Anda di halaman 1dari 13

GEL PERMEATION CHROMATOGRAPHY

(GPC)

1. Latang Belakang

Massa molekul atau berat molekul polimer merupakan salah satu sifat

yang khas bagi polimer yang penting untuk ditentukan. Berat molekular (BM)

polimer merupakan harga rata-rata dan jenisnya beragam. Dengan mengetahui

BM kita dapat memetik beberapa manfaat yaitu antara lain menentukan aplikasi

polimer tersebut, sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk

polimer, studi kinetika reaksi polimerisasi, studi ketahanan produk polimer dan

efek cuaca terhadap kualitas produk. Umumnya polimer dengan berat molekul

tinggi mempunyai sifat yang lebih kuat.

Hal yang membedakan polimer dengan spesies berat molekul rendah

adalah adanya distribusi panjang rantai dan untuk itu derajat polimerisasi dan berat

molekular dalam semua polimer yang diketahui juga terdistribusi (kecuali

beberapa makromolekul biologis). Distribusi ini dapat digambarkan dengan

Mem”plot” berat polimer (BM diberikan) lawan BM, seperti terlihat pd gambar

berikut :
Jumlah
Polimer Rata-rata jumlah,

Rata-rata berat,

Berat
molekular

Gambar 1. Distribusi berat molekular dari suatu jenis polimer

Nilai berat molekul yang diperoleh bergantung pada besarnya ukuran

dalam metode pengukurannya. Sampel suatu polimer sesungguhnya terdiri atas

sebaran ukuran molekul dan sebaran massa molekul. Oleh karena itu setiap

penentuan massa molekul akan menghasilkan harga rata-rata.

Banyak sekali bahan polimer yang tergantung pada massa molekulnya.

Misalnya kelarutan, ketercetakan, larutan serta lelehan. Karena itu perlu diketahui

cara menentukan bobot molekul polimer. Prinsip dasar penentuan bobot molekul

polimer adalah dengan menghitung jumlah rantai per satuan berat, dengan cara

analisis kimia langsung (analisis gugus ujung), pengukuran sifat koligatif larutan

polimer yang berbanding langsung dengan jumlah polimer dalam larutan. Di

samping itu, dapat ditentukan pula dengan cara pengamatan sifat fisik larutan yaitu

menggunakan metode hamburan cahaya, ultrasentrifugasi, viskositas dan teknik


kromatografi permeasi gel (GPC). Namun dalam makalah ini hanya akan

membahasa meode kromatografi permeasi gel (GPC).

Kromatografi permeasi gel (GPC) merupakan salah satu metode

penentuan bobot molekul polimer yang telah digunakan sejak tahun 1960an.

Metode ini pada dasarnya pemisahan berbagai konstituen dengan meninjau

perbedaan ukuran dan geometri molekul yang diinjeksikan ke dalam suatu kolom

yang terdiri atas gel berpori berjari-jari sekitar 50-106 oA. Perbedaan ukuran

menyebabkan beberapa partikel bergerak lebih cepat dari yang lainnya sehingga

menimbulkan perbedaan migrasi (Khopkar, 1990).

2. Instrumentasi GPC

Pada dasarnya GPC merupakan kromatografi cair-padat yang bekerja

secara inklusif dan ekslusi suatu zat terlarut melalui suatu fase diam yang terbuat

dari gel polimer yang dikemas di dalam kolom. Pemisahan terjadi antara fase cair

di dalam partikel gel dan cairan diluar yang mengelilingi partikel gel. Akibat

mekanisme perbedaan laju permeasi masing-masing molekul zat terlarut dari dan

ke interior partikel gel, pemisahan akan terjadi. Dengan aliran cairan, molekul

akan berdifusi ke seluruh bagian gel, hanya molekul yang mempunyai ukuran

besar yang tidak dapat masuk ke daerah yang mempunyai rongga-rongga gel.

Akibat molekul dapat lewat dengan tanpa rintangan sepanjang kolom melalui

interstiti volume cairan, sedangkan molekul kecil terpenetrasi secara dalam pada

celah-celah gel. Sudah tentu molekul-molekul besar akan terelusi lebih dahulu

baru kemudian diikuti molekul-molekul yang lebih kecil yang diperosokkan dulu
dalam rongga-rongga gel, jadi pemisahan ini dimungkinkan akibat penuhan

ukuran yang terjadi dalam partikel gel (Khopkar, 1990). Berikut gambar proses

pemisahannya.

