BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
metode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau
pemisahannya.
ini, tentunya ada beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat.
Baik yang langsung dapat dinikmati ataupun harus mengalami proses pengolahan.
mengidentifikasi noda akan tetapi juga untuk mengisolasi ekstrak, metode ini
sudah lama popular karena digunakan secara universal oleh mahasiswa dan peneliti
khususnya bahan alam. Popularitas metode ini berkurang setelah muncul metode
(CCC).
KLT Preparatif dapat digunkaan untuk memisahkan bahan dalam jumlah gram,
namun sebagian besar pemakaian hanya dalam jumlah milligram. Seperti halnya
KLT secara umum, KLT Preparatif juga melibatkan fase diam dan fase gerak.
Dimana fase diamnya adalah sebuah plat dengan ukuran ketebalan bervariasi.
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi
berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-
komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen oleh karena daya
serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak
pemisahan.
pada dasarnya sama dengan kromatografi lapis tipis biasa, naman perbedaan yang
nyata ialah pada KLT preparative menggunakan lempeng yang berukuran besar
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami
2. Tujuan praktikum
komponen kimia dari ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galanga L. Wild) dengan
C. Manfaat praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui bagaimana cara
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi ( Itis.gov)
Regnum : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
matera : Langkueueh (Aceh), lengkuas (Gayo), kelawas, halawas (Batak), lakuwe (Nias),
bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat
tinggi 1-2 m, berbatang semu dari pelepah daun yang menyatu berwarna hijau
keputihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daun
dan pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 25-50 cm, dan
lebar 7-15 cm. pelepah 15-30 cm, beralur dan berwarna hijau. Perbuangan
majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan bunga berkumpul
di ujung tangkai. Jumlah bunga dibagian bawah lebih banyak dari pada bagian
kuncup pada bagian ujung berwarna putih dan bagian bawah berwarna hijau.
Buah bentuk buni,, bulat, keras, hijau saat muda dan hitam kecoklatan setelah
pengawet masakan serta rasa pedas dan panas. Ada dua kultivar yang ditanam
maupun tumbuh liar, yaitu lengkuas merah dan lengkuas putih. Lengkuas
putih memiliki bagian tanaman yang lebih besar daripada varietas lain.
Rimpang lengkuas merah berwarna dengan bentuk dan rumpung lebih kecil
masakan, umumnya digunakan sebagai obat. Batang yang sangat muda dan
tunas bunga dapat dimakan sebagai sayuran. Alpinia oil yang berasal dari
rimpang Alpinia galanga berupa minyak berwarna kuning dengan bau rempah-
pegal linu, masuk angin, diare kronik, tidak nafsu makan, demam, kejang panas,
menghilangkan bau mulut dan bau badan, sariawan berat, menghilangkan sakit
seperti sakit telinga, sakit tenggorok, batuk, menghilangjan dahak pada bronchitis,
Minyak atsiri yang mudah menguap ini dapat meransang kulit dan mukosa.
Jika diminum, berkhasiat menolak angin dan menahan gerakan usus kecil, di
samping mempunyai efek antiseptik ringan. Jika disemprotkan pada lalat akan mati.
1b2b3b4b6b7b9b10b12a84b88b89b91a109b
119b120b128b129b135b136b139b140b142b143b146b
154b155b156b162b163b167a168b
B. Uraian Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908),
seorang ahli botani Rusia. Nama kromatografi diambil dari bahasa Yunani
perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase
diam (stationary) dan fasa bergerak (mobile). Fasa diam dapat berupa zat padat
atau zat cair, sedangkan fasa bergerak dapat berupa zat cair atau gas (Kennedy,
1990).
Kromatografi merupakan salah satu metode pemisahan komponen-komponen
campuran dimana cuplikan berkesetimbangan di antara dua fasa, fasa gerak yang
membawa cuplikan dan fasa diam yang menahan cuplikan secara selektif. Bila fasa
gerak berupa gas, disebut kromatografi gas, dan sebaliknya kalau fasa gerak berupa
benda penyerap. Cara ini umum dilakukan pada pemisahan zat-zat berwarna
macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam sistem yang terdiri dari
fase diam dan fase bergerak. Semua pemisahan pada kromatografi tergantung pada
Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase diam
akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat. Perbedaan
gerakan (mobilitas) antara komponen yang satu dengan lainnya disebabkan oleh
perbedaan dalam adsorbs, partisi, kelarutan atau penguapan diantara kedua fase.
Jika perbedaan-perbedaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahan secara
sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap fase bergerak
maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen bisa
metode lain yang pembiayaannya paling murah dan memakai peralatan paling dasar
yaitu Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP). adsorben yang paling banyak
digunakan yaitu silika gel yang dipakai untuk pemisahan campuran lipofil maupun
senyawa hidrofil. ketebalan adsorben yang paling sering digunakan ialah 0,52 mm.
pembatasan ketebalan lapisan dan ukuran plat sudah tentu mengurangi jumlah
bahan yang dapat dipisahkan dengan KLTP. Ukuran partikel dan porinya kurang
ditotolkan berupa garis pada salah satu sisi pelat lapisan besar dan dikembangkan
secara tegak lurus pada garis cuplikan sehingga campuran akan terpisah menjadi
beberapa pita. Pita ditampakkan dengan cara yang tidak merusak jika senyawa itu
tanwarna, dan penyerap yang mengandung senyawa pita dikerok dari pelat kaca.
Kemudian cuplikan dielusi dari penyerap dengan pelarut polar. Cara ini berguna
untuk memisahkan campuran reaksi sehingga diperoleh senyawa murni untuk telaah
pendahuluan, untuk menyiapkan cuplikan analisis, untuk meneliti bahan alam yang
lazimnya berjumlah kecil dan campurannya rumit dan untuk memperoleh cuplikan
yang murni untuk mengkalibrasi kromatografi lapis tipis kuantitatif (Nasution, 2010).
