Anda di halaman 1dari 7

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85

ANALISIS GUGUS FUNGSI PADA SAMPEL UJI, BENSIN DAN


SPIRITUS MENGGUNAKAN METODE SPEKTROSKOPI FTIR
Choirul Anam, Sirojudin, K Sofjan Firdausi.
Laboratorium Fisika Atom & Nuklir, Jurusan Fisika Fakultas MIPA UNDIP

Abstract
An analysis of functional groups using FTIR (Fourier Transform Infra Red) spectroscopy in test
samples, such as petroleum and spiritus compound has been done.The spectral of the functional
groups is observed by comparing of the absorption band which is formed on infra red spectrum with
the infra red lines standard and comparing with other known compound. It is expected that functional
group identification can be done effectively.Infra red spectrums of petroleum show the group of methyl
(CH3), alkenes and aromatic compound. That results analysis is supported by appearance of bending
symmetric vibration of C-H and the presence of stretching vibration of C=C from aromatic ring. The
spiritus spectrums show the group of hydroxyl from alcohol compound. That analysis is supported by
appearance of wide band on 3500–3000 cm-1 and appearance of band on 1000–1100 cm-1. While test
sample spectrum show the group of hidroksil (O-H) from primary alcohol, group of metil (CH3), triple
bond (C≡C–H), group of nitril (R–C≡N), double bond (C=C) and C-N.

Keyword: FTIR spectroscopy, vibration, infra red spectrum, absorption, functional group

Intisari
Telah dilakukan penelitian untuk analisis gugus fungsi pada sampel uji (katalis, bensin dan spiritus)
dengan menggunakan spektroskopi FTIR.. Analisis gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan
membandingkan pita absorbsi yang terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan tabel korelasi
dan menggunakan spektrum senyawa pembanding (yang sudah diketahui). Dengan demikian
diharapkan identifikasi gugus fungsi dapat dilakukan dengan efektif. Sepektrum sampel bensin
menunjukkan bahwa terdapat gugus metil (CH3), gugus alkana, senyawa benzena yang ditunjukkan
dengan vibrasi uluran C–H dan cincin aromatik (C=C). Spektrum sampel spiritus diketahui adanya
gugus hidroksil dari senyawa alkohol dengan munculnya pita lebar di atas 3000–3500 cm-1 dan pita
pada 1000–1100 cm-1. Sedangkan dari spektrum sample uji (katalis) menunjukkan bahwa sample uji
mengandung gugus hidroksil (O–H) dari jenis alkohol primer, gugus metil (CH3), ikatan rangkap tiga
(C≡C–H), gugus nitril (R–C≡N), ikatan rangkap dua C=C dan C–N.

Kata kunci: Spektrskopi FTIR, getaran, spektrum infra merah, serapan, gugus fungsi.

PENDAHULUAN gelombang elektromagnetik adalah bahwa


Jika suatu radiasi gelombang suatu senyawa menyerap radiasi dengan
elektromagnetik mengenai suatu materi, panjang gelombang tertentu bergantung
maka akan terjadi suatu interaksi, pada struktur senyawa tersebut. Absorpsi
diantaranya berupa penyerapan energi khas inilah yang mendorong
(absorpsi) oleh atom-atom atau molekul- pengembangan metode spektroskopi, baik
molekul dari materi tersebut. Absorpsi spektroskopi atomik maupun molekuler
sinar ultraviolet dan cahaya tampak akan yang telah memberikan sumbangan besar
mengakibatkan tereksitasinya elektron. bagi dunia ilmu pengetahuan terutama
Sedangkan absorpsi radiasi inframerah, dalam usaha pemahaman mengenai
energinya tidak cukup untuk mengeksitasi susunan materi dan unsur-unsur
elektron, namun menyebabkan penyusunnya. Salah satu metode
peningkatan amplitudo getaran (vibrasi) spektroskopi yang sangat populer adalah
atom-atom pada suatu molekul [1]. Hal metode spektroskopi FTIR (Fourier
yang sangat unik pada penyerapan radiasi Transform Infrared), yaitu metode

