Anda di halaman 1dari 63

PENGENALAN KOMUNIKASI

DAN KONSELING
Pengertian Komunikasi
Secara terminologis
 Komunikasi berarti proses penyampaian atau
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Secara paradigmatic
 Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak
langsung melalui media.
 Secara ontologi : komunikasi adalah perhubungan atau proses
pemindahan dan pengoperasian arti, nilai, pesan melalui
media atau lambang-lambang apakah itu bahasa latin, tulisan
ataupun isyarat
 Secara aksiologi :komunikasi adalah proses pemindahan pesan
dari komunikator kepada komunikan. Sikap ide, pemahaman,
suatu pesan dapat dimengerti baik komunikator dan
komunikan.
 Secara epistemologi : komunikasi bertujuan merubah tingkah
laku, merubah pola pikir, atau sikap orang lain. Untuk dapat
membangun kebersamaan (mencapai ide yang sama demi satu
tujuan yang sama).
Unsur-unsur Komunikasi
1. Komunikator
2. Komunikan
3. Pesan
a) Pesan bersifat abstrak. Maka dapat berupa suara, mimik, gerak-gerik,
bahasa lisan dan bahasa tulisan
b) Pesan bersifat verbal : oral, written
c) Pesan bersifat non verbal : menggunakan sandi-sandi bidang kerahasiaan

4. Saluran komunikasi dan media komunikasi (Face to face, secara


lansung dan dengan media)

5. Efek komunikasi
Kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu), afektif (sikap seseorang
terbentuk) dan konatif ( tingkah laku, hal yang membuat seseorang
bertindak melakukan sesuatu)

6. Umpan balik : jawaban komunikan atas pesan komunikator yang


disampaikan kepadanya.
Komponen Komunikasi Konseling
 Komunikator / konselor /guru
Komunikasi dapat berjalan efektif bila adanya kepercayaan dlm diri komunikator.
 Pesan/materi
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi dll.
 Komunikan/klien/siswa
Seseorang akan dpt menerima pesan apabila :
a. Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan
b. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan.
c. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar untuk kepentingan
pribadinya.
d. Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik.

 Umpan balik
Respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang diterimanya. Umpan
balik dapat digunakan untuk mengukur besarnya informasi yang terima
dibandingkan dengan yang diterima.
Proses Komunikasi
 Yaitu bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada
komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan
makna antara komunikan
dengan komunikatornya.
 Proses komunikasi ini bertujuan
untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan
tujuan komunikasi pada
umumnya).
 Proses komunikasi daat terjadi
apabila ada interaksi antar
manusia dan ada penyampaian
pesan untuk mewujudkan motif
komunikasi.
Tahap Proses Komunikasi
1. Penginterpretasian
2. Penyandian
3. Pengiriman
4. Perjalanan
5. Penerimaan
6. Penyandian balik
7. penginterpretasian
Faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi
1. Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir
seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama
latar belakang budaya antara komunikator dengan
komunikan maka komunikasi semakin efektif.
2. Ikatan dengan kelompok atau grup
Nilai-nilai dianut oleh suatu kelompok sangat
mempengaruhi cara mengamati pesan
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai
dengan yang diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam
menyikapi isi pesan yang disampaikan.
5. Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor situasi ini adalah :
a. Faktor ekologis (iklim atau kondisi alam)
b. Faktor rancangan dan arsitektural (penataan ruang)
c. Faktor temporal, misal keadaan emosi
d. Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara
e. Teknologi
f. Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial
individu
g. Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
h. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.
KOMUNIKASI KONSELING PHARMACY
Sifat Komunikasi Konseling

 Tatap muka
 Bermedia
(mediated)
 Verbal, baik
lisan maupun
tulisan
Perhatikan Ekspresi Lawan Bicara

 Bosan
 Capek
 Terkejut
 Marah
 Kecewa
 Bingung
 Ngantuk
 Gembira
Metode Komunikasi

 Jurnalistik
 Hubungan masyarakat
 Periklanan
 Pameran
 Publisitas
 Propaganda
 Penerangan
Teknik Komunikasi Konseling

 Komunikasi informatif
 Komunikasi persuasif
 Komunikasi instruktif
 1. Komunikasi Informatif. Adalah metode komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan informasi secara umum Sifat
metode ini adalah memberi keterangan atau pemberitahuan
yang bersifat informatif, stimulatif, dan edukatif
 2. Komunikasi Persuasif adalah metode komunikasi yang
bersifat membujuk secara halus agar komunikan atau sasaran
menjadi yakin dan mau mengikuti apa yang diinginkan oleh
komunikator
 Keuntungan dari metode ini adalah Komunikan diberi kebebasan
untuk Memilih, membuat penilaian tentang apa yang
disampaikan oleh komunikator sehingga dapat membuat
keputusan Kelemahan dari metode ini adalah membutuhkan
waktu yang relatif panjang untuk dapat mempengaruhi
komunikan sehingga perlu kesabaran dan kegigihan dari
komunikator dalam menyampaikan informasi
 3.Komunikasi Instruktif atau Koersif
Adalah metode komunikasi yang berupa perintah untuk
melakukan sesuatu tugas atau pekerjaan. Keuntungan metode
ini adalah beroreintasi pada tujuan dan hasil sesuai dengan
yang diinginkan, sedangkan Kelemahan dari metode ini adalah
Sifat otoriter dari pemberi pesan
Fungsi Komunikasi Konseling

 Menyampaikan informasi
 Mendidik
 Menghibur
 Mempengaruhi
Tujuan Komunikasi Konseling

 Perubahan sikap
 Perubahan pendapat
 Perubahan perilaku
 Perubahan sosial
Hambatan Komunikasi
Konseling
 Penerima tidak memperoleh informasi sesuai
dengan yang diinginkan
 Mengabaikan informasi yang bertentangan
dengan
apa yang telah diketahui
 Mengevaluasi/menilai sumber informasi
 Pengamatan/persepsi yang berbeda
 Menggunakan kata-kata yang bermakna ganda
 Tanda-tanda nonverbal yang tidak sesuai dengan
informasi
 Pengaruh pesanan
 Gaduh (noise)
 Kurang mampu berkomunikasi
Menaggulangi Hambatan
Komunikasi
 Gunakan umpan balik.
 Berikan kesempatan untuk munculnya umpan balik
dari orang lain melalui pengakuan, pertanyaan,
mengulang kembali pesan-pesan yang diterima
sesuai dengan interpretasi penerima pesan.
 Gunakan komunikasi tatap muka
 Peka terhadap dunia penerima yang berbeda, dalam
hal ini nilai, kebutuhan, sikap, dan
harapan-harapannya.
 Sadar dan mengerti mengenai makna-makna simbolik,
akan memperkecil masalah-masalah dalam
komunikasi.
 Gunakan bahasa yang sederhana, terarah pada apa
yang dimaksud.
 Gunakan pengulangan-pengulangan dalan jumlah yang
tepat.
Kiat berkomunikasi

 Berhenti bicara
 Ciptakan suasana tentram bagi pembicara
 Tunjukan minat untuk mendengarkan
 Jauhkan gangguan
 Empati kepada pembicara
 Sabar
 Tahan emosi
 Terima dengan tenang argumen maupun kritik
 Ajukan pertanyaan
Jenis-Jenis Komunikasi

 Verbal (ucapan)
 Non Verbal (bahasa tubuh)
 Komunikasi Non Verbal
Komunikasi Verbal

 Next week......
Terima kasih
Proses Komunikasi
FARMASIS PERLU KETRAMPILAN
BERKOMUNIKASI

Dengan pasien
Profesi kesehatan lain
Teman sejawat
Pemerintah
Masyarakat luas
KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
 Kepuasan pasien terhadap komunikasi: pasien
menjadi lebih patuh jika dokter dan farmasis
mengikutsertakan pasien dalam percakapan
mengenai pengobatannya dan jika pasien puas
terhadap komunikasi tersebut.
 Cara berkomunikasi
 Cara komunikasi penting, tidak dengan keras,
menakutkan, mengancam atau sukar dimengerti
 Farmasis tidak menuntut kepatuhan tetapi
menawarkan bantuan untuk memperoleh manfaat
pengobatan dan meyakinkan pasien bahwa
kepatuhan adalah demi kepentingan sendiri.
KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
 Komunikasi yang alamiah
 Bukan hanya pemberian informasi tetapi juga diskusi
 Pasien sebaiknya terlibat sebanyak mungkin dalam interaksi
dan dalam keputusan mengenai penggunaan pengobatan
kapan menggunakannya, bentuk sediaan yang disukai)
 Komunikasi yang menyenangkan
 Menyelidiki persepsi pasien tentang penggunaan
pengobatan
 Farmasis tahu harga, manfaat seperti yang dirasakan
pasien, mengenali sebelum terjadi
 Farmasis perlu tanya lansung kepada pasien kalau ada
kesulitan
KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
 Frekuensi komunikasi
 Farmasis sebaiknya mendorong adanya komunikasi
berikutnya
 Pengobatan merupakan proses yang berkesinambungan,
farmasis harus mengikuti perkembangannya pasien,
terus berinteraksi, membuat farmasis mengetahui
apakah pengobatan berkembang dengan baik sejak
konseling pertama.
 Metode komunikasi
 Komunikasi verbal dan tertulis sangat meningkatkan
kepatuhan dan lebih disukai pasien
 Audiovisual
 Supaya jelas hindari logat tertentu, menyesuaikan
bahasa pasien dan tingkat pendidikan
KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
 Penyediaan informasi: bgmn cara terbaik
 Persuasifitas
 Informasi mengenai penggunaan
 Informasi mengenai penyakit serta bagaimana dan kapan
pengobatan akan dapat menolong
 Informasi tentang efek samping
 Pasien diberitahu yang dapat dilakukan pasien utnuk mencegah
atau meminimalkan efek samping
 Teknik spesial
 Informasi mengenai teknik aplikasi pengobatan dan cara untuk
mengingat penggunaan pengobatan
 Kuantitas dan level
 Informasi sebaiknya tidak terlalu komprehensif dan mendetail
bagi pasien untuk mengerti atau memahami, sesuai dengan tk
pendidikan, cacat jasmani atau keadaan emosional.
5 FAKTOR MASALAH PASIEN
PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM
DISKUSI
1. Sebagian besar pasien naif terhadap
pengobatan
2. Banyak pasien cemas dan tidak konsentrasi
terhadap apa yang dikatakan
3. Semua orang lupa paling tidak sebagian apa
yang diceriterakan
4. Orang sering misinterpretasi informasi,
terutama jika tidak setuju pada awalnya
5. Informasi mungkin berubah/ menyimpang
dengan beberapa sebab seperti
pendengaran yang kurang, barier bahasa
dan sebagainya
Jenis-Jenis Komunikasi
Menurut cara penyampaiannya

 Verbal (ucapan)
 Non Verbal (bahasa tubuh)
 Komunikasi Non Verbal dan Komunikasi Verbal
THE PHARMACIST --
SENDING INFORMATION

1. TULUS
2. SEDERHANA
3. PENDEK
4. SPESIFIK
PILIH 4 BAHWA PASIEN
INGAT.....EXP
1. Kapsul ini untuk bronchitis
2. Dosis 4 kali sehari 2 tab selama satu minggu
3. Dosis 4 kali sehari 1 tab sesudah makan
4. Ia harus membeli ulang
5. Ia harus menghabiskan kapsul tersebut
6. Ia harus minum 1 satu jam sebelum makan
dan keempat pada waktu malam
7. Ia harus menghindari susu, antasida dan
sediaan besi
8. Ada sebotol minuman untuk pilek
THE PATIENT --
SENDING
INFORMATION

 KOMUNIKASI NON-VERBAL
 Kontak mata: tatapan/ menghindar/ membelalak/
 Ekspresi wajah: mengankat alis/ tersenyum/
mengkerutkan dahi
 Gesture: menunjuk/ menggegam tinju/ bergerak
relaks
 Postur: tegang/ relaks/ merosot (tertelungkup)
 Nada suara: datar/ mengasyikkan/ marah
 Puncak suara: rendah dan bisu/ tinggi dan gairah
 Pakaian : tidak rapi, warna-warni, kasual
TULIS KOMUNIKASI NON-
VERBAL YANG ANDA
HARAPKAN
 Depresi
 Bahagia
 Bermusuhan
 Cemas
 Yakin
 Tidak pasti
 Marah
 sedih
WHY QUESTION

 Untuk membentuk hubungan dengan


karyawan atau pelanggan, supaya hati-hati
penggunaan pertanyaan “mengapa”. Dengan
pertanyaan “mengapa” membuat orang
defensive karena kebanyakan orang tidak
dapat memberi alasan rasional mengapa
mengerjakan atau tidak mengerjakan
sesuatu yang mereka kerjakan. Misal:
mengapa antibiotikanya tidak dihabiskan?
Mereka merasa sudah sembuh dan
kebanyakan orang tidak tahu kalau harus
menghabiskan antibiotik.Lebih baik
diterangkan, terjadinya resistensi.
OPEN-ENDED QUESTIONS

 Apa dokter memberi tahu


gunanya obat ini?
 Apakah dokter memberi
tahu bagaimana caranya
minum obat ini?
 Apa yang dokter
mekatakan apa yang anda
harapkan dari minum obat
ini?
PERTANYAAN UNTUK MENGECEK
PASIEN MENGERTI APA TIDAK

 Obat ini untuk apa?


 Bagaimana cara pakainya/ minumnya?
 Masalah apa yang anda punyai?
CLEAR

 1. Clearly describe: penjelasan yang jelas situasi yang anda lihat


 2. Listen to:mendengarkan orang lain bicara
 3. Explain: penjelasan situasi secara spesifik perasaan anda
 4. Assert your stance
 5. Results: hasil yang diharapkan
KOMUNIKASI DENGAN
SITUASI TERTENTU
 1. Orang tua
 2. Kelemahan bicara merupakan barier komunikasi
 3. Pasien sakit terminal
 4. Pasien AIDs
 5. Pasien dengan masalah kesehatan mental
 6. Anak remaja
 7. Care givers
ORANG TUA

 1. Orang tua minum obat resep atau tanpa resep tidak


proporsional dibanding kelompok usia lainnya, maka
perlu adanya konseling
 2. Belajar
 3. Penglihatan
 4. Pendengaran
 5. Perbedaan nilai dan persepsi
BELAJAR

1. Usia berpengaruh terhadap proses belajar. Orang tua


belajar lebih lambat dp orang muda
2. Kecepatan pembicaraan, jumlah informasi yang
disampaiakan tergantung kemampuan individu untuk
mengerti.
3. Memori jangka pendek, mengingat kembali, jangka
perhatian berkurang untuk beberapa pasien tua.
4. Perlu dilakukan tujuan jangka pendek, memecah
pembelajaran kedalam komponen lebih kecil
5. Perlu dicek dengan meminta pasien mengulang aturan
pakai dan informasi lainnya dengan melihat reaksi non-
verbal
PENGLIHATAN

 1. Usia memepengaruhi proses penglihatan


 2. Beberapa individu perlu cahaya untuk menstimulasi
reseptor dalam mata. Jika menggunakan informasi
tertulis yakinkan cahaya yang cukup.
 3. Pesan tertulis dibuat huruf yang besar dan kertas
warna pastel
PENDENGARAN

 Usia mempengaruhi proses pendengaran


 Kehilangan pendengaran karena usia disebut presbycusis
 Ada orang tua yang dapat mendengar kata-kata tetapi tidak
dapat menggabungkan dengan jelas
 Dengan nada suara lebih rendah dapat membantu orang tua
 Sensitivitas terhadap suara turun, volume harus dinaikkan
kalau untuk menstimulasi reseptor
 Pelankan kecepatan bicara sehingga dapat membedakan
kata demi kata
 Tidak perlu berteriak saat bicara menyakitkan hati orang
 Bicara dengan volume lebih tinggi mungkin diperlukan
 Menggunakan alat bantu pendengan akan membantu
 Kurang pendengaran selain usia juga cacat lahir,
kecelakaan, polusi suara yang keras secara kronis
MENINGKATKAN KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN PENDENGARAN KURANG

 Posisi jarak antara 1 - 2 m


 Tidak pernah bicara langsung ditelinga pasien,
karena dapat mengubah pesan
 Tunggu sampai pasien melihat anda sebelum
bicara
 Kalau perlu tepuk dia untuk mendapatkan
perhatiannya
 Kalau pesan tak sampai tidak pelu diulangi tapi
buat lebih pendek dan kalimat yang sederhana
 Perhatian barier lingkungan, seperti suara keras
sehingga membuat kesulitan untuk pendengaran
yang kurang
PERBEDAAN NILAI DAN
PERSEPSI
 Antara anda dengan pasien tua ada
perbedaan generasi
 Pasien tua ada perbedaan
kepercayaan dan persepsi tentang
pemeliharaan kesehatan secara umum
 Pasien tua memilih pendekatan otoriter
untuk menerima pemeliharaan
kesehatan
 Ada pasien yang tidak tergantung
orang lain, maka perlu informasi
tambahan
KESULITAN BICARA MERUPAKAN
BARIER KOMUNIKASI

 Sebab: cacat lahir, kecelakaan, sakit


 Dysarthria: kesulitan bicara secara normal
 Penyakit: parkinson’s, sclerosis, bulbar palsy, strokes
 Kesulitan untuk mengerti karena ketidak mampuan
menghasilkan suara percakapan dengan betul
 Kesulitan bicar dapat disebabkan karena
pengambilan larnx karena kanker tenggorokan atau
lainnya.
 Karena suaranya berbeda membuat orang lain tidak
nyaman.
 Barier tersebut diatasi dengan menulis catatan
kepada farmasis atau menggunakan bahasa tanda.
Farmasis menyediakan kertas dan alat menulis.
APHASIA

