Anda di halaman 1dari 11

Esai kuliah

METODE KIMIA KOMPUTASI SEBAGAI ALTERNATIF PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBAT


BARU

Diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Informatika Farmasi 19201

Dosen pengampu: Bawon Triatmoko, S.Farm., M.Sc., Apt

Nama kelompok C4:

Yasmin 192210101041

Meilina Kharisma Fortuna Dewi 192210101042

Jeanne Sonya Diharsiwi 192210101043

Lydya Utari 192210101092

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JEMBER

DESEMBER, 2019
1

RINGKASAN

Pengobatan merupakan hal yang dibutuhkan bagi setiap individu yang terserang penyakit.
Seiring bertambahnya waktu, penyakit yang menyerang tubuh manusia semakin kompleks.
Sehingga kebutuhan formula atau obat untuk mengatasi penyakit tersebut pun semakin
meningkat. Salah satu alternatif dalam penemuan dan pengembangan obat, terdapat metode
yang memanfaatkan komputer sebagai media dalam penemuan obat yang disebut metode kimia
komputasi. Kimia komputasi merupakan cabang ilmu kimia yang menghitung sifat-sifat molekul
dan perubahannya menggunakan kimia teori yang diterjemahkan ke dalam program komputer.
Sifat-sifat yang dihitung antara lain struktur atom, energi dan selisih energi, muatan, momen
dipol, kereaktifan, frekuesi getaran serta besaran spektroskopi lainnya.

Hal ini memungkinkan peneliti untuk mendesain molekul senyawa yang dapat menjadi obat
dalam penanganan penyakit. Pemodelan molekul pada suatu senyawa yang memerlukan waktu
yang lama dan rumit dapat dilakukan melalui metode kimia komputasi. Metode yang dilakukan
dengan memanfaatkan komputer, memungkinkan untuk menggambarkan senyawa obat secara
tiga dimensi (3D) dan mengkomparasi kemiripan energi dengan senyawa lain yang sudah
diketahui. Pada metode kimia komputasi, terdapat tiga teknik yang dapat digunakan dalam
pemodelan molekul suatu senyawa diantaranya ab initio, semiempiris, dan mekanika molekular.
Dalam hal ini, komputer juga perlu dilengkapi dengan teknik hybrid QM/MM (Quantum
Mechanics/Molecular Mechanics Hybrid) yang mampu menghitung secara teliti sisi aktif dari suatu
sistem kimia secara mekanika kuantum. Teknik ini merupakan teknik yang banyak digunakan
untuk mengkaji interaksi obat dengan resptor dengan cara perhitungan QM pada bagian interaksi
aktif dan MM pada bagian reseptor tidak berinteraksi aktif.

Aplikasi komputer melakukan kajian interaksi antara senyawa hipotetik dengan reseptor
terindeks data struktur 3D secara in silico sebagai hubungan metode in vitro dan in vivo yang
umum digunakan pada proses penemuan obat. Dalam hal ini, computer juga membantu
mereduksi jumlah senyawa secara rasional dan lebih efektif. Selain itu, komputer sebagai media
penemuan obat dapat digunakan untuk mempelajari interaksi obat dengan target sasarannya
bahkan dapat mendeteksi sifat toksik senyawa tersebut dan metabolitnya. Kemajuan teknologi
terutama dengan adanya metode kimia komputasi memberikan kontribusi besar dalam bidang
proses kimia. Salah satunya meningkatkan produksi obat dengan tetap mempertimbangkan aspek
kesehatan, keselamatan, dan lingkungan hidup. Dalam perkembangan dunia kefarmasian, metode
kimia komputasi memberikan pengaruh penting terhadap penemuan dan pengembangan obat.
Metode ini dapat meminimalisir hambatan yang dialami oleh para farmasis dan peneliti dalam
penemuan dan pengembangan obat.
2

