Anda di halaman 1dari 23

SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
 Menjelaskan teori mengenai spektrofotometri infra merah.
 Mengoperasikan peralatan spektrofotometri infra merah dengan baik dan benar.
 Menganalisis suatu senyawa kimia dengan menggunakan peralatab
spektrofotometri infra merah.

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan
 Seperangkat Alat Spektrofotometer IR (Perkin Elmer 1310)
 Mortar
 Kaca Arloji
 Spatula
 Alat Press

Bahan yang digunakan


 KBr p.a
 Asam Benzoat
 NH4Cl
 Film Polystirene
 Sampel Film
III. GAMBAR ALAT

IV. DASAR TEORI


Spektrum infra merah (IR) terletak pada daerah dengan bilangan gelombang
12800 sampai 10 cm-1 atau panjang gelombang 0,78 – 1000 m. Umumnya daerah
infra merah terbagi dalam infra merah dekat, infra merah tengah dan infra merah jauh.
Daerah spektrum infra merah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Daerah Spektrum Infra Merah


Panjang Bilangan
Frekuensi
Daerah Gelombang Gelombang
(Hz)
(m) (cm-1)
Dekat 0,78 – 2,5 12800 – 4000 3,8x1014 – 1,2x1014
Tengah 2,5 – 50 4000 – 200 1,2x1014 – 6,0x1014
Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0x1014 – 3,0x1014

Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif
maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan
dengan kisaran bilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1 atau dengan panjang
gelombang 2,5 sampai 15 m. Kegunaan yang paling penting adalah untuk
identifikasi senyawa organik karena spektrumnya yang sangat kompleks terdiri dari
banyak puncak-puncak. Dan juga spektrum infra merah dari senyawa organik
mempunyai sifat fisik yang karakteristik artinya kemungkinan dua senyawa
mempunyai spektrum sama adalah kecil sekali.
Banyak senyawa organik menyerap radiasi pada daerah tampak dan ultra violet
dari spektrum elektromagnetik. Bila senyawa menyerap radiasi pada daerah tampak
dan ultra violet maka elektron akan tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi. Senyawa organik juga menyerap radiasi elektromagnetik pada
daerah infra merah. Radiasi infra merah tidak mempunyai energi yang cukup untuk
mengeksitasi elektron tetapi dapat menyebabkan senyawa organik mengalami rotasi
dan vibrasi. Bila molekul mengabsorpsi radiasi infra merah, energi yang diserap
menyebabkan kenaikan dalam amplitudo getaran atom-atom yang terikat itu. Jadi
molekul ini berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi.
Radiasi infra merah dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1 atau dengan panjang
gelombang lebih dari 100 µm diserap oleh molekul organik dan dikonversi ke dalam
energi rotasi molekul. Bila radiasi infra merah dengan frekuensi dalam kisaran 10000
sampai 100 cm-1 atau dengan panjang gelombang 1 sampai 100 µm diserap oleh
molekul organik dan dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.
Keadaan vibrasi dari ikatan terjadi pada keadaan tetap, atau terkuantisasi,
tingkat-tingkat energi. Panjang gelombang eksak absorpsi oleh suatu tipe ikatan
tertentu, bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu, tipe
ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-H, dan sebagainya) menyerap radiasi infra merah
pada panjang gelombang karakteristik yang berbeda. Namun hanya vibrasi yang
menghasilkan perubahan momen dwikutub saja yang teramati di dalam infra merah.

4.1 Jenis Vibrasi


Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu vibrasi ulur (stretching) dan tekuk
(bending). Vibrasi ulur adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan
antara dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Contoh
vibrasi ulur , yaitu uluran simetri dan asimetri.
Vibrasi tekuk adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut
ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya.
Contoh dari vibrasi tekuk adalah scissoring, wagging, twisting, dan rocking. Dari
keempat vibrasi tekuk, vibrasi scissoring dan rocking terletak pada satu bidang
sedangkan vibrasi wagging dan twisting terletak di luar bidang. Tanda + dan - pada
vibrasi twisting menunjukkan arah tegak lurus dengan bidang, + arahnya ke muka,
dan - arahnya ke belakang.
Suatu ikatan dalam sebuah dapat menjalani pelbagai macam vibrasi. Oleh
karena itu suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi pada lebih daripada
satupanjang gelombang. Misal, suatu ikatan O-H menyerap energi pada kira-kira 3330
cm-1 (vibrasi ulur). Selain itu ikatan O-H juga menyerap pada kira-kira 1250 cm-1
(vibrasi tekuk).
Frekuensi vibrasi ulur dapat didekati atau dihitung dengan menggunakan rumus
Hooke. Dalam hal ini dua buah atom beserta ikatan kimia dianggap sebagai suatu
isolator harmonik sederhana yang terdiri dari dua massa yang dihubungkan dengan
suatu per (spring). Hukum Hooke menyatakan bahwa hubungan antar frekuensi
isolasi, masa atom dan konstanta gaya ikatan adalah sebagai berikut:

di mana : υ = frekuensi vibrasi (cm-1)


c = kecepatan radiasi (3x1014 cm//detik)
k = konstanta gaya ikatan
µ = m1m2/m1+m2 (m, massa atom)

