Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DAN IMPLEMENTASI

REDESIGN SISTEM PERENCANAAN & PENGANGGARAN


LINGKUP KEMENTERIAN KEUANGAN

Juli 2021
1 Konsep Redesain
Sistem Perencanaan & Penganggaran

2
Latar Belakang RSPP (1)

Arahan Menteri Keuangan pada Rapat Pimpinan terkait pembahasan


Redesign Sistem Penganggaran tanggal 29 Oktober 2019:

1. Sistem Informasi: dalam dua minggu harus terindentifikasi masalah


dan solusi untuk dukungan data/teknologi informasi (Sistem
Penganggaran);
2. Langkah-langkah jangka pendek untuk penajaman APBN 2020;
3. Langkah-langkah fundamental untuk perbaikan penganggaran RAPBN
2021
4. Menjadikan BA15 sebagai contoh untuk penajaman PBB

3
TANTANGAN SISTEM PENGANGGARAN, TERMASUK BA015

Missing Link antar sektor dari hulu sampai hilir…


Hasil monitoring dan evaluasi belum optimal dijadikan
dasar pengambilan kebijakan strategis pada tataran
perencanaan
Planning
1 Data revisi anggaran tidak
mengupdate data perencanaan

• Perencanaan dan Penganggaran masih Budgeting


fokus tahunan
• Program per eselon 1, mengakibatkan 2 Data level dibawah COA (komponen,
kurang terintegrasinya perencanaan dan subkomponen) tidak terbawa kedalam database
penganggaran, dan cenderung nasional
memenuhi klasifikasi organisasi
dibanding klasifikasi Program Execution
Capaian output atas realisasi anggaran
3 belum terlaporkan dengan benar
Kriteria output masih beragam, dan belum
ada unit yang benar-benar memverifikasi
capaian output masing- masing K/L
Monitoring & Evaluasi
Menjadi tupoksi banyak K/L, semi- manual,
4 merepotkan K/L dan belum menjadi input utama
bagi perencanaan, penganggaran, dan/atau
kebijakan lainnya

Perencanaan belum optimal menjadi alat pengendalian yang efektif, karena banyaknya missing link
4
antara perencanaan sampai pelaksanaan anggaran 4
Latar Belakang RSPP (2)

Arahan Menteri Keuangan pada Rapat Pimpinan terkait pembahasan Redesign Sistem Penganggaran
(06 Desember 2019):

Mindset dalam redesign sistem penganggaran adalah penganggaran yang lebih tepat
sasaran dan fleksibel.

Restrukturisasi 12 program Kemenkeu menjadi 5 program bertujuan untuk menajamkan


fokus program yang lebih koheren antar unit eselon 1 dan impact-nya masif.

Redesign sistem penganggaran juga bertujuan menghubungkan anggaran dan kinerja.

Design sistem perencanaan dan penganggaran yang baru, sudah diimplementasikan pada
saat penandatanganan Kontrak Kinerja tahun 2020.

Redesign anggaran harus memikirkan berbagai aspek, termasuk impact-nya ke unit


vertikal dan pejabatnya.
5
Perubahan Yang Diharapkan
EXISTING PERUBAHAN
Penerapan PBK Penerapan PBK
• Sudah ada informasi kinerja, namun belum terhubung dengan • Sudah ada informasi kinerja yang terhubung dengan anggaran;
anggaran; • Alur input-aktivitas-output-outcome dari unit kerja, pelaksanaannya jelas
• Alur input-aktivitas-output-outcome dari unit kerja, pelaksanaannya sesuai Unit In Charge (UIC).
tumpang tindih (cascading belum jelas);

Perencanaan Perencanaan

• Program mencerminkan eselon I secara spesifik; • Program mencerminkan sinergi antar unit eselon I dalam mencapai
• Kegiatan mencerminkan eselon II/Satker vertikal secara spesifik untuk outcomes;
mendukung program; • Satu kegiatan dapat mendukung lebih dari satu program (hasil mapping
kondisi existing);

Penganggaran Penganggaran
• Output tersebar di unit-unit kerja dan tidak jelas pengaruhnya terhadap • Output dapat ditentukan dan berpengaruh terhadap outcome;
outcome; • Anggaran dapat ditelusuri (tracking) dari input, proses, output, dan
• Output tidak riil sehingga sulit menghitung standar biaya per output outcome;
serta anggaran yang best fit, terukur dan efisien. • Dapat menghitung standar biaya per output serta anggaran yang best fit,
• Adanya kriteria anggaran belanja operasional dan non operasional terukur dan efisien;
mengakibatkan anggaran overlapping; • Menghilangkan kriteria anggaran belanja operasional dan non operasional
sehingga tidak terjadi overlapping anggaran.

