Anda di halaman 1dari 87

Antonius Budiono

Widyaiswara Ahli Utama

disampaikan pada Pelatihan Dasar CPNS PUPR 2018


DIT. PB
Nama : Antonius Budiono, Ir., MCM.
Pangkat/Gol. : Pembina Utama Madya/IVd
NIP : 195408041981121001
Jabatan : Widyaiswara Utama, BPSDM Kementerian PUPR
Pendidikan : S-1, Teknik Arsitektur, ITS - 1980
S-2, Construction Management, WashU, USA - 1991
Pengalaman Kerja : 2014 – skrng WI Ahli Utama, BPSDM Kem PUPR
2010 – 2015 Direktur Bina Program, DJCK – Kem PU
2008 – 2010 Sesditjen CK, Kem PU
2005 – 2008 Direktur PBL, DJCK – Kem PU
2001 – 2005 Pejabat Fungsional Ahli Madya Teknik TBP
2000 – 2001 Asisten Deputi Tata Bangunan dan Lingkungan, Kem.
Negara PU
Hasil karya terkait : UU 28/2002; PP 36/2005; PedTek Pemb BGN; PermenPU sbg tindak lanjut
UUBG.
Diskripsi singkat
MP
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang sistem
pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan
pemberian pelayanan melalui:
 pembelajaran konsep whole of government (WoG),
 penerapan WoG,
 best practices penerapan WoG dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi di
berbagai negara, dan
 implementasi WoG dalam perspektif kebijakan di Indonesia.
dalam konteks ruang lingkup nasional, kelompok, komunitas, dan sektor kebijakan,
juga dalam konteks instrumen, serta bagaimana penataan institusionalnya, melalui
ceramah interaktif, diskusi, dan latihan studi kasus.
Hasil belajar
MP
Setelah mengikuti mata Pelatihan ini, peserta diharapkan
mampu memahami konsep dan penerapan WoG dalam
pemberian pelayanan yang terintegrasi, best practices
penerapan WoG di berbagai negara, dan implementasi WoG
dalam perspektif kebijakan di Indonesia.
Indikator hasil belajar
MP
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
1. menjelaskan konsep WoG;
2. menjelaskan penerapan WoG dalam pemberian pelayanan
yang terintegrasi;
3. menjelaskan best practices penerapan WoG di berbagai negara;
dan
4. Menjelaskan implementasi WoG dalam perspektif kebijakan di
Indonesia.
Outline
PEMBELAJARAN MP
1. Overview
2. ;
3. dalam pemberian pelayanan yang
terintegrasi;
4. penerapan WoG di berbagai negara; dan
5. dalam perspektif kebijakan di
Indonesia.
Overview
DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
f. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan
DASAR HUKUM
g. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi
Perangkat Daerah
h. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil
i. Peraturan Kepala LAN No. 21 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Gol. III;
j. Peraturan Kepala LAN No. 22 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Gol. I dan Gol. II;
Membangun integritas, moral, Memperkuat Memperkuat
kejujuran semangat dan motivasi
Profesionalisme Kompetensi Bidang
nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang
unggul, dan betanggungjawab

Pelatihan Pasal 63 dan 64


Terintegrasi UU 5 Tahun 2014 ASN

PASAL 33 DAN 34 PP 11 TAHUN 2017

Proses Pendidikan dan pelatihan yang memadukan


1 2
Selama 1 (satu) tahun masa
antara antara
percobaan terhitung mulai
Pelatihan Klasikal tanggal pengangkaan sebagai Kompetensi sosial
dengan CPNS kultural dengan
Non-Klasikal kompetensi bidang
Tahun 2010 (Pola Lama)
Perkalan Nomor 18 Tahun 2010

Tahun 2013 (Pola Ideal)


Perkalan Nomor 21 Tahun 2013
Perkalan Nomor 22 Tahun 2013
Perkembangan Kebijakan Pedoman
Tahun 2014 (Pola Aneka dan Honorer) Penyelenggaraan Diklat Prajabatan:
Perkalan Nomor 38 Tahun 2014 1. Prajabatan Golongan III
Perkalan Nomor 39 Tahun 2014 2. Prajabatan Golongan I dan II
Perkalan Nomor 18 Tahun 2014 3. Prajabatan Honorer

Tahun 2015 dan 2016


(Pola Aneka dan Honorer)
Perkalan Nomor 15 Tahun 2015
Perkalan Nomor 16 Tahun 2015
Perkalan Nomor 10 Tahun 2015 PELATIHAN DASAR CALON PNS
GOLONGAN I DAN II, DAN
GOLONGAN III

Tahun 2017 (Pola Terintegrasi)


Perkalan Nomor 21 dan 22 Tahun 2016
(33 hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal, dan 80 hari
kerja (853 JP) pembelajaran non klasikal di tempat kerja.)

Studi Lapangan
Agenda III

Studi Lapangan
Agenda II
(33hari kerja (288 JP) untuk pembelajaran klasikal, dan 80 hari kerja (853 JP) pembelajaran non klasikal di tempatkerja.)
(Nilai: Agenda IV: 50; Nilai Rancangan 20: Aktualisasi 30)
(aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap
kompetensi yang telah diperolehnya melalui berbagai
Agenda IV Evaluasi
mata Pelatihan yang telah dipelajari) PNS PROFESIONAL
Habituasi Akhir YANG
BERKARAKTER
(Materi Institusional: Kebijakan Pengembangan
SEBAGAI PELAYAN
SDM Aparatur dan MTSL)
MASYARAKAT
Agenda II:Nilai-Nilai
Dasar PNS
1. Pembentukaan karakter PNS
(ANEKA)
2. Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
Agenda III:Kedudukan
dan Peran PNS dalam NKRI
(Nilai:20; Nilai Akademik: Agenda II dan Agenda III)
(Manjemen ASN, Pelayanan Publik,WOG)

Agenda I:Sikap
Perilaku (Nilai:10) (Nilai: Teknis Bidang: 20)
(TUS dan Keprotokolan, Kesehatan
Jasmani&Mental ,Kesamaptaan) 1. Teknis Umum/Administrasi; dan
TERINTEGRASI Oreintasi Peserta 2. Teknis Substantif.

Waktu Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas


Konsep
(Old Public Administration) (New Public Management) (Whole of Government)

• Birokrasi Weber • Birokrasi Weberian tidak


– Pembagian Tugas salah dalam konteks
historis, tetapi tidak
– Kedinasan kompatibel dengan
– Hierarki situasi terbaru, budaya
– Dokumen tertulis instant dan kompetisi
– Spesialisasi • Reinventing Government
• Woodrow Wilson, • NPM menawarkan
pemisahan politik dan fleksibilitas, efisiensi,
birokrasi devolusi/delegasi, dsb.
WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan.
Pendekatan WoG di beberapa negara ini
dipandang sebagai bagian dari respon terhadap
ilusi paradigm New Public Management (NPM)
yang banyak menekankan aspek efisiensi dan
cenderung mendorong ego sectoral (shil)
dibandingkan perspektif integrasi sektor.
Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba
menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi
yang sulit terjadi di antara sektor atau
kelembagaan sebagai akibat dari adanya
fragmentasi sektor maupun eskalasi regulasi di
tingkat sektor.
Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai
perspektif baru dalam menerapkan dan
memahami koordinasi antar sektor.
“Whole of government denotes public service agencies working
across portfolio boundaries to achieve a shared goal and an
Definisi 1
integrated government response to particular issues. Approaches
can be formal and informal. They can focus on policy
development, program management and service delivery” (APSC)

• Pengembang
an Kebijakan
Tujuan
Lembaga Pelayananan Publik
Bersama
• Pengelolaan
Program

• Pemberian
Lintas Batas, Response Pemerintah,
Terpadu, Pendekatan formal & Informal Layanan
Definisi 2
Upaya
Kolaborasi “An approach that integrates the collaborative
efforts of the departments and agencies of a
Tujuan government to achieve unity of effort toward a
Bersama
shared goal. Also known as interagency approach.
The terms unity of effort and unity of purpose are
Kerjasama
sometimes used to describe cooperation among all
actors, government and otherwise” (USIP)
Definisi 3
‘Whole-of-government’ is an
overarching term for a group of Integrasi
responses to the problem of
increased fragmentation of the
public sector and public services and
a wish to increase integration,
coordination and capacity Kapasitas Koordinasi
(Ling, 2002).
PENGERTIAN WOG  WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan
bersama dalam bidang
pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
PENGERTIAN WOG

