Anda di halaman 1dari 29

SIFAT FISIKA MOLEKUL OBAT

FARMASI FISIKA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG
PENDAHULUAN
 Syarat formulasi suatu produk
 Hubungan antara struktur molekul vs kegiatan
obat

Sifat-sifat fisika molekul obat:


Sifat aditif (diturunkan/jumlah dari sifat atom
sendiri atau gugus fungsi di dalam molekul),
contoh: massa molekul
Sifat konstitutif (bergantung pada susunan struktur
atom di dalam molekul), contoh: rotasioptic &
panjang gelombang serapan maksimum
PENDAHULUAN
Bias molar dari suatu senyawa  penjumlahan dari
bias atom dan gugusnya yang menyusun senyawa
tersebut

Tetapi susunan kerangka atom dalam masing-masing


gugus adalah berbeda, sehingga indeks bias dari dua
molekul akan berbeda, yaitu masing2 gugus di dalam
2 molekul yang berbeda memberikan harga yang
berbeda terhadap indeks bias molekul2secara
keseluruhan
PENDAHULUAN
 Suatu perhitungan sampel akan menjelaskan prinsip dari sifat
aditif dan konstitutif.
 Bias molar dari dua senyawa :
PENDAHULUAN
 Jumlah atom karbon, atom hidrogen & oksigen yang sama,
dihitung dengan menggunakan :
PENDAHULUAN
Kesimpulan…….
Walaupun kedua senyawa ini mempunyai jumlah atom yang
sama secara pasti, bias molarnya tidak sama.
Bias molar dari atom adalah aditif, tetapi atom karbon dan
oksigen pembiasannya adalah konstitutif.
Ikatan tunggal karbon tidak sama dengan ikatan rangkap
karbon, dan karbonil oksigen (C = O).
PENDAHULUAN
Dengan menghubungkan sifar fisik tertentu dengan
sifat kimia dari molekul-molekul yg hubungannya
sangat dekat, maka dapat disimpulkan :
1) Menggambarkan susunan ruang dari molekul
obat
2) Memberikan keterangan untuk sifat kimia atau
fisik relatif dari sebuah molekul
3) Memberikan metode untuk analisis kualitatif dan
kuantitatif untuk suatu zat farmasi tertentu.
1&2 menunjukan pengertian tentang sifat kimia dan aksi
potensial yang diperlukan untuk penciptaan molekul baru
dengan aktivitas farmakologi yang selektif.
3 memberikan kepada peneliti alat untuk mendesain obat
dan membuatnya, sedang kepada analisis adalah metode untuk
menilai kualitas obat secara luas.
Interaksi Molekul dengan Radiasi Elektromagnetik

 Radiasi elektromagnetik digolongkan sebagai suatu energi


berbentuk gelombang yang merambat secara kontinu
 Radiasi mempunyai suatu karakteristik frekuensi
 Frekuensi, 𝒗  jumlah dari gelombang yang melewati suatu
titik tertentu dalam 1 detik.
 Panjang gelombang, 𝜆  panjang dari gelombang tunggal
radiasi, yaitu jarak antara dua puncak gelombang yang
bersebelahan
 Digambarkan dalam bentuk model gelombang dan suatu
medan bervibrasi di sekitar titik dalam ruang & mempunyai
fekuensi.
𝜆𝒗 = 𝐜
dimana; 𝜆  panjang dari suatu gelombang
tinggi radiasi
𝒗  jumlah dari panjang gelombang
𝐜  kecepatan cahaya 3 x 108 m/s
Radiasi Elektromagnetik
 Bilangan gelombang 𝜵, dapat dinyatakan sbg:
𝜵= v/c
dimana, 𝜵 (cm-1)  jumlah panjang gelombang dakam radiasi
1 cm dalam ruang hampa udara
 𝜆 berbanding terbalik dengan energi radiasi
 Spektrum elektromagnetik digolongkan menurut panjang
gelombangnya atau bilangan gelombang yang sesuai
 Spektroskopi Metode analisis yang didasarkan pada
penyerapan energi radiasi elektromagnetik dari panjang
gelombang tertentu oleh atom pada tingkat energi dasar
(Ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan elektron
tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi (Excited state)
 Ketikakehilangan energi eksitasinya, beberapa dari atom ini
memancarkan radiasi yang berbeda ketika kembali ke suatu
tingkat energi yang lebih rendah(kualitatif).
 Interaksi menghasilkan spektra absorpsi jika radiasi dari suatu
panjang gelombang tertentu melewati suatu sampel dan
diukur penurunan intensitas radiasi akibat eksitasi
elektronik(kuantitatif).
Interaksi Antara Sinar dan Zat

Io = intensitas sinar sebelum mengenai sampel


I = intensitas sinar yang diteruskan
Perhitungan intensitas pita serapan  menggunakan
hukum Lambert dan Beer
Eksitasi Elektronik
 Penyerapan sinar (energi) oleh molekul suatu zat
organik :

 disebabkan oleh eksitasi elektronik


 melibatkan promosi elektron pada orbital σ, π
dan n dari tingkat energi dasar ke tingkat energi
yang lebih tinggi
 Skema tingkat energi orbital molekul
Tetapan Dielektrik dan Polarisasi
Induksi
 Suatu molekul dapat mengalami pemisahan muatan
listrik melalui induksi oleh suatu medan listrik eksternal
atau oleh suatu pemisahan muatan yang permanen.
 Pemisahan muatan listrik tersebut menyebabkan
peningkatan polaritas dari suatu molekul
 Tetapan dielektrik dapat ditentukan dengan oscilometri,
di mana frekuensi dari suatu sinyal dijaga konstan oleh
perubahan listrik pada kapasitansi antara dua pelat
paralel.
Tetapan Dielektrik dan Polarisasi
Induksi
Jika molekul non polar
dalam suatu pelarut yang
cocok ditempatkan di
antara pelat dari suatu
kapasitor yang
bermuatan-dapat terjadi
polarisasi induksi dari
molekul-molekul.
Tetapan Dielektrik dan Polarisasi
Induksi
 Dipole induksi ini terjadi karena pemisahan muatan listrik
dalam molekul jika ia ditempatkan di dalam medan listrik di
antara pelat-pelat. Elektron dan inti berpindah dari posisi
awal mereka di dalam proses induksi ini sehingga sifat
molekul berubah menjadi polar
Nilai momen dipole yang terinduksi
ini berbanding lurus dengan daya
polarisasi induksi yang didefinisikan
sebagai suatu kemudahan di mana
suatu molekul dapat dipolarisasikan
dengan suatu gaya luar
1. Tetapan Dielektrik dan Polarisasi
Induksi
 Tetapan dielektrik (ε) adalah kapasitansi dari
kondensor yang diisi dengan sesuatu bahan, Cx
dibagi dengan baku pembanding (Co).

 ε= Cx/Co
2. Momen Dipole Permanen dari
Molekuk-Molekul Polar
 Di dalam suatu molekul polar, pemisahan daerah
yang bermuatan positif dan negatif dapat menjadi
permanen dan molekul akan memiliki suatu momen
dipole permanen (μ)
 Momen dipole permanen (μ) adalah suatu gejala non
ionik, dan walaupun daerah dari molekul tersebut
dapat memiliki muatan, muatan ini akan seimbang
satu sama lainnya.
 Satuan μ adalah deybe
 Momen dipole permanen dapat dikorelasikan dengan
aktivitas biologi dari molekul-molekul tertentu
untuk memperoleh informasi yang bernilai tentang
hubungan dari sifat-sifat fisik dan pemisahan muatan
dalam suatu kelas senyawa obat.
 Ex: molekul air memiliki dipole yg permanen
sehingga dapat berinteraksi secara kuat dgn molekul
zat terlarut
Korelasi Momen Dipole Dengan
Aktvitas Biologi Molekul-Molekul TTT
 Contoh 3 isomer DDT
 Pembahasan : mempunyai momen dipol yang kecil dan
aktivitas yang besar.
 Hal ini sesuai bahwa kelarutan yang besar dalam pelarut non
polar dapat disebabkan oleh momen dipole zat terlarut yang
kecil
 Molekul yang lebih mudah larut paling mudah menembus
membran lipoid dari serangga dan merusak enzim susunan
saraf serangga.
 Makin renadh momen dipol isomer makin besar aktivitas
insektisidanya.
3. Indeks Bias dan Bias Molar
 Indeks bias (n)

Ket : sin i adalah sinus sudut sinar datang dari


cahaya dan sin r adalah sudut sinar yang
dibiaskan
Pembilang---kec.cahaya di udara
Penyebut----kec.cahaya yang diselidiki
 Indeks bias berubah ubah dengan berubahnya panjang
gelombang cahaya dan temperatur.
 Indeks bias dapat digunakan :
1.Untuk identifikasi suatu zat
2.Untuk mengukur kemurnian suatu zat
3.Untuk menentukan konsentrasi dari suatu zat yang
dilarutkan dalam pelarut lainnya
 Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias adalah
refraktometer
Bias molar (Rm) berhubungan dengan indeks bias dan
sifat-sifat molekul dari senyawa yang diperiksa.

M= berat molekul, p= kerapatan dari senyawa


Nilai Rm dari suatu senyawa seringkali diperkirakan
dari ciri-ciri struktur molekul
 Bias molar suatu senyawa adalah penjumlahan dari
bias atom dan gugusnya yang menyusun senyawa.
 Jumlah atom sama tapi mempunyai bias molar
yang tidak sama.

Anda mungkin juga menyukai