Tugas Kelompok 1
Sistem Pengendalian Manajemen
Disusun Oleh :
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
1
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen?
2. Apakah yang dimaksud dengan Pengendalian?
3. Apakah yang dimaksud dengan Pengendalian manajemen?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui fungsi manajemen dan pengendalian dalam tata kelolah setiap
aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2
BAB II
TEORI
b.) Pengendalian
a. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam perusahaan,
agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. (Harol Koonnttz)
b. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas
sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
c. Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja
bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.
3
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
a. Manajemen
Berbagai kepustakaan mendefisinisikan mengenai manajemen. Semua
berhubungan dengan proses di mana sumber daya perusahaan dan aktivitas diarahkan
pada pencapaian tujuan perusahaan.
Yang pasti, siapa yang mempelajari dan mengerjakan manajemen telah
mengubah subjek yang luas menjadi subjek yang lebih kecil, menjadi elemen yang
dapat dilihat. Tabel 1.1 menunjukkan klasifikasi yang paling menonjol. Kolom utama
menunjukkan fungsi utama manajemen dari rantai nilai, pengembangan produk atau
jasa, operasi (produk manufatur atau memberikan pelayanan jasa), pemasaran atau
penjualan (menemukan pembeli dan memqastikan bahwa produk dan jasa dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan), dan keuangan (pencarian dana)
Kolom kedua dari Tabel 1.1 mengidentifikasikan tipe sumber daya utama
yang harus dikerjakan seorang manajer : manusia, uang, mesin, dan informasi.
Istilah pengendalian manajemen tampak pada kolom ketiga dalam Tabel 1.1,
yang memisahkan fungsi manajemen sebagai sebuag proses yang melibatkan
penentuan tujuan, formulasi strategi, dan pengendalian manajemen. Sehingga,
pengendalian merupakan bagian akhir dari proses manajemen. Penggunaan istilah
pengendalian manajemen memiliki arti yang sama dngan istilah eksekusi dan
implementasi strategi.
Tabel 1.1 Berbagai cara memilih ruang lingkup manajemen ke dalam elemen yang
lebih kecil:
4
b. Penentuan Tujuan
Pengetahuan mengenai tujuan merupakan persyaratan untuk mendesain SPM
dan dengan sungguh-sungguh untuk berbagai tujuan. Tujuan tidak harus bisa dihitung
dan tidak harus secara finansial, meskipun biasanya hal itu digunakan pada
perusahaan yang bertujuan mencapai laba. Pada organisasi nonprofit sebagai
contohnya organisasi tersebut menyediakan tempat tinggal bagi orang-orang yang
tidak memiliki rumah. Tetapi banyak perusahaan yang bertujuan mencari laba juga
memiliki tujuan nonfinansial, seperti dengan hal-hal yang berhubungan dengan
nonfinansial, seperti hal-hal yang berhubungan dengan kesinambungan atau
pengembangan personel dan kesejahteraan.
Pada sebagian besar organisasi, tujuan organisasi sudah diketahui. Hal ini
tidak dapat dikatakan bahwa seluruh karyawan menyetujui secara bulat bagaimana
organisasi menyeimbangkan tanggung jawabnya kepada seluruh pemegang
kepentingan, termasuk pemilik (pemegang ekuitas), pemberi utang, karyawan,
pemasok, pelanggan, dan masyarakat dalam skala luas. Seperti Jason Luckhurst,
manajer direktur dari perancis, UK-proyek dasar perusahaan pengelolaan rekrutmen,
berpendapat :
Untuk mencapai kesuksesan organisasi, harus meletakan visi yang jelas di
mana keseluruhan bisnis dapat didesain, dan saya fikir hal ini sering kali harus anda
kemunikasikan secara sederhana pada setiap orang, apakah itu klien atau karyawan.
c. Formulasi Strategi
Strategi ialah bagaimana seharusnya organisai menggunakan sumber daya
yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Luckhurt menyampaikan pada Practicus
bahwa : “seluruh perencanaa pada bagian seperti pemasaran, penentuan merk,
keuangan, dan pelatihan didesain sesuai dengan tujuan kami. Seperti, sistem intensif
kami. Kami memiliki buku panduan yang rinci, tetapi hal ini dimulai dengan visi yang
sederhana di mana semua orang dapat memahami dan memilihnya. Segala sesuatu
yang lainnya kami lakukan datang dari belakang tujuan-tujuan tersebut. pengaruhnya,
kami dapat memutar haluan bisnis pada tujuan yang ingin dicapai.
