DEFINISI
Disolusi adalah proses/peristiwa suatu zat solida memasuki pelarut untuk
menghasilkan suatu larutan
Laju disolusi ialah jumlah zat aktif yang larut per satuan waktu di bawah kondisi
yang dibakukan dari antar permukaan cairan/solida
Tablet /
kapsul Disolusi
Disintegrasi
Zat aktif dalam
Zat aktif sirkulasi Efek Respon
Granul Disolusi dalam larutan Farmakologi Klinis
agregat distribusi
pada tempat
absorpsi
metabolisme
ekskresi
Deagregasi
Partikel Disolusi
halus
1. Teori film
2. Teori pembaharuan permukaan atau teori penetrasi
3. Teori kecepatan solvasi terbatas
Teori Film
Apabila suatu partikel dicelupkan ke dalam cairan, akan mulai melarut dan
dikelilingi oleh film pelarut diam (tak bergerak), dengan ketebalan h dimana
tergantung pada kondisi pengadukan
Proses disolusi suatu kristal di dalam cairan ketika tidak ada gaya reaktif
atau gaya elektris terlibat dimana merupakan reaksi heterogen dengan
kecepatan disolusi hanya ditentukan oleh transport
Lapisan (film) pelarut
yang diam (tak bergerak)
solida
Partikel
Larutan ruah
Bentuk
Sediaan C Fasa ruah atau larutan ruah
sat
Matriks
Solida
Csol Csol
Konsentrasi
x=0 x=h
dc dm C sat C sol
V DS kS C sat C sol
dt dt h
Kondisi Hilang (sink condition)
Csat – Csol adalah gradien konsentrasi antara konsentrasi zat terlarut dalam
lapisan tak bergerak mengelilingi partikel terlarut, dan dianggap sama dengan
perbedaan antara kelarutan jenuh (Csat) dan konsentrasi zat terlarut dalam
media sekeliling (Csol). D adalah fungsi koefisien difusi molekul terlarut.
Laju disolusi maksimum diperkirakan apabila Csol = 0 (nol), jika Csol meningkat,
laju disolusi menurun.
Jika diproyeksikan pada situasi in vivo, ditunjukkan bahwa setelah pemberian
sediaan obat zat aktif terlarut akan diabsorpsi dari saluran cerna (usus), karena
itu Csol tentu saja tetap rendah, akibatnya disolusi maksimum tetap terpelihara.
Kondisi demikian disebut kondisi hilang.
Dalam sistem in vitro hendaknya selalu dipertahankan kondisi hilang dan solida
terlarut hendaknya selalu berada dalam pelarut segar
Untuk memperoleh kondisi hilang volume media disolusi harus berada dalam
sistem paling sedikit lima sampai sepuluh kali lebih besar dari jumlah yang
dipersyaratkan untuk suatu larutan yang dijenuhkan (Csat >>> Csol).
DISOLUSI INTRINSIK
Uji disolusi dengan permukaan konstant dari suatu zat aktif atau campuranya
dengan bahan pengisi yang dinyatakan dalam jumlah massa terlarut tiap satuan
waktu dan tiap luas permukaan, yang nilainya dinyatakan dalam mg/waktu/cm2
Pelarut dalam
volume besar
Alat pengaduk
Dalam pengembangan penggunaan zat aktif baru, penetapan dini laju disolusi
intrinsik dalam uji praformulasi, dalam upaya menseleksi bentuk molekul
merupakan hal yang perlu dan berharga dalam pekerjaan formulasi kemudian
Disolusi intrinsik berguna dalam penapisan senyawa baru yang dipertimbangkan
untuk dijadikan menjadi suatu sediaan tablet atau sediaan solida lainnya
Kaplan meneliti disolusi sejumlah senyawa dalam 500 mL media disolusi dengan
pH dari 1 sampai pH 8 pada 370C dengan kecepatan pengadukan 50 rpm.
Laju disolusi intrinsik di bawah 0,1 mg menit-1 cm-2 dapat (perlu) dicurigai dan
biasanya menunjukkan absorpsi yang dibatasi laju disolusi
Untuk senyawa dengan laju disolusi di antara 0,1 dan 1 mg menit-1 cm-2 ,
biasanya diperlukan lebih banyak informasi sebelum membuat perkiraan
DISOLUSI PARTIKULAT / MULTIPARTIKULAT
Alat uji disolusi hendaknya dicek atau diuji kesesuaiannya setiap alat itu
dipindahkan atau apabila perubahan yang signifikan
Uji kesesuaian alat uji disolusi dilakukan minimum setiap enam bulan
Uji kesesuaian alat disolusi menggunakan kalibrator tablet asam salisilat 300
mg yang tidak terdisintegrasi dan kalibrator tablet prednison 50 mg yang
terdisintegrasi
Rentang Penerimaan Tablet Kalibrator USP
Batas Penerimaan
Kecepatan
Sampel Alat
(rpm) Q Simpangan baku
Pada umumnya media disolusi adalah air atau dapar yang sesuai, dan pada
umumnya jumlah media disolusi adalah 900 mL
Gas terlarut
• Gas terlarut dapat mempengaruhi disolusi, tetapi yang paling mungkin
gelembung kecil mengganggu gerakan (dinamika) cairan dan/atau daerah
antar permukaan cairan-solida
• Gelembung dapat menempel pada basket berputar, karena itu merubah
porositas yang efektif.
• Gelembung udara/gas dapat menempel pada agregat dari sediaan yang
terdisintegrasi, merubah antar permukaan cairan-padat yang efektif dan
pola aliran dalam Alat 1 dan 2
Pengendalian Suhu
Suhu media disolusi hendaknya dipertahankan pada 37 ± 0,50C
Kecepatan Pengadukan
Untuk tiap uji disolusi dalam FI Ed.IV, telah ditetapkan kecepatan pengadukan
dalam rpm. Umumnya apabila tidak ditetapkan lain, kecepatan 50 rpm untuk
alat 2 (metode dayung) dan 100 rpm untuk alat 1 (metode basket).
Pengaduk dayung dan basket harus berarah vertikal pada dasar wadah dan
berjarak 2,5 ± 0,2 cm dari dasar wadah ke dasar basket atau dayung
Waktu
• Lama waktu suatu uji disolusi berlangsung telah ditetapkan untuk tiap uji
disolusi dalam FI Ed.IV
• Bila dinyatakan dua waktu atau lebih, sampel dapat diambil hanya pada
waktu yang ditetapkan dengan toleransi ± 2%
Pengambilan Sampel
Sampel (alikot) diambil pada posisi kira-kira setengah jarak dari puncak basket
atau dayung ke permukaan media disolusi tetapi tidak lebih dekat dari 1,0 cm
pada permukaan bagian dalam wadah
KRITERIA PENERIMAAN HASIL UJI DISOLUSI
Jumlah
Taha
Sediaan Kriteria Penerimaan
p
yang Diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q +
5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah
sama dengan atau lebih besar dari Q dan
tidak satu unit sediaan yang lebih kecil
dari Q – 15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 + S3)
adalah sama dengan atau lebih besar dari
Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang
lebih kecil dari Q – 15% dan tidak satu
unitpun yang lebih kecil dari Q – 25%
Tahap Kriteria Keadaan Kesimpulan
S1 Tiap unit Q 1. Tiap unit Q + 5% 1.Memenuhi syarat
+ 5% 2. Satu unit sedian < Q– 2.Tidak memenuhi syarat
15% 3.Tidak memenuhi syarat
3. Tiap unit sediaan < Q + 4.Lanjut ke S2
5% 5.Lanjut ke S2
4. Berapa unit Q+5%,
ada unit < Q+5%
5. Tiap unit Q
S2 S1 + S2 Q 1. S1+S2 Q Tidak 1.Memenuhi syarat
Tidak ada ada satu unit < Q– 15% 2.Tidak memenuhi syarat
satu unit < 2. S1+S2 Q Satu 3.Lanjut ke S3
Q–15% unit atau lebih < Q-15% 4.Tidak memenuhi syarat
3. S1+S2 < Q Tidak
ada unit < Q-15%
4. S1+S2 Q Ada
unit < Q-25%
S3 S1+S2+S3 1. S1 + S2 + S3 Q 1.Memenuhi syarat
Q Tidak lebih 2. S1 +S2 + S3 Q 1 atau 2.Memenuhi syarat
2 unit < Q - 2 unit < Q – 15% 3.Tidak memenuhi syarat
5% Tidak ada 3. S1 + S2 + S3 < Q 4.Tidak memenuhi syarat
satu unit < 4. S1 + S2 + S3 Q 1 unit
Q–25% atau lebih < Q – 25%
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISOLUSI ZAT AKTIF
Amorfisitas
Polimorfisa
Dispersi padat adalah dispersi satu atau lebih zat aktif dalam suatu pembawa inert
atau matriks dalam keadaan padat dibuat dengan metode lebur atau metode
pelarut atau metode lebur-pelarut
Istilah kopresipitasi juga sering digunakan pada sediaan yang diperoleh dengan
metode pelarut
Ukuran partikel
Pembentukan Garam
Pengisi
Disintegran
Pengaruh Surfaktan
Faktor Berkaitan dengan Proses
Pengaruh besar gaya kempa yang digunakan pada sediaan tablet dalam
proses pentabletan pada bobot jenis, porositas, kekerasan, waktu
disintegrasi dan lain-lain
Vibrasi/Getaran