Pengaplikasian metode komputasi diantaranya dilakukan dalam analisis hubungan


kuantitatif struktur – aktivitas (HKSA) dari senyawa aktif antibakteri. Dalam hal ini, dilakukan
penghubungan antara struktur dan aktivitas bahan obat dari berbagai deskriptornya. Selain itu,
terdapat penelitian HKSA anti kanker senyawa turunan kalanon dengan teknik semiempiris yang
digunakan untuk melakukan perhitungan sistem kimia yang lebih besar. Perkembangan kimia
komputasi, terutama ada dalam penerapan perhitungan kimia kuantum yang berlangsung dengan
pesat memungkinkan untuk dilakukannya pemodelan molekul dan eksplorasi sifat fisika kimia
suatu struktur molekul. Sehingga pada penelitian ini dikhususkan teori kimia kuantum pada kimia
komputasi digunakan sebagai perancangan suatu obat. Dunia farmasi yang berkaitan dengan obat
dan ilmu komputer merupakan dua hal yang sangat bertolak belakang. Namun, jika kedua hal
tersebut digabungkan maka akan menghasilkan suatu ide yang berdampak baik dalam penemuan
dan perkembangan obat baru. Salah satu dampak baik tersebut berasal dari kimia komputasi.

ISI

Pengobatan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh setiap individu yang memiliki
permasalahan terhadap kesehatan tubuh. Pengobatan suatu penyakit dalam tubuh manusia
dapat dilakukan dengan terapi secara alami maupun obat-obatan. Dalam hal ini, pengobatan
penyakit menggunakan obat-obatan terutama obat sintesis menjadi pokok bahasan utama.
Semakin bertambahnya waktu, dunia teknologi semakin berkembang dan maju. Begitu pula
dengan obat-obatan yang beredar di masyarakat. Penemuan dan pengembangan obat-obatan
yang ada disesuaikan dengan penyakit yang semakin kompleks. Dengan adanya penyakit baru
yang menyerang masyarakat sebagai akibat dari aktivitas organisme tertentu dalam tubuh, maka
peneliti terutama pihak di bidang farmasi berusaha secara optimal untuk menekan dampak buruk
yang dihasilkan oleh penyakit baru tersebut. Selain itu, adanya penemuan dan pengembangan
obat juga bertujuan untuk menghasilkan suatu formula baru yang memiliki efektivitas lebih tinggi
daripada obat sebelumnya dalam menangani suatu penyakit.

Penemuan dan pengembangan obat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan di bidang


teknologi. Salah satunya adalah metode kimia komputasi yang digunakan sebagai salah satu
teknik dalam penemuan obat baru. Sebelum adanya metode tersebut, penelitian terkait dengan
sains diperoleh melaui eksperimen dan teori. Pada eksperimen, sistem diukur dan hasil
pengamatan dinyatakan dalam bentuk numerik. Sedangkan dalam teori, model suatu sistem
umumnya disusun dalam bentuk himpunan persamaan matematik. Pemodelan ini diikuti dengan
menyederhanakan permasalahan dengan cara menghindari kompleksitas perhitungan, sehingga
pada pengaplikasian model teoritis tidak dapat menjelaskan bentuk riil dari sistem makroskopis
seperti sistem larutan, protein dan lainnya. Hingga akhirnya, dikembangkan metode kimia
3

komputasi pada tahun 1950-an yang mengubah deskipsi suatu sistem kimia dengan masuknya
unsur baru diantara eksperimen dan teori yakni eksperimen komputer (Computer
Experiment)(Prianto dkk., tanpa tahun).

Kimia komputasi merupakan cabang ilmu kimia yang menghitung sifat-sifat molekul dan
perubahannya menggunakan kimia teori yang diterjemahkan ke dalam program komputer. Pada
kimia komputasi juga dapat dilakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (atau banyak
molekul protein gas, cairan, padatan, dan kristal cair) serta menerapkan program tersebut pada
sistem kimia nyata. Seperti sifat-sifat molekul yang dihitung antara lain struktur atom, energi dan
selisih energi, muatan, momen dipol, kereaktifan, frekuensi getaran serta besaran spektroskopi
lainnya. Simulasi terhadap makromolekul seperti halnya protein dan asam nukleat serta sistem
besar dapat mencakup kajian konformasi molekul dan perubahannya seperti proses denaturasi
protein, perubahan fasa, dan peramalan sifat-sifat makroskopik seperti kalor jenis berdasarkan
perilaku di tingkat atom dan molekul (Prianto dkk., tanpa tahun).

Istilah kimia teori didefinisikan sebagai deskripsi secara matematika dari ilmu kimia. Pada
kimia teori, peneliti secara bersama-sama mengembangkan algoritma dan program komputer
untuk peramalan sifat atom dan molekul, dan atau lintasan reaksi untuk reaksi kimia, serta
simulasi sistem makroskopis. Sedangkan istilah kimia komputasi digunakan jika metode
matematika disusun agar dijalankan secara otomatis oleh komputer. Kimia komputasi juga
digunakan sebagai ilmu komputer dan kimia. Sehingga para peneliti komputasi dituntut untuk
mengembangkan software dalam meningkatkan kemampuan komputer untuk menyelesaikan
permasalahan kimia serta dapat mengubah data hasil perhitungan komputer menjadi data yang
dapat divisualisasikan seperti bentuk molekul. Hal ini berhubungan dengan penemuan dan
pengembangan obat terkait dengan struktur molekul obat yang akan dihasilkan. Dalam hal ini,
dengan menggunakan metode kimia komputasi peneliti dapat terlibat dalam pengembangan
algoritma baru, maupun pemilihan teori kimia yang sesuai dengan tujuan memperoleh proses
komputasi yang efisien dan akurat.

Kajian komputasi dapat dilakukan dengan tujuan menemukan titik awal sintesis dalam
laboratorium. Hal tersebut berarti, ketika peneliti ingin menyintesis senyawa tertentu, terdapat
peluang yang cukup besar bahwa pereaksi dapat membentuk senyawa yang diinginkan. Begitu
pula dengan pelarut, dalam hal ini pelarut memiliki pengaruh besar terhadap reaksi. Dengan
demikian, peranan komputasi dalam hal ini yaitu memprediksi dari sekian pereaksi dan pelarut
yang paling efektif dan efisien untuk membentuk senyawa yang diinginkan. Sehingga peneliti tidak
perlu melakukan try and error untuk mencari pereaksi dan pelarut yang efektif dan efisien dalam
membentuk suatu senyawa (Prianto dkk., tanpa tahun). Sehingga metode kimia komputasi ini
4

dapat diterapkan dalam penemuan dan pengembangan obat. Peneliti dapat menyusun atau
mengubah serta mengetahui susunan molekul suatu senyawa yang nantinya akan dijadikan
sebagai formula baru bagi suatu penyakit.

Desain obat dimulai dengan penentuan senyawa yang menunjukkan sifat biologi penting
dan diakhiri dengan langkah profil aktivasi maupun sintesis senyawa kimia. Kombinasi antara
strategi mensintesis dan uji aktivitasnya memerlukan waktu yang lama dan rumit untuk sampai
pada tahap pemanfaatan obat. Dengan problem seperti dipaparkan di atas, para peneliti
menciptakan suatu program untuk mengoptimasi aktivitas, geometrid dan reaktivitas, sebelum
senyawa disintesis secara eksperimental. Adanya komputer yang dilengkapi dengan aplikasi
kimia komputasi, memungkinkan untuk menggambarkan senyawa obat secara tiga dimensi (3D)
dan mengkomparasi kemiripan energi dengan senyawa lain yang sudah diketahui.

Metode kimia komputasi ini menggunakan kinerja dari komputer yang didesain mampu
memodel atau mengubah bentuk molekul, dan orbital molekul. Perangkat lunak kimia komputasi
contohnya HyperChem (www.hypercub.com), NAMD (http://www.ks.uiuc.edu/Research/namd/),
Visual molecular dynamics (VMD; http://www.ks.uiuc.edu/Research/vmd/) untuk
menvisualisasikan molekul baik tunggal Molecular Dynamics, ArgusDock (www.arguslab.com),
GAMESS (www.uiowa.edu/~ghemical/gtk-gamess.shtml) untuk mengurangi energi dan ACD/labs
ChemSkecth (www.acdlabs.com) untuk menggambar struktur kimia 大澤, 2005).

Tiga metode kimia komputasi yang seringkali digunakan diantaranya ab initio, semiempiris
dan mekanika molekular. Metode ab initio berguna untuk memprediksi sifat sistem kimia yang
melibatkan jumlah atom yang kecil, sedangkan metode semiempiris digunakan untuk melakukan
perhitungan sistem kimia lebih besar. Dan terakhir, mekanika molecular ini digunakan unutk
menganalisis sistem kimia yang terdiri dari jutaan atom. Komputer juga perlu dilengkapi metode
hybrid QM/MM (Quantum Mechanics/Molecular Mechanics hybrid) yang mampu menghitung
secara teliti sisi aktif dari suatu sistem kimia secara mekanika kuantum. Teknik QM/MM banyak
digunakan untuk mengkaji interaksi obat dengan reseptor dengan cara perhitungan QM pada
bagian interaksi aktif, dan MM pada bagian reseptor tidak berinteraksi aktif (Harno,2009).

Aplikasi komputer melakukan kajian interaksi antara senyawa hipotetik dengan reseptor
terindeks data struktur 3D secara in silico sebagai hubungan metode in vitro dan in vivo yang
lazim digunakan pada proses penemuan obat. Kajian tersebut dapat memprediksi aktivitas
senyawa –senyawa hipotetik sekaligus dapat mengeliminasi senyawa-senyawa yang mempunyai
aktivitas rendah dengan cara memantau interaksi dengan enzim-enzim yang bekerja pada
metabolisme obat. Hasilnya adalah usulan beberapa senyawa analog dan turunan senyawa yang
siap untuk disintesis dan dikembangkan, atau mengusulkan untuk mengembangkan keluaran baru
5

dan diyakini mempunyai aktivitas tinggi dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang lebih dulu
dikenal.. kapasitas jumlah senyawa yang diusulkan biasanya jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan penemuan obat secara konvensional. Hal ini menjadi daya tarik dari penggunaan kimia
komputasi dalam menemukan obat baru. Dalam hal ini, komputer juga membantu untuk
mereduksi jumlah senyawa secara rasional dan lebih efektif serta membantu untuk mempelajari
interaksi obat dengan target sasarannya bahkan bisa jadi mendeteksi sifat toksis senyawa
tersebut dan metabolitnya.

Berdasarkan pengertian di atas, terdapat dua metode yang saling melengkapi dalam
penggunaan komputer sebagai alat bantu/perlengkapan dalam penemuan obat, yaitu
berdasarkan hubungan senyawa yang diketahui yang berikatan dengan target atau biasa disebut
ligand, (perancangan obat berdasarkan ligand) disebut dengan ligand-based drug design (LBDD))
dan berdasarkan atas struktur target baik enzim maupun reseptor yang komitmen atas toksisitas
dan kegiatan suatu senyawa di dalam tubuh (perancangan obat berdasarkan struktur target) atau
disebut dengan structure-based drug design (SBDD). LBDD menggunakan informasi sifat
fisikokimia senyawa-senyawa aktif sebagai landasan untuk mendesain atau memodifikasi senyawa
baru. Tiga metode LBDD yang sering digunakan adalah pharmacophore discovery dan docking
molekular serta hubungan kuantitatif struktur-aktivitas/quantative structure-activity relationship
(HKSA/QSAR). Pharmacophore discovery ialah metode pencarian persamaan dari sifat fisikokimia
seperti halnya sifat elektronik, hidrofobik dan sterik dari senyawa-senyawa yang disampaikan
aktif. Kemudian dibangunlah suatu struktur 3D yang menggabungkan sifat gugus-gugus maupun
bagian senyawa yang diprediksi bertangung jawab terhadap aktivitasnya (pharmacophore).
Jikalau QSAR, mengkombinasikan statistika dengan sifat fisikokimia senyawa yang dapat
dikalkulasi dengan bantuan komputer untuk memprediksi aktivitas suatu senyawa.

Struktur protein target yang didapatkan berasal dari data yang diperoleh struktur
kristalnya, hasil analisis dari nuclear magnetic resonance (NMR) maupun data genomic
(bioinformatics). Struktur protein hasil tersebut dapat diakses di www.rscb.org. mekanisme kerja
pemograman tersebut dengan cara memanfaatkan informasi dari struktur protein target guna
mencari sisi aktif protein yang berikatan dengan senyawa dan diharapkan mampu berikatan
dengan protein target dan memiliki aktivitas biologis.

Dengan memanfaatan informasi dari struktur protein target maupun sifat fisikokimia ligan,
dapat dilakukan deteksi penyaringan uji interaksi senyawa-senyawa yang diketahui aktif (ligan)
pada perkiraan di sisi aktif protein. Berdasarkan informasi yang didapat, senyawa baru dirancang
yang lebih poten dari senyawa-senyawa yang ada. Perlakuan ini juga digunakan untuk studi
interaksi ligan dengan protein targetnya. Salah satu kelemahan docking studies dalam untuk studi
6

interaksi adalah taksiran struktur protein yang kaku, yang tidak terindikasi dari efek induced-fit
dari interaksi protein dengan ligan-nya.

Kemajuan kimia komputasi memberikan kontribusi besar dalam bidang proses kimia
terutama langkah efisiensi desain proses yang sedang berjalan, meningkatkan efisiensi energi,
meminimalisir produksi yang menghasilkan limbah, menyempurnakan mekanisme reaksi, dan
meningkatkan produksi dengan tetap mempertimbangkan bidang kesehatan, keselamatan, dan
lingkungan hidup.

Pada pengembangan dan penemuan obat baru kimia komputasi memiliki peran dalam
mendesain molekul obat. Desain obat ialah proses iterasi yang dimulai dengan menentukan
senyawa yang memiliki sifat biologi penting dan diakhiri dengan langkah optimasi, bukan hanya
profil aktivasi tapi juga sintesis senyawa kimia. Dengan kimia komputasi ini peneliti dapat
menggunakan komputer untuk mengoptimasi aktivitas, geometri dan reaktivitas, sebelum
senyawa disintesis secara eksperimental. Hal ini merupakan alternatif menghindari sintesis suatu
senyawa yang membutuhkan waktu dan biaya mahal. Dengan adanya komputer yang dilengkapi
dengan aplikasi kimia komputasi memungkinkan dalam penggambaran senyawa obat secara tiga
dimensi (3D) dan melakukan komparasi atas dasar kemiripan dan energi dengan senyawa lain
yang sudah diketahui memiliki aktivitas tinggi (pharmacophore query). Kajian ini dapat
memprediksi aktivitas senyawa yang hipotetik dan juga dapat mengeliminasi senyawa yang
memiliki aktivitas rendah, dan memungkinkan dapat membandingkan data hasil molekuler juga
dengan data spektroskopi femtodetik. Toksisitasnya diprediksi secara in silico dengan cara melihat
interaksi senyawa yang siap disintesis dan juga yang diyakini mempunyai aktivitas tinggi
dibandingkan dengan senyawa yang telah dikenal. Jumlah senyawa yang diusulkan akan jauh lebih
sedikit dibanding dengan penemuan obat secara konvensional. Kemudian hal inilah yang menjadi
salah satu keunggulan dari kimia komputasi pada penemuan obat baru(tanpa tahun) .

Salah satu contohnya yaitu aplikasi komputasi kimia Dalam analisis hubungan kuantitatif
struktur-aktivitas (HKSA) dari senyawa aktif antibakteri. HKSA yang merupakan metode untuk
membuat hubungan antara struktur dan aktivitas bahan obat dari berbagai deskriptornya
(Perdana, 2018). Deskriptor fisika kimia menyangkut beberapa parameter termasuk hidrofobisitas
atau lipofilisitas, topologi, elektronik dan sterik, yang dilakukan secara empiris atau yang lebih
baru yaitu dengan metode komputasi. HKSA digunakan dalam pengukuran aktivitas bahan kimia
dan pengujian biologis. HKSA sekarang diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu dengan banyak
menyinggung kedesain obat dan penilaian resiko lingkungan. Pada penelitian ini kimia komputasi
menghasilkan gambaran struktur molekul dengan berbagai model yang mempunyai aktivitas
sama dengan penyamaan kuantum dari fisika klasik. Perkembangan kimia komputasi, terutama
7

ada dalam penerapan perhitungan kimia kuantum yang berlangsung dengan pesat memungkinkan
untuk dilakukannya pemodelan molekul dan eksplorasi sifat fisika kimia suatu struktur molekul.
Sehingga pada penelitian ini dikhususkan teori kimia kuantum pada kimia komputasi digunakan
sebagai perancangan suatu obat.

Contoh selanjutnya yaitu penelitian mengenai HKSA anti kanker senyawa turunan kalanon
dengan metode semi empiris PM3. Langkah eksperimen yaitu meliputi desain, sintesis, purifikasi,
identifikasi, dan uji aktivitas yang perlu dilakukan untuk dapat menemukan suatu senyawa obat
baru yang berkhasiat baik . Kelemahan dari langkah eksperimen ini adalah meskipun semua
tahapan tersebut telah dikerjakan, namun sering kali produk yang didapatkan mempunyai
aktivitas yang tidak lebih baik dari senyawa-senyawa yang telah ada, sehingga waktu, biaya, dan
tenaga yang telah dikeluarkan dalam serangkaian kerja laboratorium menjadi sia-sia. Sehingga
salah satu solusi dari masalah di atas yaitu dengan diperkenalkannya pemodelan menggunakan
komputer atau yang sering disebut dengan kimia komputasi. Salah satu bidang kajian kimia
komputasi adalah struktur dan sifat (Quantitative Structure-Property Relationship (QSPR)).
Hubungan struktur dan sifat merupakan pendefinisian empiris kualitatif dan kuantitatif antara
struktur molekul dengan sifat yang teramati. HKSA dianggap efektif dalam perancangan senyawa
obat karena mampu menghasilkan model persamaan yang dapat dipakai untuk memprediksi
aktivitas senyawa obat baru secara akurat (Vaulina Y.D. dkk., 2012).

Dalam perkembangan dunia farmasi, kimia komputasi telah menyumbang sejumlah


kotribusi yang besar. Dikatakan demikian, karena teknik ini telah memberikan suatu dampak yang
baik didalam dunia kefarmasian. Pada bagian penelitian, para farmasis sebagai individu yang
bekerja dalam penciptaan obat baru merasa terbantu dengan teknik komputasi. Ini terbukti dalam
proses penemuan obat baru, sebagian farmasis yang memiliki hambatan yang sama akan
dipermudah dalam proses tersebut. Dimana hambatannya terletak pada proses pengujian
aktivitas calon obat. Untuk mengatasi hal tersebut maka kimia komputasi digunakan didalamnya,
yaitu diawali dengan senyawa yang digambar terlebih dahulu dengan dibuat bentuk tiga dimensi
yang kemudian melakukan komparasi atas dasar kemiripan dan energi dengan senyawa yang lain
yang memiliki aktivitas tinggi (pharmacophore queryl). Sehingga, yang awal mulanya pengujian
harus dilakukan kepada manusia dapat tergantikan dengan bantuan dari kimia komputasi. Dengan
bantuan yang berasal dari penggunaan kimia komputasi maka akan menekan hambatan yang
akan dihadapi oleh para farmasis dalam proses penemuaannya (tanpa tahun).

Selain manfaat tersebut, kimia komputasi telah menempatkan peran tersendiri bagi dunia
farmasi khususnya perkembangan obat. Perkembangan tersebut digunakan langkah yang sama
yaitu pembuatan dengan pengubahan molekul terlebih dahulu dalam bentuk tiga dimensi maka
8

akan memberikan dampak yang berbeda. Adapun dampak tersebut yaitu, teknik komputasi
mampu untuk memprediksi efek samping dari obat tersebut. Fakta tersebut berasal dari laporan
dari pihak peneliti di Universitas California, San Diego (UCSD). Dimana pengubahan dalam bentuk
tiga dimensi memiliki tujuan untuk mengikat pada suatu protein yang disebut protein target, dan
kemudian akan menerima suatu efek terapik yang efeknya bersasal dari pengikatanya. Sehingga
jika didapatkan bentuk suatu obat khususnya obat tunggal dengan struktur molekul yang kecil
maka akan berfungsi sebagai kunci. Dan bila kunci tersebut bertautan dengan lubang kunci maka
akan didapatkan suatu hasil, bahwa efek samping dari obat tersebut dapat terjadi. Lubang kunci
yang dimaksut disini ialah suatu protein target lainya, namun masih memiliki situs pengikatan
yang serupa.

Dunia farmasi yang berkaitan dengan obat dan ilmu komputer merupakan dua hal yang
sangat bertolak belakang. Namun, jika kedua hal tersebut digabungkan maka akan menghasilkan
suatu ide yang berdampak baik dalam penemuan dan perkembangan obat baru. Salah satu
dampak baik tersebut berasal dari kimia komputasi. Dimana pemaanfaatan kimia komputasi
tersebut akan menghasilkan suatu peran dalam desain molekul obat. Kemajuan ini memberikan
suatu pengaruh yang sangat berarti. Ini disebakan karena pada proses desain senyawa pada obat,
para farmasis akan memerlukan biaya dan waktu yang tidak sebentar. Melainkan memakan
banyak waktu yang lama karena para farmasis harus sangat teliti atau akurat dalam kaitanya
dengan penyusunan struktur senyawa calon obat. Namun, dengan pemanfaat kimia komputasi
yang dikembangkan secara tepat maka hal-hal tersebut dapat diturunkan. Pemanfaatan tersebut
dapat diterapkan penggunaanya dengan mengetahui terlebih dahulu beberapa hal, yaitu
pertama struktur molekul reseptor secara tiga dimensi, kedua mengetahui cara kerja obat pada
taraf molekuler, ketiga cara bergabungnya, dan yang terakhir mengetahui peran berbagai
kekuatan interaksi fisik dan kimia terhadap penggabungan kompleks reseptoragonis.

Farmasi merupakan dunia yang menyangkut segala hal atau sesuatu tentang obat. Salah
satu hal tersebut adalah termasuk proses dalam pembuatan desain obat tersebut. Didalam
prosesnya, obat tidak hanya memiliki satu desain saja tetapi beberapa desain lainya. Contoh
desain yang biasa digunakan ialah desain obat ligan. Dimana desain tersebut dalam prosesnya
bisa menggunakan penerapan ilmu komputer yaitu kimia komutasi. Namun, masih terdapat
desain obat lainya yaitu farmakokinetik dan toksisitas. Farmakokinetik yang merupakan cabang
ilmu yang mempelajari perjalanan obat sedangkan toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat
bila dipaparkan terhadap organisme. Dan pada umumnya desain obat ini tidak bisa menggunakan
penerapan ilmu komputer karena diluar kemampuan penggunaan. Namun, pemanfaatan kimia
komputasi dengan perangkat lain akan membuahkan suatu penemuan baru dalam perkembangan
obat. Dimana dengan pemanfaatan ini, farmakokinetik dan toksisitas dapat menggunakan
9

bantuan komputer. Adapun bantuan yang dapat dilakukan dalam pembuatan desain obat,
khususnya desain obat farmakokinetik dan toksisitas adalah bantuan dalam merencanakan dan
mengevaluasi.

Oleh karena itu, dilihat dari pemaparan diatas maka pemanfaatan kimia komputasi dalam
proses pembuatan calon obat sangat membantu bagi para farmasis. Selain membantu dalam
prosesnya yang terpenting ialah dapat menekan biaya yang tidak dapat dikata sedikit, serta
banyaknya waktu yang digunakan.
10

DAFTAR PUSTAKA

大澤恒保. 2005. Tsunagatte. Middonaito Puresu.

Perdana. 2018. 済無No title no title. Journal of Chemical Information and Modeling. 53(9):1689–
1699.

Prianto, B., P. Bidang, dan M. Dirgantara. tanpa tahun. PEMODELAN KIMIA KOMPUTASI

Vaulina Y.D., E., M. Chasani, dan M. Abdulghani. 2012. Hubungan kuantitatif struktur-aktivitas
(hksa) antikanker senyawa turunan kalanon dengan metode semi empiris pm3
(parameterized model 3). Molekul. 7(2):130.

Tanpa tahun. Komput@si. http://komputasi.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1324087835 [Diakses


pada November 29, 2019a].

p t hu <’2585_Pp110600025 P f> t t

Anda mungkin juga menyukai