Sebagian besar bentuk elemen utama dari strategi organisasi muncul dari
serangkaian interaksi antara manajemen, karyawan, dan lingkungan, dari pengambilan
keputusan secara spontan dan dari pengalaman lokal yang didesain untuk mempelajari
jenis aktivitas apa yang akan membawa pada keberhasilan.
5
Strategi yang dinyatakan secara formal akan memudahkan manajemen, baik
untuk mengidentifikasi alternatif pengendalian manajemen yang layak maupun untuk
mengimplementasikannya secara efeltif. Pengendalian manajemen dapat menjadi
target dalam faktor keberhasilan organisasi yang bersifat mendesak, seperti
pengembangan produk baru, mengatur biaya dalam kisran yang rendah, atau
meningkatkan pangsa pasar, dibandingkan pada tujuan umumnya yaitu untuk
meningkatkan keuntungan dengan cara yang sebagian besar kurang spesifik.
6
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan, dapat bersaing dengan perusahaan
lain dalam bidang industri yang sama. Manajer mengarahkan masalah pengendalian
manajemen, dengan kata lain, lebih memilih fokus utamanya pada hal yang bersifat
internal, mereka membayangkan bagaimana mereka dapat memengaruhi perilaku
karyawan dengan cara yang mereka inginkan.
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, strategi seharusnya dipandang
sebagai sesuatu yang bermanfaat tetapi tidak mutlak diperlukan untuk mendesain
SPM yang tepat. Ketika strategi diformulasikan lebih jelas, alternatif [engendalian
lebih memungkinkan untuk dikerjakan, dan menjadi kebih mudah mudah untuk
diimplementasikan pada setiap bentuk pengendalian manajemen secara lebih efektif.
C. PENEKANAN PERILAKU
Pengendalian manajemen diperlukan untuk menghindari kemungkinan bahwa
orang akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan, atau gagal
melakukan sesuatu yang seharusnya mereka lakukan. Sebagai contoh, tujuan untuk
mencapai pengendalian biaya yang lebih besar akan mengundang pertanyaan orang
karena biaya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, oranglah yang mengendalikanya.
Jika semua karyawan selalu menyadari apa yang terbaik bagi perusahaan,
maka tidak perlu adanya SPM. Tetapi karyawan sering kali tidak dapat atau tidak mau
bertindak sesuai dengan keinginan yang terbaik yang diharapkan perusahaan,
sehingga manajer harus mengambil langkah untuk mencegah hal itu terjadi, dan
khususnya dalam hal kegigihan, untuk mendorong perilaku yang tidak diharapkan dan
untuk mendorong berprilaku seperti yang diharapkan.
7
Meskipun karyawan memahami apa yang diharapkandari mereka, beberapa
diantaranya tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan karena
masalah motivasi. Masalah motivasi merupakan masalah yang uum karena tujuan
individu dan tujuan perusahaan secara alami tidak sejalan-individu memiliki
kepentingan sendiri.
Karyawan sering kali bertindak atas dasar keinginannya sendiri dengan
mengorbankan kepentingan perusahaan. Frederick Taylor, salah satu dari tokoh
penting pergerakan manajemen ilmiah yang hidup diawal abad dua puluh
menuliskan :”sulit untuk dapat menemukan karyawan yang kompeten yang tidak
mencurahkan seluruh waktunya untuk mempelajari mengapa dia bekerja dengan
lambat dan tetap meyakini bahwa dia masih berada pada perusahaan yang tepat.”
Keengganan untuk berusaha dan perilaku untuk kepentingan sendiri lain tersebut
tetap menjadi masalah sampai dengan hari ini, dan saat ini tampaknya terus
berkembang.