 Kelompok pasien menderita


aphasia dengan kesulitan bicara
(strokes)pasien aphasic mempunyai
pendengaran normal
 Dia ingin berkata tapi tidak dapat
mengatakannya
 Membutuhkan waktu lebih lama
untuk komunikasi karena mereka
mendengar kata tapi tidak segera
mengingat artinya.
 Paling baik membiarkan pasien
berusaha
 Dapat menyebut hari tetapi tidak
dapat menceriterakan bahwa
selasa sebelum kamis
PASIEN SAKIT TERMINAL

 Pasien tidak senang diskusi dengan topik kematian


percakapan tidak jelas, tidak suka hal yang salah atau
membuat sedih pasien.
 Pasien sakit terminal membutuhkan dukungan dari
keluarga, teman dan farmasis
 Home health care pilihan utama
 Farmasis harus siap, profesional dan emosional untuk
berinteraksi dengan pasien sakit terminal
 Pertemuan dengan pasien dimana dia berada
 Menggunakan open-ened question
 Datang dan kontak dengan keluarga pasien
PASIEN
AIDS

 Jangan perlakukan mereka berbeda


dengan yang lain
 Gunakan open-enden question untuk
mengetahui pasien bersedia
berinteraksi
 Membantu dalam problem solving
karena lainnya tidak membantu
 Kunci adalah mengetahui apa yang
pasien butuhkan dan layanan apa yang
dapat anda berikan untuk pertemuan
yang terbaik
PASIEN DENGAN MASALAH
KESEHATAN MENTAL
 Mereka kesulitan dalam komunikasi
 Farmasis tidak tahu apa yang harus
dikatakan
 Farmasis takut berbuat salah
sehingga menyebabkan emosi
 Farmasis tidak yakin bagaimana
informasi harus disediakan
 Lebih ke dasar ethis
REMAJA

 Remaja kelompok bahwa mereka merupakan


pusat perhatian orang
 Peer group merupakan hal penting dalam
proses menentukan keputusan
 Lebih mandiri tidak minta tolong
 Remaja tidak menghiraukan simptom nyeri atau
sakit. Lebih perhatian pada tanda sakit yang
penting
 Tidak ada orang mengerti saya, termasuk
farmasis
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
 Gunakan empati (berusaha mendengarkan, mengerti
dan menolong)
 Komunikasi menerima apa adanya mereka
 Gunakan open-ended questions untuk menggambarkan
perasaannya keluar
 Menggunakan material tertulis baru
CARE GIVERS

 Individual yang memlihara orang tua dengan kondisi kronis


atau anak selama sakit akut
 Famili, teman, menyewa
 Makin banyak, pasien dari RS ke rumah
 Harus tahu kondisi pasien dan pengobatan dan instruksi
khusus kepada pasien
 Harus tahu bagaimana memonitor respons terapeutik
terhadap pengobatan tertentu, ADR
 Diinstruksi makanan yang baik cairan yang harus diminum
untuk pasien tertentu
 Harus mengingatkan obat yang harus diulang
 Informasi tertulis tentang pengobatan
 Mereka stress dalam memelihara pasien di rumah
 Mereka punya pekerjaan lain diluar
BARIER DALAM KOMUNIKASI

1. Barier lingkungan
2. Barier personal
3. Barier pasien
4. Barier administrasi dan keuangan
5. Barier waktu
RANTAI PENGOBATAN
PARIPURNA

 DOKTER FARMASIS PASIEN


 Laborat analisi R/ kepatuhan
 Diagnosa penyiapan kedisiplinan
tepat penyerahan pamakaian
 Resep informasi
Rasional konsultasi obat
PENDEKATAN UNTUK
MENGURANGI
KETIDAKPATUHAN
 1. Komunikasi dengan pasien
 2. Penyediaan informasi
 3. Strategi untuk mencegah ketidak patuhan
KESIMPULAN

 Memahami ilmu dan teknik konseling yang digunakan


 Farmasis dapat menemukan cara tersendiri untuk
setiap saat konseling
 Mungkin perlu memperbaiki layout apotek
 Banyak staff ekstra (apoteker pendamping)
 Banyak membaca dan belajar
 Pekerjaan farmasis selalu berkembang dan farmasis
berkembang menjadi konsultan yang efektif efisien
 Perubahan tidak terjadi sekejap tetapi peraturan dan
profesionalisme yang berkembang dapat membuat
perubahan yang lebih baik sekarang daripada yang lalu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai