SYSTEM
Disusun oleh :
Dimas Ryan Pambudi 13330704
Farha Elein Kukihi 13330705
LATAR BELAKANG
Rute oral merupakan rute pemberian paling umum dan sering
digunakan namun rute oral tidak selalu dapat diterima dan
menghasilkan efek yang diinginkan
Masalah berkaitan dengan pemberian obat pada rute oral
antara lain : Obat yang rusak pada saluran GI atas,
metabolisme lintas pertama, dosis obat diatas 500 mg, pasien
yang sukar menelan
Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan sistem
penghantaran obat rektal
Penghantaran obat rektal dapat digunakan untuk menghasilkan
efek lokal maupun sistemik
Jenis formulasi rektal yang tersedia saat ini antara lain
supositoria, enema, gel, salep, busa, dan sediaan controlled
release
Penghantaran obat rektal dapat digunakan sebagai alternatif
ANATOMI REKTUM
Biokimia
Rektum tidak memiliki fungsi cerna, tidak
terdapat enzim lumen, yang secara aktif
diekskresikan oleh usus halus bagian atas.
Sehingga, obat yang tidak stabil oleh enzim
proteolitik seperti peptida dan protein
memiliki stabilitas yang lebih besar jika
dilepaskan pada rektum atau kolon bagian
bawah
pH pada kompartemen rektal umumnya
netral, antara 7 sampai 8, hal ini
menguntungkan untuk obat yang sifat
permeasinya optimal pada pH mendekati
netral
MEKANISME PELEPASAN
OBAT DI REKTUM
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ABSORPSI
REKTAL
Faktor Fisiologis
(pH rektum, isi rektum)
Faktor Fisika Kimia dari Obat atau
Basis
(koefisien partisi, kelarutan, ukuran
molekular, dan muatan)
KARAKTERISTIK DAN
PENGATURAN ABSORPSI
Modifikasi atau Kontrol Absorpsi Obat
Rektal
Partisi pH
Kelarutan
Ukuran molekular
Muatan
Adsorpsi non spesifik
Penyebaran formula yang diberikan
Supositoria
DULCOLAX (bisacodyl)
CANASA (mesalamin)
NUMORPHAN (oksimorfan)
ANUSOL HC (hidrokortison)
PANADOL (parasetamol)
Larutan
ROWASA rectal suspension enema
(mesalamine)
ASACOL rectal suspension enema
(mesalazine)
Aerosol
PROCTOFOAM HC (Hidrokortison dan
Pramoksin)
CORTIFOAM (Hidrokortison)
KESIMPULAN
TERIMA KASIH