Anda di halaman 1dari 12

PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG HOLISTIK DAN

TERINTEGRASI UNTUK MENINGKATKAN MANFAAT


HASIL PENGADAAN BARANG DAN JASA
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan dalam Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2018


Jakarta, 17 Juli 2018
Konsep Perencanaan Pembangunan Nasional
REPUBLIK
INDONESIA dalam UU No. 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah


satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

2
Money Follows Program Serta Tematik-Holistik,
REPUBLIK
INDONESIA Integratif dan Spasial (1/2)
PENGAMANAN PRIORITAS DAN INTEGRASI KEBIJAKAN MELALUI MONEY FOLLOWS PROGRAM
Penanganan secara menyeluruh dan
Kegiatan prioritas
Mengganti pendekatan money follows function terfokus pada kegiatan yang relevan
menjadi money follows program direncanakan berdasarkan HOLISTIK dengan pencapaian tujuan program
data dan informasi yang baik TEMATIK
Pendanaan langsung mengarah pada kegiatan, prioritas
serta lokasi yang jelas
sasaran hingga lokus tertentu sehingga memudahkan Keterpaduan seluruh
proses integrasi dan TER kegiatan yang saling
Pendanaan meliputi tidak hanya belanja K/L,
namun juga Non K/L, Transfer Daerah dan Dana
pemantauan kegiatan di SPASIAL INTEGRASI memperkuat dan selaras
lapangan. dalam mencapai sasaran
Desa, Pembiayaan BUMN, KPBU, dan PINA
prioritas nasional

PROGRAM KEGIATAN
SEBARAN WILAYAH
PRIORITAS PRIORITAS

3
Money Follows Program Serta Tematik-Holistik,
REPUBLIK
INDONESIA Integratif dan Spasial (2/2)
CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK
URAIAN MONEY FOLLOWS FUNCTION MONEY FOLLOWS PROGRAM
BENDUNGAN JATI GEDE (2015)
▪ Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L
Perencanaan Dimulai dari identifikasi Dimulai dari penentuan
sesuai dengan berdasarkan tusi dan input yang
Alokasi kebutuhan unit/K/L: program prioritas untuk
diberikan (pendekatan tusi K/L) .
▪Pelaksanaan tusi diturunkan pada unit/K/L yang
▪ Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setiap
▪Dukungan pada prioritas terkait K/L diluar Kem PU PERA tidak melaksanakan
kegiatannya.
Realokasi Kaku karena sekat organisasi Lebih mudah dilakukan karena ▪ Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana, Kemen
anggaran dengan sasarannya masing- di arahkan untuk pencapaian PU & PERA diberikan kewenangan tidak hanya
masing sasaran program pembangunan infrastruktur waduk namun juga
resettlement (pendekatan program)
Pelaksanaan ▪ Penanggung jawab ada di ▪ Kebijakan lebih mudah ▪ Proyek diresmikan tahun 2015
anggaran masing-masing unit diintegrasikan karena
IMPLEMETASI MONEY FOLLOWS PROGRAM DI
▪ Berpotensi tidak terintegrasi kontrol pada program PAGU INDIKATIF 2017
satu sama lainnya (kebijakan, prioritas • Terjadi realokasi antar K/L untuk mengamankan
spasial maupun urutan ▪ Dapat ditunjuk penanggung prioritas dan pemenuhan amanat perundangan
pembangunan) jawab kegiatan yang bersifat • Dari keseluruhan 87 K/L, 20 K/L mengalami
lintas unit kenaikan belanja Non Operasionalnya,
sedangkan 59 K/L mengalami penurunan di
banding APBN sebelumnya (2016).
4
Konsekuensi Pendekatan Perencanaan Tematik-Holistik,
REPUBLIK
INDONESIA Integratif, dan Spasial
PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Multilateral Bilateral Musrenbang Trilateral
Meeting Meeting Meeting
Holistik - Tematik Terintegrasi Spasial Kab/Kota, Provinsi, Nasional
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN

Sasaran Pembangunan Arah Kebijakan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan


• Kebijakan menyeluruh setiap 1. Memberikan kemudahan dan mengurangi 1. Tidak ada tumpang tindih fungsi/kewenangan
prioritas nasional beban masyarakat
• Fokus pada pencapaian 2. Tata kelola dan hubungan kerja yang sinergis
• Mainstreaming Revolusi Mental 2. Mendorong potensi kreatif antarfungsi/kewenangan
prioritas nasional
dalam arah kebijakan prioritas 3. Mendorong efektivitas dan efisiensi 3. Tersedianya ASN yang profesional
nasional 4. Memiliki nilai tambah atau insentif 4. Memberikan daya ungkit terhadap
Kejelasan Pelaksana Kegiatan pencapaian hasil
Kerangka Kewilayahan
• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, Swasta) 1.Setiap kegiatan memiliki lokasi yang jelas
• Memiliki indikator yang jelas dan terukur
• Tahapan kegiatan prioritas
(koordinat)
2.Keterkaitan lokasi dalam mencapai sasaran
Kejelasan Sumber Pembiayaan program prioritas (waduk-irigasi-sawah, KEK-jalan-
• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, PMN, dan pelabuhan-listrik)
KPS 3.Distribusi kegiatan antarwilayah
• Kebijakan baru alokasi DAK
5
REPUBLIK
Penajaman Substansi Perencanaan dan Penganggaran
INDONESIA

Pendekatan Substansi Perencanaan


“THIS”

Sasaran Yang Ingin Dituju Melalui


I. INTEGRASI SUBSTANSI
(Hulu-Hilir/Holistik)

Pendekatan THIS
II. INTEGRASI SPASIAL
(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)
Integratif-Holistik, Tematik
dan
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN (Kerangka
Spasial Kelembagaan)
(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)

IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN


(Kerangka Pendanaan)
(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)

6
REPUBLIK
Penajaman Substansi Perencanaan dan Penganggaran
INDONESIA

Tematik Tujuan: Ketahanan Pangan


Indikator:
Produktivitas Berbagai
Komoditas Pangan dibanding
Kebutuhan selama 1 Tahun
secara mandiri.

Intensifikasi Pencetakan Sawah Reforma Agraria Pengendalian Harga Jalan Kabupaten NJOP
Pertanian Organik Baru Lahan Sawah
Stop Konversi PKH Untuk
Produktivitas Gakintan
Dam Lahan Produktif Irigasi Tersier
Lahan Existing

Integratif

Spasial

7
REPUBLIK
Langkah Perencanaan dan Penganggaran Pendekatan THIS
INDONESIA

2 3 4
1 Penelaahan
Kerangka Struktur 6
Perencanaan Pengkajian Peran dan Pengkajian
Politis Penetapan Kerangka
Kelayakan Pembiayaan
Tujuan Kebijakan (Sesuai Logika
Kerangka
Perencanaan
Tupoksi)
Teknokratis 7
Kerangka Ekonomi
5 Pengkajian
Kerangka Pengujian
Pembiayaan Makro
Kelayakan Pengkajian Integrasi
(dan Dan Kerangka
Penganggaran) Ekonomi Wilayah Kebijakan Prioritas Spasial

8 PP 17/2017
Penyiapan Teknis Teknis
Pemantauan, DIPA Prosedur Prosedur
Pelaksanaan
Evaluasi, dan Proyek Penganggaran Perencanaan
Pengendalian PBJ
KRISNA
8
Contoh Penerapan
REPUBLIK
INDONESIA
Perencanaan dan Penganggaran Pendekatan THIS dalam RKP

Pendekatan THIS
diterapkan mulai
pada RKP 2017,
dengan
menggunakan alat
bantu Kerangka
Kerja Logika (KKL)
→ terdapat KKL
Radial (melingkar)
dan KKL Linear (11
kolom berbaris dari
kanan ke kiri) →
RKP 2017
menggunakan KKL
Radial.
Kerangka Kerja Logika Radial

9
REPUBLIK
Dukungan yang Diperlukan (1/2)
INDONESIA

Proses penajaman perencanaan dan penganggaran berbasis


THIS (Tematik, Holistik, Integratif, dan Spasial) harus
didukung pula di tataran implementasinya

Manajemen Proses pengawalan BPKP


Pengadaan Barang terhadap proyek-proyek
dan Jasa yang prioritas agar dapat segera
mengedepankan aspek diimplementasikan sesuai
THIS konsep THIS

Advisory and
Quality Assurance
10
REPUBLIK
Dukungan yang Diperlukan (2/2)
INDONESIA

Manajemen Proses pengawalan


Pengadaan Barang BPKP terhadap proyek-
dan Jasa proyek prioritas

▪ Respon untuk pemberian saran


▪ Memberikan pengawalan terhadap implementasi proyek-proyek
(advice) PBJ untuk proyek prioritas
prioritas, sehingga realisasinya tetap menjaga konsep THIS
diharapkan dapat lebih cepat
contoh: memastikan pembangunan irigasi terintegrasi secara
▪ Penyediaan proses konsultatif yang
baik dengan pembangunan waduk dan pencetakan sawahnya
lebih baik dan lebih cepat, terutama
untuk proyek-proyek prioritas
▪ Pengawalan BPKP diharapkan dapat mempercepat
▪ Pemberian kewenangan kepada KL pelaksanaan proyek-proyek prioritas dengan tetap menjaga
yang lebih longgar, terutama untuk tata kelola yang baik dan bersih (good and clean
PBJ terkait proyek-proyek prioritas government)

▪ Pengawalan BPKP perlu lebih inovatif, kondusif, dan lintas sektor

11
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH

12

Anda mungkin juga menyukai