Anda di halaman 1dari 32

SISTEM PENGHANTARAN OBAT

Sistem Penghantaran Obat Melalui Rute Oral


PENDAHULUAN
 SOPT (Sistem oral pelepasan terkendali) adalah sistem
yang menghasilkan penghantaran obat secara kontinu untuk
periode waktu yang sebelumnya sudah ditetapkan, dengan
kinetika yang sudah diprediksi, bersifat reprodusible dan
mekanisme pelapsan sudah diketahui

 Pengembangan SOPT harus memperhatikan aspek berikut:


 Karakteristik fiskokimia obat
 Pemahaman anatomi dan fisiologi saluran cerna
 Karakteristik sediaan
KEUNTUNGAN SOPT
 Pengurangan frekuensi pemberian obat
 Lebih menyenangkan untuk kenyamanan pasien

 Mengurangi efek samping pada saluran cerna dan efek


toksik lainnya
 Kadar plasma obat kurang berfluktuasi

 Efek obat lebih seragam

 Dosis total lebih seragam

 Mengurangi iritasi lambung

 Zero – order controlled release


KELEMAHAN SOPT
 Harga relatif lebih mahal
 Dapat terjadi “dumping”dosis
 Korelasi antara kinerja in vitro dan In vivo sering kurang dapat
diramalkan
 Pencapaian dan pemilihan kerja obat dapat terhambat karena
variabel farmakologi, seperti pH lambung dan usus, aktivitas
enzim, waktu tinggal dalam lambung, tingkat penyakit dan
keberadaan makanan
 Waktu tinggal SOPT dalam saluran cerna tidak lebih dari 12 jam
 Tidak semua obat dapat diformulasikan
 Tidak tepat untuk obat yg dosis sekali pakainya besar
 Sulit dihentikan jika terjadi alergi atau keracunan
 Untuk beberapa obat dapat meningkatkan first-pass metabolism
KRITERIA OBAT
1. Dosis obat
2. Waktu paruh biologi
3. Rentang terapeutik
4. Absorpsi saluran cerna
5. Kelarutan air
6. Stabilitas menghadapi rentang pH besar, enzim,
maupun flora saluran cerna
7. First- pass metabolism
1. Dosis obat
 Pada sistem oral, total dosis obat biasanya tidak terlalu dibatasi.
Dosis total beberapa gram, dapat diberikan secara oral sebagai
dosis tunggal atau ganda untuk memperoleh dan menjaga kadar
obat.
 Untuk obat dengan waktu paruh <2 jam agak sukar untuk
diformulasikan karena akan membutuhkan dosis yang sangat
besar.

2. Waktu paruh biologi


 Waktu paruh 2-4 jam calon obat yang bagus untuk SOPT
 Untuk waktu paruh diatas 8 jam, umumnya cukup untuk
mempertahankan keberadaanya dalam tubuh sesudah
pemberian obat secara konvensional sehingga perlamaan
pelepasan tidak dibutuhkan.
3. Rentang terapeutik
 Rentang kadar plasma obat antara konsentrasi efektif
minumum dan kadar toksik
 Formulasi SOPT harus mampu mempertahankan kadar
plasma dalam rentang terapeutik yang sempit.
 Kenyataannya waktu paruh lebih dari 8 jam dapat menjaga
kadar darah obat pada rentang sempit
 Menurunkan kecepatan pelepasan memungkinkan kurva
darah yang rata dan mencegah konsentrasi toksik obat dalam
darah
 Cara lain adalah dengan melihat indeks terapi
4. Absorpsi saluran cerna
 Kebanyakan formulasi SOPT didasarkan pada kontrol
disolusi dan pelepasan obat dari sediaan
 Saat obat dilepas, obat berpindah mealui lumen menuju
darah. Karena itu efisiensi absorpsi obat dari saluran cerna
merupakan syarat utama dalam SOPT (BCS)

5. Kelarutan air
Obat dengan kelarutan air dan permeasi yang baik merupakan
tipe yang baik untuk SOPT karena lingkungan suhu cerna
berubah (perubahan pH), viskostas juga diperlukan disolusi obat
yang independen dari faktor tersebut. (BCS)
6. Stabilitas menghadapi rentang pH besar, enzim, maupun flora
saluran cerna
 Obat yang dilepas harus menghadapi saluran cerna
sebelum diabsorpsi.
 Obat harus stabil pd rentang pH 1-8
 SOPT akan diekspose pada seluruh saluran cerna, Ph
saluran cerna, enzim dan flora.
 Perlu dipertimbangakn efek metabolisme populasi bakteri
kolon

7. First- pass metabolism


Metabolisme hepatik dapat menyebabkan obat tidak sesuai
untuk SOPT. Hal ini karena ketersediaan sistemik obat akan
sangat berkurang jika kecepatan nya menurun.
PARAMETER BIOLOGI
Beberapa faktor biologi yang mempengaruhi kinerja SOPT:
1. Motilitas saluran cerna dan waktu transit
2. Aliran darah
3. Lingkungan saluran cerna
 Isi lumen dan pH
 Mukus
 Junction oleo-cecal
 Flora saluran cerna
 Imunologi saluran cerna
ANATOMI SALURAN CERNA
KARAKTERISTIK SALURAN
CERNA
Pelepasan zat aktif untuk pemberian oral ada 3 macam,
yaitu:
 Immediate release

 Conventional release

 Modified release (terdiri dari sustained, enteric,


prolonged release)
MEKANISME ORAL DRUG DELIVERY
 Dissolution :
 Matrix
 Encapsulation

 Diffusion :
 Matrix
 Reservoir

 Combination of both dissolution & diffusion.


 Osmotic pressure controlled system
1. Dissolution :
2. Difusi

Proses utama untuk penyerapan.


 Tidak ada energi yang dibutuhkan.

 Molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi


yang lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah
sampai kesetimbangan tercapai.
 Berbanding lurus dengan gradien konsentrasi melintasi
membran.
2.1 Matrix

 Difusi Matriks Kaku


Bahan yang digunakan adalah plastik tidak larut seperti
PVP & asam lemak
 Difusi Matriks yang Dapat Mengembang
 Juga disebut sebagai hidrogel kaca. Populer untuk
menopang pelepasan obat yang sangat larut dalam air.
 Bahan yang digunakan adalah hidrofilik gum

Contoh: Natural- Guar gum, Tragacanth, CMC,


Xanthum gum
2.2 Reservoir
Disebut juga sebagai Laminated matrix
 Sistem berongga dalm inti yang dikelilingi dalam
membran tidak larut air.
 Polimer dapat diaplikasikan dengan lapisan atau
mikroenkapsulasi.
 Mekanisme pengontrol laju - partisi menjadi membran
dengan pelepasan berikutnya pada cairan sekitar melalui
difusi.
 Polimer yang umum digunakan - HPC, etil selulosa &
polivinil asetat.
 Pada system reservoir, zat aktif terdapat di dalam
core yang mana terdapat suatu lapisan di luarnya yang
akan mengatur pelepasannya. Jadi, pada sistem reservoir
ada semacam lapisan coating yang tidak mengandung zat
aktif
 Sistem pelepasan obat menggunakan matriks, artinya zat
aktif bersama bahan eksipien lainnya dicampur
membentuk tablet sehingga zat aktif terdistribusi merata.
.
3. COMBINATION OF BOTH DISSOLUTION &
DIFFUSION.