 WoG juga dikenal sebagai


pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan
yang relevan.
MENGAPA WOG (1) • Adanya faktor-faktor eksternal seperti
dorongan publik dalam mewujudkan
integrasi kebijakan, program pembangunan
dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih baik.
• Faktor-faktor internal dengan adanya
fenomena ketimpangan kapasitas sektoral
sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan
MENGAPA WOG (2) • Khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya
mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa
• Siloisasi, prinsip single-purpose organizations,
dengan banyak spesialisasi serta peran dan
fungsi non-overlapping mendorong:
 Fragmentasi
 Kewenangan terpusat di sektor
 Kurangnya kerjasama dan koordinasi
yang menyebabkan un-efektivitas dan efisiensi
MENGAPA WOG (3)
• Devolusi Struktural, desentralisasi,
penyerahan kewenangan dari pusat ke
daerah yang berlebihan

• Persepsi mengenai dunia yang semakin tidak


aman dan berbahaya. Isu terorisme,
radikalisme, perubahan iklim, dll.
Manfaat WoG

• Efisiensi • Biaya (cost)


• Sharing Informasi • Pemborosan (waste)
• Lingkungan kerja • Duplikasi pekerjaan
• Daya saing • Inkonsistensi kebijakan
• Akuntabilitas • Waktu penyelesaian
• Koherensi kebijakan layanan tertentu

Diadopsi dari Colgan, A., Kennedy, L.A. and Doherty, N. (2014)


Keuntungan WoG
Outcomes-focused Boundary-spanning
Berfokus pada outcome yang Implementasi kebijakan tidak hanya
tidak dapat dicapai oleh K/L melibatkan satu instansi, tetapi
sektoral secara masing-masing. lintas instansi

Strengthening prevention Enabling


WoG mendorong pencegahan WoG membuat pemerintah lebih
terhadap masalah yang mungkin mampu menangani tantangan
berkembang lebih jauh kebijakan yang kompleks
WoG dalam Ilustrasi

K/L Sektoral
A shared
K/L Sektoral
goal /
Joined-up
K/L Sektoral common
enemy
K/L Sektoral

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Secretary Clinton cites the
State Department's
Quadrennial Diplomacy and
Development Review
(QDDR) as well as
President Obama's
Presidential Study Directive
Beginilah Perkembangan Pembangunan 1 Juta Hektar
(PSD), as efforts to
Irigasi Baru
incorporate a whole-of-
government approach to
U.S. foreign policy at the
USGLC Tribute Dinner on
December 7, 2009

Film Pendek: Taking a


Whole of Government
Approach
Penerapan
penerapan
 Reaksi terhadap disagregasi birokrasi dalam NPM

 Respon terhadap “wicked problems”


 Tingginya angka kriminalitas dapat dijelaskan dalam beberapa cara: jumlah
polisi yang kurang, terlalu banyak penjahat, hukum yang tidak memadai,
kemiskinan, budaya, terlalu banyak senjata, dsb.
 Strategic enabler
 WoG mendorong pemahaman isu yang lebih strategis dan berjangka panjang.

 Respon terhadap tekanan luar


 Tekanan internasional merupakan situasi tidak terhindarkan yang harus
dihadapi oleh pemerintah
Pemerintah horizontal yang
Proses penyatuan berkoordinasi atau berkolaborasi
pemberian layanan kepada dalam mencapai tujuan bersama
publik