Penerapan BSC Penerapan BSC


• Peta strategi hanya menggambarkan Visi Misi Kementerian Keuangan; • Peta strategi dapat menggambarkan peran Kementerian Keuangan sesuai
• Sasaran strategis dan Indikator kinerja belum dapat dihubungkan dengan Visi Misi Presiden;
anggaran. • Sasaran strategis dan Indikator kinerja sudah 6dapat ditentukan kebutuhan
anggarannya.
6
Tujuan dan Manfaat RSPP

TUJUAN REDESAIN SISTEM MANFAAT REDESAIN SISTEM


PENGANGGARAN PENGANGGARAN

1. Perencanaan dan penganggaran lebih tepat 1 Hubungan logika 2


Adanya sinergi antar
sasaran dan fleksibel. aktivitas (outuput-
unit eselon I dalam
outcome) dapat
tergambar dengan lebih mencapai output dan
jelas. outcome program.
2. Peningkatan informasi pada dokumen
anggaran. 3 Tidak adanya
overlapping kegiatan dan 4
Integrasi IT serta
fokus pada kegiatan
yang mendukung output penataan
3. Peningkatan hubungan antara pengalokasian program, sehingga organisasi yang
anggaran dengan kinerja. menghasilkan efisiensi lebih baik
anggaran

7
Tahapan Perumusan dan Implementasi RSPP

1. Restrukturisasi Program
a. Restrukturisasi Program dilakukan melalui identifikasi tugas dan fungsi utama K/L.
b. Unit-unit eselon I yang menjalankan tugas dan fungsi sejenis digabung menjadi satu untuk menjalankan satu Program.
c. Jumlah Program hasil redesain akan menjadi lebih sedikit, namun lebih fokus dan lebih mencerminkan program-progam riil
yang dilakukan oleh K/L.
d. Restrukturisasi Program juga dilakukan dalam rangka memisahkan antara Program yang bersifat teknis dengan Program yang
bersifat generik.

2. Peningkatan kolaborasi proses pengalokasian anggaran dengan metode pengelolaan kinerja


a. Tujuannya adalah untuk dapat lebih menjelaskan hubungan antara anggaran (Input) yang dialokasikan dengan kinerja
Outcome yang ingin dicapai, Output yang akan dihasilkan, dan aktivitas yang dilaksanakan.
b. Hal ini berdampak pada layering struktur penganggaran ke dalam empat kategori besar yaitu Outcome – Output – Aktivitas –
Input.

3. Simplifikasi struktur informasi kinerja anggaran

a. Simplifikasi struktur informasi kinerja anggaran bertujuan agar level struktur anggaran menjadi lebih ringkas.
b. Proses simplifikasi struktur anggaran ini dilakukan dengan cara delayering struktur anggaran yang ada.
c. Struktur anggaran setelah redesain terdiri dari Program, Outcome, Output, Aktivitas, Klasifikasi Rincian Output (KRO), Rincian
Output (RO), Akun dan Detil Belanja.
8
Simplifikasi Struktur Kinerja dan Anggaran
Existing Redesain BSC
Program Program
Sasaran Program Outcome Stakeholders Perspective
Indikator Kinerja Program Indikator Outcome
Output Program Output
Customers Perspective
Indikator Output Program Indikator Output
Kegiatan Aktivitas
Sasaran Kegiatan -
Output Kegiatan Klasifikasi Rincian Output
Indikator Output Kegiatan -
Internal Process dan Learning &
Sub-Output Rincian Output
Growth
Komponen Header (optional)
Sub-Komponen -
Akun Akun
Detil Belanja Detil Belanja

Berdasarkan Perdirjen Anggaran Nomor PER-5/AG/2020 disebutkan bahwa dalam hal RO yang diusulkan oleh Kementerian/Lembaga memiliki satuan yang
berbeda dengan satuan pada KRO maka:
1. Kementerian/Lembaga dapat mengusulkan KRO dengan satuan yang sama dengan satuan RO dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari
Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan; atau
2. Kementerian/Lembaga menggunakan KRO yang tersedia, dengan menambahkan keterangan di RO yang satuannya berbeda9 dengan satuan KRO
(secondary indicator).
9
STRUKTUR INFORMASI KINERJA PENGANGGARAN

Program LEVEL UNIT Output Sasaran


ESELON I Program Program
(Non-Lintas & Lintas) (Outcome)
Indikator Indikator

Kegiatan LEVEL SATUAN Sasaran


(Non-Lintas & Lintas) KERJA Kegiatan
(Outcome)
Indikator

LEVEL SATUAN Klasifikasi


Rincian
KRO & RO KERJA Rincian Output
Output (RO)
(KRO)
Indikator
Indikator

Komponen LEVEL SATUAN


Akun Belanja (6
KERJA Detil Belanja
(Tahapan/Input) digit)

10
PRIORITAS NASIONAL STRUKTUR ANGGARAN

INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR SASARAN


PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS NASIONAL PRIORITAS nASIONAL

PROGRAM KL PROGRAM KL PROGRAM KL Top


Down
Sasaran Program Sasaran Program RPJMN
(Outcome) (Outcome)

Output Output
Program Program

Kegiatan Kegiatan

KRO KRO
Bottom
RO RO Up

Komponen Komponen

• Akun • Akun
• Detil Biaya • Detil Biaya
11
Struktur Kinerja Dan Anggaran Pada RSPP
01 Program
05 Klasifikasi Rincian Output (KRO)
Program merupakan policy tool yang dimiliki oleh Kementerian dalam
menjabarkan visi dan misinya, yang dilaksanakan oleh satu atau lebih Klasifikasi Rincian Output (KRO) merupakan kelompok/kumpulan produk
Unit Eselon I. Perumusan nomenklatur Program mengacu kepada fungsi- akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa barang (barang
fungsi utama dari Kementerian. Jenis Program terdiri dari Program infrastruktur/barang non- infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non
Generik dan Teknis. regulasi) untuk mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung
kinerja pembangunan. KRO merupakan clustering atas Rincian Output
(RO) sejenis namun memiliki satuan volume yang sama atau beragam.
02 Outcome
06 Rincian Output (RO)
Outcome merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai oleh Kementerian
yang mencerminkan hasil kinerja Unit-Unit Eselon I atas program terkait.
Sebagai ukuran keberhasilan, outcome dilengkapi dengan indikator dan RO merupakan produk akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa barang
target kinerja. (barang infrastruktur/barang non-infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non-
regulasi) untuk mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja
pembangunan. Dalam hal ini, RO harus dibuat secara rinci disertai dengan
03 Output jumlah (volume) barang/jasa riil yang dihasilkan, sehingga memudahkan
proses costing untuk penyusunan anggaran
Output mencerminkan “real work” atau “eye catching” yang
merupakan produk akhir dari pelaksanaan kegiatan. Adapun Output
hasil Redesain sistem penganggaran di Kementerian Keuangan 07 Header, Akun, dan Detil Belanja
berjumlah sembilan Output

Header merupakan detil kegiatan yang dilaksanakan oleh unit/satker di


04 Kegiatan/Aktivitas lingkup Kementerian Keuangan dalam rangka menghasilkan Rincian
Output. Akun adalah kode-kode atau penomoran yang dipergunakan
Kegiatan/Aktivitas merupakan tahapan dan/atau serangkaian untuk mengklasifikasikan pos atau rekening transaksi. Detail belanja
kegiatan yang akan dilakukan oleh unit-unit eselon I dalam satu merupakan perkalian dari harga satuan dan kuantitas orang maupun
program untuk menghasilkan output dalam rangka terwujudnya kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing unit eselon I untuk
sasaran nantinya mendukung tahapan-tahapan12
dalam pencapaian Output.
. 12
Prinsip/Definisi Masing-Masing Struktur Pada RSPP

PERUMUSAN PROGRAM

Program tidak lagi mencerminkan tugas fungsi unit eselon I, tapi lebih mencerminkan tugas fungsi
1 Kementerian/Lembaga (K/L)

2 Program dapat bersifat lintas unit eselon I dalam satu K/L atau lintas K/L

Perumusan Program baik yang bersifat Lintas unit Eselon I atau Lintas K/L dilakukan oleh Kementerian PPN dan
3 Kementerian Keuangan dengan berkoordinasi dengan K/L terkait

Untuk memudahkan perhitungan biaya pendukung Program Teknis, alokasinya dituangkan pada Program
4 Dukungan Manajemen (yang merupakan gabungan dari Kesekretariatan, Pendidikan & Pelatihan, Pengawasan,
dan Sarana Prasarana)

13
Prinsip/Definisi Masing-Masing Struktur Pada RSPP

PERUMUSAN KEGIATAN

Kegiatan tidak lagi mencerminkan tugas fungsi Unit Eselon II atau Satker vertikal dari K/L, namun
1 lebih mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh Unit untuk menghasilkan keluaran dalam
rangka mendukung terwujudnya Outcome

2 Kegiatan dapat bersifat lintas Unit Eselon II, lintas Unit Eselon I, atau bahkan bersifat lintas K/L

3 Jumlah dan jenis Kegiatan dalam satu Program dibatasi sesuai dengan yang telah ditentukan

14
Prinsip/Definisi Masing-Masing Struktur Pada RSPP

PERUMUSAN OUTPUT

Dalam redesain sistem penganggaran, rumusan output dibedakan dalam 3 Klasifikasi yaitu:
a. Output Program, yang mencerminkan output strategis atau output unggulan dari K/L yang manfaatnya
dirasakan langsung oleh masyarakat
b. Klasifikasi Rincian Output (KRO), yang merupakan kumpulan Rincian Output yang sejenis
c. Rincian Output (RO), merupakan hasil dari pelaksanaan Kegiatan/Aktivitas baik berupa barang
(konstruksi/non konstruksi) atau jasa/pelayanan (Regulasi/Non Regulasi)

Rumusan nomenklatur baik untuk Output Program, Klasifikasi Rincian Output, dan Rincian Output, harus
mencerminkan “real work atau eye catching”

Bagi unit yang melaksanakan Kegiatan/Aktivitas lintas, Rincian Outputnya dapat berbeda sesuai tusi unit atau
keterlibatannya dalam men-deliver Kegiatan/Aktivitas lintas dimaksud

15
PERBANDINGAN STRUKTUR RKA KPPN SEBELUM DAN SESUDAH RSPP

Setelah RSPP
Sebelum RSPP KODE PROGRAM/ AKTIVITAS/ KRO/ RO/ KOMPONEN
015.08.CD Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara dan Risiko

KODE PROGRAM/ KEGIATAN/ OUTPUT/ SUBOUTPUT/ 4803 Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
KOMPONEN 4803.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
015.08.09 Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara 4803.FAE.001 Rekomendasi atas Kinerja Investasi Pemerintah
1705 Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum Negara 100 Tidak ada komponen

1705.002 Layanan Perbendaharaan Kuasa BUN di Daerah 6212 Komunikasi, Edukasi, dan Standardisasi

1705.002.001 Tanpa Sub Output 6212.BMB Komunikasi Publik


6212.BMB.001 Komunikasi dan Edukasi Implementasi Aplikasi (PU)
051 Konsultasi
100 Tidak ada komponen
052 Pelaksanaan Pencairan/Penarikan/Pengesahan
Dana 6212.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara

054 Pelaksanaan Pembinaan Satker 6212.FAC.001 Standardisasi Kompetensi Pengelola Perbendaharaan dan Edukasi Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan (PU)
6212.FAH Pengelolaan Keuangan Negara
055 Monev Pelaksanaan Anggaran dan PNBP
6212.FAH.001 Edukasi Dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN
058 Monev Bank/Pos
6212.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
1705.003 Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN Daerah
6212.FAL.004 Konsultasi Pencairan Dana
1705.003.001 Tanpa Sub Output 6213 Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
051 Konsultasi 6213.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
052 Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Kuasa BUN 6213.FAC.001 Monev Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, PPSPM, Bendahara dan Pengelola Perbendaharaan
di Daerah
6213.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
6213.FAL.001 Monev Penerimaan dan Pengeluaran Kas
6213.FAL.003 Reviu Belanja Pemerintah
6214 Pengelolaan Kas dan Pembiayaan Negara
6214.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
6214.FAL.002 Surat Perintah Pencairan/Penarikan/Repayment/Pengesahan Dana

16
RESTRUKTURISASI PROGRAM KEMENKEU SEBELUM – SESUDAH RSPP

Eksisting (12 PROGRAM) Redesain (5 PROGRAM)

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis


Lainnya Kemenkeu (SETJEN) Program Kebijakan Fiskal
(BKF, DJP, DJBC, DJA, DJPK, & DJPPR)
2. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Keuangan (ITJEN)
3. Program Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi di Bidang
Keuangan Negara (BPPK) Program Pengelolaan Penerimaan Negara
(DJP, DJBC, DJA & INSW*)
4. Program Pengelolaan Anggaran Negara (DJA)
5. Program Peningkatan Kualitas Hubungan Keuangan Pusat dan
Daerah (DJPK)
6. Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
Program Pengelolaan Belanja Negara
(DJA, DJPK, & DJPPR)
7. Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan (BKF)
8. Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara (DJPB)
9. Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak (DJP) Program Pengelolaan Perbendaharaan,
10. Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang
Kekayaan Negara dan Risiko
(DJPB, DJKN, DJPPR, & ITJEN)
Kepabeanan dan Cukai (DJBC)
11. Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Pengurusan
Piutang Negara dan Pelayanan Lelang (DJKN)
Program Dukungan Manajemen
12. Program Integrasi Layanan Indonesia National Single Window (seluruh unit eselon I – termasuk BLU)
(LNSW)

17
MAPPING PROGRAM PER UNIT ES.1

No Unit Program Lama Program Baru

(1) (2) (3) (4)

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas


1 SETJEN Teknis Lainnya Kemenkeu Program Dukungan Manajemen

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
2 ITJEN
Aparatur Kementerian Keuangan Program Dukungan Manajemen
Program Pengelolaan Penerimaan Negara
Program Pengelolaan Belanja Negara
3 DJA Program Pengelolaan Anggaran Negara
Program Kebijakan Fiskal
Program Dukungan Manajemen
Program Pengelolaan Penerimaan Negara
4 DJP Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak Program Kebijakan Fiskal
Program Dukungan Manajemen
Program Pengelolaan Penerimaan Negara
Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang
5 DJBC Kepabeanan dan Cukai Program Kebijakan Fiskal
Program Dukungan Manajemen
Program Pengelolaan Belanja Negara
Program Peningkatan Kualitas Hub. Keuangan Pusat &
6 DJPK Daerah Program Kebijakan Fiskal
Program Dukungan Manajemen

18
MAPPING PROGRAM PER UNIT ES.1

No Unit Program Lama Program Baru


(1) (2) (3) (4)

Program Pengelolaaan Belanja Negara

Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko


7 DJPPR Program Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Program Kebijakan Fiskal
Program Dukungan Manajemen
Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
8 DJPB Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara
Program Dukungan Manajemen

Program Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
9 DJKN Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang
Program Dukungan Manajemen

Program Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi di


10 BPPK Bidang Keuangan Negara Program Dukungan Manajemen

Program Kebijakan Fiskal


11 BKF Program Perumusan Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan
Program Dukungan Manajemen

Program Pengelolaan Penerimaan Negara


12 LNSW Program Integrasi Layanan INSW
Program Dukungan Manajemen

19
Linkage Antar Struktur RSPP

PENYELARASAN INFORMASI KINERJA, BSC, DAN ANGGARAN BKF, DJPPR, DJP, DJBC, DJPK
PROGRAM KEBIJAKAN FISKAL

Input Aktivitas Output Outcome

Total Anggaran: Rpxxx M 1


Diplomasi dan 2
Formulasi
Kerjasama
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal dan
1 2
Ekonomi dan dan Sektor Sektor Keuangan
52 = Rpxxx M 52 = Rpxxx M
Keuangan Keuangan
Internasional
3 4 Kebijakan
52 =  Rpxxx M 52 = Rpxxx M 3 Fiskal yang
4
Kajian
Kebijakan
Monitoring dan Ekspansif
5 Evaluasi Kondisi
52 = Rpxxx M
Fiskal dan
Fiskal,Ekonomi, Konsolidatif
Dokumen Sektor
dan Keuangan
Keuangan
Anggaran

