Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK 2
SINTESA COFFEIN

Dosen Pembimbing :

Nuriza Rahmadini,M.Sc.

Disusun Oleh :
Dzulfiqar Harjuna M (1804015255)
Mega Putri Rizky A (1804015028)
Sri Wulandari S (1804015077)
Hening Helda P (1804015017)

Kelas : E2/ Kelompok 1

PRODI FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh,
daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat
molekul 194,19 gr/gmol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1% dalam
air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi
yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan
denyut jantung tak beraturan (tachycardia) (Hermanto, 2007).

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid. Alkaloid adalah senyawa
yang mengandung atom nirogen dalam strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman.
Senyawa alkaloid umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisiologis aktif
bagi manusia. Struktur kafein terbangun dari sistem cincin purin, yang secara biologis penting
dan diantaranya banyak ditemukan dalam asam nukleat. [CITATION Nil15 \l 1033 ]

Kafein bertindak sebagai stimulan yang dapat menstimulasi kerja jantung, pernafasan,
sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein dapat menyebabkan kegelisaha, insomnia, sakit
kepala, dan secara fisik dapat bersifat sebagai candu. Sesorang yang meminum 4 cangkir kopi
per hari dapat mengalami sakit kepala, insomnia, dan kemungkinan mual.[CITATION Nil15 \l 1033 ]

Kafein cukup banyak terkandung dalam teh. Teh telah dikonsumsi sebagai minuman selama
hampir 2000 tahun, dimulai di Cina. Minuman ini dibuat dengan menyeduh daun dan kuncup
muda pohon teh, Camellia sinensis, di dalam air panas. Sekarang, terdapat dua varietas uatama
daun teh yang digunakan, yaitu pohon teh cina berdaun kecil, dan pohon teh asam berdaun lebar.
Hibrid dari kedua varietas ini juga telah dibudidayakan. Daun teh bisa difermentasi ataupun tanpa
fermentasi sebelum digunakan. Daun teh yang difermentasi disebut teh hitam, sedangkan daun teh
yang tidak difermentasi disebut teh hijau, dan daun teh yang difermentasi sebagian disebut teh
oolong. [CITATION Nil15 \l 1033 ]

Daun teh sebagian besar mengandung selulosa, yaitu suatu polimer dari glukosa yang tak larut
dalam air. Selulosa di dalam tumbuhan berfungsi hampir sama dengan serat protein dalam hewan,
yaitu sebagai material pembangunan struktur tanaman. Di samping selulosa, di dalam daun teh
terdapat beberapa senyawa lain, termasuk kafein, tannin (senyawa fenolik, yaitu senyawa yang
memiliki suatu gugus –OH yang terikat pada cincin aromatik ) dan sejumlah kecil klorofil.
[CITATION Nil15 \l 1033 ]

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui cara pembuatan coffeine dari daun teh.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Dasar

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan


perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya
air dan yang lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi
cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat yang diekstraksi
terdapat di dalam campuran yang berbentuk cairan. Sementara ekstraksi padat-cair
yaitu zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran yang berbentuk padatan. [CITATION
Ano15 \l 1033 ]

Dalam ekstraksi, berlaku hukum distribusi atau partisi yang dirumuskan bila
suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka suatu
temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat angka banding berubah
dengan sifat dasar kedua pelarutitu, dan angka banding distribusi ini tidak bergantung
pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah
dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur. Hal ini
didasarkan tepatnya pada bagaimana analit berpindah dari air ke lapisan organik.
[CITATION Ano15 \l 1033 ]

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian


sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat
dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena
komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat
fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Suparni,
2009).    
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut (Brown, 1998).                 

Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah :


a. Ekstraksi Cara Dingin
b. Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena
pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah maserasi dan perkolasi
c. Ekstraksi Cara Panas
d. Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya
adalah refluks, ekstraksi dengan alat soxhlet dan infusa
Proses ekstraksi pelarut belangsung dalam tiga tahap, yaitu :
1. Pemebentukan kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ektraksi
2. Distribusi dari kompleks yang terekstraksi
3. Interaksinya yang mungkin dalam fase organik (Khopkar, 2003).