Kontrol politik dan


BENTUK
WoG
otonomi administrasi

Konsep-konsep social glue


penerapan (perekat), budaya organisasi
penerapan
Pembangunan 1 Juta Hektar Irigasi
• Ketahanan pangan merupakan salah satu program prioritas
nasional Pemerintahan Presiden Jokowi. Untuk mencapai ketahanan
pangan, pemerintah melakukan pembangunan irigasi baru seluas
1 juta hektar dan melakukan rehabilitasi irigasi sebanyak 3 juta
hektar.
• Pelaksanaannya dilakukan sesuai kewenangan:
 irigasi dengan luas di atas 3.000 hektar menjadi kewenangan
pemerintah pusat yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR),
 irigasi 1.000-3.000 hektar kewenangan pemerintah provinsi, dan
 Irigasi di bawah 1.000 hektar ditangani pemerintah
kabupaten/kota.
penerapan

• Ketahanan Pangan
• Kem pertanian
• Kem PUPR
• Kem Keuangan • Kem Perdagangan
• Bulog

• Kem PUPR
• Kem Pertanian
• Kem Perhubungan
• Kem PUPR
• Kem Perdagangan
penerapan

Penguatan koordinasi antar lembaga Membentuk lembaga koordinasi khusus


Mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai Pembentukan lembaga terpisah dan permanen
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, atau kementerian adalah salah satu cara
maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah melakukan WoG

PRAKTEK
WoG

Koalisi sosial
Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan Koalisi sosial ini merupakan bentuk informal
koordinasi yang dilakukan di luar struktur dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
formal, yang sifatnya tidak permanen lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi ini
penerapan

 Penyelematan Tim Sepak Bola Wild Boars


(usia 11-16 tahun) yang terjebak dalam gua Tham
Luang, wilayah utara Thailand (23 Juni-10 Juli 2018)
 Pihak-pihak terkait, bergerak secara sukarela:
• Kepolisian Thailand
• Navy SEAL Thailand
• Personel militer USA
• Penyelam ahli Inggris, Australia, Jepang, dan Cina
Praktek • Gubernur Chiang Rai (Narongsak Osottanakorn)
Koalisi Sosial • Masyarkat Thailand (a.l. pengusaha Laundry,
Petani, Penjual makanan, dll)
penerapan

• Berikan contoh praktek WoG yang ada di


LATIHAN I
(KELOMPOK) Indonesia, yang mewakili masing-masing 4
Praktek WoG tersebut. Nama lembaga,
tujuan yang akan dicapai, di dalamnya
terdiri dari unsur-unsur/lembaga apa saja
(interagency).
• Waktu 4 JP (1.5JP diskusi; 2.5JP presentasi)
PELAYANAN
PUBLIK
Pelayanan bergerak (mobile)
SIM Keliling
Pelayanan Sertifikat Tanah One Day
Service Pelayanan Online
Portal layanan publik di
Pelayanan Satu Atap www.layanan.go.id (kominfo)
(One roof system)
SAMSAT
Pelayanan Satu Pintu (OSS)
PTSP Penanaman Modal
.

Manakah
yang mendekati WoG?
Muslihin
BAGAIMANA CARANYA?
Kategori Tipe Keterangan
Koordinasi Penyertaan Pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak
Dialog Pertukaran informasi
Joint planning Perencanaan bersama, kerjasama sementara
Integrasi Joint working Kolaborasi sementara
Joint venture Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama
Satelit Entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif
Kedekatan Aliansi Perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu besar yang
dan strategis menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama
pelibatan Union Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak
Merger Penggabungan ke dalam struktur baru
Tantangan PRAKTEK WoG
 Kapasitas SDM dan institusi
 Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama.
Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG,
misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, di mana terjadi
penggabungan SDM dengan kualifikasi yang berbeda.
 Nilai dan budaya organisasi
 Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun
menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan
kelembagaan
 Kepemimpinan
 Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu SDM yang
tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
JENIS
(PELAYANAN)
WoG

penerapan
WoG BERDASARKAN JENIS
1. Pelayanan yang bersifat adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk
dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat

2. Pelayanan Jasa
Pelayanan yang menghasilkan
berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan warga masyarakat:
pendidikan, kesehatan, ketenaga-
kerjaan, perhubungan, dan lainnya.
WoG BERDASARKAN JENIS
3. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan warga masyarakat,
seperti misalnya jalan, perumahan, jaringan
telepon, listrik, air bersih, dsb.

4. Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukum
dan per-UU-an, maupun kebijakan
publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat
PRAKTEK WoG dalam PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan yang bersifat Administratif

Pelayanan Jasa

Pelayanan Barang

Pelayanan Regulatif
WoG BERDASARKAN POLA
WoG BERDASARKAN POLA
 Pelayanan Teknis Fungsional
Suatu pola pelayanan publik yang diberikan
oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan
kewenangannya
 Pelayanan Satu Atap
Pola pelayanan yang dilakukan secara
terpadu pada satu instansi pemerintah
yang bersangkutan sesuai kewenangan
masing-masing
WoG BERDASARKAN POLA
 Pelayanan Satu Pintu
Merupakan pola pelayanan masyarakat yang diberikan
secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah
berdasarkan pelimpahan wewenang dari unit kerja
pemerintah terkait lainnya yang bersangkutan
 Pelayanan Terpusat
Pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh suatu instansi
pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan
bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan
WoG BERDASARKAN POLA
 Pelayanan Elektronik
Pola pelayanan yang paling maju dengan
menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
Muslihin
WidyaiswaraBPSDMDNTB

KERANGKA ARSITEKTUR PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT


Pemkot Surabaya Resmikan Mal Pelayanan Publik Pertama
Jumat 06 October 2017 17:05 WIB
Republika: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
(hari kedua)

Antonius Budiono
Widyaiswara Ahli Utama

disampaikan pada Pelatihan Dasar CPNS PUPR 2018


Best Practice
Prasyarat Best Practice

Cara Kerja Pendekatan


Baru Kolegial

Budaya dan Akuntabilitas


Filosopi dan Insentif
penerapan
No Negara Praktek WoG Keterangan
1 Inggris WoG Accounts Integrasi sistem laporan keuangan 5.500 organisasi publik

2 Australia APSC, Centrelink, Integrasi antar lembaga di semua tingkatan dan mendekatkan
COAG, koalisi sosial pelayanan publik kepada masyarakat

3 Amerika Keamanan nasional, Fokus pada isu keamanan nasional, serta pemanfaatan teknologi
Serikat Integrated portal informasi dalam menyatukan pemerintahan di semua tingkatan
www.usa.gov
4 Malaysia One-day service, Pemberian layanan yang lebih terintegrasi dan cepat, serta
one-day delivery dan memastikan bahwa setiap keluhan dari masyarakat harus
no-wrong door diterima dan direspon segera, walaupun keluhan tersebut
ditujukan ke instansi yang berbeda.
WOG di Inggris  WGA sejak Juli 2011, publikasi yang
mengintegrasikan lebih dari 5.500 laporan
keuangan lembaga-lembaga publik (pemerintah
pusat, daerah, NHS dan BUMN/D), yang mengacu
pada International Financial Reporting Standards
(IFRS)
 The NHS, pelayanan kesehatan terintegrasi dengan
identitas registrasi tunggal
 UKTI, menjadi hub K/L terkait perdagangan dan
Investasi, mendorong pertumbuhan ekspor dengan
4750 aplikasi
 DFID, memberantas korupsi di negara-negara
penerima donor
WOG di Australia Australia, melalui Australian Public Service
Commission (APSC) mempromosikan WoG
dalam mengintegrasikan pemberian
layanan kepada publik. Terdapat 3 (tiga) jenis
kegiatan WoG dalam konteks Australia:
1. WoG antara kementerian dan lembaga di
tingkat pusat;
2. WoG diantara level pemerintahan yang
berbeda; dan
3. WoG antar sektor publik, bisnis, non-profit
dan masyarakat.
WOG di Australia Peningkatan koordinasi dilakukan dengan:
• mengurangi jumlah kelembagaan,
• membentuk centrelink sebagai pusat
kooordinasi, dan
• memfungsikan Dewan Pemerintahan
Australian (Council of Australian Governments –
COAG) sebagai sebuah forum yang
memutuskan prioritas-prioritas di tingkat
nasional yangharus menjadi capaian dan
target sektor-sektor.
BEST PRACTICES PENERAPAN WoG

