window Shopping
Instruksinya :
1. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok
2. Peserta berkelompok mengerjakan tugas yang telah diberikan
3. Hasil pekerjaan tiap kelompok kemudian di pajang di dinding sekitar kelas.
4. Dilakukan pemabagian tugas tiap kelompok. Ada anggota kelompok yang bertugas
menjaga toko dan yang lainnya berjalan-jalan untuk mengunjungi toko kelompok lain
5. Siswa sebagai penjaga toko diharapakan mampu memberi penjelasan kepada anggota
kelompok lain yang membutuhkan penjelasan terkait penyelesaian yang dipajang.
6. Bagi anggota kelompok yang betugas berkunjung pada kelompok lain di samping
berhak menadapat penjelasan juga berhak memberi masukkan dan koreksi terhadap
pekerjaan kelompok yang dikunjunginya dengan menuliskannya di lembar pekerjaan
kelompok tersebut.Kelompok yang berkunjung mencatat pekerjaan kelompok yang
dikunjungi
7. Setelah waktu yang telah ditentukan selesai, masing-masing anggota yang berkeliling
kembali ke kelompok asal.
8. Setelah kembali anggota kelompok bertukar informasi berdasarkan hasil kunjungan
yang telah dilakukan.
Berdasarkan Pola
Pelayanan Publik

Pelayanan
Pelayanan Pelayanan
Teknis
Satu Atap Satu Pintu
Fungsional

Pelayanan Pelayanan
Terpusat Elektronik
Lanjutan…..

1. Pola Pelayanan Teknis fungsional :


Pola pelayanan publik yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya. Contohnya pola pelayanan sektoral yang bisa
jadi sifatnya hanya relevan dengan sektor itu, atau yang
menyangkut pelayanan disektor lain. WoG dapat dilakukan
manakala pola pelayanan publik ini mempunyai karakter yang
sama atau memiliki keterkaitan antar satu sektor dengan
sektor lainnya

2. Pola pelayanan Satu Atap :


Pola pelayanan yang dilakuka secara terpadu pada satu
instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai kewenangan
masing-masing, Pola ini memudahkan masyarakat pengguna
izin untuk mengurus permohonan izinnya
3. Pola Pelayanan Satu Pintu
Pola pelayanan masyarakat yang diberikan secara tunggal oleh
satu unit kerja pemerintah berdasarkan pelimpahan wewenang
dari unit kerja pemerintah terkait lainya yang bersangkutan.
Pola pendekatan WoGnya lebih utuh, dimana pelayanan publik
disatukan dalam satu unit pelayanan saja, dan rantai izin dan
sudah dipangkas menjadi 1 (satu) saja
Contoh PTSP Kemenag : Izin Belajar S1, Kenaikan Pangkat
Reguler, Rekomendasi RPTKA, Permohonan Rohaniwan, Surat
Masuk, Layanan Surat Keterangan Pengganti Ijazah,
Rekomendasi Izin Penyelenggara Ibadah Haji
Khusus, Rekomendasi Izin Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umroh, Informasi Verifikasi dan Sertifikasi Arah Kiblat, Izin
Pendirian Lembaga Amil Zakat
Lanjutan…..

4. Pola Pelayanan Terpusat :


Pola Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi
pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan. Pola ini
mirip dengan pelayanan satu atap dan pelayanan satu pintu .
Perbedaanya tergantung pada sejauhmana kewenangan
koordinasi yang diberikan kepada kordinator

5. Pola Pelayanan Eloktronik :


Pola pelayanan yang paling maju dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan
otomasasi pemberian layanan yang bersifat elektronik atau
on-line sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keinginan
dan kapasitas masyarakat pengguna.
Perbedaan Layanan Satu Pintu dengan Satu Atap
ASPEK PTSP PTSA
Wewenang dan Wewenang dan Penandatanganan Wewenang dan Penandatanganan masih
Penandatanganan berada di satu pihak dibanyak SKPD
Koordinasi Lebih sulit karena kewenangan
Koordinasi • Koordinasi Lebih mudah
dan penandatanganan di banyak SKPD
dilakukan
• Kepala Penyenggara PTSP
berperan sebagai koordinator
berbagai SKPD dalam Analisis
Penyederhanaan Prosedur lebih Prosedur sulit disederhanakan
Prosedur
mudah karena koordinasi berada di
Pelayanan tangan PTSP
karena ego sektoral di banyak SKPD
Pembinaan dan Pembinaan dan pengawasan Pembinaan dan pengawasan
Pengawasan menjadi tanggung jawab berada menjadi anggung jawab di banyak
di tangan PTSP SKPD
Kelembagaan Berbentuk Kantor/ Badan Biasanya hanya berperan sebagai
loket penerima, yang pada
umumnya berbentuk Penyalur
Pencapaian Target Sebagai pemegang Sebagai pemegang kewenagan
Retribusi kewenangan pelayanan perizinan, PTSP
tidak diberi target pencapaian
pelayanan perizinan SKPD teknis
diberikan beban target
Status Status staf adalah Staf Tetap Sebagian besar staf dari SKPD
Kepegawaian penyelenggara PTSP teknis
Contoh penerapan WOG : Sektor Pariwisata

