Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum perpindahan panas yang telah dilakukan, maka
diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan pada Run I (bukaan panas 90o, bukaan dingin 30o)
Variasi Aliran panas (tube) Aliran dingin (shell)
Suhu Fluida
Panas(oC) Q Suhu (oC) Q Suhu (oC)
(L/menit) T in T out (L/menit) t in t out
40 10,52 39,82 39,60 7,5 32,04 32,5
45 10,04 44,24 41,90 7,64 34,06 34,34
50 10,14 46,60 45,24 8,0 33,80 35,20
Sumber : (Praktikum Perpindahan Panas, 2019)
Tabel 4.2 Hasil Percobaan pada Run II (bukaan panas 60o, bukaan dingin 60o)
Variasi Aliran panas (tube) Aliran dingin (shell)
Suhu Fluida
Panas (oC) Q Suhu (oC) Q (L/menit) Suhu (oC)
(L/menit) T in T out t in t out
40 9,78 40 39,08 7,6 32,8 34,10
45 10,3 44,8 43 7,67 33,2 34,60
50 9,40 46,70 45,30 7,8 33,60 32,40
Sumber : (Praktikum Perpindahan Panas, 2019)
Tabel 4.3 Hasil Percobaan pada Run III (bukaan panas 60o, bukaan dingin 60o)
Variasi Aliran panas (tube) Aliran dingin (shell)
Suhu Fluida
Panas (oC) Q Suhu (oC) Q (L/menit) Suhu (oC)
(L/menit) T in T out t in t out
40 9,4 40 39,44 7,54 33,3 33,88
45 8,46 44,56 44,14 7,6 34,3 34,86
50 8,58 48,94 48,32 7,56 34,84 35,44
Sumber : (Praktikum Perpindahan Panas, 2019)
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan
Variasi
Flowrate Suhu
Variasi (L/min) Fluida UC UD Upanas Udingin Rd
Bukaan Hot Cold Panas [Btu/(hr)(ft2)(℉)] [Btu/(hr)(ft2)(℉)]
Valve Fluid Fluid (℃)

90° dan
10,52 7,5 40 16,83 0,177 2.269 5,872 5,592
30°
60° dan
9,78 7,6 40 15,49 0,90 3.395 32.459 1,04
60°
30° dan
9,4 7,54 40 23,15 0,57 1.971 15.094 1,86
90°
90° dan
10,04 7,64 45 47,12 0,51 2.888 2.494 1,74
30°
60° dan
10,3 7,67 45 23,44 0,65 2.256 13.766 0,65
60°
30° dan
8,46 7,6 45 27,70 0,17 588,58 604,95 5,85
90°
90° dan
10,14 8,00 50 34,87 0,44 1.522 12.077 2.24
30°
60° dan
9,40 7,8 50 42,99 0,40 1.386 14.747 2,48
60°
30° dan
8,58 7,56 50 33,91 0,63 2.193 9.880 1,55
90°

Sumber : (Praktikum Perpindahan Panas, 2019)