Nilai k untuk ikatan tunggal kira-kira 5x105 dyne/cm dan bagi ikatan rangkap dua dan
tiga adalah berturut-turut 1x106 dyne/cm dan 15x105 dyne/cm. Sebagai contoh,
berdasarkan perhitungan ini, maka frekuensi vibrasi untuk ikatan C-H adalah 3040
cm-1.

SPEKTRA VIBRASI
Vibrasi molekul dapat terjadi dengan dua mekanisme yang berbeda:
- Kuanta radiasi inframerah secara langsung mengeksitasi atom: absorpsi radiasi
inframerah oleh atom menghasilkan spektrum inframerah.
- Kuanta radiasi tampak secara tidak langsung juga dapat menghasilkan vibrasi
molekul, disebut dengan efek Raman.
Konsep dasar vibrasi atom
Untuk memahami konsep dasar tentang spectra vibrasi akan ditinjau ikatan kovalen
sederhana dari dua atom sebagai suatu pegas/per yang menghubungkan 2 atom dengan
massa m1 dan m2. Kekuatan tarik pegas dinyatakan sebagai konstanta gaya, k.

Mass Force constant Mass

m1 k m2

Gambar 1. Penggambaran 2 atom yang ber-ikatan sebagai bola dan pegas yang
bergetar searah dengan ikatan/pegas

Jika system tersebut digetarkan (dengan ditarik searah ikatan kemudian dilepas),
maka frekuensi (n) vibrasi yang terjadi dapat diterangkan dengan Hukum Hooke
tentang getaran harmonic sederhana:
n = 1/2p (k/m)1/2 (1)

di mana m adalah massa tereduksi kedua atom yang didefinisikan dengan persamaan
berikut:
1/m = 1/m1 + 1/m2 (2)
atau,
m = (m1m2)/(m1+m2) (3)

Menurut teori kuantum vibrasi molekul tidak boleh terjadi dengan frekuensi yang
sembarang dan energinya harus tertentu sesuai dengan bilangan kuantumnya (Ev):
Ev = (v + ½) hn (4)
Di mana v = 0, 1, 2, 3, …, dst dan h adalah konstanta Planck.

Sebagai contoh jika suatu molekul mengalami transisi energi vibrasi dari level
terendah ground state (v = 0) ke transisi tingkat pertama (v = 1) dengan cara menyerap
radiasi IR, maka frekuensi radiasi untuk transisi tersebut menurut prinsip Bohr adalah
hn = E1 – Eo (5)
dari persamaan (4) diperoleh Eo = ½ hn dan E1 = 3/2 hn, dengan demikian,
(E1 – Eo)/h = n (6)

Beberapa hal penting (Prinsip dasar ):


- Spektrofotometri IR didasarkan pada interaksi antara vibrasi atom2 yang berikatan
atau gugus fungsi dalam molekul dengan mengadsorbsi radiasi gelombang
elektromagnetik IR
- Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi energi vibrasi
molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorpsi adalah
terkuantitasi dan spesifik.
- Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik yang diserap sehingga bersifat spesifik terhadap atom2 yang
berikatan atau gugus fungsi tertentu.
- Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan baik
nilai maupun arah dari momen dwikutub ikatan.
- Dengan cara yang sama transisi energi vibrasi juga dapat terjadi dari tingkat energi
terendah (v = 0) ke tingkat energi kedua (v = 2) dengan frekuensi sebesar 2n (lihat
persamaan IV.6). Sebagai perbandingan dalam bahasa musik dikenal istilah:

n = frekuensi vibrasi dasar, sedangkan


2n = frekuensi overtone

Syarat-syarat terjadinya serapan IR → Perubahan momen dipol


Molekul yang tidak menyerap IR : H-H, Cl-Cl
Faktor-faktor yang mempengaruhi energi getaran: kekuatan gaya ikatan (k) dan massa
atom-atom
- Jenis ikatan
- Polaritas ikatan

4.2 JENIS GETARAN IKATAN


1. Ulur (asimetris dan simetris)

R R R R

C C

A B A B
• Frekuensi asimetris > frekuensi simetris
• Frekuensi ulur > frekuensi tekuk
• Seringkali terjadi overtune (kelipatan frekuensi)

2. Tekuk (deformasi)

R R R R
R R
R R

C C
C
C
A B A B
A B
A B

menggunting rocking melipat wagging


(pada bidang) (pada bidang) (di luar bidang) (di luar bidang)

Spektrofotometer inframerah mempunyai sistem optik yang serupa dengan


ultraviolet atau sinar tampak. Perbedaan utama terletak pada sumber energi dan sel.
Sumber radiasi pada spektrofotometri bias laser. Oleh karena sinar inframerah
mempunyai energi yang lebih rendah dari sinar ultraviolet atau sinar tampak, maka
tebal sel yang dipakai pada spektrofotometer lebih tipis daripada untuk
spektrofotometer lainnya ( 0,002 mm).
Oleh karena tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar
inframerah, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya.
Cuplikan padat digerus dalam mortir kecil bersama kristal KBr kering dalam jumlah
sedikit sekali (0,5-2 mg cuplikan + 100 mg KBr kering). Campuran tersebut dipres
diantara dua skrup (Gambar 26) memakai kunci, kemudian kedua skrupnya dibuka
dan band yang berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer
inframerah dengan lubang mengarah ke sumber radiasi.
Gambar 2. Salah satu pembuatan cuplikan padat

4.3 Instrumentasi Spektrofotometer IR

Spektrofotometer infra merah terdiri atas lima bagian utama, yaitu sumber
radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor dan rekorder. Terdapat dua macam
spektrofotometer infra merah, yaitu dengan berkas tunggal (single beam) dan berkas
ganda (double beam).

Gambar 3. Diagram Instrumentasi Spektrofotometer IR

1. Sumber radiasi

Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanassan suatu sumber radiasi


dengan listrik sampai suhu antara 1500 -2000 K. Sumber radiasi yang biasa
digunakan berupa Nernst Glower, Globar dan kawat Nikhrom.
- Filamen Nernst dibuat dari campuran oksida zirkom (Zr) dan Yitrium (Y),
yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (TH) dan serium (Ce).
Nernst Glower berupa silinder dengan diameter 1-2 mm dan panjang 20 mm.
Pada ujung silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst
Glower mempunyai radiasi maksimun pad panjang gelombang 1,4 m atau
bilangan gelombang 7100 cm-1.
- Globar merupakan sebatang silikon karbida(SiC) biasanya dengan diameter 5
mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar pada panjang gelombang
1,8-20 m atau bilangan gelombang 5500-5000 cm-1.
- Kawat nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan khrom (Cr). Kawat
nikhrom ini berbentuk spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah
dari Nernst Glower dan Globar tetapi umurnya lebih panjang.

2. Wadah sampel

Wadah sampel sell tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk
gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 mm. Hal
ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat
memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.Wadah sampel untuk
sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai berkas radiasi kurang dari 1 mm,
biasanya dibuat dari lapisan tipis (film) diantara dua keping senyawa yang
tranparan terhadap radiasi infra merah. Senyawa yang biasa digunakan adalah
natrium klorida (NaCl), kalsium fluorida (CaF2), dan kalsium iodida
(CaI2).Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berka radiasi kurang
dari 1 mm. Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat pelet, pasta atau lapis tipis.

3. Monokromator

Berkas radiasi dari sumber terbagi dua, sebagian melewati sampel dan
sebagian lagi melewati blangko (reference). Setelah dua berkas tersebut
bergabung kembali kemudian dilewatkan ke dalam monokromator. Pada
pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter, prisma atau
grafting. Untuk tujuan analisis kuantitatif biasa digunakan filter sebagai contoh
filter dengan panjang gelombang 9,0 m untuk penentuan asetaldehida.
Prisma yang terbuat dari kuarsa digunakan untuk daerah infra merah dekat
(0,8-3 m). Prisma yang paling umum digunakan adalah terbuat dari kristal
natrium klorida dengan daerah frekuensi 2000-670 cm-1 (5-15m). Contoh prisma
lainnya kristal kalium bromida dan cesium bromida. Sebagian kristal tersebut
dapat menyerap air, sehingga kristal ini harus benar-benar dijaga agar tidak
kontak dengan air karena dapat meleleh atau menjadi buram/keruh. Selain itu air
adalah senyawa yang dapat mengabsorpsi infra merah dengan kuat. Beberapa
merek spektrofotometer infra merah menggunakan prisma atau lensa dari kristal
natrium klorida atau kalium bromida. Oleh karena itu monokromator harus
dilindungi dari kelembaban udara dan disekitanya harus selalu diberi bahan
penyerap air misalnya silika gel. Umumnya grating memberikan hasil yang lebih
baik daripada prisma. Biasanya grating dibuat dari gelas atau plastik yang dilapisi
dengan aluminium.