 Obat terbungkus dalam


membran yang larut sebagian.
 Pori-pori terbentuk karena
membran terlarut yang
memungkinkan masuknya
media berair ke inti & disolusi
obat
 Difusi dari obat terlarut keluar
dari sistem.
 Campuran etil selulosa & PVP
larut dalam air & membuat pori-
pori membran etil selulosa tidak
larut
4. OSMOTIC PRESSURE CONTROLLED SYSTEM
 Perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi
 Sistem ini terdiri atas suatu lapisan membran
semipermeabel disebelah luar yang diisi dengan suatu
campuran obat dan bahan osmotik.
 Bila alat ditempatkan dalam air, tekanan osmotik yang
dihasilkan oleh bahan osmotik dalam inti menyebabkan
air bergerak kedalam sistem, yang mendorong obat
terlarut bergerak keluar dari celah pelepasan. Proses ini
berlanjut sampai seluruh obat dilepaskan..
 Bagian pelarut menjadi larutan melalui membran
semipermeabel.
 Tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh suatu larutan
dalam ruang yang dipisahkan oleh membran
semipermeabel karena perbedaan konsentrasi zat terlarut.
 Membran semipermeabel biasanya terbuat dari asetat
selulosa
 Lebih cocok untuk obat hidrofilik.
RANCANGAN SISTEM PELEPASAN ORAL
 Sistem lepas lambat oral adalah sistem penghantaran
yang menghantarkan obat menuju daerah tertentu pada
saluran cerna
 Penghantaran pada lokais spesifik ini dapat untuk
tujuan sistemik seperti pada kasus tablet salut enterik
atau untuk efek lokal

Dibagi menjadi 2
1. Pelepasan di usus

2. Pelepasan di kolon
1. Pelepasan di usus
 Tablet salut enterik contoh desain obat yang dilepas di
saluran cerna (Ex: aspirin)
 Biasanya digunakan untuk obat tidak tahan asam

2. Pelepasan di kolon
 Menggunakan polimer bioerodibel untuk melindungi
obat selama melewati saluran cerna.
Ex: asam metil metakrilat, selulosa asetatftalat
 Menggunakan prodrug yang akan diaktifkan oleh
degradrasi bakteri atau metabolisme
PENGGOLONGAN BENTUK
SEDIAAN
Bentuk sediaan berbasis pembalutan obat
1. Tablet uniform
 Pembalutan lemak
 Pembalutan polimer
 Pembalutan hidrofilik

2. Tablet matriks-plastik
3. Tablet multilapis
1. Tablet uniform
 Pembalutan lemak
 Obat yang larut dalam cairan saluran cerna, dicampur dalam suatu lemak

atau malam, kemudian dibiarkan memadat.


 Obat dilepas dengan cara hidrolisis lemak karena pengaruh enzim saluran

cerna dan perubahan pH selama transpor melalui saluran cerna


 Pembalutan polimer
 Obat larut dalam cairan saluran cerna, dicampur dengan polimer yang

kelautannya bergantung pH atau dalam polimer yang mudah larut dalam


air.
 Obat dilepas setelah mengalami erosi polimer atau melalui difusi

melewati pori dalam matriks polimer


 Pembalutan hidrofilik
 Obat dicampur ke dalam matriks hidrofilik dari gom yang akan memelar

dalam cairan lambung.


 Hal ini akan mebentuk gel penghalang

 Obat dilepas melalui proses difusi dan disolusi secara perlahan dari

matriks
2. Tablet matriks-plastik
 Obat dengan kelarutan yang besar dalam saluran cerna
dicampur dengan polimer atau kerangka plastik berbentuk
spons
 Obat dilepas melalui proses disolusi saat cairan berpenetrasi
emlalui pori matrik
 Obat didispersikan dalam badan tablet yang tidak larut
sehingga atarmuka antara bahan dan cairan sekitar tablet
berkurang

3. Tablet multilapis
 Terdiri 2 lapisan atau lebih yang melepas obat dengan
kecepatan berbeda
 Menghantarkan dosis awal dan dosis perawatan obat
Pada prinsipnya untuk memperlama pelepasan,
diaplikasikan 3 macam teknologi yaitu
 Pengikatan secara kimia atau fisika

 Penyalutan (coating)

 Pembalutan (embedding)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai