Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak
berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi
pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang
dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak
digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang
ahli botani Rusia, pada tahun 1906.
Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna
dan ‘Graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses
yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua
fasa. Satu fasa tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya,
dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa
menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan.
Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik
paling banyak digunakan. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang
sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada
perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap
tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak
menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Prosedur kromatografi
masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah
cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat
berkerabat zat yang dipisah.Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya
kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan
elektroforesis. Namun dalam makalah ini kita akan mengulas suatu teknik
kromatografi yang baru yaitu kromatografi penyaringan gel.
Kromatografi Penyaringan Gel merupakan proses pemisahan dengan gel
yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai

1
ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti
saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya.
Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan
dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang
menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalh pada makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi?
2. Apa tujuan kromatografi permeasi gel?
3. Bagaimana kinerja kromatografi permeasi gel?
4. Apa keuntungan dan kerugian kromatografi gel?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi kromatografi.
2. Untuk mengetahui tujuan kromatografi permeasi gel.
3. Untuk mengetahui kinerja kormatografi permeasi gel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori Kromatografi Permeasi Gel (KPG)


Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputi
kromatografi eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi permeasi
gel. Kromatografi ini paling mudah dimengerti dan paling mudah dikerjakan.
Selain kesederhanaannya, teknik ini sangat berguna.
Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan
penggunaan utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini.
Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies dengan
berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain dariresolusi
dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat, kromatografi gel
dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul dari polimer sintetis.
Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara mudah dengan kromatografi
gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki berat molekul yang sangat
berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah besar. Ketiga, kromatografi
gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan eksplorasi dari cuplikan yang tak
diketahui. Pemisahan ini memberikan gambaran isi cuplikan, sehingga dapat
diketahui dengan cepat apakah cuplikan itu memiliki berat molekul rendah atau
berat molekul tinggi.

2.1.1 Kelebihan dan Kelemahan Kromatografi gel


Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya:
1. pita-pita sempit.
2. waktu pemisahan pendek.
3. waktu pemisahan mudah diramalkan.
4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan.
5. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan.
6. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom.

3
Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:
1. kapasitas terbatas.
2. tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir
sama.
3. prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.
Kekuranga yang paling menonjol adalah kapasitas puncak yang terbatas.
Ini berarti hanya ada sedikit pita yang dapat dihubungkan dengan kromatogram
total, karena kromatogram cukup pendek semua senywa terelusi sebelum to. Pada
kromatografi gel jarang terlihat lebih dari enam pita pada satu kromatogram. Ini
berarti bahwa kromatografi gel biasanya tidak dapat memisahkan secara sempurna
suatu cuplikan kompleks, tanpa pemisahan lebih lanjut dengan metode lain.
Kekurangan kedua adalah tidak dapat memisahkan senyawa-senyawa yang
mempunyai ukuran hampir sama. Hal ini menyingkorkan kromatografi gel dalam
banyak masalah pemisahan senyawa yang penting, termasuk pemisahan isomer.
Perbedaan pada kromatografi gel adalah prinsip pemisahan yang berbeda dengan
yang digunakan metode kromatografi lain. Konsep factor pemisahan α, dan factor
kapasitas k’ tidak bisa digunakan. Susunan fasa gerak juga relative tidak penting
pada kromatografi gel.

2.1.2 Pengelompokkan berbagai penggunaan kromatografi gel


Pengelompokkan berbagai penggunaan kromatografi gel biasanya dibagi
dalam dua teknik yaitu teknik filtrasi gel (pelarut air) dan kromatografi permeasi
gel (pelarut oragnik).
1. Fasa Diam
Pemisahan dalam kromatografi gel sebagian besar ditentukan oleh jenis
fasa diam yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan gel atau fasa diam untuk
suatu pemisahan merupakan langkah penting.
Fasa diam yang digunakan untuk kromatografi gel merupakan bahan
dalam ukuran pori berbeda-beda dimana setiap ukuran cocok untuk pemisahan
senyawa yang tertentu berat molekulnya. Kebanyakan dengan kromatografi
permeasi gel digunakan fasa diam polistirena berpori yang mempunyai ikatan