4. Detektor

Setelah radiasi infra merah melewati monokromator kemudian berkas


radiasi ini dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor.
Detektor pada spektrofotometer infra merah merupakan alat yang bisa mengukur
atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan detektor
lainnya (misal phototube) pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena
intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya
signal dari detektor infra merah kecil sehingga dalam pengukurannya harus
diperbesar.
Terdapat dua macam detektor yaitu thermocouple dan bolometer. Detektor yang
paling banyak digunakan adalah thermocouple. Thermocouple merupakan alat
yang mempunyai impedans rendah dan seringkali dihubungkan denga
preamplifier dengan impedans tinggi. Detektor thermocouple terdiri atas dua
kawat halus terbuat dari logam seperti platina (Pt) dan perak (Ag) atau antimon
(Sb) dan bismuth (Bi). Energi radiasi infra merah akan menyebabkan terjadinya
pemanasan pada salah satu kawat dan panasnya ini sebanding dengan perbedaan
gaya gerak listrik (emf) yang dihasilkan dari kedua kawat.
Bolometer merupakan semacam termometer resistans terbuat dari kawat
platina atau nikel. Dalam hal ini akibat pemanasan akan terjadi perubahan tahanan
pada bolometer sehingga signal tidak seimbang. Signal yang tidak seimbang ini
kemudian diperkuat sehingga dapat dicatat atau direkam. Saat ini bolometer
jarang digunakan dalam spektrofotometer infra merah.

5. Rekorder

Signal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum


infra merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini
menunjukkan hubungan antara absorpsidan frekuensi atau bilangan gelombang
atau panjang gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (cm-1) atau panjang
gelombang (m) atau bilangan gelombang (cm-1) dan sebagai ordinat adalah
transmittans (%) atau absorbans.

4.4 Penanganan Cuplikan

Untuk keperluan kualitatif atau penentuan struktur molekul maka sampel


yang diukur harus berupa senyawa yang murni. Sedangkan untuk keperluan
kuantiatif, sampel boleh berupa campuran asalkan daerah panjang
gelombangyang menjadi pengamatan tidak terjadi gangguan dari senyawa-
senyawa lain yang terdapat dalam komponen campuran. Semua bentuk sampel
(padat, cair dan gas) dapat dilakukan pengukuran dengan spektrometer infra
merah, tetapi masing-masing perlu dilakukan penanganan khusus agar didapatkan
spektrum infra merah yang baik.

a. Sampel gas
Sampel berupa gas dapat dianalisis secara langsung, hanya perlu diperhatikan
adanya uap air dalam sampel tersebut. Adanya uap air dapat memberikan pita-
pita serapan yang tajam. Pengukuran sampel gas memerlukan tempat sampel
khusus, biasanya berupa silinder dari bahan silika. Silinder ini mempunyai dua
buah lubang untuk tempat keluar masuknya gas. Sebagai penutup lubang
tersebut dapat digunakan lempengan kristal NaCl.

b. Sampel cair

Sampel cair dapat dianalisis dalam bentuk murninya atau dalam bentuk
larutan. Sampel cairan murni dianalisis secara langsung dengan cara membuat
lapisan tipis yang diletakkan diantara celah yang dibuat dari dua lempengan
NaCl yang diletakkan berhimpitan. Tebal lapisan tipis ini adalah 0,01 mm atau
kurang. Sampel cairan murni yang terlalu tebal menyerap sangat kuat,
sehingga menghasilkan spektrum yang tidak memuaskan. Cairan yang mudah
menguap dianalisis dalam sel tertutup dengan lapisan tipis. Lempeng perak
klorida atau KRS-5 dapat digunakan untuk sampel yang melarutkan NaCl.
Larutan ditangani di dalam sel yang tebalnya 0,01-1 mm. Untuk sel
yang tersedia, diperlukan larutan 0,05-10% sebanyak 0,1-1 ml. Sebuah sel
yang mengandung pelarut murni diletakkan pada berkas acuan. Dengan begitu,
spektrum yang diperoleh adalah milik zat terlarut, kecuali pada daerah-daerah
tempat pelarut menyerap dengan kuat.
Pelarut yang dipilih haruslah cukup bening di daerah yang diperlukan
dan pula harus kering. CCl4 merupakan pelarut yang paling baik sebab sedikit
mengabsorpsi infra merah, tetapi tidak semua zat dapat larut dalam CCl4.
Beberapa jenis pelarut lainnya antara lain kloroform dan sikloheksana.
Pasangan zat terlarut dan pelarut yang bereaksi tidak dapat digunakan.
Contohnya, CS2 tidak dapat digunakan sebagai pelarut amina primer dan
sekunder.