Proses isolasi kromatografi lapis tipis preparatif terjadi berdasarkan
perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen
kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya serap
adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan
(Munson, 2010).
Adsorben yang paling banyak digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah
silika gel dan aluminium oksida. Silika gel umumnya mengandung zat tambahan
Kalsium sulfat untuk mempertinggi daya lekatnya. Zat ini digunakan sebagai
adsorben universal untuk kromatografi senyawa netral, asam dan basa. Aluminum
iksida mempunyai kemampuan koordinasi dan oleh karena itu sesuai untuk
okida mengandung ion alkali dan dengan demikianbereaksi sebagai basa dalam
suspensi air. Disamping kedua adsorben yang sangat aktif ini dalam hal tertentu
dapat digunakan kieselgur yang kurang aktif sebagai lapis sorpsi (Munson, 2010).
Pengembangan plat KLTP biasanya dilakukan dalam bejana kaca yang dapat
(Nasution, 2010).
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dari bagian
tanaman, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Proses ekstraksi
dalam tanaman (zat aktif) yaitu pelarut organik menembus membran atas dinding sel
dan masuk ke dalam inti atau rongga sel kemudian larut dengan zat aktif dan
berdifusi dan memiliki konsentrasi di luar dan di dalam sel (Harborne, 2000).
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut. Prosesnya adalah sebagai berikut : pelarut organik akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan terelarut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dalam sel dan pelarut organik di luar sel. Maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel, dan proses ini berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi
Prosedur Kerja
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu botol eluen, cawan
porselin, chamber KLTP, gelas ukur, gunting, hairdryer, lampu UV 254 dan UV 366 ,
lempeng KLTP, mistar, pinset, pipa kapiler, pensil 2B, pipet, sendok besi, dan vial.
2. Bahan
aluminium foil, ekstrak kental rimpang lengkuas (Alpinia galanga L. Wild), kloroform,
B. Cara Kerja
1. Skrining Kromatografi Lapis tipis
ke lempeng KLT biasa yang berukuran 7x1 kemudian dielusi dengan eluen kloroform
kemudian di seprot dengan DPPH. Setelah itu dilihat warna yang baik kemudian
Ditotolkan dengan pipa kapiler fraksi yang aktif pada lempeng KLTP 20 x 20 secara
garis lurus. Dielusi didalam chamber KLTP dengan eluen n-heksan:etil asetat 6:4.
Diamatidibawah sinar UV 254 dan 366 nm. Disemprotkan dengan DPPH. Dikeruk
noda atau pita yang aktif dari silika gel. Ditampung di dalam vial.
BAB IV
A. Hasil Praktikum
Warna
No Isolate Eluen Nilai Rf bercak
UV UV
254 366
1 KKK Kloroform : Metanol : Air 0,94118
8:1:1 Hija Ungu
u
2 KCV Kloroform : Metanol : Air 0,76471
8:1:1 Hija Ungu
u
B. Pembahasan
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan
melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase
diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak
Adsorpsi dan partisi berdasarkan pada jumlah dan cara penotolan cuplikan
Pemisahan suatu senyawa dari senyawa lain dalam suatu ekstrak, dimana
senyawa-senyawa itu akan terpartisi sesuai tingkat kepolarannya, Diana fase diam
yang digunakan adalah bubuk silika kasar yang dimampatkan pada kolom yang
terlebih dahulu di masukkan kapas untuk mencegah silikanya turun, dan digunakan
kertas saring agar proses partisi dapat berjalan baik dan lebih selektif Karen lewat
ekstrak dan digunakan dari yang paling non polar lalu paling polar agar proses
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara dan
ini adalah untuk melakukan pemisahan senyawa aktif dari fraksi Lamtoro (Leucaena
Cara kerja dari praktikum ini yaitu, Disiapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan kemudian dimasukkan lempeng yang telah di totol dalam chamber yang
berisi eluen. Diamati eluen yang naik sampai batas tanda, kemudian diamati pada
Pada praktikum KLTP digunakan 2 hasil jenis fraksi yaitu fraksi dari hasil
KKK dan KCV. Dimana fraksi KKK yang diambil itu fraksi berwarna Hijau sedangkan
pada KCV fraksi yang diambil yaitu yang berwarna kuning. Tujuannya untuk
membandingkan fraksi yang mana paling Nampak noda untuk dikerok. Dimana hasil
yang diperoleh yaitu fraksi dari KCV yang paling baik atau paling bagus, karena
bercak pita yang terbentuk terbentuknya beberapa pita pada lempeng KLTP dimana
pita yang akankeruk pada lempeng adalah pita yang memiliki warna yang lebih
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lapis tipis preparatif diperoleh hasil nilai Rf pada fraksi 1 yaitu 0,94118 cm dan nilai
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih aktif dan lebih disiplin dalam melakukan praktikum
dan sebaiknya alat-alat laboratorium agar lebih dilengkapi lagi agar proses praktikum
Dalimartha., Setiawan. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 6. Jakarta: Pustaka
Bunda.
Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia :Penuntun cara modern menganalisa tumbuhan.
PALMedia creative pro: Bandung.
Ibnu, dkk. 2005, "Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT. PradnyaParamita, Jakarta.
Munson, 2010. "Plant Resources of South East Asia,Edible Fruits and Nuts" , Prosea
Foundation, Bogor.
Nasution, 2010."Pharmacochemical Investigation on Raw Materialsof Passiflora Edulis
Forma Flavicarpa" :Planta Med.
www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TNS&search_value=506513/20-04-
2015