REHAB DAN REKON RUMAH PASCA


+238,000 rusak berat
+500,000 rusak sedang
BENCANA JOGJA – JATENG
ringan
mall2, gd BPKP, STIE, Dibentuk Tim Koordinasi Rehab
hotel, Candi Prambanan, Rekon
dll
Keppres 9 Tahun 2006
Ketua Tim Pengarah: Menko Perokonian
Wkl Ketua: Menko Kesra
Angota 12 Menteri + Gub Jogja dan Gub Jateng

Tim Teknis Nasional (TTN)


POKMAS Tim Pelaksana
BEST PRACTICES PENERAPAN WoG

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI

+11.000 kelurahan
Dibentuk Tim Nasional Percepatan
+6.000 kecamatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Perpres 15 Tahun 2010
PNPM Mandiri Tentang Percepatan Penanggulanhgan
Maasyarakat Perkotaan Kemiskinan
BKM/
Pokmas PNPM Mandiri TP2KD
Perdesaan
Tim Pelaksana
BEST PRACTICES PENERAPAN WoG

PENYEDIAAN AKSES AIR MINUM AMAN BAGI


MASYARAKAT

PEMERINTAH PUSAT
SISTEM AIR
MINUM
REGIONAL
PEMERINTAH PROVINSI

SISTEM AIR
MINUM
KAB/KOTA PEMERINTAH KABUPATEN KOTA

PAMSIMAS MASYARAKAT / KELOMPOK MASYARAKAT


FILM PENDEK
PNPM MANDIRI
BAD PRACTICES PENERAPAN
WoG

PEMBANGUNAN TPA REGIONAL


MAMINASATA
Pembangunan TPA Regional Maminasata dibiayai dari dana pinjaman
JICA.Dimulai perencanaan tahun 2009. Pihak yang terlibat Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan, PemKot Makassar, PemKab
Takalar, PemKab Gowa, PemKab Sumbu Minasa, Sudah ada MOU, sudah
ada perencanaan, sudah pelalngan konstruksi. Secara sepihak Bupati Gowa
memindahkan lokasi yang berakibat dibatalkan pembangunannya pada
tahun 2014.
Pembukaan UUD 45  memajukan kesejahteraan
Hakekat Dasar umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Pelayanan Publik
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara
dan penduduk untuk memenuhi hak dan
kebutuhan dasarnya  pelayanan publik

Konstitusi Negara membagi fungsi-fungsi


penyelenggaraan negara dalam berbagai
kekuasaan negara  saling bersinergi, check &
balance
EKSEKUTIF • Efektif dan
efisien
WoG dalam • Terintegrasi
Penyelenggaraan Negara dan saling
kontrol

Check &
Balance
System
LEGISLATIF YUDIKATIF
Memanfaatkan dan mendayagunakan
WoG dalam  kemampuan pemerintah dan
segenap aparaturnya dari semua
Penyelenggaraan peringkat pemerintah beserta
Pemerintahan Negara seluruh rakyat di wilayah negara
Indonesia, serta
 dengan memanfaatkan pula segenap
dana dan daya yang tersedia.
Pemegang Sistem penyelenggaraan pemerintahan
Kekuasaan negara merupakan bagian integral dan
Pemerintahan paling dominan, karena pemerintah
selaku eksekutif.
WoG antar Pemerintah Pemerintah
Pusat
Pusat dan Daerah serta
antar Daerah
Hubungan
wewenang

