Prodi Farmasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Binawan
Created :
Milda Rianty Lakoan, M.Farm., Apt
Krismayadi., M.Farm., Apt
Disolusi
• Disolusi adalah proses suatu zat aktif dari
sediaan padat (tablet, kapsul, serbuk,
supo) terlepas dan memasuki cairan
biologis menjadi larut lalu diikuti oleh
absorpsi zat aktif ke dalam sirkulasi
sistem.
• Kecepatan disolusi suatu zat aktif dari
sediaan padat adalah jumlah zat aktif yang
larut per unit waktu di bawah kondisi antar
permukaan padat cair, suhu dan
komposisi pelarut atau media yang
dibakukan.
UJI DISOLUSI
• Uji disolusi : metode analisis secara
fisikokimia guna mengukur kecepatan atau
besar konsentrasi zat aktif dari sediaan
terlepas dan terlarut pada kondisi yang
telah ditetapkan.
KEGUNAAN UJI DISOLUSI
1. Prosedur pengendalian mutu untuk
produk final atau akhir
2. Untuk menguji keserbasamaan
pelepasan zat aktif dari sediaan
tabletnya dari batch ke batch (memantau
proses formulasi & manufaktur).
3. Untuk menjamin ketersediaan hayati (bio
ekivalensi) dari batch untuk solida
apabila korelasi antara sifat disolusi in
vitro dan availabilitas telah ditetapkan,
hal ini sangat mungkin bila disolusi
merupakan tahap pembatasan
kecepatan absorpsi dalam sistem
KRITERIA SEDIAAN TABLET/
KAPSUL YANG DIUJI DISOLUSI
1. Mengandung zat aktif untuk pengobatan
penyakit gawat.
2. Mengandung zat aktif yang jarak
terapinya relatif kecil (LD50/ED50 kecil).
3. Mengandung zat aktif yang sulit/tidak
larut dalam air.
4. Mengandung zat aktif yang dapat
berubah menjadi bentuk tidak larut
dalam cairan cerna.
5. Tablet Bersalut
MEKANISME DISOLUSI
Where,
dc/dt= dissolution rate of the drug
K= dissolution rate constant
Cs= concentration of drug in stagnant layer
Cb= concentration of drug in the bulk of the
solution at time t
19 November 2010 KLECOP, Nipani 15
Modified Noyes-Whitney’s Equation -
dC = DAKw/o (Cs – Cb )
dt Vh
Where,
D= diffusion coefficient of drug.
A= surface area of dissolving solid.
Kw/o= water/oil partition coefficient of drug.
V= volume of dissolution medium.
h= thickness of stagnant layer.
(Cs – Cb )= conc. gradient for diffusion of drug.
19 November 2010 KLECOP, Nipani 16
RUMUS NOYES-WHITNEY
• Laju disolusi : kecepatan melarutnya obat
pada waktu tertentu, pada suhu dan
komposisi media yang ditetapkan
• Laju disolusi/kecepatan disolusi
dirumuskan oleh Noyes-Whitney :
dC/dt = D.S/h.V (Csat – Csol) = kS(Csat –
Csol)
• k = D/Vh; k = konstanta disolusi
• dC/dt = kecepatan disolusi
• h = Ketebalan lapisan difusi pada antar-
muka padat-cairan
• S = Luas permukaan dari obat yang
terpapar (kontak) ke media disolusi
• V = Volume media; D= koefisien difusi
• Csat = Kelarutan solida (Konsentrasi
jenuh pada suhu percobaan)
• Csol = Konsentrasi obat dalam larutan
pada waktu t
KONDISI HILANG (SINK
CONDITION)
• Molekul-molekul zat aktif meninggalkan
lapisan difusi menuju media disolusi,
kemudian molekul yang berdifusi tsb
diganti oleh molekul lain yang dilepaskan
oleh zat padat itu.
• Jika volume media disolusi lebih besar
dibandingkan terhadap larutan jenuh zat
aktif maka Csol sangat kecil dibandingkan
Csat.
• dW/dt = k S Csat
• Kondisi demikian disebut “sink condition”
(kondisi hilang) artinya media disolusi
yang digunakan volumenya besar,
sehingga pengaruh Csol terhadap
kecepatan disolusi solida dapat diabaikan.
Hal ini terjadi bila Csol < 15% dari Csat.
• Csol = 0 maka kecepatan disolusi
maksimal
• Csol meningkat, maka kecepatan disolusi
menurun
• Csol<<<<<<Csat
• Pada uji disolusi Csol < 15% Csat, maka
dW/dt = k S Csat
• Disolusi Intrinsik dan Partikulat sudah
disinggung di bab Preformulasi, baca lagi
yaa!
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISOLUSI ZAT AKTIF
DARI SEDIAAN TABLET