Secara ilmiah, efek langsung dari kafein tehadap kesehatan sebetulnya tidak ada,
tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernapasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan
denyut jantung tak beraturan (tachycardia) (Brown, 1998). Alkaloid adalah basa organik yang
mengandung amina sekunder, terseir, atau siklik. Diperkirakan ada 5500 alkaloid telah d
ketahui yang merupakan golongan senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen, biasanya sebagai bagaian dari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah
golongan yang sangat heterogen berkisar dari senyawasenyawa yang sederhana seperti coniine
sampai ke stsruktur pentasiklik strychnine. Bnyak alakaloid adalah terpenoid di alam dan
beberapa adalah steroid (Brown,1998).
Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa – senyawa
organic yang berbentuk padatan.pemanasan yang dilakukan tehadap senyawa organic akan
menyebabkan terjadinya perubahan sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar
berada dalam keadaan padat, pada tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian
mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari padat ke cair lalu kefase gas.Apabila zat tersebut
pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada tekanan dan temperature tertentu (pada titik
didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam
keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan lansung berubah menjadi fase gas
tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat sebagai hasil reaksi biasanya bercampur
dengan zat padat lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat yang kita inginkan,
perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan zat
pengotornya. Rekristalisai dapat dilakukan dengan cara melarutkan cuplikan kedalam pelarut
yang sesuai (Underwood,2002).

Teh merupakan yang paling sering kita konsumsi sehari-hari. Senyawa-senyawa yang
terkandung dalam teh adalah kafein. Kafein merupakan zat penikmat yang terdapat di dalam
tumbuha-tumbuhan baik itu terdapat dalam biji-bijian maupun daun. Kafein juga berbahaya bagi
tubuh manusia apabila di konsumsi berlebih karena dapat mengakibatkan keracunan, gelisah,
sensitif, dan tremor. Kafein merupakan zat racun ( Soepomo,1998 ).
Dalam dunia farmasi efek langsung dari kafein teh terhadap kesehatan sebetulnya tidak
ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernafasan dan jantung,
serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan
denyut jantung tak berarturan (tachycardia) serta kafein bersifat diuretik dan dapat merangsang
pengeluaran urin ( Dirjen POM,1979 ).
Teh sebagai minuman penyegar sudah dikenal lama. Karena kandungan teh diyakini
dapat menyembuhkan, mengurangi, dan mencegah timbulnya berbagai penyakit. Komponen
utama daun teh ialah selulosa terutama dalam sel tanaman, selulosa merupakan polimer dari
glukosa, tidak larut dalam air, tapi tidak mengganggu proses isolasi. Kofein larut dalam air, dan
merupakan zat utama yang diekstraksi dalam larutan teh. Kofein terdapat 5% dalam daun teh
( Fulder,2004 ).
Kafein adalah sejenis senyawa alkaloid yang termasuk golongan metilxanthine (1,3,7-
trimethylxantine). Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya. Bila tidak
mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234 oC-239 oC dan menyublim pada suhu yang lebih
rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi serikit larut dalam air dingin
dan alkohol. Kafein bersifat basa lemah dan hanya dapat membentuk garam dengan basa kuat
Struktur kafein terbangun dari system cincin purin, yang secara biologis penting dan diantaranya
banyak ditemukan dalam asam nukleat ( Tjay.2002 ).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat
1. Corong Pemisah
2. Kertas saring
3. Gabus
4. Erlenmeyer hisap
5. Klem
6. Statif
7. Piring porselin
8. Bunzen
9. Pompa vakum
a. Bahan
2. Teh
3. Alkohol
4. MgO
5. H2SO4
6. Khlorofrom
7. NaOH

7.1 Tempat dan waktu


Tempat : Laboratorium kimia organik 2
Waktu : Jumat, 13 Desember 2019

7.2 Prosedur kerja

1. Kedalaman alat ekstraksi dimasukan 50 gr teh dan 200 cc alkohol


2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama 2 jam (sampai cairan yang kembali
kelabu jernih)
3. Setelah ekstraksi cairan ditambah 25 gram MgO dan dibuat suspensi dalam 150 cc air
pada piring porselin
4. Kemudian dipanaskan diatas bonzen hingga suspensi menjadi kering seperti tepung
5. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan saringan pengisap
6. Kemudian tepung direbus lagi dengan air 150 cc sebanyak 3x
7. Pada tiap – tiap penuaringan filtratnya dijadikan satu
8. Kemudian dalam cairan ini dimasukan 15% larutan asam sulfat 25 cc dan cairan
direbus hingga volumenya mancapai 1/3 dari volume awal
9. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran – kotoran yang
masih ada
10. Filtratnya yang didapat dikocok 3 kali dengan khlorofrom setiap 25 cc pemakaiannya
11. Larutan chlorofrom yang akan kuning diberi larutan NaOH encer agar warnanya agak
muda
12. Kemudian diteteskan kepiring porselin yang sedang dipanasi diatas bonzen, sehingga
didapat kristal coffeine
13. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum – jarum putih yang mengkilap,
mempunyai 1 mol air kristal dengan titik lebur 236 oC dan menyublin pada suhu 180
o
C
14. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen praktisnya.
15. Hasil yang didapat kira – kira 2 gram
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

BM BJ Berat Volume
As. Salisilat 138,12 - 28
Metanol 32,04 0,79 - 120 ml
Metil Salisilat 152,15 1,185 -

Mol As. Salisilat = 28/138,12 = 0,2027

Mol Metanol : = 120 mLx 0,79 = 94,8gram = 0,9588 mol


32,0 32,04

Berat Metil Salisilat : = 0,2027 mol x 152,15


= 20,8408 gr

Volume Metil Salisilat = 30,8408gram = 26,02 ml


1,185

% Kesalahan = Bobot teoritis – bobot hasil / bobot teoritis x 100%

= 26,02 ml - 22,0 ml x 100% = 15,44 %


26,02 mL

% Rendemen = 100 % - % Kesalahan


= 100 % - 15,44 %
= 84,56 %
Tabel hasil pengamatan

No Prosedur Hasil
1. Siapkan labu alas tambahkan asam salisilat 28 gr, Asam salisilat larut dalam
tambahkan metanol 120 ml, tambahkan H2SO4 30 ml metanol tambah H2S04
(+ batu didih) refluks selama 2 jam dan dinginkan. terbentuk krista putih,
(massa 1) larutannya orange
dipanaskan menjadi orange
muda.
2. Massa 1 tambahkan dengan H2O 100 ml kocok Lapissan ester terbentuk.
perlahan sampai terbentuk lapisan ester.
3. Panaskan lapisan ester (bawah). Lapisan ester terpisah dari
air.
4. Lapisan ester tambah Na.Bikarbonat 10 ml lalu cek Ph Larutan ester Ph 7.
(Ph=7).
5. Ester Ph 7 tambah H2O 25 ml lalu pisahkan dan ambil Larutan ester terpisah.
lapisan ester.
6. Lapisan ester tambah MgS04 anhidrat 8 gr lalu Lapisan ester dan air
diamkan 30 menit. terpisah.
7. Saring dengan 1 kertas saring, dan ukur volumenya. Terbentuk

Tabel uji organoleptis

Hasil Literatur FI III hal.379


Bentuk Cair Cairan
Warna Kuning Tidak berwarna/kuning
pucat
Bau Gandapura Berbau khas

.
Tabel uji kelarutan

Pelarut Jumlah Perhitungan Perbandingan Hasil Literatur FI


tetes III hal.379
Sampel + 100 tetes 100 tetes/20 1 :100 Agak sukar Sukar larut
aquadest tetes x 1 ml larut
= 5 ml
Sampel + 100 tetes 100 tetes/20 1 :100 Agak sukar Sukar larut
aquadest tetes x 1 ml larut
panas = 5 ml
Sampel + 10 tetes 10 tetes/20 1 :10 Larut Larut
etanol tetes x 1 ml
= 0,5 ml
Sampel + 10 tetes 10 tetes/20 1 :10 Larut Larut
etanol panas tetes x 1 ml
= 0,5 ml
Sampel + 10 tetes 10 tetes/20 1 :10 Larut Larut
metanol tetes x 1 ml
= 0,5 ml
Sampel + 5 tetes 5 tetes/20 1:5 Mudah larut Mudah larut
kloroform tetes x 1 ml
= 0,25 ml

Tabel uji FeCl3

Uji pereaksi warna Hasil Literatur FI III hal.379


Sampel + FeCL3 Ungu tua Violet tua / Ungu
Tabel hasil indeks bias

Indeks bias Hasil Literatur FI III hal.379


Menggunakan refraktometer 1,5306 1,535 – 1,528

Hasil Bobot jenis

W1 = 11,1985

W2 = 16,2386

W3 = 17,1089

Ρ = w3 – w1/w2-w1 = 17,1084 – 11,1985/16,2386 – 11,1985


= 5,9099/5,0401 = 1,1725 g/ml
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini percobaan yang akan dilakukan adalah tentang ekstraksi kafein dari
bahan alam yaitu daun teh dan pemurnian dengan menggunakan teknik kristalisasi. Dalam
ekstraksi kafein yang digunakan adalah teh, karena teh mengandung kafein paling banyak
dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya seperti kopi dan coklat. Komponen utama daun teh
ialah selulosa terutama dalam sel tanaman, selulosa merupakan polimer dari glukosa, tidak larut
dalam air, tapi tidak mengganggu proses isolasi. Kofein terdapat 5% dalam daun teh. Kafein
larut dalam air, dan merupakan zat utama yang diekstraksi dalam larutan teh.

Kafein dapat diekstraksi dari larutan teh yang sifat basa dengan pelarut kloroform. Warna
coklat dari larutan teh disebabkan adanya pigmen dari flavonouid dan klorofil sebagai hasil
oksidasi. Dalam percobaan ini yang akan dilakukan yaitu mengisolasi kafein dari teh. Fungsi
dari ditambahkannya NaOH adalah untuk menghilangkan warna kuning pucat dari ekstrak
tersebut dan memberikan suasana basa sehingga kafein mudah larut dalam kloroform.
Struktur dari kafein adalah :

BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang apat kita ambil dalam praktikum Ekstraksi Kafein Dari
Teh dan Pemurnian denga Teknik Kristalisasi ini adalah :

1. Kafein dapat diperoleh dengan mengekstraksi teh dengan ekstraksi kontinu mealui
perantaraan panas
2. Penguapan dan destilasi umumnya merupakan proses pemisahan satu tahap. Proses ini
dapat dilakukan secara tak kontinu atau kontinu, pada tekanan normal ataupun vakum.
3. Kristalisalisasi merupakan metoda untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan.Dasar metoda ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut.Kristalisasi
.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mustafa, 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

Anonim. (2015, Oktober 25). Ekstraksi. Diambil kembali dari Wikipedia:


id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi

Anonim. (2015, Oktober 25). Kromatografi Lapis Tipis. Retrieved from Wikipedia:
id.wikipedia.org/wiki/Kromatrografi_lapis_tipis

Berghuis, N. T. (2015). Modul Praktikum Kimia Organik I. Bandung: UIN Sunan


Gunung Djati.

Fulder S. 2004. Khasiat Teh Hijau. Jakarta : Prestasi Pustaka Publishar.


Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai