Anda di halaman 1dari 10

Size exclusion chromatography (SEC)

Size exclusion chromatography (SEC) disebut juga gel permeation chromatography (GPC), gel filtration chromatography (GFC), merupakan metode kromatografi yang

menggunakan partikel berpori untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang berbeda. Teknik SEC pertama kali ditemukan oleh Grant Henry Lathe dan Colin R Ruthven. SEC umumnya diaplikasikan untuk kompleks makromolekuler sperti protein dan industri polimer terutama digunakan untuk memisahkan molekul biologis, untuk menentukan bobot molekul dan distribusi bobot molekul dari polimer. Molekul yang lebih kecil dari ukuran pori dapat memasuki partikel dan mempunyai jalur dan waktu transit yang lebih panjang

dibandingkan molekul besar yang tidak dapat memasuki partikel. Semua molekul yang lebih besar dari ukuran pori tidak tertahan dan terelusi bersama. Molekul yang memasuki pori akan mempunyai waktu tinggal dalam partikel yang tergantung pada ukuran dan bentuk molekul. Molekul yang berbeda mempunyai waktu transit yang berbeda untuk melewati kolom.

Kelebihan SEC : Waktu pemisahan yang cepat dan hasil yang baik. Frekuensi tajam dan sensitivitas baik. Bebas dari kehilangan sampel, pelarut tidak berinteraksi dengan fase stasioner. Variasi larutan dapat diaplikasikan tanpa menganggu proses filtrasi

Kekurangan SEC : Hanya sejumlah frekuensi terbatas dapat diakomodasi karena skala waktu kromatogram pendek. Tidak dapat digunakan untuk sampel dengan ukuran seragam, seperti isomer.

Teori Kolom SEC mengandung partikel berpori dengan diameter pori yang berbeda. Linarut yang disuntikkan ke dalam kolom tersebut berdifusi ke dalam pori yang diameternya lebih besar daripada diameter efektif linarut. Walaupun bobot molekulnya sama, diameter efektifnya

berbeda, dan komponen yang diameternya paling besar akan terelusi lebih dahulu. Dengan bertambah besarnya diameter linarut, jumlah pori yang dapat dimasuki dan kemampuannya berdifusi dalam pori menurun. Jadi, jika linarut berdiameter sedemikian rupa sehingga tidak dapat berdifusi ke dalam pori yang mana pun, maka linarut tersebut dikatakan tereksklusi sempurna dan tidak tertahan, artinya linarut tersebut terelusi dalam volume kolom. Linarut yang mampu berdifusi kemasan. sempurna ke dalam semua pori dikatakan bermeasi sempurna ke dalam

Linarut jenis ini memerlukan volume pelarut yang jauh lebih besar untuk

mengelusinya dari kolom.

Mekanisme SEC Buffer dipompa melewati kolom oleh alat yang diatur oleh komputer. Saat campuran molekul dan ion-ion yang terlarut dalam pelarut diaplikasikan pada ujung atas kolom, molekulmolekul yang lebih kecil (dan ion) didistribusikan melalui volume pelarut yang lebih besar daripada yang tersedia unutk molekul besar. Molekul yang lebih kecil dari ukuran pori dapat masuk ke dalam partikel dan karenanya memiliki jalur yang lebih panjang serta waktu transit yang lebih panjang dibandingkan molekul besar yang tidak dapat memasuki partikel. Seluruh molekul yang lebih besar ukurannya dibandingkan ukuran yang tidak tertahan dan akan dielusi bersamaan. Molekul yang dapat masuk ke dalam pori akan memiliki waktu tinggal rata-rata dalam partikel, yang bergantung dari bentuk serta ukuran molekulnya. Karena itu, molekul besar bergerak lebih cepat melewati kolom, dan dengan inilah campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi komponen-komponennya.

Prinsip SEC Prinsip dari kromatografi eksklusi adalah terjadinya pemisahan molekul polimer sesuai dengan volume hidrodinamiknya ketika sampel diinjeksikan ke dalam kolom. Volume

hidrodinamik yang dihasilkan dari system kromatografi ini terbagi menjadi tiga macam volume, yaitu: Volume interstisial (Vi) merupakan volume elusi yang diperoleh jika molekul polimer

memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran pori-pori sehingga tidak mampu masuk ke pori-pori.

