KELOMPOK A RY
SYSTE
1. NADIA PUTRI INANTA (1411011001)
2. WIRA WAHYUDI NANDAYASA (1411011009)
3. RANELLIZA (1411011014)
4.
5.
FARAH PUTRIZETI (1411011036)
PUJI RAHMI SUMARNO (1411011051)
M
6.
7.
GITA RAHMA YANTI (1411012020)
GHINA FADHILAH (1411011068)
(CDDS
8.
9.
CAROLINA WILLISCA CHANDRA (1411012047)
M GHUFRAN YULDI (1411012054) )
10. MAHARANI INDRIYATI (1411012068)
The rectosigmoid junction is between the sigmoid colon and rectum and 15 to
17 cm from the anal verge.
The rectum is approximately 12 cm long and 4 to 16 cm from the anal verge
ANATOMI DINDING COLON
The wall of the colon includes several layers. The first layer is the mucosa.
The mucosa of the colon includes epithelium, lamina propria, and muscular
mucosa. The submucosa is a layer of loose connective tissue. The
muscularis propria is a layer of muscle tissue. The subserosa is the last
layer of tissue before the serosa or peritoneum.
Serosa is a serous membrane that linesthe exterior walls of a body cavity.
MEKANISME
KERJA OBAT DI
KOLON
MK OBAT DI KOLON
Obat menghasilkan kerja dengan cara mengubah cairan tubuh atau
membran sel atau dengan berinteraksi dengan reseptor.
Setelah sifat sel berubah, obat akan mengeluarkan pengaruhnya.
Mekanisme kerja obat yang paling umum adalah terikat dengan tempat
reseptor sel. Reseptor akan melokalisasi efek obat. Ketika obat dan
reseptor saling berikatan, maka efek terapeutik dapat dirasakan.
Mekanisme pelepasan obat pada SPO kolon
1.Salut enteric
(iv) Targeting of drug delivery systems to colon utilizing targeting moieties specific to
colon.
SEVERAL APPROACHES IN COLON DRUG DELIVERY SYSTEM
Possible Merits & Demerits
Traditional approaches proposed for colon targeting includes prodrugs, pH and time
dependent systems and microflora activated systems. Of these approaches
microflora activated systems appear more promising because abrupt increase in
bacterial population in colon provided drug release independent of GI transit time.
METHODS USED
FOR DRUG
TARGETTING TO
THE COLON
HIDROGEL
Hydrogels can be used for site specific delivery of peptide and protein drugs
through colon. The Hydrogels are composing of acidic commoners and
enzymatically degradable azo aromatic cross-links. In the acidic pH, gels
shows less swelling that protect the drug against degradation in stomach.
COATING WITH PH
DEPENDENT POLYMERS
PH di ileum terminal dan usus besar yang lebih tinggi daripada di wilayah
lain dari saluran pencernaan dan dengan demikian dosis bentuk yang
hancur pada rentang pH tinggi dapat target ke wilayah tersebut. Tingkat pH
lebih tinggi di wilayah ileum terminal maka dalam sekum. bentuk sediaan
sering tertunda di persimpangan ileocecal, hati-hati memilih komposisi
mantel enterik dan ketebalan diperlukan untuk memastikan disintegrasi
yang tidak terjadi sampai from moves dosis melalui persimpangan ileocecal
dari terminal ileum ke sekum.