79
Chairul Anam dkk Analisis pada gugus sample uji…

spektroskopi inframerah yang dilengkapi yang dinamakan tingkat energi rotasional


dengan transformasi Fourier untuk analisis [3].
hasil spektrumnya. Metode spektroskopi
yang digunakan adalah metode absorpsi, Tingkat Energi Vibrasional
yaitu metode spektroskopi yang didasarkan Ikatan antar atom pada molekul
atas perbedaan penyerapan radiasi (diatomik) bersifat elastis yang
inframerah. Absorbsi inframerah oleh mengakibatkan atom-atom penyusun
suatu materi dapat terjadi jika dipenuhi dua molekulnya tidak berada dalam posisi yang
syarat, yaitu kesesuaian antara frekuensi tetap melainkan bervibrasi di sekitar titik
radiasi inframerah dengan frekuensi kesetimbangan. Ikatan antar atom pada
vibrasional molekul sampel dan perubahan molekul yang sesungguhnya, meskipun
momen dipol selama bervibrasi [2]. elastis namun untuk tingkat energi
Penelitian ini berusaha meneliti vibrasional yang cukup tinggi, pendekatan
struktur molekul bensin, spiritus dan cairan osilator harmonik tidak dapat digunakan
untuk katalis yang biasa ditambahkan pada lagi sehingga harus digunakan pendekatan
besin untuk efisiensi pembakaran pada osilator anharmonik. Energi potensial
kendaraan, dengan menggunakan untuk osilator anharmonik dinyatakan
spektroskopi FTIR. secara empiris oleh P.M. Morse menurut
persamaan:
LANDASAN TEORI 
V r  re   De 1  e  a r  re 
2

Tingkat-Tingkat Energi Molekul De adalah energi dissosiasi, a konstanta
Diagram tingkat-tingkat energi
molekul dijelaskan pada gambar 1. Dari yang nilainnya berbeda untuk tiap molekul
gambar 1. terlihat bahwa molekul memiliki Dari persamaan tersebut terlihat jika
tingkat energi elektronik yang r   maka V akan mendekati De dan
berhubungan dengan susunan elektron, untuk r  re maka V memiliki nilai
juga memiliki tingkat-tingkat energi minimum. Sementara tingkat energi
vibrasional dan rotasional yang vibrasinya dinyatakan dalam persamaan:
berhubungan dengan gerak vibrasi dan 2
 1  1
rotasi atom-atom penyusun molekul. EN   hv N    hve  N  
 2  2
dengan N= 0, 1, 2, 3, … adalah bilangan
kuantum vibrasional [5].
Molekul Poliatomik
Sebuah molekul poliatomik dapat
memiliki modus vibrasi yang berbeda-beda
yang berhubungan dengan banyaknya
derajat kebebasan yang dimiliki oleh
molekul. Jumlah derajat kebebasan sama
dengan jumlah koordinat yang dibutuhkan
untuk menyatakan posisi semua atom
Gambar 1. Skema diagram tingkat energi molekul molekul tersebut dalam ruang. Setiap atom
diatomik. di dalam koordinat kartesian mempunyai
Setiap tingkat energi elektronik tiga derajat kebebasan untuk menyatakan
terbagi menjadi beberapa tingkat energi posisinya, sehingga sebuah molekul
yang lebih halus yang dinamakan tingkat dengan n atom mempunyai 3n derajat
energi vibrasional, kemudian tingkat kebebasan. Untuk molekul tidak linear,
energi vibrasional ini terbagi lagi menjadi masing-masing tiga derajat kebebasan
tingkat-tingkat energi yang lebih halus menyatakan rotasi dan translasi, sehingga

84
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
sisanya 3n-6 menyatakan derajat gelombang (  m) atau bilangan
kebebasan vibrasi. Molekul linear gelombang (cm-1) [7].
memiliki 3n-5 derajat kebebasan vibrasi Skema alat spektroskopi FTIR
karena untuk menyatkan rotasi hanya secara sederhana ditunjukan pada gambar
diperlukan dua derajat kebebasan. 2. 3
Kaidah seleksi untuk transisi antara
keadaan vibrasional dalam pendekatan 3
osilator anharmonik memberikan 4
ketentuan bahwa ΔN = ±1, ±2, ±3,... 3 2
untuk transisi dasar, overtone dan pita
kombinasi. Transisi vibrasi dalam molekul
poliatomik umumnya dinyatakan dalam
suatu notasi singkat. Transisi dasar 2 5 4 6
dinotasikan dalam Ni (0, 0, 0, ...)  Ni (1,
0, 0, ...), pita overtone dinotasikan dalam
1
Ni (0, 0, 0, ...)  Ni (0, 2, 0, ...) dan pita
kombinasi dapat dinotasikan dalam bentuk
Ni (0, 0, 0, ...)  Ni (0, 1, 1, ...). Energi Gambar 2. Skema alat spektroskopi FTIR. (1)
Sumber Inframerah (2) Pembagi Berkas (Beam
vibrasional suatu molekul merupakan hasil
Spliter) (3) Kaca Pemantul (4) Sensor Inframerah
penjumlahan transisi masing-masing mode (5) Sampel (6) Display
vibrasi.
Dalam molekul poliatomik, Analisis gugus fungsi suatu sampel
kenyataan jumlah mode vibrasi yang dilakukan dengan membandingkan pita
terjadi sering tidak sama dengan absorbsi yang terbentuk pada spektrum
perhitungan teoritik, hal tersebut infra merah menggunakan tabel korelasi
disebabkan oleh adanya pelipatan dan menggunakan spektrum senyawa
frekuensi (overtone) dan penggabungan pembanding (yang sudah diketahui).
dari dua buah vibrasi atau lebih yang dapat
menambah jumlah mode vibrasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terbentuk [6]. Dari uji spektroskopi FTIR dengan
sampel bensin didapatkan spektrum
METODE PENELITIAN inframerah seperti yang tampak pada
Spektroskopi FTIR (Fourier gambar 3.
Transform Infrared) merupakan
spektroskopi inframerah yang dilengkapi
dengan transformasi Fourier untuk deteksi
dan analisis hasil spektrumnya. Inti
spektroskopi FTIR adalah interferometer
Michelson yaitu alat untuk menganalisis
frekuensi dalam sinyal gabungan.
Spektrum inframerah tersebut
dihasilkan dari pentrasmisian cahaya yang
melewati sampel, pengukuran intensitas
cahaya dengan detektor dan dibandingkan
dengan intensitas tanpa sampel sebagai
Bilangan gelombang (cm-1)
fungsi panjang gelombang. Spektrum
Gambar 3. Spektrum inframerah bensin
inframerah yang diperoleh kemudian diplot
sebagai intensitas fungsi energi, panjang Bensin merupakan senyawa yang
tersusun dari rantai hidrokarbon mulai dari

83
Chairul Anam dkk Analisis pada gugus sample uji…

C7 sampai dengan C11 yang dapat ketiga pita tersebut adalah pada bilangan
mempunyai susunan rantai lurus maupun gelombang 2923,9, 2958,4 dan 2869,9 cm-
1
aromatik. Salah satu rumus kimia bensin . Pita dengan intensitas penyerapan paling
dapat dituliskan sebagai berikut: kuat yaitu pada bilangan gelombang
2923,9 cm-1 disebabkan oleh adanya
H H H H H H H
penyerapan dari gugus CH2, yaitu dari dari
H C C C C C C C H jenis uluran taksimetri CH2 (Vas CH2).
Dalam cara tersebut dua buah ikatan C–H
H H H H H H H
saling memanjang tidak bersamaan atau
Gambar 4. Rumus kimia heptana (C7H16) tidak sefase, sehingga mempunyai momen
dipol listrik dan aktif dalam spektrum
Dari rumus tersebut kemungkinan–
inframerah.
kemungkinan vibrasi yang dapat terjadi
Pita yang muncul pada bilangan
adalah uluran dan tekukan C–H dari gugus
gelombang 2958,6 cm-1 kemungkinan
alkil atau alkana, sedangkan dari rumus
disebabkan oleh adanya penyerapan uluran
aromatik memberikan kemungkinan uluran
taksimetris dari gugus metil (Vas CH3).
C=C cincin aromatik dan vibrasi dari
Dalam cara tersebut dua buah ikatan C–H
gugus lain yang mungkin timbul.
dari gugus metil memanjang secara
Dalam menganalisa spektrum
bersamaan sedang yang ketiga memendek
inframerah dari sampel bensin,
atau sebaliknya. Pita yang ketiga yang
pembahasan yang pertama lakukan adalah
merupakan bagian dari C–H str muncul
pada kerangka karbon. Karena bensin
pada bilangan gelombang 2869,9 cm-1. Pita
tersusun atas rantai hidrokarbon sehingga
tersebut berasal dari penyerapan uluran
dalam spektrum inframerah bensin akan
simetri gugus metil (Vsim CH3). Untuk
muncul berbagai macam penyerapan yang
mendukung kesimpulan-kesimpulan
ditimbulkan oleh adanya ikatan karbon.
tersebut, dapat ditinjau penyerapan-
Dalam menentukan sifat-sifat dari
penyerapan yang disebabkan oleh adanya
kerangka karbon dalam molekul organik
gugus alkil. Adanya gugus alkil dapat
dengan spektroskopi inframerah perlu
dilihat dengan munculnya pita karakteristik
diperhatikan bahwa gugus aromatik sangat
yang sesuai dengan C–H def pada daerah
mudah dideteksi dari serapan C–C str dan
bilangan gelombang 1500–1300 cm-1. Pada
C–H def, gugus alkena sangat mudah
spektrum tersebut tampak adanya
dideteksi dari serapan C=C str kecuali jika
penyerapan yang tajam pada bilangan
aromatik juga ada. Alkana dapat dideteksi
gelombang 1377 cm-1 yang menunjukkan
dari serapan-serapan C–H str dan C–H def.
adanya gugus metil dengan vibrasi tekukan
Sedangkan alkuna sangat mudah didetaksi
simetri dari CH3 (δ sim CH3) yang terbagi
dari serapan C≡C str dan C–H str.
dalam gugus-gugus (CH3)2=C dan (CH3)3–
Pada spektrum bensin tersebut
C. Adanya gugus metilen sebagai
kerangka karbon dapat langsung dilihat
pendukung penyerapan pada bilangan
pada daerah bilangan gelombang 3000–
gelombang 2923,9 cm-1 dapat dilihat
2700 cm-1 yang merupakan karakteristik
dengan munculnya pita yang sangat tajam
penyerapan untuk gugus alkana dan alkil.
pada bilangan gelombang 1461 cm-1. Pita
Kedua serapan C–H str dan C–H def dalam
tersebut muncul akibat dari penyerapan
gugus alifatik jenuh ditandai dengan
gugus CH2 dengan vibrasi tekukan simetri
serapan yang sangat kuat dan jarang
CH2 (δsim CH2). Petunjuk yang lain yang
menemui kesukaran dalam menentukan
dapat mendukung alasan tersebut adalah
serapan-serapan tersebut. Kenampakan
munculnya pita pada daerah bilangan
yang paling umum dari serapan C–H str
gelombang 750–720 cm-1 yaitu tepatnya
adalah munculnya tiga buah pita kuat di
pada bilangan gelombang 729 cm-1 yang
bawah 3000 cm-1. Pada spektrum di atas

84
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
menunjukkan bahwa gugus alkil
kemungkinan mengandung tiga gugus
metilen yang berdekatan (-CH2 –CH2–CH2
– CH2 ).
Pita lemah pada bilangan
gelombang di atas 3000 cm -1 menunjukkan
adanya senyawa aromatik. Empat daerah C=C
dalam spektrum yang berkaitan dengan
vibrasi aromatik yang dapat diketahui
adalah C–H str, C–H def, C=C str dan
gugus dari pita gabungan. Kedudukan Bilangan gelombang (cm-1)
serapan C–H str lemah dan muncul sebagai Gambar 5. Spektrum inframerah spiritus
bagian kecil dari pita C–H str alkana yang
lebih kuat. Pada spektrum di atas C–H str H

aromatik muncul pada bilangan gelombang H C OH


3020 cm-1. Kemungkinan vibrasi yang lain
H
sebagai pendukung adanya senyawa
aromatik adalah uluran C=C. Pada Gambar 6. Rumus kimia metanol (CH4O)
spektrum di atas pita uluran tersebut
alkil, C–O dari ikatan gugus hidroksil
muncul pada bilangan gelombang 1608
dengan rantai karbon dan gugus yang lain
cm-1 dan 1492 cm-1. Perbedaan penyerapan
yang dapat muncul dalam spektrum
tersebut menunjukkan adanya substitusi
inframerah spiritus sebagai akibat
pada senyawa aromatik. Substitusi tersebut
penambahan zat warna pada spiritus atau
dapat dilihat pada tabel korelasi
ketika melakukan preparasi sampel. Pita
penyerapan inframerah pada lampiran B.
lebar dan kuat yang muncul pada daerah
Substitusi tersebut dapat dilihat dengan
3000–3600 cm-1 hingga menutupi pita
munculnya pita pada bilangan gelombang
uluran C–H di bawah 3000 cm-1
694 cm-1 yang menunjukkan bahwa
menunjukkan adanya gugus hidroksil (O–
benzena tersubstitusi mono. Vibrasi yang
H). Kesimpulan tersebut dikuatkan dengan
lain yang dapat mendukung adanya
munculnya dua buah pita pada 1014,5 dan
senyawa aromatik adalah C–H def. Pada
1053,1 cm-1 yang muncul dari uluran
spektrum tersebut C–H def muncul pada
gugus C–O. Dua buah pita lemah yang
bilangan gelombang 767 cm-1 yang berasal
muncul pada bilangan gelombang 2862,2
dari vibrasi tekukan keluar bidang dari C–
dan 2981,7 cm-1 kemungkinan muncul dari
H (δ C–H).
uluran simetrik dan taksimetrik dari gugus
metil (CH3). Pita medium pada bilangan
4.2 Spektrum Vibrasional Spiritus
gelombang 1635,5 cm-1 muncul dari uluran
Dari sampel spiritus didapatkan
ikatan rangkap C=C. Pita tersebut
spektrum inframerah seperti pada gambar
kemungkinan berasal dari zat warna yang
5. Spiritus merupakan senyawa alkohol
ditambahkan ke dalam spiritus.
jenis metanol dengan rumus kimia seperti
gambar 6. Dari rumus molekul tersebut
4.3 Spektrum Vibrasional Sampel Uji
kemungkinan–kemungkinan vibrasi yang
(Katalis)
dapat terjadi adalah uluran dan tekukan
Dari sampel uji (katalis) didapatkan
gugus O–H dari alkohol, C–H dari gugus
spektrum inframerah seperti pada gambar
7.

83
Chairul Anam dkk Analisis pada gugus sample uji…

alkil dari hidrokarbon dalam bensin,


sehingga pita pada 2831,3 dan 2943,2 cm-1
juga disebabkan oleh uluran gugus alkil,
yaitu oleh uluran simetrik dan asimetrik
gugus metil (CH3). Hal tersebut ditunjang
dengan munculnya pita yang sangat tajam
pada 1450,4 cm-1yang disebabkan oleh
tekukan ke luar bidang gugus metil
(δCH3).
Pita lemah pada 2225,7 cm-1
Bilangan gelombang (cm-1) disebabkan oleh adanya uluran dari gugus
Gambar 7. Spektrum inframerah katalis nitril (R–C≡N) dan pita pada bilangan
gelombang 1114,8 cm-1 disebabkan oleh
Dalam menganalisis gugus fungsi uluran gugus amina (C–N). Uluran N–H
dari suatu spektrum tersebut, maka yang biasanya muncul di atas 3300–3500
penggunaan spektrum inframerah dari cm-1 kemungkinan tertutup oleh uluran
senyawa yang sudah diketahui akan sangat gugus hidroksil (O–H). Pita tajam pada
membantu dalam mengidentifikasi gugus 2044,4 cm-1 timbul dari uluran ikatan
fungsi sampel tersebut. Kesamaan daerah rangkap tiga dari alkuna (C≡C– H) dan
penyerapan memberikan informasi pita lebar pada daerah 500–900 cm-1
kesamaan gugus fungsi dan mode vibrasi, menunjukkan adanya vibrasi tekukan C–H
sehingga karakteristik ikatan molekuler alkuna. Pita lemah pada bilangan
dalam sampel lebih mudah dipelajari. Pada gelombang 694,3 cm-1 kemungkinan
penelitian ini digunakan spiritus dan timbul dari tekukan C–H gugus alkena.
bensin sebagai senyawa pembanding. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pada spektrum di atas pita lebar senyawa tersebut mengandung gugus
dan kuat pada daerah 3000–3500 cm-1 hidroksil (O–H) dari jenis alkohol primer,
dengan puncak 3355,9 cm-1 memiliki gugus C–O, gugus alkil yang kemungkinan
kesamaan penyerapan dengan spektrum adalah metil (CH3), ikatan rangkap tiga
vibrasional spiritus, namun dengan puncak (C≡C–H), gugus nitril (R–C≡N), ikatan
3440,8 cm-1 yang disebabkan oleh uluran rangkap dua C=C, C–N.
gugus hidroksil (O–H), sehingga pita pada
3355,9 cm-1 juga disebabkan oleh uluran KESIMPULAN
gugus hidroksil (O–H). Pita tersebut 1. Analisis gugus fungsi sampel bensin
ditunjang oleh munculnya pita lemah pada menunjukkan bahwa terdapat gugus
bilangan gelombang 1419,5 cm-1 yang metil (CH3), gugus alkana, senyawa
disebabkan oleh tekukan keluar bidang O– benzena yang ditunjukkan dengan
H. Perbedaan antara alkohol primer, vibrasi uluran C–H dan cincin
skunder dan tersier dapat ditentukan aromatik (C=C) dan gugus lain yang
dengan meninjau kedudukan uluran C–O. tidak dapat diidentifikasi dengan
Pada spektrum tersebut pita C–O muncul tepat.
pada bilangan gelombang 1029 cm-1 2. Analisis gugus fungsi pada sampel
dengan intensitas yang sangat kuat dan spiritus menunjukkan adanya gugus
menunjukkan bahwa gugus hidroksil (O– hidroksil dari senyawa alkohol
H) berasal dari alkohol primer. dengan munculnya pita lebar di atas
Dua buah pita tajam antara 3000– 3000–3500 cm-1 dan pita pada 1000–
2800 cm-1 juga memiliki kesamaan 1100 cm-1. Pita uluran C–H
penyerapan dengan spektrum vibrasional kemungkinan tertutup oleh uluran
bensin yang disebabkan oleh uluran gugus gugus hidroksil, sehingga muncul

84
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol 10. , No.1, April 2007, hal 79-85
sebagai pita dengan intensitas yang yang kemungkinan adalah metil (CH3),
lemah. ikatan rangkap tiga (C≡C–H), gugus nitril
3. Analisis gugus fungsi pada sample (R–C≡N), ikatan rangkap dua C=C dan C–
uji menunjukkan bahwa sample uji N.
mengandung gugus hidroksil (O–H)
dari jenis alkohol primer, gugus alkil

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fessenden, 1997, “Kimia Organik”,
jilid 1, edisi ketiga Erlangga, Jakarta.
[2] Chatwal, G., 1985, “Spectroscopy
Atomic and Molecule”, Himalaya
Publishing House, Bombay.
[3] Svanberg, S., 1992, “Atomic and
Moleculer Spectroscopy”, Spinger
Verlag, Heidelberg
[4] Banwell, C.N., 1994, “Fundamentals of
Moleculer Spectroscopy”, Mc. Graw
Hill Book Company, New York.
[5] Bernath, P.F., 1995, “Spectra of Atom
and Molecules”, Oxford University
Press, New York.
[6] Dogra, S. K., 1990, “Kimia Fisik dan
Soal-soal”, Universitas Indonesia
press, Jakarta.
[7] Marcott,C., 1986, “Material
Characterization Hand Book vol. 10:
Infrared Spektroskopy”, ASM
International, Amerika.

83

Anda mungkin juga menyukai