Secara keseluruhan, bukti survei menyatakan bahwa terjadi pengurangan tenaga,
kesalahan pengelolahan, dan penggelapan sumber daya dalam organisasi, diantara tipe
lain dari perilaku buruk yang dilakukan karyawan, dan ini terjadi secara umum dalam
banyak perusahaan.
Bahkan, bentuk paling serius dari perilaku karyawan karena salah pengarahan,
seperti penipuan, memiliki beberapa pengaruh berat, termasuk memburuknya moral
karyawan, terganggunya hubungan bisnis, hilangnya keuntungan yang akibat
rusaknya reputasi, meningkatnya investasi untuk memperbaiki perosedur
pengendalian, biaya hukum dan penyelesaian pengadilan, denda dan pinalti pada
badan regulasi, dan kerugian yang berasal dari jatuhnya harga saham.
Karyawan, terutama manajer, juga cenderung membuat keputusan yang sesuai
dengan keinginan mereka, tetapi tidak sesuai dengan perusahan mereka. Mereka
cenderung mengeluarkan lebih agar membuat hidup mereka lebih nyaman, seperti
dalam hal perlengkapan dan fasilitas kantor. Peran SPM dalam memotivasi karyawan
untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.
c. Keterbatasan Individu
Maslah terakhir yang sering terkait dengan SPM terjadi ketika karyawan yang
tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan dimotivasi untuk memiliki kinerja yang
tinggi, ternyata tidak dapat melakukannya dengan baik karena beberapa keterbatasan
lain. Beberapa keterbatasan personel sangat spesifik. Mungkin disebabkan karena
8
kurangnya kemampuan, pelatihan, pengalaman, stamina, atau pengetahuan untuk
mengerjakan tugas. Sebagai contoh pada situasi yang umum di mana karyawan
dipromosikan pada tingkat kompetensi yang lebih tinggi. Ketika karyawan “
mengatakan menyerah,” maka masalah tidak dapat dihindari. Sering kali pekerjaan
tidak didesain secara tepat, sehingga menyebabkan karyawan harus menyesuaikan
secara fisik dan karyawan menjadi lelah atau tertekan yang akan mendorong
terjadinya kecelakaan kerja dan pengembalian keputusan yang salah.
Sering kali pelatihan dapat digunakan untuk mengurangi beberapa keterbatasan,
tetapi dalam berbagai situasi masih terdapat banyak bias dan keterbatasan. Tiga
masalah dalam pengendalian manajemen adalah kurangnya pengarahan, masalah
motivasi, dan keterbatasan individu dapat dengan jelas terjadi secara simultan dalam
berbagai kombinasi. Akan tetapi, semuanya membutuhkan pentingnya efektivitas
SPM, meskipun paling tidak satu masalah terjadi, yang hampir tidak dapat dielakkan
dalam organisasi yang kompleks seperti yang telah disarankan dan dicontohkan
sebelumnya.
Pengendalian yang baik berarti manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak
akan terjadi kejutan yang tidak menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan
untuk menggambarkan situasi dimana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang
buruk, apakah itu kenerja pada seluruh bagian atau kinerja pada bagian khusus, meski
telah memiliki strategi pada masing-masing bagian.
Biaya jika tidak memiliki sistem pengendalian yang sempurna dapat disebut
dengan kehilangan kendali. Hal ini berbeda dengan kinerja yang secara teoritis
mungkin diberikan sebagai strategi yang telah diseleksi dan kinerja yang beralasan
kecuali dengan menerapkan SPM. Pengendalian optimal dikatakan tercapai jika
kerugian pengendalian yang diharapkan lebih kecil daripada biaya untuk
mengimplementasikan pengendalian yang lainnya. Karena biaya pengendalian, maka
9
pengendalian yang sempurna jarang memberikan hasil optimal. Pengendalian optimal
adalah pengendalian yang cukup baik dengan biaya yang rasional. Tolok ukur
keberhasilan pengendalian dibutuhkan dalam pengendalian daripada pengendalian
yang sempurna.
10
pengendalian mereka, tetapi mereka sering kali dapat menghindari beberapa masalah
pengendalian dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang pasti dan
mengetahui sumber permasalahan, atau dengan mengurangi potensi kerugian
maksimum jika maslaah itu terjadi.
a. Penghilangan Aktivitas
Manajer sering kali dapat menghindari masalah pengendalian yang
berkaitan dengan entitas khusus atau aktivitas dengan cara membalik risiko yang
potensial, dan menggabungkan keuntungan, kepada pihak ketiga seperti
mekanisme subkontrak, perjanjian lisensi, atau divestasi. Bentuk penghindaran
tersebut yang disebut dengan penghapusan aktivitas.
Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin
karena mereka tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan, karena mereka tidak
memiliki pemahaman yang bagus tentang proses yang dibutuhkan, atau karena
mereka tidak menghadapi keterbatasan hukum atau struktuk, di mana semua itu
sering kali mengurangi aktivitas. Ketika manajer tidak berharap secara sungguh-
sungguh untuk menghindari area di mana mereka tidak dapat melakukan
pengendalian dengan baik, mereka berharap paling tidak dapat meminimalkan
investasinya, dan (beberapa) risiko, pada bidang tersebut.
Sebagai contoh yaitu cloud computing, yang berarti bahwa perusahaan
berusaha untuk melakukan komputerisasi terhadap sumber daya (pemrosesan,
penyimpanan, pemesanan, basis data, dan lainnya) dari luar perusahaan, dan
mereka hanya membayar untuk apa yang digunakan, daripada mengembangkan
infrastruktur komputerisasi sendiri dan menggunakan sistem mereka sendiri.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan penyimpanan dan
pemrosesan data, banyak perusahaan perlu melipatgandakan kapasitas pelayanan
mereka, di mana mereka sering kali memiliki uang tetapi tidak memiliki
keterampilan, atau kepentingan, karena hal ini di luar kemampuan dasar yang
memiliki perusahaan.
Dengan menggunakan jasa cloud cumputing, perusahaan dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan kepada ahlinya, dan karenanya,
dapat menyediakan pengendalian yang diperlukan sepanjang proses. Meskipun
11
tidak mengurangi seluruh risiko, karena hal ini hanya mengurangi sebagian
masalah pengendalian yang berhubungan dengan pengelolaan data dan semua
yang memerlukannya. Berdasarkan keputusan ekonomi yang difokuskan pada
aktivitas tertentu (transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau
melalui hierarki organisasi yang dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
b. Otomatisasi
Otomatisasi merupakan kemungkinan kedua untuk pencegahan. Manajer
sering kali dapat menggunakan komputer, robot, expert system, dan bentuk
otomatisasi lainnya untuk mengurangi pemaparan perusahaan terhadap beberapa
maslaah pengendalian. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai dengan perilaku
ynag tepat, dan ketika beroperasi dengan benar, alat tersebut biasanya memiliki
kinerja yang lebih konsisten dibandingkan dengan manusia. Komputer dapat
mengurangi masalah manusia seperti tidak akurat, tidak konsisten, dan kurangnya
motivasi. Seringkali program komputer menjadi konsisten dalam pelaporan
transaksi, dan mereka tidak pernah berlaku tidak jujur atau termotivasi tidak setia.
Adanya kemajuan teknologi, menyebabkan organisasi mengganti orang
dengan mesin dan expert system dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks
dan membuat penilaian dan keputusan yang canggih. Di rumah sakit, artifical
intelligence system dapat melakukan berbagai tugas yang sebelumnya dilakukan
oleh dokter dan perawat. Sistem akan memonitor kondisi pasien dan
perkembangannya dan memberi peringatan kepada staf medis mengenai
kemungkinan masalah yang terjadi. Sistem tersebut dapat melakukan diagnosis
menyesuaikan kebutuhan obat yang diperlukan dan menguji kemungkinan
interaksi obat dan reaksi alergi. Sistem ini membuat rumah sakit terhindar dari
masalah perilaku keterbatasan personel staf medis.
Secara umum, penggunaan sistem lebih disukai dibandingkan dengan
petugas medis untuk mengingat kembali setiap detail pada setiap kodisi,
pengobatan, dan kemungkinan komplikasi untuk menentukan respon yang tepat.
Sistem lebih disukai meskipun tidak semuanya, kejutan yang tidak menyenangkan
akan terjadi dalam hal kesalahan medis tidak dapat dihindari.
Demikian pula, banyak tugas hukum, meski sering kali cukup kompleks,
ada beberapa variasi pada tema, serta membutuhkan tipe dokumen legal yang
pasti, seperti registrasi merek dagang atau leasing, tidak jauh berbeda bentuknya
dengan contoh lain. Perusahaan yang bergerak di bidang hukum menigkatkan
12
penggunaan perangkat lunak yang disebut Document assembly software, untuk
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat dokumen sehingga waktu
yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan yang dibutuhkan oelh seorang
karyawan dan kemungkinan lebih konsisten dan akurat. Terlebih lagi
mengotomatisasikan tugas yang berat dapat mengurangi biaya dan membuat
pengacara memiliki waktu lebih banyak untuk melayani kliennya.
Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya
dapat menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya
adalah kemungkinan yang terjadi. Manusia memiliki banyak bakat, khususnya
ketika terlibat pada hal yang kompleks memerlukan penilaian yang bersifat
intuitif, di mana tidak ada mesin atau model keputusan yang mampu untuk
menduplikasi. Keterbatasan kedua adalah biaya. Otomatisasi sering kali
membutuhkan investasi besar yang mungkin daat dibenarkan hanya jika dapat
meningkatkan produkstivitas, sama seperti pengendalian. Akhirnya, otomatisasi
mungkin hanya menggantikan beberapa masalah pengendalian dengan masalah
lain. Otomatisasi komputer sering kali meningkatkan risiko pengendalian.
Pengurangan sumber dokumen dapat mengaburkan pemeriksaan audit, konsentrasi
pada informasi dalam satu lokasi dapat meningkatkan risiko keamanan, dan
penempatan kepercayaan yang lebih besar pada program komputer dapat
menyebabkan perusahaan berada pada risiko kesalahan pemrogram atau penipuan.
c. Sentralisasi
Sentralisasi pengambilan keputusan sebagai kemungkinan pencegahan
yang ketiga, merupakan elemn penting dalam hampir semua perusahaan yang
menggunakan SPM. Tingginya tingkat sentralisasi, di mana semua keputusan
penting dibuat oleh level manajemen puncak, hal ini biasanya terjadi pada industri
kecil, khususnya apabila bisnis dijalankan oleh pendiri atau pemilik. Tingginya
tingkat sentralisasi juga terdapat pada beberapa perusahaan besar yang memiliki
manajer puncak yang sering kali memiliki reputasi menjadi “berorientasi pada
detail” atau “pengendalian yang aneh”. Ketika masalahnya seperti ini, manajemen
puncak mengambil keputusan sendiri untuk hal-hal penting dan sering kali yang
tidak penting, begitu juga dalam pelaksanaannya, mereka menghindari
penagmbilan keputusan yang buruk yang dibuat oleh karyawan di level yang lebih
rendah.
13
Sentralisasi pasti ada denga tingkat yang berbeda dalam perusahaan,
seperti halnya pada tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung
melakukan sendiri beberapa keputusan yang sangat penting yang ada dalam
kekuasaannya. Calon umum untuk sentralisasi adalah keputusan yang terkait
dengan akuisisi dan divestasi, sebagian besar belanja moda, negoisasi kontrak
penjualan yang penting, perubahan organisasi, dan rekrutmen dan pemberhentian
karyawan pada posisi yang penting. Akan tetapi, pada sebagian besar perusahaan
meskipun berukuran kecil, tidak mungkin terjadi sentralisasi pada semua
keputusan penting, dan solusi pengendalian lain dibutuhkan. Saat keputusan
bersifat desentralisasi, hasil pengendalian dibutuhkan untukk membuat manajer
yang membuat keputusan bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya.
Akuntabilitas hasil dari apa yang dibuat yang didelegasikan sesuai dengan
otoritasnya.
d. Pembagian Risiko
14
G. ALTERNATIF PENGENDALIAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Merchant, Kenneth A and Van der Stede, Wim, 2014. Sistem pengendalian manajemen.
Jakarta. Salemba Empat.
16