PU
UKM PENDIDIKAN
PERHOTEL
AN

INFOKOM SOSIAL

PERHUBUN KEAMANAN
GAN/TRANS KESEHATAN DAN
PORTASI KETERTIBAN
KB 4
A. PRASYARAT PENERAPAN WoG YANG BAIK :S

 BUDAYA DAN FILOSOPI :


 Menggabungkan dan adaptasi nilai-nilai WOG ke dalam budaya yg dianut
sebelumnya agar tidak terjadi culture shock. Dalam dinamika organisasi

 CARA KERJA YANG BARU:


 Perlu kepemimpinan yang berbagi antar sektor, mensyaratkan adanya
expertise atau keahlian dari SDM yg terlibat di dalamnya.
 AKUNTABILITAS DAN INSENTIF:
 Outcome dan pelaporan yg dibagi antar sektor, fleksibilitas serta bagaimana
reward dan pengakuan menjadi bagian dari manajemen horizontal.
 CARA BARU PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN MENDESAIN PROGRAM
DAN PELAYANAN COLLAGATE APPROACH:
 Melaui pendekatan kolegial dimana masing-masing sektor mempunyai
kesetaraan/konsultasi/pelibatan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan.selain itu juga fokus pada outcome dariproses WoG serta
melaksanakan proses konsultasi dan pelibatan masyarakat didalamnya
B. Best Practices
No Negara Praktek WoG Keterangan

1 Inggris WoG Accounts Integrasi sistem laporan keuangan 5.500 organisasi publik

2 Australia APSC, Centrelink, Integrasi antar lembaga di semua tingkatan dan


COAG, koalisi sosial
mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat

3 Amerika Keamanan Fokus pada isu keamanan nasional, serta pemanfaatan


Serikat nasional,
teknologi informasi dalam menyatukan pemerintahan di
Integrated portal
www.usa.gov
semua tingkatan

4 Malaysia One-day service, Pemberian layanan yang lebih terintegrasi dan cepat, serta
one-day delivery memastikan bahwa setiap keluhan dari masyarakat harus
dan no-wrong door
diterima dan direspon segera, walaupun keluhan tersebut
ditujukan ke instansi yang berbeda.
c. E-Government
 Kapasitas E-government suatu negara sangat berpengaruh terhadap penerapan
WOG.
 Beberapa indikator e-government :
 Ketersedian CIO di negara-negara Asia, Eropa dan Amerika relatif berimbang,
sedangkan negara Asia dan Oseania relatif tertinggal.
 Interoperabilitas sektor publik merupakan indikator sejauhmana pertukaran
informasi antar sektor termasuk penggunaan ID dapat dikenali semua sistem.
Seperti : Jepang, Belgia, Austria, Denmark, Singapura, Khazakhtan, Ukraina,
Bangladesh dan India.
 Integrasi pelayanan online. Suevet ini menunjukkan selama kurun waktu 8
tahun terdapat peningkatan dari 63 negara di th 2004 menjadi 135 di tahun
2012.
 Presentasi portal nasional yang terhubung dengan website kementerian dan
lembaga. Berdasar survey dai 41 negara, Amerika Serikat yang memimpin
sebagai negara dg prosentase tertinggi portal terhubung dengan website
instansi pemerintah kemudian Korea Selatan dan Singapore termasuk negara
dengan peringkat tertinggi dalam penerapan WOG
E-government sebagai Pintu Masuk
WoG

Negara
Benua Jumlah Negara Persentase
dengan CIO
Afrika 4 54 17%
Amerika 12 35 34%
Asia 19 47 40%
Eropa 18 43 42%
Oseania 2 14 14%

United Nations E-Government Survey 2012


Di mana posisi Indonesia?

Negara Negara Negara


Korea Selatan Malaysia Serbia
Singapura Selandia Baru Siprus
Amerika Serikat Spanyol Uruguay
Belanda Jerman Argentina
Kanada Austria Peru
Perancis Meksiko Slowakia
Bahrain Lituania INDONESIA
Uni Emirat Arab Luksemburg Filipina
Jepang Oman Kostarika
Norwegia Slovenia Iran
Israel Rusia Mauritius
Kolombia Malta Vietnam
Swedia Mesir Srilanka
Arab Saudi Latvia
United Nations E-Government Survey 2012
PROGRAM ELEKTRONIFIKASI
KEBUTUHAN PENJUALAN UANG ELEKTRONIK

Jumlah Transaksi Tunai di Jalan Tol per Agustus 2017:


+3,5 juta transaksi
Asumsi pergerakan komuter (PP) + Non Komuter+backup,
Maka kebutuhan penjualan UE:
+2,5juta kartu perdana UE

Perlu dukungan perbankan untuk melakukan penjualan secara massal di


gerbang tol untuk mengakomodir kebutuhan uang elektronik pengguna jalan
tol

Memastikan ketersediaan Uang Elektronik

8/27/2019 62
PROGRAM ELEKTRONIFIKASI
JALAN TOL

MAKSUD DAN meningkatkan kerja sama dan koordinasi antara BI dan


Kementerian PUPR secara terpadu untuk mengoptimalkan
TUJUAN tugas BI dan Kementerian PUPR.

(1) Program transaksi non tunai di jalan tol sebagai bagian


CAKUPAN dari Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT),
KESEPAKATAN (2) Fasilitasi pembiayaan infrastruktur,
(3) Kajian ekonomi dan moneter pembangunan
infrastruktur.

Program transaksi non tunai di jalan tol dilakukan dengan 4 tahapan:

INTEGRASI JALAN

1 ELEKTRONIFIKASI
JALAN TOL 2 INTEGRASI
JALAN TOL 3 TOL DENGAN
KONSORSIUM
ETC
4
MULTILANE
FREE FLOW

Oktober 2017 Desember 2017 Desember 2017 Desember 2018

Kondisi saat ini Upaya yang dilakukan hingga Oktober 2017

Penggunaan uang 1. Program insentif atau diskon tarif bagi pengguna uang elektronik di jalan tol
elektronik di jalan tol dan penjualan kartu uang elektronik di gerbang tol dengan diskon kartu
+37%* perdana
2. Kampanye dan Sosialisasi – s/d Oktober 2017
3. Penambahan proporsi Gardu Non Tunai (tidak terima tunai) minimal 60% dan
• rata-rata Jabodetabek 43% implementasi gerbang tol full non tunai
• Dan terdapat ruas yang 4. Implementasi jalan tol Bali Mandara sebagai pilot jalan tol 100% non tunai
telah mencapai 52%
5. Penerapan transaksi non tunai secara multi-issuer dengan SAM Multiaplet
15 September 2017 (tahap 1 : HIMBARA+BCA, Tahap 2: perluasan Bank penerbit UE)
8/27/2019 6. Penambahan lokasi top-up uang elektronik di area jalan tol (Gerbang tol, TIP) 63

7. Penerbitan Permen PUPR tentang Transaksi Tol Non Tunai


PROGRAM ELEKTRONIFIKASI
KAMPANYE YANG SUDAH DILAKUKAN
• Diskon tarif dan diskon perdana UE

Diskon tarif pengguna UE


Penjualan UE di Gerbang Tol
• Sosialisasi

spanduk flyer

Media cetak: Kompas

Sosialisasi di radio Kompetisi vlog


(El Shinta, Channel FM, dan lain lain)

8/27/2019
Sosialisasi di CFD Sosialisasi gerbang Event Rally GNNT Gathering 64
Presscon
full non tunai
KB 5
Hakekat Pelayanan Publik
 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara Republik
Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

 Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan


penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya
dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lanjutan..

 Bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan


publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik
merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan
harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk
tentang peningkatan pelayanan publik.
 Penyelanggaraan Negara merupakan salah satu bentuk
pelayanan publik

 UU No. 25 Tahun 2009 dasar hukum praktek


penyelenggaraan pelayanan Publik di Indonesia
WoG dalam Pengertian Pelayanan Publik
1. Pelayanan publik : Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraaturan
perundaang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik

2. Penyelenggara pelayanan publik : Setiap institusi penyelenggara


negara, korporasi, lembaga independen dan badang hukum lain
yang dibentuk berdasarkan Undang-undang untuk kegiatan
pelayanan publik
3. Organisasi pelayanan publik : Satuan kerja penyelenggara
pelayanan publik yang berada dilingkunganh institusi penyelenggara
negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum
yang dibentuk untuk kegiatan pelayaanan publik
WoG dalam Pengertian Pelayanan Publik

4. Pelaksana pelayanan publik : Pejabat, pegawai, petugas, dan setiap


orang yang bekerja didalam organisasi penyelenggara yang bertugas
melaksanaaakan tindakan pelayanan publik
5. Masyarakat : warga negara, maupun penduduk perseorangan,
kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai
penerima manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung
6. Standar pelayanan : Tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan yang menjadi acuan penilaian kualitas
pelayanan publik yang cepat, mudah, terjangkau, dan terukur

7. Maklumat pelayanan : Pernyataan tertulis yang berisi keseluruhan


rincian kewajiban dan janji yang terdapat dalam standar pelayanan
ASAS PENYELENGGARAAN NEGARA
Berdasarkan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, telah
ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara, yang harus
menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan
negara oleh Aparatur Negara.
• Asas Kepastian Hukum
• Asas Kepentingan Umum
• Asas Akuntabilitas
• Asas Proporsionalitas
• Asas Profesionalitas
• Asas Keterbukaan
• Asas Efisiensi
• Asas Efektivitas
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN PUBLIK
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
63 Tahun 2003 adalah :
• Kesederhanaan
• Kejelasan
• Kepastian waktu
• Akurasi
• Keamanan
• Tanggug Jawab
• Kelengkapan sarana dan prasaraana
• Kemudahan akses
• Kedisiplinan, kesopanan, keramahan, dan keikhlasan
• Kenyamanan

Anda mungkin juga menyukai