Anda di halaman 1dari 4

Analisis data

Pada percobaan ini bertujuan untuk Menentukan isotherm adsorbsi menurut Freundlich
bagi proses adsorbsi HCl pada karbon aktif. Langkah awal dalam percobaan ini adalah dengan
mempersiapkan karbon aktif yang akan digunakan untuk proses adsorpsi yakni dengan cara
menimbang masing-masing karbon berwarna hitam dengan massa 0,25 gram, 0,5 gram, 0,75
gram dan 1 gram dengan menggunakan neraca analitik, kemudian membungkusnya dengan
alumunium foil yang kemudian dioven pada suhu 100C selama 30 menit. Selanjutnya, ke
dalam masing masing erlenmeyer dimasukkan karbon yang telah diaktifkan pada tahap
sebelumnya. Pada erlenmeyer 1 yang berisi 0,25 gram karbon aktif ditambahkan sebanyak 20
ml larutan HCl 0,5 M tidak berwarna menghasilkan larutan berwarna hitam, kemudian
mengocok larutan tersebut selama 15 menit. Setelah proses pengocokkan telah selesai, larutan
tersebut disaring dengan bantuan corong kaca dan kertas saring. Pada tahap penyaringan
tersebut dihasilkan larutan tidak berwarna. Kemudian larutan hasil penyaringan tersebut
diambil sebanyak 5 ml dan ditambahkan dengan 3 tetes indikator phenolptalein tidak berwarna
menghasilkan larutan tidak berwarna. Selanjutnya, larutan tersebut dititrasi dengan larutan
NaOH 0,1 M menghasilkan larutan berwarna soft pink yang menandakan titik akhir titrasi.
Dengan reaksi sebagai berikut :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

Volume NaOH yang dibutuhkan sebesar 27,6 ml. Pada erlenmeyer 2,3 dan 4 juga diberi
perlakuan sama dan membutuhkan volume NaOH sebesar 26,5 ml, 26,3 ml dan 26,2 ml. Apa
bila data tersebut dimasukkan ke dalam tabel maka :

Volume HCl yang NaOH yang


Konsentrasi HCl (M) Massa
dititrasi (mL) dibutuhkan (mL)
0,5 0,25 gram 5 27,6
0,5 0,50 gram 5 26,5
0,5 0,75 gram 5 26,3
0,5 1 gram 5 26,2

Kemudian dilakukan perhitungan dengan persamaan sebagai berikut :


Untuk menentukan konsentrasi HCl yang teradsorpsi dapat digunakan persamaan
sebaga berikut :
Mmol HCl sisa = mmol HCl akhir mmol HCl awal
= (V NaOH x N NaOH) - (V HCl untuk titrasi x N HCl)
Kemudian untuk perhitugan untuk menentukan jumlah HCl yang teradsorpsi (x/m) dapat
digunakan persamaan sebaagi berikut :
v
x C x Mr HCl x 1000
=
m m adsorben

Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

Massa mmol HCl Volume


adsorben mmol V NaOH HCl X m x/m Log x/m Log C C
(g) mmol sisa (mL)
awal titrasi
0.25 g 0.5 27.6 0.26 5 0.0520 0.2500 0.2080 -0.68194 -1.28400 0.052
0.50 g 0.5 26.5 0.15 5 0.0300 0.5000 0.0600 -1.22185 -1.52288 0.03
0.75 g 0.5 26.3 0.13 5 0.0260 0.7500 0.0347 -1.46009 -1.58503 0.026
1g 0.5 26.2 0.12 5 0.0240 1.0000 0.0240 -1.61979 -1.61979 0.024

Sehingga didapatkan grafik sebagai berikut :

Kurva Log x/m Vs Log C


0.00000 y = 0.3654x - 1.0477
-2.00000 -1.50000 -1.00000 -0.50000 0.00000 R = 0.9797
-0.20000

-0.40000

-0.60000

-0.80000
Log C

Series1
-1.00000 Linear (Series1)

-1.20000

-1.40000

-1.60000

-1.80000
Log x/m
Pembahasan

Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Dalam
percobaan tersebut terjadi proses adsorpsi oleh karbon aktif terhadap HCl. Karbon yang
sebelumnya tidak aktif diaktifkan dengan mengovennya pada suhu 100C selama 30 menit.
Hal ini berfungsi untuk memperluas luas permukaan pada karbon sehingga dapat melaukan
adsorpsi secara maksimal. Secara teori dapat dikatakan bahwa semakin luas luas
permukaannya maka proses adsorpsi akan berjalan lebih cepat. Dalam percobaan tersebut, yang
digunakan sebagai variabel manipulasi adalah massa karbon, sehingga dalam proses
adsorpsinya yang diabndingkan adalah jumlah adsorbennya dimana semakin banyak jumlah
adsorbennya maka daya serapnya semakin tinggi, hal ini dikarenakan ketika suatu adsorben
mengadsorpsi adsorbat pori pori pada luas permukaannya akan tertutupi oleh adsorbat dalam
jumlah tertentu. Jika dilakukan penambahan jumlah adsorben pada adsorbat dengan
konsentrasi tetap maka jumlah adsorbat yang terikat pada pori pori permukaan adsorben
semakin banyak. Hal ini dapat diketahui dengan mengamati hasil titrasi HCl yang telah diberi
adsorben oleh NaOH dimana pada penggunaan massa adsorben 0,25 gram membutuhkan
NaOH sebanyak 27,6 ml sedangkan pada massa adsorben 1 gram hanya membutuhkan NaOH
sebesar 26,2 ml yang relatif lebih kecil daripada volume NaOH pada adsorben 0,25 gram.
Dengan megamati hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin besar volume NaOH yang
digunakan utuk titrasi maka semakin sedikit HCl yang terserap.

Kesimpulan

Dalam percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar jumlah adsorben
yang ditambahakan maka akan semakin besar pula daya adsorpsinya.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, 2001.Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Ilmiah. Jakarta: Erlangga.
Atkins, p.w, 1996.Kimia Fisika. Jakarta:Erlangga.
Castellan,1982.Physical Chemestry Edisi ketiga, Addison-Wesley Publishing Company.
Chang, R, 2004. Konsep-Konsep Inti Kimia Dasar. Jakarta:Erlangga.
Daintith, 1994. Oxford Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.
Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI, Jakarta.
Khopkar, S.M, 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. AB: A. Saptorahardjo, Jakarta:
UI- Press.
Kustanto.2000.Karbon Aktif dalam kehidupan Sehari-hari. Jogjakarta: Universitas Gajah
Mada.
Marilyn. L.E, 2012.Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada Zeolit-H. Riset
Geologi dan Pertambangan, voll. 22 no. 2 (2012) 115-129.
Osick,J.1983.Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester, England.
Rivai, H, 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI press.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai