BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas
adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber
tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya
digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada
tumbuhan yang tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki
efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif
bagai pencegahan (Abraham, 2010).
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan merupakan
hasil metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Dari hasil penelitian
banyak ahli tak jarang senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi dan
farmakologi yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa kimia tersebut
lebih dikenal dengan senyawa metabolit sekunder yang merupakan
hasil dari penyimpangan metabolit primer tumbuhan (Abraham, 2010).
Untuk mendapatkan senyawa tersebut dilakukan beberapa
metode salah satunya adalah menggunakan partisi cair-cair dan padat
cair.
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang
dituju dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2
pelarut yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali
berupa air dan fase yang lain adalah pelarut organik. SenyawaVERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
digunakan
pada
pengujian
selanjutnya.
B. Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk melakukan
fraksinani dengan metode cair-cair pada ekstrak daun lobe-lobe
(Flacourtia inermis Roxb.) menggunakan metode partisi cair-cair.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperoleh ekstrak
dari fraksi n-heksan dan fraksi n-butanol dari daun lobe-lobe (Flacourtia
inermis Roxb.).
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Partisi Ekstrak adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
memisahkan komponen kimia dari ekstrak menggunakan pelarut yang
berbeda kepolarannya (Tobo, 2001) :
1. Metode Partisi
a. Partisi Cair Cair
Partisi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut di
dalam 2 macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau
dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam
pelarut organik, dan pelarut air. Hal tersebut memungkinkan
karena adanya sifat senyawa yang dapat larut air dan ada pula
senyawa yang larut dalam pelarut organik. Satu komponen dari
campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan tersebut
(biasanya disebut fase) dan setelah beberapa waktu dicapai
keseimbangan biasanya dipersingkat oleh pencampuran kedua
fase tersebut dalam corong pisah (Najib, 2008).
Kerap kali sebagai pelarut pertama adalah air sedangkan
sebagai pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak
bercampur dengan air. Dengan demikian ion anorganik atau
senyawa organik polar sebagian besar terdapat dalam fase air,
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
untuk
tercapainya
kesetimbangan
biasanya
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
force)
yang
menyebabkan
terjadinya
proses
ekstraksi
dengan
fase
yang
elusi berurytan
berlawanan.
dengan
volume
Lebih
baik
relatif
kecil
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
padat
cair
adalah
proses
pemisahan
untuk
satu
komponen
dari
padatan
dengan
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
Plantae
Divisio
Tracheophyta
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
Sub Divisi
Spermatophytina
Class
Magnoliopsida
Ordo
Malpighiales
Familia
Salicaceae
Genus
Flacourtia
Species
: Lobi-Lobi
Nama Daerah
Sumatera : Lubi-lubi (Minangkabau) Balakko (Batak) ,Lobi-lobi
(Lampung).
Jawa
Sulawesi
Maluku
Batang
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
Daun
Bunga
Buah
Biji
Akar
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
1.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan SeptemberNovember. Waktu panen yang tepat bulan Febuari-Mei.
6. Bagian yang digunakan (Gembong, 1998)
Daun, buah dan akar dalam keadaan segar atau setelah
dikeringkan.
7. Kegunaan (Gembong, 1998)
Anti-diare,nyeri haid, makanan.
a. Obat diare: daun lobi-lobi segar sebanyak 15 gram, dicuci, direbus
dengan 200 rnl air sampai mendidih selarna 5 rnenit, disaring,
setelah
dingin
diminum
sekaligus.
Pengobatan
sebaiknya
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu: batang
pengaduk, cawan porselin, corong pisah, labu erlenmeyer, gelas kimia,
hair dryer, klem, pipet tetes, sendok tanduk, statif, penangas air dan
timbangan analitik.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu: aquadest
aluminium foil, ekstrak kental daun lobe-lobe (Flacourtia inermis Roxb.),
label, n-heksan, n-butanol jenuh air, dan tissue.
C. Cara Kerja
1. Pembuatan n-butanol jenuh air
Disiapkan alat dan bahan, kemudian masukkan 100 ml n-Butanol
kedalam corong pisah. Tambahkan 100 ml air, kemudian kocok.
Pisahkan fraksi n-Butanol dengan fraksi air. Masukkan kembali fraksi
n-Butanol kedalam corong pisah kemudian dikocok. Kumpulkan fraksi
dari n-Butanol.
2. Partisi Cair-Cair dengan Pelarut n-Heksan
Ditimbang 2 g ekstrak daun lobe-lobe (Flacourtia inermis Roxb.)
dari hasil lalu disuspensikan dengan air sebanyak 20 ml, setelah larut
kemudian dimasukkan dalam corong pisah dan ditambahkan dengan
n-Heksan sebanyak 40 ml, kocok sampai merata dengan sekali-kali
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
BAB IV
Pengamatan
% ekstrak n-heksan
% ekstrak n-butanol
Maserasi
Soxhletasi
2. Perhitungan
a. % ekstrak n-heksan
x 100 %
b. % ekstrak n-butanol
x 100 %
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
BAB V
PEMBAHASAN
Partisi ekstrak (ekstraksi cair-cair) adalah proses pemisahan
zat terlarut di dalam dua macam zat pelarut yang tidak saling
bercampur, dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut
dalam pelarut organik dan pelarut air. Hal tersebut memungkinkan
karena adanya sifat senyawa yang dapat larut dalam air dan ada pula
yang dapat terlarut dalam pelarut organik. Sedangkan ekstraksi padatcair adalah proses pemisahan untuk memperoleh komponen zat
terlarut dari campurannya dalam padatan dengan menggunakan
pelarut yang sesuai. Pada umumnya metode ini digunakan untuk
sampel yang tidak larut dalam air (Najib, 2008).
Tujuan dilakukannya partisi yaitu bertujuan untuk memisahkan
analit yang dituju dari penganggu dengan cara melakukan partisi
sampel antar 2 pelarut yang tidak saling campur. Salah satu fasenya
seringkali berupa air dan fase yang lain adalah pelarut organik.
Senyawa-senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase
air, sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk
pada pelarut organik, begitupula dengan ekstraksi padat cair akan
tetapi sampel yang digunakan tidak larut air (Tobo, 2001).
Pada praktikum
dilakukan
partisi cair-cair
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
air, dan tenyata ekstrak daun lobe-lobe (Flacourtia inermis Roxb.) larut
pada air.
Prinsip dari proses partisi yaitu digunakannya dua pelarut yang
tidak saling bercampur untuk melarutkan zat-zat yang ada dalam
ekstrak. Ekstrak yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak
daun lobe-lobe (Flacourtia inermis Roxb.). Pelarut yang digunakan
yaitu pelarut yang bersifat polar dan non polar.
Pada
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
DAFTAR PUSTAKA
Abraham Muzakkir. 2006. Tumbuhan Obat Taman Nasional Gunung
Halimun. Palmedia creative pro : Bandung
Ahyari, Agus. 2009. Manajemen Produksi, Perencanaan Sistem Produksi.
Edisi. Keempat. BPFE: Yogyakarta
Dalimartha., Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6.
Jakarta: Pustaka Bunda.
Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI :
Jakarta.
Gembong, T., 1998. Taksonomi Tumbuhan Spermathophyta.UGM Press :
Yogyakarta.
Ibrahim. 2009. Ekstraksi. Sekolah Farmasi ITB : Bandung
Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I.Universitas
Hasanuddin : Makassar.
Santoso, H.B.2008. Ragam dan khasiat tanaman obat. Agromedia
Pustaka :Jakarta.
http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search
_value=506435 , diakses tanggal 31 Oktober 2014, pukul 19.35
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN
PARTISI EKSTRAK
LAMPIRAN
Skema Kerja
1. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan
2 g ekstrak kental daun lobi-lobi ditimbang
Disuspensikan dengan 20 ml aquadest
Corong pisah
+ 40 mL n-heksan dikocok didiamkan
Pemisahan fase air dan fase n-heksan
Fase air + 30 ml (diulang 3 x)
Ekstrak cair n-heksan diuapkan
Ditimbang
2. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-butanol
Fase air hasil ekstraksi n-heksan
Corong pisah
Diekstraksi dengan n-butanol 3 x
Ekstrak cair n-butanol diuapkan
Ditimbang
VERA FEBRIANTI
150 2014 0332
SUHENDRO HASAN