4
silang divinil benzena. Poragel dan Bio-Bead dapat untuk memisahkan senyawa
yang relative kecil sampai dengan berat molekul sekitar 20.000. Styragel untuk
memisahkan senyawa besar dengan berat molekul 20 juta. Gel vinil asetat berpori
serupa dengan gel polistirena, tetapi untuk senyawa dengan berat molekul rendah.
Merkogels pori kecil lebih baik digunakan untuk pemisahan senyawa dengan
berat molekul kurang dari 2000, dan kurang dari sejuta.
Fasa diam untuk kromatografi permeasi gel ( Pelarut organik )
 Polistirena
Poragel, Styragel Waters
Bio-Bead-S Bio-Rad Labs
 Gel vinil asetat
Merckogel – OR E. Merck, EM Labs
 Silika atau gelas berpori
Porasil Water
Bio-Glas Bio-Rad Labs
Merckogel-Si E. Merck, EM Labs
Kromatografi permeasi gel ( KPG ) dengan pelarut organic juga dapat
dikerjakan dengan fasa diam kaku dari silica atau gelas berpori. Bahan ini lebih
stabil daripada gel organic dan pengisian kolompun lebih mudah. Tetapi kerap
kali memberikan retensi yang jelek karena terjadi serapan oleh permukaan silica.
Kalibrasi suatu fasa diam menyatakan kemampuan suatu gel memisahkan
cuplikan yang berbeda berat molekulnya. Suatu kalinerasi adalah suatu grafik
ukuran molekul cuplikan terhadap retensi relative.
Senyawa dengan berat molekul antara A dan B dapat masuk ke dalam
beberapa pori yang sesuai dengan ukuran molekul itu. Oleh karena itu senyawa ini
terelusi sesuai dengan penurunan ukuran molekul. Daerah antara ( A < VR < B )
merupakan daerah ukuran molekulnya berbeda dan terdapat dalam daerah
fraksinasi.

5
Ukuran molekul dalam kromatografi gel ditentukan oleh panjang molekul.
Beberapa pabrik menyatakan kalibrasi dalam satuan panjang molekul (A ) dari
berat molekul. Untuk suatu kelompok senyawa ( misalnya proteina globular,
polistirena monodispersi dsb. ) berat molekul naik secara teratur sesuai dengan
panjang molekul, dan kalibrasi dapat dinyatakan dalam berat molekul. Retensi
dalam kromatografi gel, diukur dalam satuan tetapan distribusi Ko dimana

Vr  Vo
Ko 
Vi
Harga Ko terdapat antara 0 ( eksklusi ) dan 1 ( permeasi total ).
Pabrik pembuat gel biasanya memberikan kalibrasi pendekatan untuk
suatu gel. Beberapa contoh diberikan dalam Gambar 75 untuk berbagai gel
polistirena yang dijual oleh Waters untuk Kromatografi Permeasi Gel. Kurva
kalibrasi yang tepat harus ditertapkan sendiri oleh pemakai untuk setiap kolom gel
dengan menggunakan baku polimer seperti yang digunakan dalam Gambar 75.
Alur kalibrasi untuk berbagai gel polistirena dijual oleh Waters untuk permeasi
gel.
2. Fasa Gerak
Dalam kromatografi gel, tidak seperti pada kromatografi cairan lainnya,
fasa gerak tidak diubah – ubah untuk mengatur resolusi. Fasa gerak dipilih dengan

6
kekentalan rendah pada suhu pemisahan ( supaya harga N tinggi ) dan untuk
melarutkan cuplikan. Fasa gerak dengan kekentalan rendah itu mempunyai titik
o
didih sekitar 25-50 C diatas suhu kolom. Jika cuplikan sukar larut, fasa gerak
dipilih supaya dapat melarutkan cuplikan.
Jika digunakan detector refraktometer, fasa gerak dipilih dengan indeks
refraksi optimum. Jika diperlukan kepekaan detector maksimum, indeks
refraksifasa gerak harus berbeda besar dengan indeks refraksi cuplikan.
Pengaruh fasa gerak pada fasa diam yang tak kaku untuk kromatografi gel
harus dipertimbangkan. Berbagai gel untk kromatografi permeasi gel dapat tahan
terhadap berbagai pelarut organic, tetapi ada perkecualian untuk aseton dan
alcohol tidak boleh digunakan dengan fasa diam polistirena.
3. Variabel Pemisahan Lainnya
Suhu dalam kromatografi gel dapat dinaikkan untuk cuplikan yang sukar
larut. Supaya mudah, semua pemisahan kromatografi gel dilakukan pada suhu
kamar. Tetapi beberapa polilefina dan poliamina berat molekul tinggi memerlukan
o
Suhu 100-135 C untuk pemisahan dengan perneasi gel, karena cuplikan ini tidak
cukup larut dalam suhu rendah.
Kalibrasi suatu kolom pada kromatografi gel dapat dilakukan dengan
bebagai cara. Kolom kromatografi permeasi gel biasanya dikalibrasi dalam
besaran panjang molekul atau diameter hidrodinamis ( A ). Sebab ukuran molekul
dalam kromatografi gel pada kenyataannya ditentukan oleh volume hidrodinamis,
yang berhubungan dengan panjang maksimum dari suatu molekul secara luas ,
lihat gambar 79. Pada waktu melihat pertama kali dapat membingungkan, Karena
jalan masuk pori gel seperti lebih ditentukan oleh penampang melintang
minimum, daripada oleh panjang molekul maksimum. Pada kenyataannya, hal ini
untuk pemisahan molekul kecil pada penyaringan molekul Linde 5A, dengan
eksklusi isoalkana yang lebih lebar tetapi lebih pendek. Pada kromatografi gel
yang dipisahkan lebih besar, waktu pemisahan lebih pendek. Molekul – molekul
yang tidak dapat masuk ke dalam pori, kemungkinan masuk itu naik dengan
turunnya diameter hidrodinamis. Penjelasan dasar antara pemisahan pada
penyaringan molekul dan kromatografi gel.

7
Gel padat
Fasa gerak
x-x-x
x-x
solut x- pori
x
y

Gambar 79. Ukuran molekul pada kromatografi gel sebagi fungsi dari panjang
molekul.

Alur kalibrasi yang dibuat oleh pabrik biasanya hanya pendekatan. Oleh
karena itu perlu dibuat kalibrasi yang benar untuk setiap kolom yang digunaka.
kalibrasi kolom untuk Kromatografi permeasi gel digunakan baku polistirena dan
poliglikol yang diketahui panjang molekulnya. Fraksi sempit meliputi rentang
ukuran molekul lebih dari 50 A. Ukuran molekul kecil digunakan n-alkana yang
panjang molekulnya ditentukan dengan
Lm = 2,5 + 1,25 n ( A )
N adalah jumlah atom karbon dalam molekul itu. Sebagai contoh, Lm n-pentana
adalah 2,5 + 1,25(5) = 8,75 A. Dalam hal ini senyawa baku diijeksikan dan Vr
diukur : dibuat alur harga Vr terhadap panjang molekul, seperti pada gambar 75.
Hubungan berat molekul dan panjang molekul sering sangat perlu, karena
ini dapat untuk mengubah besaran panjang dalam kromatografi gel ke distribusi
berat molekul dalam besaran berat molekul. Molekul polietilena linier dengan
panjang (dalam A) setara dengan 1,25n, dan berat molekul sama dengan n kali
berat monomer dibagi dua. Dalam hal ini monomernya adalah etilena ( n=2) dan
berat molekulna 28, maka berat molekul polietilena linier sama dengan ( berat
molekul monomer / 2) n/1,25n kali panjang, Lm ( dalam A ) atau
Berat molekul = 11 Lm ( polietilena linier )
Untuk polimer etilena tersubstitusi
Berat molekul = ( berat monomer / 2,5 ) Lm

8
Sebagai contoh, berat monomer polistirena adalah 104, maka berat
molekul oligomer polistirena adalah 41 kali panjang molekul Lm. Faktor
perbandingan antara berat molekul dan panjang molekul polietilena adalah 11,
untuk polistirena 41, ii dinaakan factor Q. Karena factor Q dari polimer sintetis
bervariasi antar 11 dan 41, harga rata-rata dianggap 20 untuk estimasi berat
molekul polimer.
4. Alat Kromatografi Permeasi Gel (KPG)
Alat – alat yang dapat digunakan untuk pekerjaan Kromatografi Permeasi
Gel adalah

Filter/degasser Filter/degasser
Injector

pump

Oven
(optional)
Loop Waste containing
GPC columns

DRI LS detector
detector

All this in the same time, about 20-60 minutes, as a simple GPC run
The intensities may be converted to the Rayleigh factors in the usual way, as for a
conventional Zimm plot
A GPC column set is used to separate the macromolecules according to size, in
the usual “big first” order of elution. After leaving the column, the molecules
flow past a light scattering detector (using one or more angles) and then to a
concentration detector.

9
2.2 Cara Kerja Kromatogragi Permeasi Gel
GPC memisahkan berdasarkan ukuran atau volume hidrodinamik (jari-jari
kisaran) dari analit. Ini berbeda dari teknik pemisahan lainnya yang bergantung
pada interaksi kimia atau fisik dengan analit yang terpisah. Pemisahan terjadi
melalui penggunaan manik-manik berpori yang dikemas dalam kolom (lihat fase
stasioner (kimia)).

Skema ukuran pori vs analit


Analit yang lebih kecil dapat memasuki pori-pori lebih mudah dan karenanya
menghabiskan lebih banyak waktu di pori-pori ini, meningkatkan waktu retensi
mereka. Molekul-molekul yang lebih kecil ini menghabiskan lebih banyak waktu
dalam kolom dan karenanya akan dielusi terakhir. Sebaliknya, analit yang lebih
besar menghabiskan sedikit waktu di pori-pori dan dielusi dengan cepat. Semua
kolom memiliki kisaran bobot molekul yang dapat dipisahkan.

10
Jika analit terlalu besar atau terlalu kecil, masing-masing akan tidak disimpan atau
sepenuhnya dipertahankan. Analitik yang tidak ditahan dielusi dengan volume
bebas di luar partikel (Vo), sedangkan analit yang sepenuhnya ditahan dielusi
dengan volume pelarut yang disimpan di pori-pori (Vi). Volume total dapat
dipertimbangkan dengan persamaan berikut, di mana Vg adalah volume gel
polimer dan Vt adalah volume total:
Vt = Vg + Vi + Vo
Seperti dapat disimpulkan, ada kisaran terbatas dari berat molekul yang dapat
dipisahkan oleh setiap kolom dan oleh karena itu ukuran pori-pori untuk kemasan
harus dipilih sesuai dengan kisaran berat molekul analit yang akan dipisahkan.
Untuk pemisahan polimer, ukuran pori harus sesuai urutan polimer yang
dianalisis. Jika sampel memiliki rentang berat molekul yang luas, mungkin perlu
menggunakan beberapa kolom GPC secara bersamaan satu sama lain untuk
menyelesaikan sampel secara penuh.

2.3 Contoh Soal


Sampel darah 4,00 ml dari pasien yang diduga menderita ketosis (kadar keton
tinggi abnormal) dianalisis untuk aseton dengan mengetraksi sampel deangan 25,0
ml CHCL3. Partisi untuk aseton sedemikian rupa sehingga untuk = 0,970. Ketika
5,00 𝜇L ekstrak CHCL3 disuntikan ke dalam kolom GC, puncak aseton 70,0 mm2
diamati. Ketika 5,00 𝜇L standar, yang mengandung 61,1 𝜇g aseton ? 10,0 ml
disuntikan dalam kolom yang sama, menghasilkan puncak aseton 440 mm2.
Berapa kosentrasi aseton dari sampel darah, dalam satuan mg aseton/ 100 ml
darah?
Penyelesaian :
 Selama volume yang sama dari cairan diinjeksikan ke dalam kolom GC
keduanya (Standar & sampel) maka puncak aseton akan sebanding dengan
kosentrasi aseton dalam kloroform.
61,1 44,0
 = sehingga C = 97,20 𝜇g aceton / 10,0 ml
𝐶 70,0

 97,20 𝜇g aseton / 10,0 ml + 0,243 mg aseton/25 ml CHCL3

11
 Dalam 4 ml sampel daraj terkandung
0,243
 = 0,250 mg aseton
0,970

 Jadi dalam 100 ml darah mengandung 25 x 0,250 mg aseton = 6,25 mg


aseton.

2.4 Aplikasi Kromatografi Permeasi Gel (KPG)


a) Pemurnian Enzim Lipase Dari Bakteri Lokal Dan Aplikasinya Dalam
Reaksi Esterifikasi
Permurnian AHF (Antihemophilic Factor (Human))bahan pmbentuk
konsetrat Koate-DVI(obat anti hemofilia produksi MERCK).Dalam penelitian ini
dilakukan pemurnian enzim lipase dan diuji aktivitasnya serta ditentukan
karakternya. Enzim lipase yang didapat selanjutnya diaplikasikan untuk
mengkatalisis reaksi esterifikasi asam laurat dengan alkohol. Perlakuan enzim
selanjutnya adalah pemurnian berdasarkan ukuran dengan kolom kromatografi
permeasi gel menggunakan sephadex G-100 sebagai fase diam.
Sampel diteteskan pada bagian atas kolom gel sephadex G-100 yang
berfungsi sebagai fase diam dan larutan buffer fosfat pH 8 yang berfungsi sebagai
fase gerak. Sampel enzim yang memiliki bobot molekul lebih besar dari pori-pori
gel akan melewati ruang antar pori-pori sehingga akan lebih dahulu keluar dari
kolom sebaliknya yang berbobot molekul lebih kecil akan masuk ke dalam pori-
pori matriks sehingga akan keluar lebih lambat. Setelah proses kolom
berlangsung, eluen ditampung pada wadah sebesar 15 ml. Eluen yang telah
ditampung pada wadah kemudian diukur kadar protein dan aktivitas enzimnya.
Fraksi yang memberikan aktivitas tinggi dikumpulkan dan dikarakterisasi serta
ditentukan aktivitas esterifikasinya.
GPC sering digunakan untuk menentukan berat relatif molekul polimer
sampel serta distribusi molecular weights. GPC tindakan apa yang benar-benar
adalah molekular volume dan bentuk fungsi sebagai ditetapkan oleh intrinsik
kelekatan. Jika dibandingkan standar yang digunakan, data ini relatif dapat
digunakan untuk menentukan bobot molekular dalam akurasi ± 5%. Polystyrene

12
standar dengan PDI kurang dari 1,2 biasanya digunakan untuk menyesuaikan
dengan GPC. Sayangnya, polystyrene cenderung menjadi sangat linear polimer
dan karena itu sebagai standar itu hanya berguna untuk membandingkan ke
Polimer lainnya yang dikenal relatif linear dan ukuran yang sama.

b) Penentuan Massa Molekul rata-rata dengan Alat Kromatografi


Permeasi Gel (KGP).
Teknik yang paling umum digunakan untuk mengukur massa molekul
rata-rata dari distribusinya adalah dengan alat Kromatof : Permeasi gel. Cara ini
adalah cara relative yang memerlukan kalibrasi dengan menggunakan suatu
polimer standar yang diketahui massa molekulnya dan memiliki distribusi massa
molekul yang sempit [3].
Prinsip Juri teknik ini adalah dengan menyuntikkan : larutan sampel dalam
system kromatografi dan dielusikan dengan pelarut yang baik bagi polimer
tersebut. Pada saat sampel terelusi pada kolom dengan. partikel yang berpori,
rantai polimer terpisahkan sesuai dengan ukurannya. Kareria rintangan sterik yang
dimilikinya, molekul yang lebih besar akan tertahan dan tidak memasuki pori,
hama pelarut saja yang dapat berpenetrasi ke dalam seluruh volume kolom.
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil fraksi volume pori yang
dilalunya dan semakin cepat molekul itu terelusi dari kolom. Aliran zat terelusi
dianalisis oleh detektor yang mampu mendeteksi konsentrasi atau jumlah dari
polimer yang melaluinya pada suatu selang waktu. Dalam kebanyakan sistem
digunakan detektor indeks bias yang mengukur perubahan indeks bias dari zat
terelusi yang melalui detektor.

c) Sintesis, Karakterisasi kopolimer, Kopolimerisasi, Stiren, Poli(3-


hidroksibutirat)

Polimer sintetik misalnya polistiren telah banyak diproduksi, umumnya


digunakan untuk material pembungkus. Tidak seperti polimer alam, polimer
sintetik ini tidak dapat didekomposisi oleh mikroorganisme yang ada di

13
lingkungan sehingga menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Pembuatan
kopolimer dari polimer sintetik dengan polimer alam merupakan salah satu cara
untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian kali ini, kopolimer blok telah
dibuat melalui kopolimerisasi antara monomer stirena dan poli(3-hidroksibutirat)
dengan menggunakan benzoil peroksida sebagai inisiator. Hubungan antara
struktur dan sifat-sifat kopolimer hasil sintesis dianalisis menggunakan GPC (Gel
Permeation Chromatography).

d) Analisa bobot molekul alginate dengan metode kromatografi


permeasi gel
Salah satu kaakterisasi yang menunjukkan kualitas polisakarida adalah
bobot molekul. Dalam penelitian ini, bobot molekul polisakarida alginat
ditentukan dengan metode kromatografi permeasi gel. Hasilanalisa boboy molekul
natrium alginat yang diisolasi dari sargasum polycystum adalah 120704 dan
183880 g/mol. Dari sargasum crassifolium 120704 dan 188231 g/mol sedangkan
dari Sargassum plagiophylium 119300 dan 194951 g/mol. Berdasarkan data bobot
molekul natrium algianate yang disolasi dari jenis Sargassum plagiophylum
mempunyai bobot molekul yang lebih tinggi.
Sebelum dilakukan analisa dengan kromatografi cair kinerja Tinggi sistem
gel permeasi, terlebih dahulu sampel natrium alginat dan standar alginat
dipreparasi yaitu dengan melarutkannya ke dalam dimetil sulfoksida dengan
konsentasi 0,1% masing – masing sampel diinjeksi dengan 10 ml.
Prinsip dasar dari pemisahan kromatogafi ini adalah berdasarkan
perbedaan ukuran – ukuran molekulnya dan yang dipengaruhi ole gaya gravitasi
dan absorpsi oleh fasa diam yang terbuat dari gel organik. Semakin besar molekul
suatu polimer akan semakin cepat terpisahkan. Hasil spektra pemisahan
kromatografi dari natrium alginat ang diisolasi dari ketiga jenis mikro alga adalah
sebagai berikut:

14
Spektra standar natrium algianat adalah 3,0828 dan 3,290 menit.
Munculnya 2 puncak pada spektum pemisahan dengan kromatografi gel permeasi
disebabkan. Terpecahnya rantai natrium alginat. Proses pengendapan,
penyaringan, pemanasan dan preparasi menyebabkan rantai alginat terpecah
menjadi fraksi molekul yang bobot molekulnya lebih rendah sehingga
memungkinkan terjadinya penristribusian bobot. Hal ini dapat terjadi karena
alginate merupakan poli ionic dan polidispersi
Dengan metode kurva kalibrasi standar maka akan didapat bobot molekul
sample. Dalam hal ini waktu tambat berbanding terbalik dengan logaritma dari
berat molekul polisakarida.

15
16
BAB III
PENUTUPAN

3.3 Kesimpulan
1. Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputi
kromatografi eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi
permeasi gel.
2. Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya:
a. pita-pita sempit.
b. waktu pemisahan pendek.
c. waktu pemisahan mudah diramalkan.
d. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan.
e. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan.
f. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom.
3. Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:
a. kapasitas terbatas.
b. tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir
sama.
c. prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.

17

Anda mungkin juga menyukai