Anda di halaman 1dari 3

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.

1 Kosmetik Pengawet adalah bahan kimia biosidal yang di tambahkan dalam kosmetik, obat topikal,makakan dan produk industri lainnya supaya terjaga dan kemungkinan kontaminasi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, kapang dan algayang berimplikasi pada kecepatan proses pembusukan. Pengawet yang ideal di samping efektif mencegah kontaminasi berbagai mikroorganisme, juga stabil, cocok dengan bahan lain dalam suatu produk, non-toksik dan tidak menimbulkan iritasi maupun sensitisasi. Kosmetik berdasarkan tempat aplikasi di bagi menjadi 4 rambut, wajah, mata, dan kuku sedangkan menurut fungsinya dikenal kosmetikperawatan dan kosmetik rias (dekotatif). Di dalam kosmetik rambut dan kuku paling banyak menggunakan pengawet formaldehit sedangkan pengawet yang sering di pakai untuk krim wajah dan mata adalah paraben. Produsen kosmetik pada umumnya mencantumkan jenis pengawet yang di pakai dalam kemasan produknya sehingga dengan mudah dapat di ketahui oleh konsumen.Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2001, melaporkan sebelas pengawet terbanyak yang di pakai dalam kosmetik,yaitu:metilparaben, propilparaben, butilparaben, imidasolidyl urea, DMDM hydantoin (dimethyloldimethyl hydantoin), etiparaben,diazolidinylurea, 5-chloro2methyl- 4-isotiazolin-3-one (methilcholoroisothiazolinone), quartenium-15, iodopropynyl butylcarbamate, methyldibromoglutaronitrile. Jenis pengawet dalam kosmetik yang sering sering menyebabkan reaksi sensitisasi,baik dari aspek kimia,aspek klinis,konsentrasi bahan untuk uji tempel,dan reaksi silang, serta manifestasi kelainan lain yang di timbulkan. Beberapa pengujian dan penetapan dalam Kodeks Kosmetika Indonesia (KKI) memerlukan baku pembanding.Baku pembanding di dalam KKI di sebut Baku Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI). Baku pembanding di dalam KKI di sebut Baku Pembanding Farmakope Indonesia (BPFI). Baku pembanding ialah zat yang terpilih karena kemurniannya tinggi, sifat sifat yang kritis dan cocok untuk penetapan kadar. Baku pembanding dapat diperoleh pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Republik Indonesia. Penggunaan yang tepat dari baku pembanding untuk dapat memenuhi tujuan yang dimaksud. Baku pembanding harus di simpan di tempat yang tidak panas dan terlindung dari cahaya. Jika diperlukan cara penyimpanan khusus, hal tersebut di cantumkanpada etiket, Beberapa pengujian dan penetapan kadar dalam KKI didasarkan pada perbandingan zat yang diperiksa dengan baku pembanding. Jika harus di buat larutan baku untuk penetapan kuantitatf dengan cara pengenceran terhadap atau cara lain, baku pembanding harus di timbang secara seksama dengan memperatikan kesalahan yang relatif bisa pada penimbangan massa sedikit. 3.2 High performance liquid chromatography (HPLC) HPLC disebut juga kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) adalah alat untuk menganalisa kandungan bahan kimia, baik secara kualatatif maipun secsra kuantitatif. HPLC sendiri singkatan dari High Performance Liiquid Chromatography. HPLC terdiri dari berapa bagian, yaitu fase garak, pompa, injektor dan detektor. Fase garak gerak berfungsi membawa

sampel kedalam kolom kolo m pemisah. Pompa berfungsi untuk mengalirkan sampel dari fase gerak ke ddalam kolo m pemisah dengan efisiensi laju air 1 ml/menit. Injektor adalah tempat memasukkan sampel. Kolo m berfungsi sebagai pemisah antara pelarut (fase gerak) dan komponen yang di analisa. Sedangkan detektor berfungsi untuk mendeteksi komponen dalam kolom. Sekaligus menghitung kadarnya. Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu di mana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu. Senyawa senyawa yang berbeda memeliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat berfariasi dan bergantung pada: Tekanan yang digunakan (karna itu akan berpengeruh pada laju air dari pelarut Kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga ukuran partikel) Komposisi yang tepat dari pelarut Temperatur pada kolom Temperatur pada kolom

Prinsip kerja dari HPLC adalah pemisahan absoprsi dan desorpsi yang berulang dari kom ponen yang di pisahkan. Pasda sat komponen tersebut dibawa oleh fase gerak mengalir sepanjang kolom. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan kecapatan migrasi dari masing masing komponen yang didasarkan oleh adanyaperbedaan koefision distribusi dari komponen tersebut antara kedua fase. Metode HPLC memiliki kelebihan yaitu kolom HPLC dapat di pakai berkali-kali, resolusi yang di dapatkan jauh lebih tinggi dari pada metode laen (KLT, spektrofotometri). HPLC juga dapat menganalisis senyawa yang tidak mudah mengup dan termolabil (synder & kirkland, 1979).

(http://www.chemistry.org/materi kimia/instrumen analisis/kromatografi 1/ kromatografi cairkinerja tunggi hplc/) Diagram alir HPLC

Sotvent

3.3 Methylparaben (nipagin) dan proipil Paraben (Nipasol) Nipagin dan Nipasol merupakan senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap pemamparan cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun dengan meningkatnya pH yang dapat menyebabkan hidrolisis. Larut dalam 500 air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida serta dalam 40 bagian minyak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Sehingga isi sitoplasma keluar dan menghammbat sisti transport elektrolit yang lebih terhadap kapang dan kamir dibandingkan dengan bakteri, serta lebih efektif menghambat bakteri gram positif dibandingka dengan bakteri gram negatif (7,8,15).

Anda mungkin juga menyukai