BIOADHESIVE SYSTEMS
Bioadhesion adalah proses dimana bentuk sediaan tetap kontak dengan
organ tertentu untuk jangka ditambah waktu. Ini waktu tinggal lebih lama
obat akan memiliki konsentrasi lokal tinggi atau meningkat karakteristik
penyerapan dalam kasus obat diserap buruk. Strategi ini dapat diterapkan
untuk perumusan sistem pengiriman obat kolon. Berbagai polimer termasuk
polycarbophils, poliuretan dan kopolimer polypropyline oksida polietilen
oksida telah diteliti sebagai bahan untuk sistem bioadhesive
REDOKS SENSITIF LAPISAN
POLIMER
Analoginya untuk azo pembelahan ikatan oleh enzim usus, polimer novel
yang menghidrolisis nonenzymatically oleh flavin enzimatis dihasilkan
sedang dikembangkan untuk usus menargetkan. Sebuah bakteri kolon
umum, Bacteroidesfragilis digunakan sebagai organisme uji dan
pengurangan pewarna azo bayam, Orange II, tartrazine dan senyawa model
azo, 4,4 -dihydroxyazobenzene dipelajari. Ditemukan bahwa senyawa azo
berkurang pada tingkat yang berbeda dan tingkat pengurangan bisa
berkorelasi dengan potensi redoks senyawa azo.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
SEDIAAN
PENGAHANTARAN
OBAT KE KOLON
A. KEUNTUNGAN
Sistem penghantaran obat paling ideal untuk pengobatan secara lokal penyakit pada kolon
Tidak
A. KERUGIAN
Manufaktur/Pembuatan obat yang rumit
FAKTOR-FAKTOR YANG
HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENGEMBANGAN
SEDIAAN UNTUK KOLON
1. Memahami dengan baik masalah fisiologis saluran cerna, seperti
Waktu transit sediaan melewati saluran cerna
1. Faktor Fisiologi
2. Faktor Farmaseutika
1. Faktor Fisiologi
a. Pengosongan Lambung
Sistem penghantaran melalui colon ini terutama sangat
dipengaruhi oleh waktu pengosongan lambung dan waktu
transit bowel.
Ketika mencapai colon, waktu transit dari bentuk sediaan
dipengaruhi oleh ukuran partikel
ukuran partikel terkecil memiliki waktu transit yang lebih
cepat dibandingkan dengan ukuran yang besar
Pasien diare memiliki waktu transit lebih cepat
dibandingkan pasien dengan riwayat konstipasi.
b. pH colon
pH GIT sangat bervariasi disetiap individu. Food intakes,
diseased state sangat mempengaruhi nilai pH GIT.
c. Colonic micro flora and enzymes
GIT mengandung berbagai macam mikro flora yang
memproduksi banyak enzim yang dibutuhkan dalam
metabolisme.
2. Faktor Farmaseutika
a. Drug candidates
obat-obat yang memiliki daya absorbsi lemah seperti peptide
dan obat-obat yang digunakan untuk mengobati radang pada
bowel disease.
b. Drug carrier
Pemilihan carrier pada CDDS bergantung pada sifat obat,
penyakit yang mana obat akan digunakan.
Beberapa faktor fisikokimia obat yang mempengaruhi
pemilihan carrier:
1. Sifat kimia
2. Stabilitas
3. Koefisien partisi
4. Gugus fungsi molekul obat, dll.
Polimer yang digunakan dalam CDDS
1. Polimer Alam
Guar gum, pektin, cyclodextrin, dextran, amylase, kitosan,
kondroitin sulfat, lokus bean gum.
2. Polimer Sintetis
Shellac, etil selulosa, selulosa asetat phthalate, hidroksi
propil metil selulosa, eudragit, poly vinyl asetat phthalate.
Pendekatan Utama Pada CDDS
1. pH-dependent delivery
- pH small intestine sekitar 6,5; dari ileum menuju colon pH
menurun secara signifikan; sekitar 6,4 di cecum; pH lebih
rendah dari 5,7 pada pada ascending colon; pada
transverse colon sekitar 6,6 dan 7,0 pada descending
colon.
- pH dependent polimer dapat melindungi formulasi sediaan
didalam perut dan proksimal small intestine.
Polimer yang paling banyak digunakan sebagai penyalut
yaitu methacrylic acid copolymer atau dikenal sebagai
Eudagrit.
Eudagrit digunakan untuk insulin, prednisolone, quinolones,
salsalazine, cyclosporine, beclomethasone dipropionate
dan naproxen.
2. Delayed (Time controlled release system) release drug
delivery to colon
(Time controlled release system) seperti pelepasan
diperlambat atau pelepasan tunda.
Pendekatan terhadap sistem ini tidak dapat diprediksi
secara akurat karena sangat tergantung pada waktu
pengosongan lambung, gerakan peristaltik yang berbeda
pada setiap individu.
3. Microbially triggered system