Anda di halaman 1dari 14

1.

Cover

2. Abstrak

3. Daftar Isi 

4. Kata Pengantar

5. Pendahuluan

6. Latar Belakang

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat
dengan bidang perilaku organisasi.

Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada
tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen
strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya
yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.

Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,
pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi

Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan,
sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang
mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan
lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).

Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara


diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi
masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam
pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan
lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.Menopang
manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar,
harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh
dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh
dunia, bukan hanya di pasar lokal.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme
pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan
jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas,
teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.

7. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian manajemen strategi?

2) Apa Peran Manajemen Strategi?

3) Apa Manfaat Manajemen Strategi?

4) Apa sajakah karakter keputusan strategi?

5) Apa Manfaat dan resiko dari Manajemen Strategi?

 8. Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1) Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perusahaan.

2) Memahami tentang manajemen strategi.

3) Mengetahui gambaran manajemen strategi.

4) Untuk menambahkan wawasan atau pemahaman terhadap pentingnya Manajemen


Strategi bagi Perusahaan.

 9. Isi

Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen
strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang
perilaku organisasi.

Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada
tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen
strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya
yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.

Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,
pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi

Manajemen Strategik adalah sekumpulan keputusan manajerial dan aksi pengambilan


keputusan jangka panjang didalam perusahaan. Hal ini termasuk analisis lingkungan
(lingkungan eksternal dan internal), formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi
dan kontrol (Wheelen and Hunger, 2012:53).

Proses Tahapan Manajemen Strategik

Gambar Proses Tahapan Manajemen Strategik, Sumber : Wheelen and Hunger (2012:63)

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa dalam tahapan manajemen strategik saling memiliki
interaksi dan timbal balik dari tahap pertama hingga akhir. Manajemen Strategik ini dapat
dilihat sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan
berurutan (Kuncoro, 2006:13). Proses manajemen strategik bersifat dinamis dan merupakan
sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan suatu perusahaan atau organisasi
untuk mencapai strategic competitiveness dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata
(Kuncoro, 2006:13). Dari tahapan proses manajemen strategik tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen strategik merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan
yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain untuk mencapai
tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategik melibatkan pengambilan keputusan jangka
panjang yang berorientasi masa depan serta rumit dan membutuhkan cukup banyak sumber
daya, maka partisipasi manajemen puncak sangat penting (Pearce & Robinson, 2008:21).

Dengan pendekatan manajemen strategik, manajer pada semua tingkatan perusahaan


berinteraksi dalam perencanaan dan implementasinya. Sebagai akibatnya, konsekuensi
perilaku manajemen strategik serupa dengan pengambilan keputusan partisipatif. Oleh karena
itu, penilaian yang akurat mengenai dampak dari formulasi strategi terhadap kinerja
organisasi tidak hanya memerlukan kriteria evaluasi keuangan, tetapi juga non
keuanganpengukuran dampak berbasis perilaku (Pearce & Robinson , 2008:13).

Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan,
sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang
mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan
lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).

Pertimbangan global praktis berdampak pada keputusan strategis, batas-batas negara


diabaikan.Untuk mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi
masalah hidup atau mati untuk bisnis. Dengan demikian perlu adanya kegiatan dalam
pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang dimiliki dengan
lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen strategi.Menopang
manajemen strategis tergantung pada manajer mendapat pengertian mengenai pesaing, pasar,
harga, pemasok, distributor, pemerintah, kreditor, pemegang saham dan pelanggan diseluruh
dunia. Harga dan mutu dari produk dan jasa perusahaan harus dapat bersaing di seluruh
dunia, bukan hanya di pasar lokal.

Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme
pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan
jasa) yang mampu menciptakan nilaitambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas,
teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.

Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka panjang untuk manajemen


yang efektif melalui analisis lingkungan. Termasuk juga didalamnya terdapat misi, visi, dan
tujuan dari perusahaan, mengembangkan strategi, dan pengarahan kebijakan (Wheelen and
Hunger, 2012:65).

1. Misi

Misi dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi berdiri. Misi merupakan
langkah awal dari proses pengembangan strategi perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi
yang efektif akan sangat membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya (Luis et
al, 2011:41). Pengertian lain dari misi yaitu maksud unik yang membedakan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya
dalam hal produk, pasar, serta teknologi (Pearce & Robinson, 2008:31).

2. Visi

Visi menggambarkan aspirasi dasar atau mimpi dari sebuah organisasi, yang biasanya
merupakan inisiatif pendiri atau pemimpin organisasi dengan dukungan dari semua
karyawan. Visi menggambarkan keberhasilan masa depan yang ingin dicapai, berjangka
waktu 10-20 tahun, bahkan 50 tahun kedepan (Luis et al, 2011:43). Pernyataan visi
menyajikan maksud strategis perusahaan yang memfokuskan energi dan sumber daya
perusahaan pada pencapaian masa depan yang diinginkan (Pearce & Robinson, 2008:44).

3. Tujuan

Pernyataan tujuan merupakan uraian dari visi yang menjadi sasaran jangka menengah yang
konkret dan terukur. Pernyataan tujuan adalah sebuah “foto” dari apa yang diharapkan dalam
visi dan misi untuk jangka waktu 3-5 tahun ke depan dan merupakan perjalanan untuk
mencapai visi. Karena pernyataan tujuan adalah gambaran jangka menengah dari perjalanan
mencapai visi, target yang dibuat, pernyataan tujuan perlu mencerminkan keadaan masa
depan yang ingin dicapai perusahaan secara konkret dan terukur. Dengan melihat tingkat
pencapaian dari pernyataan tujuan, manajemen bisa menilai seberapa baik organisasi tersebut
telah mengarah pada visi yang ingin dicapai (Luis et al, 2011:45).

4. Strategi

Strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berbeda atau lebih baik dari
kompetitor (atau masa lalu) untuk memberi nilai tambah kepada pelanggan sehingga mampu
mencapai sasaran jangka menengah atau jangka panjang perusahaan (Luis et al, 2011:61).
Menurut Chandler (1962) yang dikutip dalam Kuncoro (2006:1), strategi adalah penentuan
tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian lain dari strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan,
guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan (Pearce &
Robinson, 2008:6). Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian mengenai strategi yang telah
dijabarkan, strategi merupakan rencana atau penentuan tujuan yang dilakukan perusahaan
dalam jangka menengah dan jangka panjang.

5. Kebijakan

Kebijakan merupakan suatu pengarahan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam


tahap formulasi strategi dengan implementasinya. Perusahaan menggunakan kebijakan untuk
membuat karyawan dan seluruh pihak perusahaan membuat keputusan dan melakukan aksi
yang mendukung misi, tujuan, dan strategi perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:69).

Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah sebuah proses yang mana strategi dan kebijakan diarahkan
kedalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses ini
memerlukan perubahan dalam budaya, struktur, dan sistem manajemen pada seluruh
organisasi atau perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:69).

1. Program

Program merupakan pernyataan aktivitas atau langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah perencanaan. Program dibuat sebagai tindakan orientasi strategi.

2. Anggaran

Anggaran adalah pernyataan dari program perusahaan dalam kondisi keuangan. Dalam
anggaran digunakan perencanaan dan kontrol anggaran, supaya anggaran dapat diketahui
secara detail berapa besarnya biaya yang dibutuhkan dari suatu program

3. Prosedur

Prosedur, terkadang dikatakan Standard Operating Procedures (SOP), adalah sebuah sistem
yang berisi langkah atau teknik yang mendeskripsikan secara detail bagaimana tugas khusus
atau pekerjaan dilakukan secara benar.

Pentingnya Manajemen Strategi Bagi Perusahaan

Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu:

 Memberi arah jangka panjang yang akan dituju.

 Membantu perusahaan atau organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang


terjadi.

 Membuat suatu perusahaan atau organisasi menjadi lebih aktif.

 Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan atau organisasi dalam


lingkungan yang semakin beresiko.

 Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

 Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

 Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
 Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau
organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.

Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga strategi
dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan
tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah
sebagai berikut:

a. Perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi)
untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi
seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program.

b. Perencanaan tindakan. Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah


ditetapkan adalah pembuat perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada
tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan
(program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (visi, misi, gool) dan strategi
yang telah ditetapkan organisasi.

c. Implementasi. Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus
diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi
yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur budaya organisasi,
kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi
diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang
sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.

Manajemen biasanya didefinisikan sebagai fungsi manajer, yaitu perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Jadi dapat dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses. Proses merupakan suatu cara sistematik yang sudah ditetapkan untuk
melakukan kegiatan. Dengan merujuk pada definisi diatas, maka majemen berarti suatu
proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling terkait untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.

Henry Fayol, menyatakan bahwa manajer melakukan lima fungsi-fungsi manajemen yang
utama. Pertama, majer merencanakan (Plan) apa yang akan mereka lakukan. Kemudian
mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka
menyusun staff (Staffing) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan
sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (direct) untuk melaksanakan rencana. Akhirnya
mereka mengendalikan (control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasional secara
optimal.

Manajemen strategi membatu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang


tidak siap diantisiapasi oleh perusahaan dalam kondisi sekarang. Krisis ekonomi global
adalah kendala utama yang sering diabaikan oleh semua perusahaan ketika situasi ekonomi
sedang baik dan menguntungkan, namun ketika situasi berubah terbalik maka peran
manajemen strategi menjadi sangat penting dan diperlukan. Akan sangat terlambat bagi
perusahaan untuk menerapkan manajemen strategi ketika perusahaan sudah diambang
masalah besar. Karena waktu tidak bisa diprediksi dan situasi tidak bisa kita
perkirakan.Manajemen Strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan
mengatur informasi. Mereka melacak tren industri dan kompetitif, mengembangkan model
peramalan dan skenario analisis, evaluasi kinerja perusahaan dan divisi, spot baru peluang
pasar, ancaman mengidentifikasi bisnis, kreatif dan mengembangkan rencana aksi.

Manajemen strategi memiliki Tujuan jangka pendek tonggak organisasi yang harus dicapai
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan harus
terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan diprioritaskan. Mereka harus
ditetapkan pada perusahaan, divisi, dan fungsional di tingkat organisasi yang besar. Tujuan
tahunan harus dinyatakan dalam hal manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi /
operasional, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi. Sasaran tahunan diperlukan
untuk setiap tujuan jangka panjang. Tujuan Tahunan khususnya penting dalam strategi
implementasi, sedangkan tujuan jangka panjang sangat penting dalam perumusan strategi.
Tujuan Tahunan merupakan tujuan dasar untuk mengalokasikan sumber daya. Kebijakan
Kebijakan merupakan sarana sasaran tahunan yang akan dicapai. Kebijakan mencakup
pedoman, peraturan, dan prosedur yang didirikan untuk mendukung upaya-upaya untuk
mencapai tujuan yang dinyatakan.

Perubahan pada salah satu komponen utama dalam model dapat mewajibkan perubahan pada
salah satu atau seluruh komponen lainnya. Misalnya, perubahan ekonomi dapat merupakan
kesempatan yang besar dan memerlukan perubahan dalam jangka panjang dan tujuan-tujuan
strategi; kegagalan tahunan untuk mencapai tujuan dapat memerlukan perubahan dalam
kebijakan atau saingan utama dari perubahan strategi dapat memerlukan perubahan misi yang
kuat. Oleh karena itu, strategi formulasi, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan harus dilakukan
secara terus menerus, tidak hanya pada akhir tahun atau semiannually. Proses manajemen
strategi tidak pernah benar-benar berakhir. Penerapan dari proses manajemen strategi-
biasanya lebih formal dan lebih besar di organisasi yang besar.

Perusahaan yang memiliki banyak divisi, produk, pasar, dan teknologi juga cenderung lebih
formal dalam penerapan konsep manajemen strategi. Manfaat manajemen strategi berikutnya
adalah keunggulan utama manajemen strategi: Proactive dalam membentuk masa depan
perusahaan dalam melakukan tindakan merumuskan manajemen strategi yang lebih baik
(sistematis, logis, rasional pendekatan) dari sisi Keuangan: Meningkatkan produktivitas
Peningkatan penjualan Peningkatan profitabilitas.

Manfaat Non Keuangan: Meningkatkan produktivitas karyawan dan pemahaman strategi


kompetitor dari hasil penelitian menunjukan bahwa organisasi yang menggunakan konsep
manajemen strategi lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan orang-orang yang tidak.
Perusahaan yang menggunakan Manajemen strategi menunjukkan peningkatan signifikan
dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa
perencanaan kegiatan sistematis.

A. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi,
terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan
sekarang. Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi.
Jadi pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang memiliki proses. Proses di sini
adalah serangkaian tahap-tahap yang harus di tempuh oleh seorang pengambil keputusan, dan
dalam proses itu terdapat alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dipertimbangkan
menggunakan metode/cara yang sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi atau
perusahaan.

Setelah melalui tahap dan proses pemilihan alternatif, akan dihasilkan sebuah keputusan.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai
sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi
setelah satu kemungkinan dipilih, semetara yang lain dikesampingkan.

Jadi keputusan adalah satu atau beberapa kesimpulan final yang terjadi setelah adanya
pemilihan alternatif dari banyak alternatif yang tersedia.

B. Proses Pengambilan Keputusan Stratejik

Keputusan stratejik adalah keputusan yang mengandung risiko yang besar. Sekali keputusan
itu dibuat akan mempunyai dampak luas bagi organisasi. Lahirnya suatu keputusan tidak
serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir
berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga, dan pikiran hingga akhirnya terjadinya
suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut.

Di dalam buku yang berjudul “Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit” karangan J. Salusu, dijelaskan tentang empat fase yang perlu
ditempuh dalam membuat keputusan stratejik. Fase-fase tersebut meliputi fase identifikasi,
pengembangan, penyelesaian, dan fase implementasi dan evaluasi.

1. Fase identifikasi

Fase identifikasi terdiri dari satu langkah yaitu evaluasi terhadap kinerja organisasi sekarang,
evaluasi tujuan dan sasaran organisasi, serta perumusan masalah.

Pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa fase identifikasi adalah fase mengevaluasi tujuan dan
sasaran, sejauh mana program-program yang digambarkan dalam tujuan dan sasaran itu dapat
direalisasikan. Evaluasi semacam ini biasanya dilakukan dalam sebuah rapat kerja, yang
melibatkan para karyawan dan terutama semua pimpinan unit kerja yang turut bertanggung
jawab atas suksesnya organisasi. Persoalannya ialah seberapa jauh suatu rapat kerja mampu
mengenali dan mendefinisikan masalah-masalah itu serta mengidentifikasi faktor-faktor
penyebabnya.

Mengidentifikasi suatu masalah biasanya tidak begitu mudah dilakukan oleh para pembuat
keputusan. Bahkan tidak jarang mereka gagal karena mereka sebenarnya tidak melihat
masalah itu atau tidak menyadari bahwa itulah masalah. Bukan itu saja, mereka melihat
masalah yang salah. Kadang-kadang diperlukan survei untuk mengetahui penyebab
timbulnya suatu masalah.Sesudah penyebab masalah itu dideteksi, barulah proses
pengambilan keputusan diteruskan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fase pengidentifikasian masalah merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam proses pengambilann keputusan. Karena dalam fase ini,
selain harus mengalokasikan masalah juga harus mengisolasi isu-isu yang benar, dengan
memperhatikan kemampuan untuk menyelesaikannya dalam jangka waktu dan sumber daya
yang tersedia.

2. Fase pengembangan

Setelah masalah dirumuskan dengan baik dan diketahui faktor-faktor penyebabnya, kita
masuk pada fase pengembangan. Fase ini merupakan fase yang paling banyak menguras
sumber daya, baik berupa tenaga, waktu, pikiran, dan dana. Dalam fase ini manajemen
eksekutif puncak melakukan peranan yang sangat penting, yaitu menjelajah lingkungan (to
scan the environment), baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.

Kemahiran para pengambil keputusan dalam menganalisis dan mendeteksi faktor-faktor


stratejik dilingkungan organisasi akan menentukan bobot dari suatu keputusan stratejik.

Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan para pembuat keputusan selama fase pengembangan
ini, yaitu mempelajari secara seksama dan teliti akan kemampuan organisasi, kemudian
merumuskan kekuatan dan kelemahannya. Sesudah itu, mempelajari secara seksama
kecenderungan-kecenderungan dalam lingkungan eksternal, lalu merumuskan peluang-
peluang yang tersedia, dan kemungkinan tantangan atau ancaman yang bisa berdampak luas
terhadap kegiatan organisasi. Langkah terakhir adalah mengintegrasikan semua faktor
stratejik yang sempat dideteksi dalam lingkungan internal dan lingkugan eksternal. Hal ini
disebut analisis SWOT.

Berikut ini adalah contoh tujuan analisis lingkugan dari beberapa perusahaan:

a. Untuk menyediakan kemampuan dalam menanggapi masalah-masalah kritis dalam


lingkungan bagi manajemen perusahaan

b. Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudia
memasukkannya ke dalam pengambilan keputusan-keputusan organisasi

c. Untuk mengenali masalah-masalah mendesak pada saat ini yang signifikan bagi
perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan
suatu rencana untuk menanganinya.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, koalisi manajemen atas dapat meninjau kembali tujuan dan
sasaran stratejik jika dianggap perlu. Peninjauan itu diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dan sasaran organisasi masih sesuai dengan hasil analis SWOT. Jikalau perlu
dilakukan penyempurnaan, hal itu harus dilakukan. Jika tidak, dikhawatirkan sasaran yang
telah ditetapkan akan terganggu dengan perubahan lingkungan yang tidak diramalkan
sebelumnya.

3. Fase penyelesaian

Fase penyelesaian meliputi peninjauan ulang tujuan dan sasaran jika dianggap perlu,
perumusan alternatif-alternatif stratejik, penetapan alternatif terpilih berdasar prioritas, dan
pengesahan atas alternatif terpilih. Alternatif terpilih ini sesudah disahkan, menjadi keputusan
stratejik, dan itulah strateji organisasi untuk suatu aspek kehidupan atau aktivitas organisasi
tertentu.
4. Fase implementasi dan evaluasi

Fase implementasi dan evaluasi terdiri dari dua langkah, yaitu implementasi keputusan
stratejik dan evaluasi dan kontrol. Fase implementasi dan evaluasi adalah fase terakhir dalam
proses pengambilan keputusan stratejik. Fase ini merupakan bagian terpenting dalam proses
manajemen stratejik. Fase implementasi dan evaluasi dilihat sebagai bagian integral dari
proses pengambilan keputusan stratejik dengan pertimbangan bahwa keputusan stratejik baru
mempunyai arti bagi organisasi apabila dilaksanakan dengan baik.

Dalam tahap ini manajemen sudah harus mempunyai gagasan yang jelas mengenai tingkat
perubahan yang diinginkan baik menyangkut struktur organisasi, budaya perusahaan, maupun
gaya kepemimpinan.

Professor Thomas V. Bonoma dari Harvad Business School menyatakan bahwa untuk
melakukan tahap ini dengan baik dan berhasil, manajemen perusahaan perlu terbiasa dan
membiasakan diri dengan empat jenis keahlian dasar, yaitu:

a. Kemampuan berinteraksi

Kemampuan ini diekspresikan dengan mampunya manajemen perusahaan berinteraksi dan


berempati dengan berbagai perilaku dan sikap orang lain untuk mencapai tujuan.

b. Kemampuan mengalokasi

Kemapuan yang diperlukan untuk menunjang untuk menunjang kemampuan manajemen


untuk menjadwalkan tugas-tugas, anggaran, waktu, serta sumber daya-sumber daya lain
secara efisien.

c. Kemampuann memonitor

Meliputi penggunaan informasi yang efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai
masalah yang timbul dalam proses implementasi.

d. Kemampuan mengorganisasikan

Kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dalam rangka


menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi.

Setelah suatu strategi diimplementasikan, tahap berikutnya dalam proses manajemen strategi
adalah tahap pengendalian strategi. Pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses
manajemen. Menurut Stoner dan Freeman, pengendalian adalah proses utuk memastikan
bahwa aktivitas keluarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

Manajemen biasanya melakukan tindakan pengendalian dengan mengikuti tiga langkah


umum berikut ini:

a. Mengukur kinerja perusahaan

b. Membandingkan hasil pengukuran kinerja perusahaan terhadap standar yang ada


c. Melakukan tindakan perbaikan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa kejadian
yang direncanakan benar-benar terwujud

10. Kesimpulan

Sejarah manajemen strategi. Anggaran & Kontrol Keuangan (1900 -an), Perencanaan Jangka
Pajang (Pasca World War II/1950an) Perencanaan strategik Perusahaan (Mid-1960 an.
Manajemen Strategik (1980-an).Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu
adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem
informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.
Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan
sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak
termonitornya pelaksanaan dan pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencana strategik diatas maka pada tahun 1980-an
muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategi. Model ini mengkombinasikan
pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya
berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan
pengawasan. Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:

Peralihan dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing. Pembuatan strategi lebih


didasarkan pada konsep keunggulan bersaing yang memiliki lima karakteristik, yaitu:

Kompetensi khusus. Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau
dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing.
Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi.
( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas
KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc
Donald’s).

Menciptakan persaingan tidak sempurna. Dalam persaingan sempurna semua organisasi


menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas keluar masuk ke dalam pasar. Suatu
organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak
sempurna yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek tertentu.

Berkesinambungan, Keunggulan bersaing harus bersifat berkesinambungan bukan


sementara dan tidak mudah ditiru oleh para pesaing.

Kesesuaian dengan lingkungan internal. Keunggulan bersaing dapat diraih dengan


menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena lingkungan eksternal bisa berupa
ancaman dan peluang, sehingga perubahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau
kelemahan suatu organisasi.

Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata Sasaran utama keunggulan


bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi daripada keuntungan rata-rata
orrganisasi-organisasi lainnya
Peralihan dari Elitism menjadi EgalitarianismBerpikir strategik dalam Manajemen
Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana saja, tetapi juga
ditanamkan kepada setiap anggota organisasi. Dalam Manajemen Strategik orang yang
melakukan perencanaan adalah setiap pihak yang juga akan mengimplementasikan rencana
tersebut.

Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas Dalam Manajemen Strategik,


strategi-strateginya tidak hanya terfokus pada faktor-faktor yang bersifat kuantitatif dan dapat
diukur saja, tetapi juga mempertimbangkan perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih
banyak tergantung pada aspek perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalam
penyusunan strategi sangat diperlukan kreatifitas.

Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen strategik lebih bersifat lentur/
fleksibel karena manggabungkan pandangan dan tindakan, menyeimbangkan pengendalian
dan learning, serta mengelola stabilitas dan perubahan. Strategi yang dibangun merupakan
strategi yag adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh
ketidakpastian.

11. Saran

1) Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam pembelajaran
Manajemen Perusahaan.

2) Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena
masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam proses pentingnya manajemen
strategi dalam suatu perusahaan.

12. Penutup

13. Daftar Pustaka

David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

https://www.hestanto.web.id/manajemen-strategis/

https://makalah-xyz.blogspot.com/2017/11/proses-pengambilan-keputusan-stratejik.html

David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management text and cases.
USA: The Dryden Press

Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New Jersey:
Prentice Hall, Inc.

Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sustaining Superior Performance.
New York : The free pross.
Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000).Strategic management, Formulation Implementation
and Control. Malaysia: McGraw Hill.

Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998).Strategic Management Concepts. USA:
Prentice Hall, Inc.

Anda mungkin juga menyukai