c. Sampel padat

Sampel berbentuk padat dapat dianalisis dalam bentuk pelet, pasta atau
lapisan tipis. Bentuk pelet dibuat dengan menggerus campuran sampel dengan
kristal KBr (0,1-2,0% berdasarkan berat)) hingga halus dan homogen.
Campuran ini kemudian ditekan dengan alat pembuat pelet sampai tekanan 10-
20 Mpa (Mega Pascal = ton/inc2) sehingga terbentu suatu pelet. Pelet yang baik
harus jernih/transparan dan tidak retak. Selain kristal KBr dapat juga
digunakan kristal KI, CsI atau CsBr.
Pasta (mull) dibuat dengan menggerus sampel dengan beberapa tetes
mulling oil sehingga terbentuk pasta. Pasta ini kemudian dioleskan di antara
dua lempeng kristal NaCl agar didapatkan lapisan yang tipis dan rata. Nujol
(CH3(CH2)8CH3; parafin) suatu minyak tanah yang bertitik didih tinggi lazim
digunakan sebagai mulling agent. Yang perlu diperhatikan adalah Nujol dapat
mengabsorpsi infra merah sehingga spektrum yang tebentuk berupa campuran
antara sampel dan Nujol. Bila pita-pita hidrokarbon mengganggu spektrum,
maka Fluorolube (suatu polimer yang terhalogenasi seluruhnya oleh F dan Cl)
atau heksaklorobutadiena dapat digunakan. Baik penggunaan Nujol maupun
Fluorolube memungkinkan pembuatan spektrum yang bebas dari pita-pita
yang menumpuk, di seluruh daerah 4000-250 cm-1. Untuk analisis kualitatif,
teknik mull mudah dan cepat, tetapi untuk analisis kuantitatif harus
menggunakan internal standar. Sedangkan lapis tipis dibuat dengan
meneteskan larutan dengan pelarut yang mudah menguap pada permukaan
kepingan NaCl dan dibiarkan sampai menguap.

4.5 Interpretasi Spektrum Infra Merah

Spektrum infra merah merupakan plot antara transmitans dengan frekuensi


atau bilangan gelombang. Spektrum ini juga menunjukkan banyaknya puncak
absorpsi (pita) pada frekuensi atau bilangan gelombang yang karakteristik.
Daerah bilangan gelombang yang sering digunakan pada spektrum infra merah
berkisar antara 4000-670 cm-1 (2,5-15 m). Di bawah ini spektrum infra merah
1-propanol (Gambar 3.2).
Gambar 4. Spektrum IR 1-propanol

Daerah antara 4000-1400 cm-1 (2,5-7,1 m), bagian kiri spektrum infra
merah, merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugus-gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorpsi yang disebabkan oleh vibrasi
(regangan) uluran. Vibrasi uluran (stretching) khas bagi gugus-gugus fungsi yang
penting seperti OH, NH dan C=O terletak pada daerah ini. Ketiadaan serapan
pada daerah gugus-gugus tertentu, dapat diartikan bahwa molekul atau senyawa
itu tidak mempunyai gugus tersebut. Tidak adanya serapan pada daerah 1850-
1540 cm-1 menunjukkan tidak adanya struktur yang mengandung gugus karbonil.
Namun dalam menafsirkan seperti itu, haruslah dengan hati-hati, sebab suatu
struktur tertentu yang khas dapat menyebabkan sebuah pita menjadi terlalu lebar
sehingga tidak terartikan. Sebagai contoh adalah ikatan hidrogen antar molekul
pada asetilaseton yang dalam bentuk enolnya menghasilkan pita O-H yang yang
lebar, sehingga sering terlewatkan untuk diinterpretasikan.
Daerah di kanan 1400 cm-1 seringkali sangat rumit karena baik vibrasi
(regangan) uluran maupun tekuk mangakibatkan absorpsi di situ. Dalam daerah
ini biasanya korelasi antara suatu pita dan suatu gugus fungsional spesifik tak
dapat ditarik dengan cermat; namun, tiap senyawa organik mempunyai
absorpsinya yang unik di sini. Oleh karena itu bagian spektrum ini disebut daerah
sidikjari (fingerprint region). Meskipun bagian kiri suatu spektrum nampaknya
sama untuk senyawa-senyawa yang mirip, daerah sidikjari haruslah pula cocok
antara dua spektra, agar dapat disimpulkan bahwa kedua senyawa itu sama. Di
bawah ini merupakan spektrum dari 2-propanol (Gambar 3.3). Bila dibandingkan
dengan spektrum 1-propanol di atas, kedua spektrum tersebut menunjukkan pita
serapan yang mirip pada daerah 4000-1400 cm-1, namun berbeda pada daerah
sidik jari.