4.1 Pembahasan
Percobaan perpindahan panas ini dilakukan untuk mengamati perubahan
suhu yang terjadi pada aliran masuk fluida dingin dan aliran masuk fluida panas
dengan besar bukaan valve yang berbeda-beda. Pada percobaan ini suhu air panas
divariasikan yaitu 40℃, 45℃, dan 50℃ sedangkan suhu air dingin adalah suhu
kamar. Untuk run 1 dilakukan percobaan dengan bukaan air panas sebesar 90°dan
bukaan air dingin sebesar 30 ° . Pada suhu air panas 40 ℃ setelah percobaan
diulangi lima kali diperolehlah rata-rata laju alir aliran panas (Q) sebesar 10,52
lb/menit, suhu masuk aliran panas (Tin) 39,82℃, suhu keluar aliran panas (Tout)
39,6℃, laju alir aliran dingin (Q) adalah 7,5 lb/menit, suhu masuk aliran dingin
(Tin) 32,04℃, dan suhu keluar aliran dingin (Tout) 32,5℃.
Pada percobaan kali ini heat exchanger yang digunakan merupakan tipe
shell and tube. Heat exchangertube merupakan tube-tube yang ditempatkan
dalam shellnya. Dimana shell adalah sebuah silinder (pipa besar) yang
didalamnya terdapat pipa-pipa kecil. Dari data yang diperoleh dapat diketahui
bahwa terjadi perubahan suhu aliran keluar baik aliran panas maupun aliran
dingin. Pada aliran panas suhu keluar menjadi lebih rendah dari sebelumnya
sedangkan pada aliran dingin suhu keluarnya menjadi lebih tinggi dari suhu
sebelumnya. Hal ini terjadi karena telah terjadi perpindahan kalor secara tidak
langsung pada alat heat exchanger. Pada percobaan ini fluida dingin dialirkan
pada shell dan fluida panas dialirkan pada tube yang berada didalam shell. Saat
aliran panas mengalir pada tube maka akan melalui aliran dingin yang ada dalam
shell sehingga terjadi pertukaran kalor antara kedua fluida tersebut. Fluida yang
tadinya dingin akan menjadi panas dan fluida yang tadinya panas akan menjadi
dingin. Dari data yang diperoleh juga dapat diketahui laju alir fluida panas lebih
tinggi daripada laju alir fluida dingin. Hal ini disebabkan karena pada run I
bukaan valve fluida panas lebih besar daripada bukaan fluida dingin, semakin
besar bukaan valve maka akan semakin besar pula laju alirnya.
Pada umumnya untuk setiap run perubahan suhu yang terjadi prosesnya
sama. Fluida panas yang masuk dari tube akan menjadi dingin pada aliran keluar
dan fluida dingin yang masuk dari shell akan menjadi lebih panas pada aliran
keluar yang disebabkan perpindahan kalor antara kedua fluida tersebut. Yang
membedakan hasil untuk setiap run adalah laju alir karena untuk run yang berbeda
besar bukaan valve divariasikan sehingga laju alirnya pun berubah. Sesuai dengan
pembahasan diatas bahwa semakin besar bukaan valve maka akan semakin besar
laju alirnya.
4.2.1 Grafik Ud Dingin terhadap Suhu

GRAFIK UD Dingin VS Suhu


1
0.9
0.8
0.7
Ud Dingin

0.6
0.5 RUN 1
0.4 RUN 2
0.3
RUN 3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60
Suhu

Berdasarkan grafik menunjukkan perbandingan besarnya suhu terhadap


nilai Ud dingin yang diperoleh. Berdasarkan grafik pada run I nilai Ud dingin
dengan suhu 40oC diperoleh sebesar 0,17 selanjutnya pada suhu 45oC diperoleh
0,51 dan pada suhu 50 oC diperoleh sebesar 0,44. Pada run II, nilai Ud dingin
dengan suhu 40oC diperoleh sebesar 0,90 selanjutnya pada suhu 45oC diperoleh
sebesar 0,65 dan pada suhu 50oC diperoleh sebesar 0,40. Pada run III, nilai Ud
dingin dengan suhu 40oC diperoleh sebesar 0,57 selanjutnya pada suhu 45oC
diperoleh sebesar 0,17 dan pada suhu 50oC diperoleh sebesar 0,63.

4.2.2 Grafik Ud Panas terhadap Suhu

Grafik Ud Panas Vs Suhu


1.5
Ud Panas

1
Run I
0.5
Run II
0 Run III
0 10 20 30 40 50 60
Suhu
Berdasarkan grafik menunjukkan perbandingan besarnya suhu terhadap
nilai Ud dingin yang diperoleh. Berdasarkan grafik pada run I nilai Ud panas
dengan suhu 40oC diperoleh sebesar 0,52 selanjutnya pada suhu 45oC diperoleh
0,21 dan pada suhu 50oC diperoleh sebesar 0,23. Pada run II, nilai Ud panas
dengan suhu 40oC diperoleh sebesar 0,86 selanjutnya pada suhu 45oC diperoleh
0,78 pada suhu 50oC diperoleh sebesar 1,38. Pada run III, nilai Ud panas dengan
suhu 40oC diperoleh sebesar 0,22 selanjutnya pada suhu 45oC diperoleh sebesar
0,21 dan pada suhu 50oC diperoleh sebesar 0,31.

Anda mungkin juga menyukai