Pemerintah Pemerintah
Derah Daerah

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya


Hubungan pengakuan pembentukan daearah
PEMERSATU
ASN dan Pelayanan BANGSA

Publik
Pelayan
an WoG
Publik

PELAKSANA
PELAYANAN
Manaje KEBIJAKAN
PUBLIK
men ASN PUBLIK
1. Asas Kepastian Hukum;
Asas-Asas 2. Asas Kepentingan Umum;
Implementasi WoG
3. Asas Akuntabilitas;
4. Asas Proporsionalitas;
5. Asas Profesionalitas;
6. Asas Keterbukaan;
7. Asas Efisiensi; dan
8. Asas Efektifitas.
WoG lingkup 1. Asas Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Pelayanan
Pemerintahan Daerah 2. Manajemen Pelayanan Publik
3. Kewajiban Pemda untuk
membuat Informasi Pelayanan
Publik dan Maklumat
Pelayanan Publik
• Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Energi, Ketahanan Air
• Konektivitas
• Jalur Lebaran
• Pelayanan Dasar
• Pengembangan Wilayah: Pariwisata, industri, NCICD,
PLBN
• Pengendalian banjir
• Pelatihan Bersama dalam rangka daya saing konstruksi
• Antar Pusat dan Daerah: Jabodetabek, perumahan dan
kawasan permukiman Maja, Kemayoran
• Mitigasi Bencana
• Ketahanan Pangan
• Kem pertanian
• Kem PUPR
• Kem Keuangan • Kem Perdagangan
• Bulog

• Kem PUPR
• Kem Pertanian
• Kem Perhubungan
• Kem PUPR
• Kem Perdagangan
• Kem Pehubungan
• Konektivitas • Kem PUPR
• Kem ATR
• Kem KKP
• Pemda
• Jalur Lebaran
• Kem Pehubungan
• Kem PUPR
• Kepolisian
• Pemda
• MenPAN
• Pelayanan Dasar
• Kem PUPR
• Kem Kesehatan
• Kem Dalam Negeri
• Bappenas
• Kem Keuangan
• Kem LHK
• Pemerintah Daerah Provinsi
• Pemerintah Daerah Kab/Kota
• Perusahaan Swasta
• Masyarakat
• Pariwisata (10 Destinasi Wisata Nasional
• Kem Pariwisata
• Kem PUPR
• Kem Dalam Negeri
• Kem Kelautan
• Bappenas
• Kem Keuangan
• Kem LHK
• Pemerintah Daerah Provinsi
• Pemerintah Daerah Kab/Kota
• Perusahaan Swasta
• Masyarakat
• National Capital Integrated Coastal Development
• Kem ATR
• Kem PUPR
• Kem Dalam Negeri
• Kem Kelautan
• Bappenas
• Kem Keuangan
• Kem LHK
• Pemda Prov DKI
• Pemerintah Daerah Kab/Kota
• Perusahaan Swasta
• Masyarakat
• Pos Lintas Batas Negara
• Kem ATR
• Kem Luar Negeri
• Kem Dalam Negeri
• Bappenas
• Kem Keuangan
• Kem PUPR
• Kem Pertahanan Keamanan
• Kepolisian
• BNPP
• Pemda Prov
• Pemerintah Daerah Kab/Kota
Beri contoh nyata Best Practice salah satu bentuk
Latihan II (Kelompok) penerapan WoG penyelenggaraan Infrastruktur
di lingkungan Kementerian PUPR:
 dimana,
 dasar hukumnya,
 bentuk, jenis, dan polanya,
 pihak2 yang terkait, serta
 analisis keberhasilannya.
Waktu 5JP (2JP diskusi, 3JP presentasi)
Beri contoh nyata Best Practice salah satu bentuk
Latihan Kelompok II penerapan WoG dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Pemerintah Daerah:
 dimana,
 dasar hukumnya,
 bentuk, jenis, dan polanya,
 pihak2 yang terkait, serta
 analisis keberhasilannya.
Waktu 5JP (2JP diskusi, 3JP presentasi)
Rangkuman Pelatihan
Mempelajari dan  Konsepsi WoG (mengenal WoG, pengetian WoG, Mengapa WoG,
berdiskusi
Bagaimana WoG dilakukan)
 Penerapan WoG dalam Pelayanan Terintegrasi (praktek WoG,
tantangan WoG, praktek WoG dalam pelayanan publik)  latihan kelompok
I, praktek WoG dalam pelayanan publik.
 Best Practices penerapan WoG (prasyarat, best practices, e-
government)
 Impelementasi WoG dalam perspektif kebijakan di
Indonesia (hakekat dasar pelayanan publik, WoG dlm: lingkup
penyelenggaraan negara, penyelenggaraan pemerintahan, pegawai ASN dan
pelayanan publik, asas-asas implementasi WoG, WoG lingkup penyelenggaran
pemeritah daerah)  latihan kelompok II, contoh Best Practice penerpan
WoG).

Anda mungkin juga menyukai