5
Komunikasi dan
Edukasi
Keterangan:
51: Belanja
Pegawai
52: Belanja Barang
53: Belanja Modal
20
Linkage Antar Struktur RSPP

4
PENYELARASAN INFORMASI KINERJA, BSC, DAN ANGGARAN
DJP, DJBC, DJA, INSW
PROGRAM PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Input Aktivitas Output Outcome

Total Anggaran: Rpxxx M 1


2 Realisasi
Perumusan
Pelayanan,
1 2 Kebijakan Penerimaan Negara
52 = Rpxxx M 52 = Rpxxx M Komunikasi,
Administrati
dan Edukasi
Penerimaan
f Kepatuhan WP/WB/ negara dari
3 4 3 4 Pengguna Jasa yang
52 =  Rpxxx M 52 = Rpxxx M
sektor pajak,
Ekstensifika Pengawasan Tinggi
kepabeanan
si dan
5 dan cukai
Penerimaan Penegakan
Dokumen 52 = Rpxxx M
Negara Hukum serta PNBP
Anggaran yang optimal
5
Penanganan
Keberatan/
Banding/
Gugatan

Keterangan:
51: Belanja
Pegawai
52: Belanja Barang
53: Belanja Modal 21
Linkage Antar Struktur RSPP
PENYELARASAN INFORMASI KINERJA, BSC, DAN ANGGARAN DJPb DJKN,
DJPPR, ITJEN
PROGRAM PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN, KEKAYAAN NEGARA, DAN RISIKO

Input Aktivitas Output Outcome

1 Kecukupan kas negara 


2
Perumusan
Komunikasi,
Kebijakan dan
Edukasi, dan
Keputusan
Standardisasi Pengelolaan
Administratif Utilisasi kekayaan negara perbendaharaan
dan kekayaan
3
4 negara yang
Pengelolaan
Kas dan
Pengelolaan Fasilitasi Investasi akuntabel dan
Total Anggaran Risiko Keuangan
Pembiayaan produktif dengan
Dokumen Belanja Barang = Rp x.xxx M Negara
Negara Klasifikasi Rincian Output: risiko yang
Anggaran 1. Undang-Undang terkendali
5 6 2. Peraturan Pemerintah
Penyelenggaraan 3. Peraturan Menteri
Pengelolaan 4. Peraturan Lainnya
Akuntansi dan
Aset 5. Fasilitasi dan Pembinaan BUMN
Pelaporan 6. Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan
Keuangan 7. Komunikasi Publik
Dukungan 7 Negara 8. Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Monev 9. Pengelolaan Aset BUN
Manajemen Perbendaharaan, 10. Pengelolaan Keuangan Negara
Kekayaan Negara 11. Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan
Pembiayaan
dan Risiko
12. Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Linkage Antar Struktur RSPP

PENYELARASAN INFORMASI KINERJA, BSC, DAN ANGGARAN SETJEN, ITJEN, BPPK, LNSW, BLU,
PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN K/L dan Sekretariat Eselon I

Input Aktivitas Output Outcome


1 2
Total Anggaran: Rpxxx M Pengelolaan Pengelolaan
organisasi dan Keuangan, BMN,
SDM dan Umum Tata Kelola organisasi dan
1 2 SDM
51 = Rpxxx M 52 = Rpxxx M 3
52 = Rpxxx M 53 = Rpxxx M 4
Pengelolaan Pengelolaan
Total = Rpxxx M Total = Rpxxx M Sistem Birokrasi
Komunikasi dan Sistem Teknologi
Informasi dan Informasi Publik Informasi Keuangan dan Layanan
3
Teknologi
52 = Rpxxx M 4 Publik yang
Dokumen 53 = Rpxxx M 52 = Rpxxx M
Total = Rpxxx M
6 Agile,
Anggaran Pengelolaan Sistem Pengendalian dan Efektif, dan
5
5 6
Risiko, pengawasan institusi
Legislasi dan Pengendalian, dan Efisien
52 = Rpxxx M 52 = Rpxxx M Litigasi Pengawasan
internal
Hasil pengelolaan tugas
7 khusus (special mission)
51 = Rpxxx M 7
52 = Rpxxx M Pelaksanaan Tugas
Keterangan: 53= Rpxxx M Khusus
51: Belanja Pegawai Total = Rpxxx M
52: Belanja Barang
(Special Mission)
53: Belanja Modal
23
Korelasi RSPP & Renstra Kemenkeu Tahun 2020-204

TUJUAN 4:
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan
TUJUAN 1:
Pembiayaan yang Akuntabel dan Produktif dengan Risiko yang
Pengelolaan Fiskal yang Sehat dan Berkelanjutan 1 Terkendali
SS 1.1.
4
Kebijakan fiskal yang ekspansif konsolidatif
SS 4.1. Pelaksanaan dan pertanggungjawaban
VISI & MISI KEMENKEU anggaran belanja pemerintah yang
Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian efektif, efisien, dan akuntabel
Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan untuk
Mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: ”Indonesia Maju SS 4.2. Pengelolaan Kekayaan Negara yang
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” lebih efisien dan efektif serta memberi
TUJUAN 2: 2 manfaat finansial.
Penerimaan Negara yang Optimal SS 4.3. Pengelolaan pembiayaan yang optimal
Kementerian Keuangan melaksanakan Misi Presiden dan Wakil Presiden nomor
SS 2.1. 2 (Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing) dan nomor 3 dan risiko keuangan negara yang
(Pembangunan yang merata dan berkeadilan), dengan upaya:
Penerimaan negara dari sektor pajak, terkendali
1. Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan.
kepabeanan dan cukai serta PNBP yang 2. Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima
optimal serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif.
3. Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien, dan produktif. TUJUAN 5:
4. Mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum.
5. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan Birokrasi dan Layanan Publik
pengelolaan Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai
kemajuan teknologi. yang Agile, Efektif, dan Efisien
SS 5.1.Organisasi dan SDM yang optimal
TUJUAN 3: SS 5.2.Sistem Informasi yang Andal dan
Pengelolaan Belanja Negara 3 5 Terintegrasi
yang Berkualitas SS 5.3.Pengendalian dan pengawasan internal
yang bernilai tambah
SS 3.1. SS 5.4.Pelaksanaan tugas khusus yang optimal
Alokasi Belanja Pusat dan TKDD yang tepat.

24
Penyelarasan Rencana Kerja (RSPP) dan Kinerja (BSC) Kemenkeu (1)

Struktur Renja Struktur BSC

Kementerian Keuangan telah Visi Kemenkeu


melakukan restrukturisasi Stakeholder Perspektif
program sejak tahun 2021 sesuai
dengan SEB Menteri Keuangan Ultimate Kemenkeu Sasaran Strategis (SS)
Pengelolaan keuangan negara yang optimal guna
dan Menteri PPN/Kepala IKU mendukung perekonomian yang produktif, kompetitif,
Bappenas Rasio penerimaan perpajakan inklusif dan berkeadilan serta mendukung pemulihan
 terhadap PDB  ekonomi nasional
(Target 8,37% - 8,42%)
Struktur Lama Sasaran Program
(12 PROGRAM sesuai Tusi (Outcome)
UE1) Customer Perspektif
Indikator
IKU
Persentase realisasi Sasaran Strategis
penerimaan negara
Output Penerimaan negara yang
 (target 100% acuan UU APBN) optimal
Struktur RSPP (5 PROGRAM) Indikator
1. Pengelolaan Kebijakan
Fiskal
2. Penerimaan Negara Internal Process dan L&G Perspektif
Kegiatan IKU
3. Belanja Negara Persentase keberhasilan Sasaran
SasaranStrategis
Strategis
4. Perbendaharaan Kekayaan  pelaksanaan Join Program 
Output Kegiatan (target 83%) Transformasi proses bisnis dan
Negara dan Risiko Transformasi proses bisnis
penggalian potensi penerimaan
dan penggalian potensi
5. Dukungan Manajemen Joint analysis, audit, collection, dan yang optimal
penerimaan yang optimal
investigasi

25
Penyelarasan Rencana Kerja (RSPP) dan Kinerja (BSC) Kemenkeu (3)

26
2 Reviu Implementasi Redesign
Sistem Perencanaan & Penganggaran

27
Intisari Reviu RSPP
Latar Metode Hasil Rekomendas
Belakang Penelitian Reviu i
Masukan responden

 Redesain Sistem  Reviu RSPP ini menggunakan  Hasil dari reviu tersebut yaitu berupa  Beberapa masukan responden yang
Perencanaan dan pendekatan analisis kualitatif rekomendasi perbaikan atas struktur Renja perlu diperhatikan untuk peningkatan
Penganggaran (RSPP) secara dan kuantitatif (statistik (RSPP) dari level Program sampai dengan level kualitas impelemtnasi RSPP:
efektif mulai deskriptif). RO. Beberapa rekomendasi yang diusulkan
1) Terdapat kesulitan pada KRO/RO
diimplementasikan pada diantaranya:
 Analisis kualitatif dilaksanakan lintas baik pengalokasian anggaran
tahun 2020 dalam rangka 1) Perlu untuk menyusun parameter umum dan maupun pengukuran ketercapaian
penyusunan Rencana Kerja dengan mereviu struktur Renja
Kementerian Keuangan TA 2021 definisi/Batasan dari sebuah program; target, diusulkan untuk perincian
(Renja) Kementerian hingga level RO atau
Keuangan TA 2021. dibandingkan dengan kaidah- 2) Keterlibatan unit pada suatu Program
kaidah RSPP. sebaiknya dipertegas dengan adanya mengoptimalkan penggunaan level
 RSPP disusun bertujuan indikator level Program (IKP atau IOP); "komponen" dalam penyusunan
untuk mewujudkan  Analisis kuantitatif dilakukan 3) Nomenklatur sasaran program dapat di- RKA-K/L dalam aplikasi SAKTI;
implementasi kebijakan dengan analisis data hasil rewording atau ditambah bila dipandang 2) Perlunya menyelaraskan timeline
money follows program. pengumpulan jawaban perlu untuk mengakomodir pelaksanaan penyusunan Renja dengan BSC;
Untuk mengevaluasi kuesioner yang disebar kepada fungsi program;
implementasi RSPP pada para stakeholders internal 3) Integrasi RSPP hanya tampak sampai
Kementerian Keuangan dengan 4) Nomenklatur sasaran kegiatan perlu pada level Eselon I, perlu dilihat
tahun pertama disesuaikan dengan tugas dan fungsi dari
penerapannya perlu total responden sejumlah 86 kembali penerapannya pada level
orang yang membidangi tusi unit tersebut; satker; dan
dilakukan reviu atas
perencanaan, kinerja, dan 5) Indikator pada level kegiatan harus berbeda
implementasi RSPP TA 2021 4) Perlu dipertimbangkan penggunaan
sebagai feedback dalam penganggaran dan berasal dari dengan indikator pada level program (IKP
indikator RO agar kinerja organisasi
persiapan penyusunan Renja seluruh unit eselon I. dan IOP); dan
dapat lebih terukur.
TA 2022 6) Peletakan RO agar disesuaikan dengan tusi
unit pada kegiatan dan program yang
didukung.

Menjadi masukan kebijakan penyusunan Renja Tahun 2022


28
Kebijakan Penyusunan Renja 2022 – Level Program

Parameter Utama dan Definisi/Batasan Program


• Keterlibatan unit eselon I pada suatu Program mengacu pada Parameter dan Batasan/Definisi sebagaimana terlampir.
• Keterlibatan unit pada suatu Program sebaiknya dipertegas dengan adanya indikator di level Program (IKP atau IOP), untuk mengukur kontribusi
unit eselon I pada suatu Program. Hal ini selaras dengan hasil evaluasi kinerja anggaran dari DJA, bahwa unit yang terlibat dalam suatu program
harus memiliki IKP dan IOP.

Sasaran Program
• Apabila diperlukan, nomenklatur Sasaran Program dapat di-rewording atau menyusun Sasaran Program baru untuk menyesuaikan dengan cakupan
dari suatu Program.

Indikator Kinerja/Output Program (IKP/IOP)


• Nomenklatur IKP yang tidak diturunkan ke unit eselon I (misal: tax ratio) agar ditambah dengan keterangan (contoh: “sebagai unit penyedia
data”) pada KRISNA sehingga mengurangi potensi missleading. 
• Seluruh indikator yang ada di Renstra diturunkan pada Renja. Dalam hal terdapat perubahan tusi, adjustment terhadap kondisi riil, maupun
menindaklanjuti arahan Pimpinan, maka Indikator dan target pada Renstra dapat diubah di Renja sepanjang disetujui pada forum TM dan
hendaknya merupakan upgrade dari indikator dan target di Renstra.
• Nomenklatur IKP yang merupakan indikator sinergi dengan penulisan pada KRISNA ditambahkan “- Kementerian Keuangan” (tanpa UE1) dan di
tag kepada setiap unit terkait dengan target sesuai Renstra. Kontribusi per unit eselon I dibedakan di Output Program dengan mencantumkan
indikator output program dan target yang sesuai untuk tiap unit eselon I terkait

29
Kebijakan Penyusunan Renja 2022 – Level Program - 2

PA R A M E T E R D E F I N I S I / B A TA S A N
U TA M A PROGRAM

1) Memiliki keterkaitan erat dengan tusi unit sebagaimana PROGRAM KEBIJAKAN PROGRAM PENGELOLAAN
diatur dalam PMK SOTK FISKAL PENERIMAAN NEGARA
2) Keterlibatan unit dalam suatu Program mengacu pada
kontribusi unit dalam pencapaian tujuan/strategi pada
Renstra Kemenkeu/Renstra unit eselon I. Dalam hal
1) Menyusun kebijakan administratif di
kontribusi unit tidak tercantum eksplisit dalam Renstra
Kemenkeu, maka dapat mempertimbangkan Renstra UE1- 1) Menyusunan kebijakan makro terkait bidang penerimaan negara.
nya. dengan fiskal dan sektor keuangan 2) Menyediakan pelayanan di bidang pajak
3) Peran unit signifikan yang ditunjukkan dengan: 2) Melakukan monitoring, evaluasi kondisi dan kepabeanan cukai.
a) Adanya korelasi dengan sasaran program. fiskal, ekonomi dan keuangan. 3) Melakukan pemungutan pajak dan
b) Adanya indikator di level program yang 3) Kajian kebijakan fiskal dan sektor kepabeanan cukai.
mencerminkan outcome dari program. keuangan (termasuk penyusunan PMK 4) Melakukan pengawasan dan penegakan
c) Indikator di level program hendaknya menggunakan yang dilakukan oleh BKF yang hukum serta penanganan gugatan dan
indikator yang dilaksanakan secara sinergi dengan berkontribusi terhadap fiskal). banding di bidang penerimaan negara.
UE1 lainnya pada program tersebut. Catatan: Perlu 4) Komunikasi dan edukasi kebijakan fiskal 5) Melakukan pengawasan dan penegakan
koordinasi dengan Bappenas terkait aplikasi KRISNA,
dan sektor keuangan. hukum pada masyarakat yang
khususnya terkait tagging unit pada IKP.
5) Diplomasi dan kerjasama ekonomi dan berdampak pada penerimaan negara.
4) Untuk UE1 yang memiliki peran kurang signifikan namun
masih memiliki kontribusi pada sebuah program, dapat keuangan internasional 6) Melakukan perlindungan dan dukungan
ditunjukkan dengan indikator kegiatan yang sesuai untuk terhadap ekonomi dan masyarakat
mengukur kinerja UE1 terkait. 30

30
Kebijakan Penyusunan Renja 2022 – Level Program - 3

D E F I N I S I / B ATA S A N
PROGRAM

PROGRAM PENGELOLAAN
PROGRAM PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN, PROGRAM DUKUNGAN
BELANJA NEGARA K E K AYA A N N E G A R A , D A N MANAJEMEN
RISIKO

1) Menyusun kebijakan administratif 1) Menyusun kebijakan administratif di bidang 1) Melakukan pengelolaan organisasi dan SDM Kemenkeu,
perbendaharaan, kekayaan negara, investasi, baik pada aspek perumusan regulasi maupun administratif
di bidang pengalokasian anggaran
pembiayaan dan risiko. 2) Melakukan pengelolaan sistem informasi dan teknologi
pemerintah pusat dan daerah.
2) Melakukan pengelolaan dan pelayanan di 3) Melakukan legislasi litigasi
2) Melakukan monitoring dan bidang perbendaharaan, kekayaan negara, serta 4) Pengelolaan anggaran, BMN lingkup Kemenkeu
evaluasi kinerja anggaran pembiayaan dan risiko.
5) Pengelolaan komunikasi dan informasi publik (sifat
Pemerintah Pusat dan TKDD. 3) Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang komunikasi kehumasan)
3) Komunikasi dan edukasi dan perbendaharaan, kekayaan negara, investasi, 6) Pengelolaan risiko, pengendalian dan pengawasan internal
pembiayaan dan risiko.
standarisasi di bidang belanja 7) Pengembangan kapasitas pegawai
negara. 4) Menyelenggarakan pelaporan keuangan negara 8) Batasan untuk output special mission pada program
yang akuntabel. dukman, yaitu: tidak termasuk tusi utama kemenkeu,
4) Pengelolaan pengalokasian lembaga pengelola dana, sekretariat lembaga-lembaga ad-
5) Komunikasi, Edukasi dan Standardisasi di
anggaran belanja Pemerintah bidang perbendaharaan, kekayaan negara, hoc yang dikelola oleh Kemenkeu, dan tidak dapat
Pusat dan TKDD. investasi, pembiayaan dan risiko. diletakkan dalam Program teknis.
31

31
Kebijakan Penyusunan Renja 2022 – Level Kegiatan

Sasaran Kegiatan
• Sasaran Kegiatan mengacu pada Renstra. Namun demikian, diperbolehkan untuk melakukan penyesuaian atas
nomenklatur sasaran kegiatan agar lebih mencerminkan tugas dan fungsi dari suatu UE1 (cek di kebijakan
regulator apakah 1 kegiatan bisa memiliki lebih dari 1 sasaran)
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
 IKK sebaiknya berbeda dengan IKP dan IOP
 Tidak disarankan untuk menggunakan indikator yang sama untuk program berbeda. Penggunaan indikator yang
sama untuk program yang berbeda tidak sesuai dengan kaidah logic model, karena kurang mencerminkan
ketercapaian kinerja yang sebenarnya.
 Untuk kegiatan yang mendukung output program yang berbeda dalam program yang sama/program yang berbeda,
sebaiknya menggunakan indikator kegiatan yang berbeda. Akan tetapi, dapat digunakan indikator yang sama
dalam hal:
Ruang lingkup dan produk yang dihasilkan sama
Kegiatan dilaksanakan oleh UE2 yang sama
Key activities yang dilakukan sama.
 Target pada IKK mengacu pada Renstra. Namun demikian, dalam hal diperlukan penyesuaian target dapat
menggunakan target tahun sebelumnya atau realisasi 2 tahun sebelumnya
32
Kebijakan Penyusunan Renja 2022 – Level KRO-RO
Nomenklatur RO

• Peletakkan RO agar disesuaikan dengan tusi unit pada program yang sesuai atau pada program yang paling mendekati tusi.
• Perumusan nomenklatur RO memperhatikan kaidah umum perumusan RO (misal RO mencerminkan produk akhir, eye catching, dll)

RO dan KRO

• Pencantuman RO pada KRO sesuai dengan SEB, bila tidak ada yg sesuai bisa diusulkan KRO baru
• Satuan pada RO sebaiknya sama dengan KRO.
• Dalam hal satuan RO berbeda dengan KRO, masih diperkenankan menggunakan secondary indicator.
• Satuan RO harus terukur (measurable) dalam rangka perhitungan unit cost .
• Perlu dipertimbangkan satuan pengukuran yang mencerminkan karakter masing-masing RO dan cara mengukur kesuksesannya
(success measurement).

Penggunaan Komponen pada KRISNA

• Penggunaan Komponen pada KRISNA tidak diperlukan (tidak ada komponen) mengingat RO merupakan struktur informasi kinerja
terkecil. Untuk kebutuhan manajerial dapat menggunakan header.
• Kode komponen 001 dan 002 dapat digunakan sebagai tagging belanja operasional. Kode komponen 001 digunakan sebagai tagging
belanja pegawai pada RO Gaji dan Tunjangan. Kode komponen 002 digunakan sebagai tagging belanja barang operasional pada RO
Operasionalisasi Kantor, RO Pemeliharaan Gedung dan Bangunan, RO Pemeliharaan Peralatan dan Mesin, RO Pemeliharaan Sarana
Operasi Pengawasan.

RO Lintas (RO yang diampu oleh lebih dari 1 eselon II atau satker)
• RO Lintas hanya untuk RO yang isinya memiliki karakteristik dan satuan yang sama untuk memudahkan pengukuran kinerjanya.
33
Te r i m a K a s i h

34

Anda mungkin juga menyukai