Gambar 2. Proses elusi GPC

Kolom dapat melewatkan molekul pelarut yang merupakan fasa bergerak,

sedangkan molekul polimer yang lebih kecil dapat memasuki pori-pori gel, karena

itu bergerak lebih lambat disepanjang kolom dibanding molekul besar. Elemen

yang keluar dideteksi dengan cara spektroskopi atau cara-cara fisik lainnya dan

dikalibrasi dengan larutan polimer standar untuk menghasilkan kurva distribusi

bobot molekul.
Gambar 3. Instrument GPC
 Gel.

Gel digunakan sebagai fase stasioner untuk GPC. Ukuran pori gel harus

dikontrol dengan cermat agar mampu menerapkan gel ke pemisahan tertentu.

Diinginkan sifat lain membentuk agen gel adalah tidak adanya ionisasi

kelompok dalam suatu pelarut, dan afinitas rendah untuk zat yang dipisahkan.

Komersial gel seperti Sephadex, Bio-Gel (cross-linked Polyacrylamide), gel

agarosa dan Styragel sering digunakan didasarkan pada persyaratan pemisahan

yang berbeda.

 Eluent.

Eluen (fasa gerak) yang digunakan harus pelarut yang baik untuk

polimer, harus memungkinkan respon tinggi detektor dari polimer dan harus

membasahi permukaan pengepakan. Yang paling umum pelarut untuk polimer

yang larut pada suhu kamar GPC adalah Tetrahidrofuran (THF), o-

dichlorobenzene dan trichlorobenzene pada 130-150 ° C selama kristalin


polyalkines dan m-kresol dan o-chlorophenol pada 90 °C selama kondensasi

polimer kristalin seperti sebagai poliamida dan poliester.

 Pompa.

Ada dua jenis pompa yang tersedia untuk kesamaan pengiriman volume

cairan yang relatif kecil untuk GPC yaitu piston atau pompa peristaltik.

 Detektor.

Dalam GPC, konsentrasi menurut beratnya polimer dalam proses elusi

oleh pelarut dapat dimonitor terus-menerus dengan detektor. Ada banyak jenis

detektor tersedia dan mereka dapat dibagi menjadi dua kategori utama. Yang

pertama adalah konsentrasi sensitif detektor UV yang meliputi penyerapan,

diferensial Refractometer (DRI) atau detektor indeks bias (RI), inframerah (IR)

detektor penyerapan dan kepadatan. Berat molekul rendah meliputi detektor

detektor peka cahaya sudut hamburan (LALLS), multi sudut hamburan cahaya

(MAL). kromatogram yang dihasilkan Oleh karena itu, distribusi berat dari

polimer sebagai fungsi dari volume retensi.

Gambar 4. Kromatogram
Komponen dari gel sebagai berikut :

Komponen utama:

A. Pompa Pelarut

B. Katub berisi

C. Kolom berisi gel berpori/permeasi

D. Detektor UV atau RI

Cara kerja dari metode GPC yaitu pompa pelarut harus berkemampuan

tinggi untuk mengalirkan pelarut ke sepanjang sistem dengan lajur alir yang

sinambung dan bertekanan tinggi. Larutan polimer sampel diinjeksikan dengan

konsentrasi tertentu. Kemudian diletakkan sepanjang eluat oleh detektor yang

peka. Setelah dihasilkan data pada pencatat bobot molekul secara langsung.
3. Cara Pengukuran

Kromatografi permeasi gel (GPC) telah menjadi teknik yang paling

banyak digunakan untuk menganalisis sampel polimer dalam rangka untuk

menentukan berat molekul dan berat distribusi.

Contoh kromatogram GPC dari plastik sampel dengan berat molekul dan

PDIs sebagai berikut :

Benoit dan rekan kerja mengusulkan agar volume hidrodinamik, Vη,

yang sebanding dengan produk [η] dan M, di mana [η] adalah viskositas intrinsik

polimer di SEC eluent, dapat digunakan sebagai parameter kalibrasi universal .

Jika Mark-Houwink-Sakurada konstanta K dan α dikenal (lihat persamaan

Markus-Houwink), grafik log [η] M versus elution volume (atau elution waktu)

untuk pelarut tertentu, kolom dan instrumen menyediakan universal kurva

kalibrasi yang dapat digunakan untuk setiap polimer dalam pelarut. Dengan

menentukan volume retensi (atau kali) dari polimer monodisperse standar


(misalnya solusi dari plastik di monodispersed THF), sebuah kurva kalibrasi dapat

diperoleh dengan memplot logaritma berat molekul versus waktu atau volume

retensi. Setelah kurva kalibrasi diperoleh, perembesan gel kromatogram dari

polimer lainnya dapat diperoleh dalam pelarut yang sama dan berat molekul

(biasanya Mn dan Mw) dan lengkap untuk distribusi berat molekul polimer dapat

ditentukan. Berikut tipikal kurva kalibrasi :

Adapun berat molekul dari sampel yang tidak diketahui dapat diperoleh dari kurva

kalibrasi.

4. Kelebihan dan Kekurangan

Sebagai teknik pemisahan GPC memiliki banyak keuntungan. Waktu

retensi yang dibutuhkan untuk pemisahan relatif cepat sehingga kebanyakan

sampel dapat dianalisis dalam waktu satu jam atau kurang. Selain itu, GPC dapat

memberikan pita-pita yang sempit, meskipun GPC lebih sulit digunakan utnutk

sampel polimer yang memiliki berat molekul besar. Dan juga karena sampel tidak
berinteraksi secara kimia atau secara fisik dengan kolom, sehingga hanya sampel

yang terelusi keluar kolom dan tidak bercampur dengan gel sehingga untuk

mengetahui sifat-sifat sampel khususnya polimer. GPC menyediakan metode yang

lebih mudah untuk menentukan berat molekul polimer.

Metode lain yang pernah digunakan sebelumnya seperti fraksional

ekstraksi dan presifitasi fraksional. Namun metode ini tidak dapat menganalisis

distribusi massa polimer. Oleh karena itu, GPC sangat cepat dan relatif mudah

untuk memperkirakan berat molekul polimer dan distribusi untuk sampel.

Adapun kekurangan dari metode GPC yaitu ada sejumlah puncak yang

tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat dan juga,sebagai suatu teknik

penentuan berat molekul, metode ini membutuhkan waktu setidaknya 10% dari

perbedaan berat molekul untuk resolusi peak yang mungkin terjadi. Tentang

polimer, massa molekul sebagian besar rantai akan terlalu dekat untuk pemisahan

GPC untuk menampilkan apa yang ada lebih dari luas puncak. Kelemahan lain

dari GPC untuk polimer adalah bahwa proses penyaringan harus dilakukan

sebelum menggunakan instrumen untuk mencegah debu dan partikulat lain dari

merusak kolom dan tercampur dengan detektor. Walaupun berguna untuk

melindungi instrumen, pra-penyaringan sampel memiliki kemungkinan yang lebih

tinggi memindahkan berat molekul sampel sebelum dapat dimuat pada kolom.

5. Contoh Penggunaan Gel Permeation Chromatography (GPC)

Contoh penggunaan GPC yakni pada penentuan berat molekul kitosan

hasil deasetilasi secara bertingkat. Massa molekul dihitung berdasarkan data hasil

analisis dengan kromatografi permeasi gel (GPC) dengan dekstran sebagai


senyawa standar menggunakan alat instrumentasi kromatografi cair tekanan tinggi

(HPLC) 515 Water®, detector indeks refraktif 2414 Water®. Suhu detektor 33 0C,

sensitivitas 128, tekanan 1035 Psi, laju alir 1 ml/menit, running time 42 menit.

Kolom yang digunakan adalah PL-Aquagel 30, PL-Aquagel 40, PL-Aquagel 50.

Tabel berikut menunjukkan berat molekul dari kiotosan yang diperoleh

melalui pengukuran menggunakan GPC.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Penentuan Bobot Molekul.

Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

http://en.wikipedia.org/wiki/
TUGAS KIMIA POLIMER :

GEL PERMEATION CHROMATOGRAPHY (Gpc)

Oleh:

Dian permana F1c1 07026

St.nur asnin f1c1 07050

Jurusan kimia
Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Universitas haluoleo
Kendari
2010

Anda mungkin juga menyukai