Gambar 5. Spektrum IR 2-propanol

Untuk menginterpretasikan sebuah spektrum infra merah tidak terdapat aturan


yang pasti. Akan tetapi terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum
melakukan interpretasi sebuah spektrum, antara lain:
a. Spektrum haruslah cukup terpisah dan mempunyai kuat puncak yang cukup
memadai.
b. Spektrum merupakan hasil analisis senyawa murni.
c. Spektrofotometer harus dikalibrasi sehingga pita serapan akan teramati pada
bilangan gelombang yang seharusnya. Kalibrasi yang benar dapat dilakukan
dengan standar yang dapat dipercaya, misalnya polistirena.
d. Metode penanganan sampel harus ditentukan. Bila menggunakan pelarut,
maka jenis dan konsentrasi pelarut serta tebal sel harus disebutkan juga.

Untuk mempermudah melakukan interpretasi suatu spektrum infra merah, periksa


adanya puncak absorpsi (pita) dari gugus fungsional utama seperti C=O, O-H, N-
H, C-O, C=C, C=N, C=C dan NO2. Tahap-tahap berikut ini dapat dilakakun:
1. Apakah terdapat gugus karbonil ?
Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1600 cm-1 (5,6-6,1 ). Puncak ini
biasanya yang terkuat dengan lebar medium dalam spektrum. Serapan
tersebut sangat karakteristik.
2. Bila gugus C=O ada, ujilah daftar berikut ini. Bila tidak ada langsung pada
nomor 3.
a. Asam : apakah ada –OH ?
Serapan melebar di dekat 3400-2400 cm-1 (biasanya tumpang tindih
dengan C-H).
b. Amida : apakah ada N-H ?
Serapan medium di dekat 3500 cm-1 kadang-kadang memiliki puncak
rangkap.
c. Ester : apakah ada C-O ?
Serapan kuat di dekat 1300-1000 cm-1.
d. Anhidrida : memiliki dua serapan C=O di dekat 1810 dan 1760 cm-1
e. Aldehida : apakah ada C-H aldehida ?
Dua serapan lemah di dekat 2850 dan 2750 cm-1 atau di sebelah kanan
serapan C-H.
f. Keton : bila kelima kemungkinan di atas tidak ada.

3. Bila gugus C=O tidak ada.

Alkohol : ujilah untuk O-H

- Serapan melebar di dekat 3600-300 cm-1.

- Pembuktian selanjutnya yaitu adanya serapan C-O di dekat 1300-1000


cm-1.

Amida : ujilah untuk N-H

Serapan medium di dekat 3500 cm-1

Eter : ujilah serapan C-O (serapan O-H tidak ada) di dekat 1300-
1000 cm-1

4. Ikatan rangkap dua dan/atau cincin aromatik.

- C=C memiliki serapan lemah di dekat 1650 cm-1


- Serapan medium dan kuat pada daerah 1650-1450 cm-1. Sering
menunjukkan adanya cincin aromatik.
- Buktikan kemungkinan di atas dengan memperhatikan serapan di daerah
C-H. Aromatik dan vinil C-H terdapat di sebelah kiri 3000 cm-1.
Sedangkan serapan C-H alifatik muncul di sebelah kanan daerah
tersebut.
5. Ikatan rangkap tiga
- C=N memiliki serapan medium dan tajam di dekat 2250 cm-1.
- C=C memiliki serapan lemah tapi tajam di dekat 2150 cm-1. Ujilah C-H
asetilenik di dekat 3300 cm-1.
6. Gugus nitro
- Dua serapan kuat pada 1600-1500 cm-1 dan 1390 – 1300 cm-1.
7. Hidrokarbon
- Keenam serapan di atas tidak ada.
- Serapan utama untuk C-H di dekat 3000 cm-1.
- Spektrumnya sangat sederhana, hanya terdapat serapan lain-lain di dekat
1450 cm-1 dan 1375 cm-1.

Gambar 6. Gugus Fungsional dan Panjang Gelombangnya


Tabel 2. Pita Absorpsi Infra Merah
____________________________________________________________________
Gugus Senyawa Frekuensi Lingkungan Nama ling-

(cm-1) spektral kungannya


cm-1 (μ)
_____________________________________________________________________________________
OH Alkohol 3580-3650 3333-3704
Asam 2500-2700 (2,7-3,0μ)
NH Amina primer -3500
dan sekunder 3310-3500
Amida 3140-3320 2857-3333 Lingkungan
(3,0-3,5 μ) vibrasi ulur
hidrogen
CH Alkuna 3300
Alkena 3010-3095
Aromatik -3030
Alkana 2853-2962
Aldehida 2700-2900 2500-2857
(4,0-4,5 μ)
SH Sulfur 2500-2700
C=C Alkuna 2190-2260
C=N Alkilnitril 2240-2260 2222-2500 Lingkungan
(4,5-5,0 μ) ikatan ganda
tiga
Iosianat 2240-2275
Arilnitril 2220-2240
-N=C=N Diimida 2130-2155 2000-2222
(5,0-5,5 μ)
-N3 Azida 2120-2160
>CO Aldehid 1720-1740 (818-2000)
(5,5-6,0 μ)
Keton 1675-1725
Asam karbok- 1700-1725
silat
Ester 2000-2300
Asilhalida 1755-1850 1667-1818 Lingkungan
(6,0-6,5 μ) ikatan ganda dua
Amida 1670-1700
CN Oksim 1640-1690
CO β-diketon 1540-1640
C=O Ester 1650
C=C Alkena 1620-1680
N-H(b) Amina 1575-1650 1538-1667
-N=N- Azo 1575-1630 (6,5-7,5 μ) Daerah sidik jari
-C-NO2 Nitro 1550-1570 1538-1667
-C-NO2 Nitro aromatik 1300-1570
C-O-C Eter 1230-1270 1053-1333
(7,5-9,5 μ)
-(CH2)n Senyawaan lain -722 666-900
(11-15,0 μ)

V. PROSEDUR KERJA
Identifikasi Senyawa Melalui Analisis Gugus Fungsional
a. Pembuatan Spektrum (Kalibrasi)
- Menyalakan spektrofotometer infra merah. Menunggu sampai display
memperlihatkan 4000 cm-1
- Memasang pena pada alat IR (jangan membiarkan pena terbuka lebih dari 45
menit tanpa digunakan)
- Memilih “chart expension”, menekan 1
- Memilih chart paper dengan menekan “chart”, menekan “parameter adjust”
untuk mengatur kertas dan panjang gelombang
- Menekan tombol “gain check”. Bila tombol ini ditekan dengan baik maka
pena akan bergerak sebanyak 10%T. Atur parameter adjust bila diperlukan
- Untuk mengatur baseline, memasang pena pada posisi 100%T dengan
menggunakan tombol baseline control yang terletak di dinding bagian kiri
dari tempat sampel
- Mengatur “scan” untuk memulai merekam. Alat akan merekam spektrum
secara otomatis dari 4000-600 cm-1. Gunakan film polystirene untuk
mengkalibrasi alat IR.
- Memeriksa ketelitian IR dengan membandingkan spektrum yang didapat
dengan tabel yang tersedia.

b. Analisa Sampel Padat dengan Teknik lempeng KBr

Untuk cara ini, mengambil 1 mg cuplikan yang telah digerus halus dan
campurkan dengan kira-kira 100 mg serbuk KBr yang kering. Tekan campuran
ini dengan alat penekan hidrolik (KBR pellet die) dengan tekanan 10.000 –
15.000 psi sehingga membentuk suatu lempeng bulat tipis yang tembus sinar
infra merah. Kemudian pasang lempeng KBr ini dalam sel dan tempatkan dalam
jalan berkas sinar untuk dibuat spektrum infra merahnya.

c. Analisa Sampel Film

Menyiapkan jenis-jenis sanpel film yang akan digunakan misalnya kantong


plastik atau jenis plastik yang lain. Letakkan plastik/film tersebut pada bingkai
yang sesuai ukurannya dengan tempat sampel pada alat yang digunakan.
Menempatkan sampel film tersebut dalam jalan berkas sinar untuk dibuat
spektrum infra merahnya.

CATATAN :
1. Pada alat spektrofotometer IR terdapat wavebumber yang berfungsi untuk
mengatur panjang gelombang yang diinginkan.
2. Untuk mengatur panjang gelombang lakukkan hal berikut ini :
a. Tekan tombol wavenumber, tombol akan menyala, tekan tombol
parameter adjust untuk mendapatkan panjang gelombang yang
diinginkan (arah untuk panjang gelombang yang lebih tinggi arah untuk
panjang gelombang yang lebih kecil)
b. Bila semua percobaan telah selesai dilakukkan, kembalikan semua alat
dan bahan yang digunakan ke tempat semula, bersihkan tempat kerja.

VI. KESELAMATAN KERJA


Instrumen IR harus bebas debu, jangan sekali-kali menyentuh atau memegang
permukaan optik. Instrumen tidak boleh mengandung uap embun dan uap korosif.

VII. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan antara spektrofotometer IR dengan spektrofotometer UV-Vis?
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh
suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet
(UV) mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak
(visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif.
Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu
senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur, daerah
dengan bilangan gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada dibagian kiri spektrum
IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugus-gugus
fungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur. Selanjutnya daerah yang
berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1 sering kali sangat rumit
karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun
setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini.
Oleh karena itu bagian spektrum ini disebut daerah sidikjari (fingerprint region).
2. Mengapa digunakan polystirene sebagai bahan pengkalibrasi ?
Karena spektrum dari bahan tersebut menunjukkan banyak puncak/pita yang
tajam dan mempunyai frekuensi yang tepat dan telah diketahui puncak yang biasa
digunakan sebagai kalibrasi dari polistirena adalah 1601 cm-1.

3. Senyawa kimia apa saja yang dapat dianalisis dengan alat spektrofotometer IR ?
Senyawa yang memiliki ikatan polar dan nonpolar serta mengandung gugus fungsi
tertentu.

4. Mengapa alat spektrofotometer IR jarang digunakan untuk analisis kuantitatif ?


Karena tidak memberikan informasi tentang kadar suatu senyawa yang
dianalisis/berupa angka. Peralatan ini hanya menghasilkan keluaran berupa grafik
tentang zat apa saja yang terkandung didalam sampel tersebut dari data. Data yang
diperoleh kurang teliti pada sampel yang mengandung air sehingga harus
digunakan peralatan yang khusus untuk melarutkannya.

5. Gambarkan bagian-bagian alat spektrofotometer IR ?


VIII. DATA PENGAMATAN

NO. PANJANG GELOMBANG GUGUS FUNGSI


1 ± 3400 - 2400 -OH Alkohol
2 ± 3000 C-H Aromatik
3 ± 1725 C=O Asam Karboksilat
4 ± 1450
± 1420 C-O Ester
± 1380
5 ± 1290
± 1255 C-O Eter
± 1210
± 1060
6 ± 990
± 930
± 840 Hidrokarbon
± 710
± 650
± 500

IX. ANALISA PERCOBAAN


Percobaan ini mengenai spektofotometer infra merah yang berfungsi untuk analisa
metode kualitatif dalam menentukan senyawa yang terkandung dalam sampel. Senyawa
biasanya berupa gugus fungsi dan sampel yang dianalisa biasanya senyawa organik. Alat
spektofotometer infra merah pada laboratorium sedang bermasalah sehingga hanya demo
cara penggunaan alat dan diberikan grafik hasil spektrum untuk dianalisa.
Menganalisa grafik spektrum dapat dilakukan dengan mengikuti 7 langkah analisis dan
melihat dari tabel pita absorpsi infrared. Langkah 1 penentuan gugus karbonil. Spektrum
diatas menunjukkan adanya gugus karbonil karena terdapat puncak pada daerah 1820-1600
cm-1. Langkah 2 pengujian gugus C=O. Hasilnya terdapat -OH pada puncak daerah 3400-
2400 dan terdapat C-O ester dengan serapan kuat di dekat 1300-1000. Langkah 3 berguna
jika tidak ada gugus C=O jadi dapat diabaikan. Langkah 4 penentuan ikatan rangkap dua dan
atau cincin aromatik. Spektrum menunjukkan adanya puncak pada daerah sebelah kiri 3000
cm-1 yang menandakan adanya gugus C-H aromatik. Langkah 5 penentuan ikatan rangkap
tiga, spektrum diatas tidak menunjukkan adanya ikatan rangkap 3. Langkah 6 penentuan
gugus nitro. Tidak terdapat gugus -C-NO2 Nitro pada daerah 1380 cm-1. Langkah 7
penentuan hidrokarbon. Terdapat puncak pada daerah < 1000 cm-1 merupakan gugus
hidrokarbon.
Dapat disimpulkan bahawa senyawa tersebut mengandung alkohol, ester, dan C-H
aromatik.

X. KESIMPULAN
1. Spektofotometri IR berfungsi untuk menentukan senyawa yang terkandung dalam
sampel
2. IR berdasarkan interaksi antara vibrasi atom yang berikatan/ gugus fungsi dalam molekul
dengan mengadsorpsi radiasigelombang elektromagnetik IR
3. Spektrofotometri IR terdiri dari sumber radiasi, wadah sampel, monokromator,
detektor, dan rekorder
4. Berdasarkan hasil analisa senyawa C3H5ClO2 merupakan etil ester dari asam kloroformik.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Kasie Laboratorium KAI. 2018. Jobsheet Penuntun Praktikum KAI. Palembang : Politeknik
Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai