Cover
2. Abstrak
3. Daftar Isi
4. Kata Pengantar
5. Pendahuluan
6. Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat
dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada
tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen
strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya
yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,
pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan,
sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang
mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan
lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme
pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan
jasa) yang mampu menciptakan nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas,
teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
7. Rumusan Masalah
9. Isi
Manajemen Strategis
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapat
sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan
kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.
Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional
suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh
dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen
strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang
perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang ada
tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen
strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus.
Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya
yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Menurut Thomas L.Wheelen – J. David Hunger manajemen strategi adalah serangkaian dari
pada keputusan majerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan / perencanaan strategi,
pelaksanaan / implementasi, dan evaluasi
Gambar Proses Tahapan Manajemen Strategik, Sumber : Wheelen and Hunger (2012:63)
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa dalam tahapan manajemen strategik saling memiliki
interaksi dan timbal balik dari tahap pertama hingga akhir. Manajemen Strategik ini dapat
dilihat sebagai suatu proses yang meliputi sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan
berurutan (Kuncoro, 2006:13). Proses manajemen strategik bersifat dinamis dan merupakan
sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang diperlukan suatu perusahaan atau organisasi
untuk mencapai strategic competitiveness dan menghasilkan keuntungan diatas rata-rata
(Kuncoro, 2006:13). Dari tahapan proses manajemen strategik tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen strategik merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan
yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain untuk mencapai
tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategik melibatkan pengambilan keputusan jangka
panjang yang berorientasi masa depan serta rumit dan membutuhkan cukup banyak sumber
daya, maka partisipasi manajemen puncak sangat penting (Pearce & Robinson, 2008:21).
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, control masyarakat,
perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu negara maupun
bisnis. Control masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan,
sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang
mengabaikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan
lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan pemerintah).
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme
pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan
jasa) yang mampu menciptakan nilaitambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas,
teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan
dari tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
Formulasi Strategi
1. Misi
Misi dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi berdiri. Misi merupakan
langkah awal dari proses pengembangan strategi perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi
yang efektif akan sangat membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya (Luis et
al, 2011:41). Pengertian lain dari misi yaitu maksud unik yang membedakan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya
dalam hal produk, pasar, serta teknologi (Pearce & Robinson, 2008:31).
2. Visi
Visi menggambarkan aspirasi dasar atau mimpi dari sebuah organisasi, yang biasanya
merupakan inisiatif pendiri atau pemimpin organisasi dengan dukungan dari semua
karyawan. Visi menggambarkan keberhasilan masa depan yang ingin dicapai, berjangka
waktu 10-20 tahun, bahkan 50 tahun kedepan (Luis et al, 2011:43). Pernyataan visi
menyajikan maksud strategis perusahaan yang memfokuskan energi dan sumber daya
perusahaan pada pencapaian masa depan yang diinginkan (Pearce & Robinson, 2008:44).
3. Tujuan
Pernyataan tujuan merupakan uraian dari visi yang menjadi sasaran jangka menengah yang
konkret dan terukur. Pernyataan tujuan adalah sebuah “foto” dari apa yang diharapkan dalam
visi dan misi untuk jangka waktu 3-5 tahun ke depan dan merupakan perjalanan untuk
mencapai visi. Karena pernyataan tujuan adalah gambaran jangka menengah dari perjalanan
mencapai visi, target yang dibuat, pernyataan tujuan perlu mencerminkan keadaan masa
depan yang ingin dicapai perusahaan secara konkret dan terukur. Dengan melihat tingkat
pencapaian dari pernyataan tujuan, manajemen bisa menilai seberapa baik organisasi tersebut
telah mengarah pada visi yang ingin dicapai (Luis et al, 2011:45).
4. Strategi
Strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berbeda atau lebih baik dari
kompetitor (atau masa lalu) untuk memberi nilai tambah kepada pelanggan sehingga mampu
mencapai sasaran jangka menengah atau jangka panjang perusahaan (Luis et al, 2011:61).
Menurut Chandler (1962) yang dikutip dalam Kuncoro (2006:1), strategi adalah penentuan
tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian lain dari strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan,
guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan (Pearce &
Robinson, 2008:6). Jadi, berdasarkan pengertian-pengertian mengenai strategi yang telah
dijabarkan, strategi merupakan rencana atau penentuan tujuan yang dilakukan perusahaan
dalam jangka menengah dan jangka panjang.
5. Kebijakan
Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah sebuah proses yang mana strategi dan kebijakan diarahkan
kedalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses ini
memerlukan perubahan dalam budaya, struktur, dan sistem manajemen pada seluruh
organisasi atau perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:69).
1. Program
Program merupakan pernyataan aktivitas atau langkah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
sebuah perencanaan. Program dibuat sebagai tindakan orientasi strategi.
2. Anggaran
Anggaran adalah pernyataan dari program perusahaan dalam kondisi keuangan. Dalam
anggaran digunakan perencanaan dan kontrol anggaran, supaya anggaran dapat diketahui
secara detail berapa besarnya biaya yang dibutuhkan dari suatu program
3. Prosedur
Prosedur, terkadang dikatakan Standard Operating Procedures (SOP), adalah sebuah sistem
yang berisi langkah atau teknik yang mendeskripsikan secara detail bagaimana tugas khusus
atau pekerjaan dilakukan secara benar.
Beberapa alasan utama tentang pentingnya peranan strategi manajemen bagi perusahaan atau
organisasi, yaitu:
Keterlibatan karyawan dalam perubahan strategi akan lebih memotivasi mereka pada
tahap pelaksanaannya.
Kegiatan pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan atau
organisasi tersebut untuk mencegah munculnya masalah di masa mendatang.
Dengan manajemen strategi diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga strategi
dapat diimplementasikan untuk mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan
tindakan dalam organisasi rincian. Tahapan kegiatan untuk menjalankan strategi adalah
sebagai berikut:
a. Perumusan strategi. Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan utama (strategi)
untuk mewujudkan misi organisasi. Proses mengambil keputusan untuk menetapkan strategi
seolah-olah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai terealisasinya
program.
c. Implementasi. Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah berhasil dirumuskan harus
diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat. Strategi dan unsur-unsur organisasi
yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan struktur budaya organisasi,
kepemimpinan dan sistem pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi
diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, maka implementasi yang
sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan.Sehingga jika diperlukan dapat
dilakukan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.
Henry Fayol, menyatakan bahwa manajer melakukan lima fungsi-fungsi manajemen yang
utama. Pertama, majer merencanakan (Plan) apa yang akan mereka lakukan. Kemudian
mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka
menyusun staff (Staffing) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan
sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (direct) untuk melaksanakan rencana. Akhirnya
mereka mengendalikan (control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasional secara
optimal.
Manajemen strategi memiliki Tujuan jangka pendek tonggak organisasi yang harus dicapai
untuk mencapai tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan harus
terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten, dan diprioritaskan. Mereka harus
ditetapkan pada perusahaan, divisi, dan fungsional di tingkat organisasi yang besar. Tujuan
tahunan harus dinyatakan dalam hal manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi /
operasional, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi. Sasaran tahunan diperlukan
untuk setiap tujuan jangka panjang. Tujuan Tahunan khususnya penting dalam strategi
implementasi, sedangkan tujuan jangka panjang sangat penting dalam perumusan strategi.
Tujuan Tahunan merupakan tujuan dasar untuk mengalokasikan sumber daya. Kebijakan
Kebijakan merupakan sarana sasaran tahunan yang akan dicapai. Kebijakan mencakup
pedoman, peraturan, dan prosedur yang didirikan untuk mendukung upaya-upaya untuk
mencapai tujuan yang dinyatakan.
Perubahan pada salah satu komponen utama dalam model dapat mewajibkan perubahan pada
salah satu atau seluruh komponen lainnya. Misalnya, perubahan ekonomi dapat merupakan
kesempatan yang besar dan memerlukan perubahan dalam jangka panjang dan tujuan-tujuan
strategi; kegagalan tahunan untuk mencapai tujuan dapat memerlukan perubahan dalam
kebijakan atau saingan utama dari perubahan strategi dapat memerlukan perubahan misi yang
kuat. Oleh karena itu, strategi formulasi, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan harus dilakukan
secara terus menerus, tidak hanya pada akhir tahun atau semiannually. Proses manajemen
strategi tidak pernah benar-benar berakhir. Penerapan dari proses manajemen strategi-
biasanya lebih formal dan lebih besar di organisasi yang besar.
Perusahaan yang memiliki banyak divisi, produk, pasar, dan teknologi juga cenderung lebih
formal dalam penerapan konsep manajemen strategi. Manfaat manajemen strategi berikutnya
adalah keunggulan utama manajemen strategi: Proactive dalam membentuk masa depan
perusahaan dalam melakukan tindakan merumuskan manajemen strategi yang lebih baik
(sistematis, logis, rasional pendekatan) dari sisi Keuangan: Meningkatkan produktivitas
Peningkatan penjualan Peningkatan profitabilitas.
A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi,
terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh pengambilan keputusan
sekarang. Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi.
Jadi pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang memiliki proses. Proses di sini
adalah serangkaian tahap-tahap yang harus di tempuh oleh seorang pengambil keputusan, dan
dalam proses itu terdapat alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dipertimbangkan
menggunakan metode/cara yang sesuai dengan situasi dan kondisi suatu organisasi atau
perusahaan.
Setelah melalui tahap dan proses pemilihan alternatif, akan dihasilkan sebuah keputusan.
Morgan dan Cerullo mendefinisikan keputusan sebagai sebuah kesimpulan yang dicapai
sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi
setelah satu kemungkinan dipilih, semetara yang lain dikesampingkan.
Jadi keputusan adalah satu atau beberapa kesimpulan final yang terjadi setelah adanya
pemilihan alternatif dari banyak alternatif yang tersedia.
Keputusan stratejik adalah keputusan yang mengandung risiko yang besar. Sekali keputusan
itu dibuat akan mempunyai dampak luas bagi organisasi. Lahirnya suatu keputusan tidak
serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab sebuah keputusan itu selalu saja lahir
berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga, dan pikiran hingga akhirnya terjadinya
suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut.
Di dalam buku yang berjudul “Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan
Organisasi Nonprofit” karangan J. Salusu, dijelaskan tentang empat fase yang perlu
ditempuh dalam membuat keputusan stratejik. Fase-fase tersebut meliputi fase identifikasi,
pengembangan, penyelesaian, dan fase implementasi dan evaluasi.
1. Fase identifikasi
Fase identifikasi terdiri dari satu langkah yaitu evaluasi terhadap kinerja organisasi sekarang,
evaluasi tujuan dan sasaran organisasi, serta perumusan masalah.
Pada prinsipnya dapat dikatakan bahwa fase identifikasi adalah fase mengevaluasi tujuan dan
sasaran, sejauh mana program-program yang digambarkan dalam tujuan dan sasaran itu dapat
direalisasikan. Evaluasi semacam ini biasanya dilakukan dalam sebuah rapat kerja, yang
melibatkan para karyawan dan terutama semua pimpinan unit kerja yang turut bertanggung
jawab atas suksesnya organisasi. Persoalannya ialah seberapa jauh suatu rapat kerja mampu
mengenali dan mendefinisikan masalah-masalah itu serta mengidentifikasi faktor-faktor
penyebabnya.
Mengidentifikasi suatu masalah biasanya tidak begitu mudah dilakukan oleh para pembuat
keputusan. Bahkan tidak jarang mereka gagal karena mereka sebenarnya tidak melihat
masalah itu atau tidak menyadari bahwa itulah masalah. Bukan itu saja, mereka melihat
masalah yang salah. Kadang-kadang diperlukan survei untuk mengetahui penyebab
timbulnya suatu masalah.Sesudah penyebab masalah itu dideteksi, barulah proses
pengambilan keputusan diteruskan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fase pengidentifikasian masalah merupakan
kegiatan yang sangat penting dalam proses pengambilann keputusan. Karena dalam fase ini,
selain harus mengalokasikan masalah juga harus mengisolasi isu-isu yang benar, dengan
memperhatikan kemampuan untuk menyelesaikannya dalam jangka waktu dan sumber daya
yang tersedia.
2. Fase pengembangan
Setelah masalah dirumuskan dengan baik dan diketahui faktor-faktor penyebabnya, kita
masuk pada fase pengembangan. Fase ini merupakan fase yang paling banyak menguras
sumber daya, baik berupa tenaga, waktu, pikiran, dan dana. Dalam fase ini manajemen
eksekutif puncak melakukan peranan yang sangat penting, yaitu menjelajah lingkungan (to
scan the environment), baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan para pembuat keputusan selama fase pengembangan
ini, yaitu mempelajari secara seksama dan teliti akan kemampuan organisasi, kemudian
merumuskan kekuatan dan kelemahannya. Sesudah itu, mempelajari secara seksama
kecenderungan-kecenderungan dalam lingkungan eksternal, lalu merumuskan peluang-
peluang yang tersedia, dan kemungkinan tantangan atau ancaman yang bisa berdampak luas
terhadap kegiatan organisasi. Langkah terakhir adalah mengintegrasikan semua faktor
stratejik yang sempat dideteksi dalam lingkungan internal dan lingkugan eksternal. Hal ini
disebut analisis SWOT.
Berikut ini adalah contoh tujuan analisis lingkugan dari beberapa perusahaan:
b. Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudia
memasukkannya ke dalam pengambilan keputusan-keputusan organisasi
c. Untuk mengenali masalah-masalah mendesak pada saat ini yang signifikan bagi
perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan
suatu rencana untuk menanganinya.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, koalisi manajemen atas dapat meninjau kembali tujuan dan
sasaran stratejik jika dianggap perlu. Peninjauan itu diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dan sasaran organisasi masih sesuai dengan hasil analis SWOT. Jikalau perlu
dilakukan penyempurnaan, hal itu harus dilakukan. Jika tidak, dikhawatirkan sasaran yang
telah ditetapkan akan terganggu dengan perubahan lingkungan yang tidak diramalkan
sebelumnya.
3. Fase penyelesaian
Fase penyelesaian meliputi peninjauan ulang tujuan dan sasaran jika dianggap perlu,
perumusan alternatif-alternatif stratejik, penetapan alternatif terpilih berdasar prioritas, dan
pengesahan atas alternatif terpilih. Alternatif terpilih ini sesudah disahkan, menjadi keputusan
stratejik, dan itulah strateji organisasi untuk suatu aspek kehidupan atau aktivitas organisasi
tertentu.
4. Fase implementasi dan evaluasi
Fase implementasi dan evaluasi terdiri dari dua langkah, yaitu implementasi keputusan
stratejik dan evaluasi dan kontrol. Fase implementasi dan evaluasi adalah fase terakhir dalam
proses pengambilan keputusan stratejik. Fase ini merupakan bagian terpenting dalam proses
manajemen stratejik. Fase implementasi dan evaluasi dilihat sebagai bagian integral dari
proses pengambilan keputusan stratejik dengan pertimbangan bahwa keputusan stratejik baru
mempunyai arti bagi organisasi apabila dilaksanakan dengan baik.
Dalam tahap ini manajemen sudah harus mempunyai gagasan yang jelas mengenai tingkat
perubahan yang diinginkan baik menyangkut struktur organisasi, budaya perusahaan, maupun
gaya kepemimpinan.
Professor Thomas V. Bonoma dari Harvad Business School menyatakan bahwa untuk
melakukan tahap ini dengan baik dan berhasil, manajemen perusahaan perlu terbiasa dan
membiasakan diri dengan empat jenis keahlian dasar, yaitu:
a. Kemampuan berinteraksi
b. Kemampuan mengalokasi
c. Kemampuann memonitor
Meliputi penggunaan informasi yang efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai
masalah yang timbul dalam proses implementasi.
d. Kemampuan mengorganisasikan
Setelah suatu strategi diimplementasikan, tahap berikutnya dalam proses manajemen strategi
adalah tahap pengendalian strategi. Pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses
manajemen. Menurut Stoner dan Freeman, pengendalian adalah proses utuk memastikan
bahwa aktivitas keluarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
10. Kesimpulan
Sejarah manajemen strategi. Anggaran & Kontrol Keuangan (1900 -an), Perencanaan Jangka
Pajang (Pasca World War II/1950an) Perencanaan strategik Perusahaan (Mid-1960 an.
Manajemen Strategik (1980-an).Untuk merealisasikan suatu perencanaan yang baik perlu
adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan, pengawasan, struktur organisasi, sistem
informasi dan komunikasi, motivasi, iklim kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi.
Kelemahan perencanaan strategik biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan
sering berpegang pada asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak
termonitornya pelaksanaan dan pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencana strategik diatas maka pada tahun 1980-an
muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategi. Model ini mengkombinasikan
pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala sesuatu yang strategik tidak hanya
berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga dilanjutkan pada tingkat operasional dan
pengawasan. Manajemen Strategik juga mencakup trend baru, yaitu:
Kompetensi khusus. Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang dimiliki atau
dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan untuk menghadapi pesaing.
Kompetensi ini bisa berwujud opini atau merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi.
( misalnya; opini: Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas
KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM, BMW, Mc
Donald’s).
Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen strategik lebih bersifat lentur/
fleksibel karena manggabungkan pandangan dan tindakan, menyeimbangkan pengendalian
dan learning, serta mengelola stabilitas dan perubahan. Strategi yang dibangun merupakan
strategi yag adaptif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh
ketidakpastian.
11. Saran
1) Di harapkan makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam pembelajaran
Manajemen Perusahaan.
2) Di harapkan makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi teman-teman semua karena
masih banyak hal yang perlu kita pelajari dalam proses pentingnya manajemen
strategi dalam suatu perusahaan.
12. Penutup
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
https://www.hestanto.web.id/manajemen-strategis/
https://makalah-xyz.blogspot.com/2017/11/proses-pengambilan-keputusan-stratejik.html
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Management text and cases.
USA: The Dryden Press
Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Management. New Jersey:
Prentice Hall, Inc.
Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sustaining Superior Performance.
New York : The free pross.
Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000).Strategic management, Formulation Implementation
and Control. Malaysia: McGraw Hill.
Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998).Strategic Management Concepts. USA:
Prentice Hall, Inc.