Volume interstisial dan Volume pori (Vi + Vp)

merupakan volume elusi yang diperoleh jika

molekul polimer memiliki ukuran yang lebih kecil daripada ukuran pori-pori sehingga mampu melewati dan masuk ke dalam pori-pori. Volume elusi (Ve) merupakan volume pori untuk molekul polimer yang memiliki ukuran

diantara kedua molekul polimer sebelumnya. Untuk volume ini, dapat dirumuskan dengan persamaan: Ve = Vi + Ksec.Vp Dimana Ksec adalah nilai konstan pada kromatografi eksklusi (0 < Ksec < 1) Peralatan penting yang biasanya digunakan pada kromatografi eksklusi (size exclusion

chromatography), antara lain pompa untuk mempertahankan aliran yang konstan, kolom dengan jenis molekul tertentu, dan detektor untuk hasil yang kuantitatif. Berikut adalah skematis dari system kromatografi eksklusi.

Komponen yang digunakan pada sistem kromatografi ini, yaitu: a. Kolom Memilih Kolom Pemilihan ukuran pori kolom tergantung pada ukuran molekul linarut yang akan dipisahkan. Sampel yang ukurannya (bobot molekul) bermacam-macam tidak mampu dipisahkan jenis-jenis molekulnya jika digunakan satu ukuran pori-pori dari kolom. Setiap kolom eksklusi dengan ukuran pori tertentu hanya memiliki satu kurva kalibrasi tertentu. Batas eksklusi dan rentang kerja BM tidak didefinisikan dengan tajam karena distribusi pori kolom tidak sempit. Jika distribusi pori lebar maka akan dihasilkan kurva dengan

kemiringan yang tajam. Dengan demikian, senyawa-senyawa yang memiliki ukuran molekul hampir sama akan dihasilkan daya pisah yang rendah jika rentang kerja BM-nya besar.

Sebaliknya, jika distribusinya sempit maka akan didapat kurva yang lebih mendatar. Sehingga, rentang kerja BM akan menjadi lebih kecil tetapi daya pisah molekul yang memiliki ukuran hampir sama akan meningkat. Pemisahan optimum komponen-komponen suatu senyawa sampel yang memiliki distribusi bobot molekul lebar dapat diperoleh jika kolom eksklusi memiliki rentang kerja BM yang berbeda. Pada setiap rangkaian kolom dapat dihasilkan kurva kalibrasi tersendiri dimana perolehan kurva kalibrasi ini didapat dengan menyuntikkan senyawa baku (standar baku) yang diketahui bobot molekulnya, kemudian menentukkan VR masing-masing. Dengan demikian, kromatografi eksklusi merupakan suatu metode cepat yang dapat digunakan

untuk memperoleh perkiraan harga bobot molekul (BM) suatu sampel dengan membandingkan empirisnya pada senyawa standar baku. Untuk memperoleh nilai perbandingan yang bagus, struktur antara sampel dengan senyawa standar baku haruslah sama.

b. Fase Gerak Fase gerak dalam SEC harus merupakan pelarut polimer yang baik untuk menghindari efek noneksklusi. Sampel harus terdisolusi pada suhu yang sesuai dan bertahan cukup lama sebelum akhirnya disuntikkan. Hal tersebut bertujuan agar pelipatan dapat mengembang dalam fase gerak atau dengan kata lain memecahkan agregat. Bila sampel hanya terlarut sebagian dalam fase gerak, maka dapat terjadi peningkatan tekanan pada kolom karena ukuran partikel yang terlalu besar. Efek tersebut dapat diatasi dengan cara memilih pelarut lain, atau

meningkatkan temperatur kolom. Pada beberapa kondisi, perlu adanya penambahan elektrolit agar terjadi disagregasi. Beberapa polimer, seperti polyolefin, biasa digunakan untuk analisis pada suhu tinggi (1401500C). Bila analisis dilakukan pada kondisi tersebut, maka fase gerak yang bersifat toksik tidak dapat digunakan (contoh: triklorobenzen), sehingga perlu dipilih fase gerak yang lain. Fase gerak dalam SEC terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu: 1.Fase gerak SEC untuk protein dan polimer larut air SEC sering digunakan untuk mengisolasi protein, menghilangkan agregat, desalting sampel protein, memisahkan fraksi asam nukleat, atau untuk mengetahui sifat polimer larut air yang digunakan dalam makanan, cat, sediaan farmasi, dan digunakan disesuaikan dengan fase diam, antara lain: 1. Silika Jenis kolom:SW,S WxI, danSuperSW digunakan untuk menganalisis protein dan asam nukleat menggunakan aqueous buffer sebagai fase gerak. 2. Polimetakrilat Jenis kolom:PW danPWxI digunakan untuk menganalisis polimer industry, sebagainya. Fase gerak yang

oligosakarida, asam nukleatm virus menggunakan fase gerak berupa larutan buffer atau larutan garam. Kolom PWxI yang digunakan untuk menganalisis polimer kationik menggunakan fase gerak berupa larutan garam encer.

Contoh pelarut mengandung air yang sering digunakan sebagai fase gerak dalam SEC yaitu buffer fosfat (pH 7,0), larutan KCl dan larutan NaCl 2.Fase gerak SEC untuk polimer polar dan polimer larut dalam pelarut organik. Fase gerak SEC untuk polimer polar dan polimer larut dalam pelarut organik SEC sering digunakan untuk mengetahui sifat polimer organic polar dan polimer larut dalam pelarut

organik. Pemilihan pelarut organic didasarkan atas efek partisi dan adsorpsi pelarut. Jenis fase gerak yang digunakan disesuaikan dengan fase diam, antara lain: 1. Polimetakrilat (high % X-linking) Jenis kolom:Alpha danSuperAW menggunakan fse gerak berupa pelarut organic polar seperti methanol, asetonitril, DMF, DMSO, THF, dan HFIP. 2. Polistirena Ada dua jenis kolom, yaitu kolom Ultra-low adsorption (contoh:SuperHZ, SuperMultiporeHZ, HxIdan Multipore) menggunakan pelarut yang terbatas, dan kolom Low adsorption

(contoh:SuperH danHhr) dapat menggunakan pelarut yang lebih bervariasi. c. Detektor Setelah pemisahan sampel polimer, molekul dapat dideteksi dengan sistem detektor yang berbeda-beda, misalnya dengan refraktometer atau detektor UV-Vis. Intensitas detektor direkam sebagai fungsi volume pelarut eluen. Sistem dikaliberasi dengan menggunakan polimer sampel yang diketahui berat molekulnya, dapat dilakukan dengan evaluasi berat molekul dan distribusi berat molekul menggunakan detektor sinar menyebar (light scatter detector), berat molekul polimer dapat ditentukan secara langsung dan tidak perlu dikaliberasi terlebih dahulu. Peralatan SEC Gambar 6. Size exclusion chromatography (german: GPC) Calibration versus PS- Standards, solvent normally THF, Mw range 600- 3000000 g/mol 2. Teknik menggunakan size exclusion chromatography (SEC) dengan on-line light-scattering, UV absorbance, dan refractive index detectors untuk karakterisasi berat molekul polipeptida dari simple protein atau glikoprotein atau untuk menentukan stoikiometri dari kompleks protein. Dua keuntungan dari pendekatan ini adalah pengukuran berat molekul tidak bergantung pada posisi elusi dan dapat meniadakan pengaruh karbohidrat. Ketika sebuah protein atau kompleks berisi tanpa karbohidrat, metode 2 deteksi yaitu: light scattering dikombinasi dengan refractive index

dapat digunakan untuk menghitung berat molekul. Ketika protein mengandung karbohidrat metode 3 detektor digunakan untuk menghitung berat molekul dari polipeptida sendiri. Pada akhirnya, metode tiga detektor digunakan untuk menentukan stoikiometri kompleks protein yang mengandung karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA Wen Jie, Tsutomu Arakawa, and John S. Philo. ANALYTICAL BIOCHEMISTRY: Size-Exclusion Chromatography with On-Line Light-Scattering, Absorbanc and Refractive Index Detectors for Studying Proteins and Their Interactions. Protein Chemistry Department, Amgen Inc., Thousand Oaks, California. 1996 Chi-san Wu. Handbook of Size Exclusion Chromatography. MARCEL DEKKER, INC. New York. 1995 http://www.polymer.uni-karlsruhe.de/english/310.php http://www.impactanalytical.com/applications/sec.aspx http://elchem.kaist.ac.kr/vt/chem-ed/sep/lc/size-exc.htm http://www.kfunigraz.ac.at/~trathnig/2032-_a.pdf http://www.separations.us.tosohbioscience.com/Products/HPLCColumns/ByMode/Siz eExclusion/

PENDAHULAN Sekarang ini, kromatografi sangat diperlukan dalam kefarmasian dalam memisahkan suatu campuran senyawa. Dalam kromatografi, koponen-komponen terdistribusi dala dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap di dalam pori-pori partikel atau terbagi kedalam sejumlah cairan yang terikat pada permukaan atau didalam pori. Kromatografi dibagi menjadi beberapa macam, antara lain : kromatografi eksklusi, HPLC ( High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas Chromatography) dan Elektroforesis. dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa keterangan tentang kroatografi eksklusi BAB II PEMBAHASAN KROMATOGRAFI EKSKLUSI Pemisahan berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran dan geometri molekul adalah dasar Kromatografi eksklusi. Peredaan ukuran menyebabkan beberapa partikel bergerak lebih cepat ddaari yang lainya sehingga menimbulkaan perbedan permukaan migrasi. Kromatografi eksklusi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu : a) Teknik permeasi gel atau filtrasi gel, b) Eksklus dan reterdasi ion c) Inorganic molecular sieves A. Teknik Permeasi atau Filtrasi Gel Teknik permeasi atau Filtrasi adalah suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat sesuai dengan ukuran molekulnya. Teknik ini didasari atas inklusi dan eksklusi suatu zat terlarut melalui suatu fase diam yang terbuat dari gel polimer yang terikat silang ddan berpori heterogen. Dalam kromatografi eksklusi cair-padat pemisahan teradi antara vase cair di dalam partike gel dan cairan di luar mengelilingi partikel gel. Sebagai penunjang fase diam dalam pemisahan ini biasanya digunakan xerogel-xerogel. Xerogel adalah suatu gel organik yang dapat bersifat hidrofilik (yaitu : agar dan dekstran yang terikat silang pada poliakrilamida) ataupun hidrofobik (poistirena). Xerogel-xerogel ini tersedia di pasaran dengan nama dagang biogel p-2 (poliakrilamida),sepadex G-10-200 (dekstran) juga styrogel (gel polistirena yang dimodifikasi) dan agarose. Kolom yang digunakan adalah kolom biaya pengelusi (luent) dibiarkan mengalir karena grafitasinya. Laju aliran akan bertambah dengan bertambahnya ukuran partikel seperti kromatografi pertukaran ion, laju aliran juga dapat dipengaruhi oleh variasi porositas gel. Untuk suatu gel yang tidak padat, volume interstisi dapat diturukan dengan pemberian tekanan, volume eluent berkisar antara 25 100 ml. sepertii juga metode kromatografi lainnya, konsekwensi efluaennya diukur melalui sifat-sifat fisik yang sesuai.. seperti indeks refraksi, absorbansi,, intensitaas pendar flour atau sifat-sifat listriknya. Parameter-parameter kolom dapat dihubungkan secar matematik dengan Vb = Vo + Vi + Vr = Vo Vs Vi = m Sr/ Ps Vi =Vo + Kd Vi

Dimana : - Vi = volume bagiana dalam gel, - Vr= volume matriks gel, - Vs= volume total face diam gel, - m = berat gel, - Sr = volume pelarut yang dipakai, - Ps = kerapatan pelarut, - Kd = koefisien distribusi, - Pr = kerapatan gel, - Vb= volume bed, - Vo= volume di luar gel, Pemisahann suatu tipe gel bergantung pada ukurran molekul dan sifat kimia dari zat yang akan dipisahkan. Misalkan biogel 0 10 digunakan untuk zat-zat dengan berat molekul berkisar antara 500-17000 satuan. Molekul dengan besar molekul diatas batas ini yaitu limit eksklusif, akan lewat saja tanpa rintangan dari gel. Di bawah limit eksklusi, zat tersebut akan terelusi pada volume elusi yang sesuai dengan volume bed total. Untuk bekerja dalam medium tidak berai, gel yang tepat digunakan adalah sephadex LH-20. Pemakain Kromatografi permeasi gel digunakan untuk analisis campran molekul dengan berat molkul yang berbeda seperti pemisahaan rafinosa, maltose, dengan menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5 ml/jam ddan H2O sebagai eluent. Pemisahan molekul- molekul dengan berat molekul sama dapat juga dilakukan dengan pemilihan yang tepat tipe gel dan tinggi kolomnya. Pengeluaran garam (desalting) adalah salah satu pemisahan yang meliputi pembebasan garam dan senyawa berberat dengan molekul makro. B. Eksklusi dan reterdarsi ion Eksklusi ion adalah suatu proses untuk memisahkan materi ionic dari materi nonionic didasari pada perbedaan distribusi pada ke dua tipe zat pelarut ini di antara vase resin penukar ion dan larutan air. Jika suatu resin penukar ion diletakkan dalam larutan elektrolit encer atau dalam air, konsentrasi elektrolit pada kesetimbangan dalam fase resin akan lebih kecil dari pada larutan sekelilingnya yaitu fase luarnya, tetapi bila resin diletakkan dalam suatu larutan nondielektrolit (dalam air), maka nonelektrolit ini akan berubah untuk terdistribbusi secara merata pada kedua fase. Jadi sebenarnya tidak terjadi penukaran ion dalam peristiwa absobsi elektrolit dan elektrolit tersebut. Karena ke dua tipe zat terlarut ini dapat diekstraksi dari resin dengan hanya mengencerkan larutan laurnya (sekelilingnya). Dengan air. Jiak suatu latutan yang mengandung baik materi-materi ionic dan nonionic diletakkan pada bagian atas kolom berisi resin dan dicuci dengan air, materi ionic akan mengalir mengelilingi partikel resin sedang materi nonionic berdifusi kedalam pertikel-partikel resin dan masuk kedalam rongga-rongga kosong antara partikel resin. Laju perpindahan materi nonionic akiabatnya akan lebih rendah dari pada komponen ionicnya dan akan teramati komponen ionic muncul terlebih dahulu sebagai efluen. Jelasbahwa resin penukaran ion digunakan sebagai fase diam, dank arena tidak terjadi penukaran ion, resindapat dipakai terus-menerustanpa regenerasi. B.1. Mekanisme Eksklusi Ion

Suatu resin penukaran ion tidaklah sama dengan absobsi biasa. Dengan mengatur jaringan muatan suatu resin, dapat diperoleh keadaan dimana hanya satu macam ion elektrolit yang dieksklusikan. Jumlah total elektrolit yang berdifusi kedalam resin dibatasi eloh prinsip elektronetralitas. Makin kuat terionisasi suatu resin penukaran makin efesien untuk eksklusi ion. Banyaknya garam yang erdifusi kedalam resin berkurang dengan bertamnbahnya kapasitas penukar ion suatu resin. Sebagian besar ion elektrolit berberat elektrolit rendah yang mudah larut dalam air, bebas berdifusi kedalam dan keluar resin tidak peduli besarnya kapasitas resin, sehingga cenderung berkonsentrasi sama dengan ke dua fase saat kesetimbangan tercapai. B.2. Aplikasi Metode Ion Eksklusi Gula dan garam tidak dapat dipisahkan dengan metode ini karena ukuran dan ketidakmampuanya relative dari molekul sukrosa dan glukosa untuk berdifusi secara cepat kedalam fase resin. Pemisahan elektrolit kuat dan molekul netral paling baik dicapai dengan metode eksklusi ion, misalnya pemisahan NaCl dan etilen glikol, HCl dan HC3COOH, CH3COOH; NaCl dan etano. Riechenberg telah menggunakan teknik ini untuk pemisahan anggota deret Homolog, misalkan pemisahan asam asetat dan asam n- butirat. Gugusan sulfanat yang bersiafat asam pada resin penukaran ion, dapat menghasilkan efek garam pada materi organic dan cenderung untuk menehan efek absorbsi matriks resin. Oleh karena itu rieman menggunakan larutan garam sebagai pengganti larutan H2O untuk eluen dalam memisahkan methanol, etanol dan propanol. Efek yang menguntungkan adanya garam dalam eluen adalah efek garam selektif terhadap komponen nonionic dari fase larutannya. C. Molekular sieve anorganic Zeolit Zeolit alam dan sintesis membentuk suatu saringan molekul untuk pemisahan gas-gas dan molekul organic berukuran organic berukuran kecil. Volume suatu zeolit terbentuk dari suatu rongga-romgga yang saling dihungbungkan dengan saluran-saluran (channels). Penyaringan dan aksi penghambatan dari saluran dikombinasikan dengan aktifitas adsobsi permukaan matriks Kristal sehingga memungkinkan digunakannya zeolit untuk memisahkan molekulmolekul yang lebih kecil dari ukuran saluran ini dari molekul yang lebih besar ukurannya dari ukuran saluran. Aktifitas permukaan dan geometris molecular berperanan dalam pemisahan ini. Secara structural zeolit adalah rangka tetrahedral yang bersatu membetuk struktur sarang tawon dengan rongga-rongga besar yang saling berhubungan melalui saluran-saluran kecil. Penampang lintang dari saluran inilah yang menentukan ukuran molekul yang dapat masuk ke dalam ronggarongga. Ukuran dari posisi ion logam (misal Na, Ca) dalam Kristal zeolit,dan tipe struktur jaringan rangka tetra hedral alumina silica zeolit menentukan diameter efektif dari saluransaluran tersebut. Beberapa macam tipe zeolit, misalkan tipe molecular sieve 4A adalah [Na12 (AlO2)12 (SiO2)12]. Molekul berdiameter lebih kecil dari 4A akan terabsorbsi, misalkan H2O, CO2, H2S, SO2dan hidrokarbon borongga 1-2 atom karbon. Etana dapat masuk kedalam molecular sieve 5A, yang dibuat dari molecular sieve 4A dengan menggantikan Na oleh Ca dan K. paraffin lantai lurus dapat masuk kedalamnya, demikian juga alcohol sampai dengan C 4, tetapi siklopropana tidak dapat masuk. Demikian juga asam naftanik dan olekul aromatic lainya. Tipe 10 x dan 13 x adalah Na8 (AlO2)80 (SiO2)106. Mereka mengabsobsi molekul berdiameter sampai 10 A.

Molecular sieve mempunyai afinitas lebih besar terhadap molekul polar dan senyawa yang berpolarisasi karena induksi pada molekul nonpolar yang berukuran sama. Molekul-molekul polar tertahan dengan kuat dalam rongga Kristal. Pada pemurnian dan industry gas, molekul sieve digunakan untuk menghilangkan molekul-molekul tidak jenuh (polar). Zeolit digunakan juga sebagai medium berlangsungnya reaksi. Bahan kimia didalamnya sebagai hasil reaksi dapat dikeluarkan dengan menggunakan teknik vakum atau dengan pergeseran menggunakan materi yang berabsorbsi kuat, misalkan air. Molecular sieve ini dapat diaktifkan kemali dengan peanasan 200-3500 C. mereka juga digunakan dalam kromatografi gas padat sebagai fase diamnya dalam kolom. Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kromatografi eksklusi adalah Pemisahan berbagai konstituen dengan meninjau perbedaann ukuran dan geometri molekul. 2. Kromatografi eksklusi dikelompokkan dalam tiga kategori diantaranya: a. Teknik permeasi gel atau filtrasi gel, b. Eksklus dan reterdasi ion c. Inorganic molecular sieves 3. Teknik permeasi gel merupakan suatu teknik yang menguraikan campuran zat-zat sesuai dengan ukuran molekulnya. 4. Eksklus dan reterdasi ion adalah suatu proses untuk memisahkan materi ionic dari materi nonionic didasari pada perbedaan distribusi pada ke dua tipe zat pelarut ini di antara vase resin penukar ion dan larutan air. 5. Inorganic molecular sieves merupakan Suatu saringan molekul untuk pemisahan gas-gas dan molekul organic berukuran organic berukuran kecil.
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2012/01/size-exclusion-chromatography-sec.html http://banemo.wordpress.com/2009/12/27/kromatografi-eksklusi/

Anda mungkin juga menyukai