Anda di halaman 1dari 26

BERAT MOLEKUL

POLIMER

DISUSUN OLEH
ANTI
SUARYANINGSIH
NURUL HAZNIKA
Pengertian
Berat
Molekul
Polimer
Berat molekul polimer merupakan sifat yang sangat penting karena
menentukan sifat dari polimer tersebut.

Panjang rantai suatu molekul ditunjukkan dengan berat


molekulnya.

Berat molekul polimer tunggal adalah jumlah atom penyusun


dari rangkaian monomernya.

Pada umumnya, polimer adalah campuran dari polimer-polimer


tunggal yang memiliki berat molekul berbeda.

Oleh karena itu, berat molekul polimer menggunakan istilah berat


molekul ratarata ()
Cara Menghitung Berat Molekul Rata-rata
Polimer 
3. Berat
Molekul
Rata-Rata
Viskosita
2. Berat
Molekul 1. Berat s ()
Rata-Rata
Berat ()
Molekul
Rata-Rata
Jumlah ()
4. Berat
Molekul
Rata-
Rata ()
1. Berat Molekul Rata-Rata Jumlah ()
 
Berat molekul rata-   Nilai dapat ditentukan
rata jumlah () dengan metode
menyatakan distribusi  osmometri
panjang rantai polimer  sifat koligatif
yang menyusun larutan
polimer
 light scattering
 NMR (Nuclear
DAPAT DIHITUNG Magnetic
DENGAN RUMUS Resonance)
2. Berat Molekul Rata-Rata
  Berat ()
Berat molekul rata-rata
berat () menyatakan
distribusi berat molekul
komponen polimer
penyusun, dimana setiap
polimer memiliki
kepadatan atau
kerapatan yang berbeda
walaupun panjang Dihitung
rantainya sama.
Berat molekul dengan
rata-rata berat
dapat ditentukan
dengan light
scattering,
kromatografi
3. Berat Molekul Rata-Rata
  Viskositas ()
Berat molekul rata-rata
 
viskos () merupakan
berat molekul rata-rata
berdasarkan sifat
viskositas larutan  Nilai K dan a adalah tetapan
polimer, mengikuti Mark-Hawing dan indeks
persamaan MarkHawing persamaan.
 Nilai a berkisar antara 0,6
sampai 0,8.
 Berat molekul rata-rata viskos
dapat diukur dengan metode
viskosimetri.
Contoh Soal
1. Suatu sampel polimer yang terdiri dari 3 mol dengan berat molekul
20.000 dan 2 mol dengan berat molekul 70.000, hitunglah nilai dari:
a. Bobot molekul rata - rata jumlah dan
b. Bobot molekul rata - rata bobot
Penyelesaian
4. Berat Moleku
  l R a t a - Ra t a ( )
Berat molekul
rata-rata Z dit
sedimentasi,   entukan deng
berkaitan erat an cara
leleh dengan elastis
( melt elasticit itas
y) dari suatu p
olimer
CARA PENENTUAN
BERAT MOLEKUL
POLIMER
Yakni untuk
fraksinasi memisahkan
sampel
polimer polimer
tertentu ke
Pengend dalam
Elusi beberapa
apan
bertingka bertin golongan
t gkat bermassa
Kromatog molekul
rafi sama.
Permiasi
Gel (KPG) Cara - cara melakukan
fraksinasi
MENENTUKAN 1. Analisis Gugus Ujung

MASSA MOLEKUL 2. Ebulioskropi

3. Osmometri

4. Hamburan Sinar

5. Sedimentasi

6. Viskositas
1. Analisis Gugus Ujung
Deteksi konsentrasi
Apabila kita dapat gugus-gugus ujung
menghitung konsentrasi dari rantai polimer
dari gugus ujung dapat diperoleh
polimer dan mengetahui dengan menggunakan:
jumlah total dari sampel spekroskopi IR, NMR
polimer, harga berat ataupun UV-VIS;
molekul rata-rata analisis elemental
jumlah dapat dihitung. (titrasi); radioaktif atau
label isotop
Kelebihan dari cara ini adalah ketersediaan instrumen dan kecepatan N
perolehan data. E
X
T
Kelemahannya adalah tidak memberikan informasi distribusi berat
molekul, terbatas pada polimer dengan berat molekul rendah dan
keharusan untuk mengetahui informasi awal mengenai struktur polimer
yang akan diteliti.
Gugus ujung polimer juga harus memiliki spesi yang dapat dideteksi.
Beberapa gugus ujung yang memiliki spesi yang dapat dideteksi yaitu:
vinil (-CH=CH2), ester (-COOH, -OH) dan amide dan uretan (-NH2,
-NCO)

isotop radioaktif atau gugus fungsi yang dapat dideteksi dengan alat UV,
IR, dan NMR.

Sementara itu, sampel dengan berat molekul terlalu besar akan memiliki
rantai polimer yang panjang dan strukturnya akan sangat rumit (kacau
dan memiliki belitan-belitan).
2. Ebuliometri dan Kriometri
Ebuliometri
adalah
kriometri
penentuan berat KETERANGAN
adalah
molekul polimer penentuan berat C adalah konsentrasi,
berdasarkan molekul larutan T adalah titik
kenaikan titik berdasarkan beku/titik didih dalam
didih penurunan titik Kelvin,
beku R adalah tetapan gas
∆𝐻𝑓 dan ∆𝐻𝑣 adalah
perubahan entalpi
peleburan dan
penguapan

Teknik ini digunakan untuk menentukan berat molekul rata-rata


 
Jumlah
3. Osmometri
Peristiwa osmosis
adalah pergerakan
molekul-molekul
pelarut melewati
selaput 𝜋=
semipermeabel dari 𝜌gℎ
pelarut murni atau
Keterangan :
larutan yang lebih π = tekanan osmosis
encer ke kelarutan ρ = kerapatan larutan
yang lebih pekat. g = gaya gravitasi
h = selisih tinggi permukaan
larutan dan pelarut.
Dengan mengaplikasikan persamaan Van’t Hoff, dapat digunakan rumus berikut
4. Teknik Hamburan Sinar
Berdasarkan hukum Beer,
Dasar dari penggunaan teknik
ini adalah kemampuan cairan apabila sinar dengan intensitas
untuk menghamburkan sinar tertentu dilewatkan pada suatu
yang diberikan padanya. larutan (polimer), sebagian sinar
akan dihamburkan sehingga
Menggunakan persamaan intensitas sinar yang diteruskan
Debye, harga Mw dapat akan lebih kecil dari intensitas
dihitung dengan hal berikut.
awal .
Keterangan :
H = tetapan
𝜏 = kekeruhan
5. Ultrasentrifugasi

Apabila suatu larutan polimer


disentrifugasi pada kecepatan sangat
tinggi (diatas 70.000 rpm), polimer
akan memisah dari larutannya.

Pergerakan polimer dapat kita ikuti


melalui pengukuran indeks bias
larutan.

Teknik ini umum digunakan untuk


menentukan harga

Pemilihan pelarut sangatlah penting


karena diperlukan pelarut dengan
kerapatan dan indeks bias yang
berbeda dengan polimer yang
dilarutkan.
6. Viskositas Larutan Polimer
Dengan mengukur viskositas larutan, kita bisa
menentukan berat molekul polimer.
Alat yang umum digunakan pada pengukuran in
adalah viskometer.

(A) Ubbelohde, (B) Cannon-Fenske


cara untuk menghitung
viskositas intrinsik
2. Dari viskositas tereduksi
1. Dari viskositas spesifik

(𝜂red dan 𝜂𝑟)


𝜂𝑟 adalah viskositas tereduksi,
𝜂𝑆P = viskositas spesifik dihitung melalui rumus 𝜂𝑟 = 𝜂SP /
𝑆P = (t - t0) / t0 C.
t dan t0 waktu aliran
polimer dan waktu aliran
dari pelarut.
E T R I
GEOM S
ME R I S A
OP T I
LI M E R
I PO
1. Geometri yang timbul
dari rotasi gugus terhadap
ikatan tunggal atau
disebut juga perubahan
konformasi
2. Geometri kedua dari rantai polimer
adalah susunanan yang dapat berubah
hanya dengan jalan pemutusan ikatan
kimia, ini disebut dengan konfigurasi.

karet alam, isomer ciskaret alam

isomer trans
KONFIGURASI LAIN
Ataktik

Sindiotaktik

Isotaktis
PENTIN
G
 Di samping hal di atas, perbedaan
struktur rantai polimer mungkin dapat
terjadi selama polimerisasi (terutama
dari hasil polimerisasi adisi).
 Bila kedua atom atau gugus pada
ujung ikatan rangkap suatu monomer
tidak setara (kepala dan ekor), maka
kemungkinan adisi molekul monomer
ke monomer lainnya dapat
berlangsung secara kepala ke kepala,
kepala ke ekor atau ekor ke ekor.

Anda mungkin juga menyukai