KELOMPOK 8:
M. TAUPIKURACHMAN (C1C019049)
TRIA PRATIWI (C1C019065)
FIRA MUTIARA NISA (C1C019073)
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Segala limpahan Rahmad,
Hidayah dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
judul Fungsi Pengendalian Manajemen. Dalam makalah ini penulis masih merasa bahwa bentuk
maupun isinya yang masih sangat sederhana. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen yang dibimbing oleh dosen bapak Dr. Irwansyah, S.E.,
M.Si.Ak.,CA. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Memang masih jauh dari sempurna namun semoga bisa berguna bagi pembaca. Harapan
kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Dalam makalah masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
bertujuan membangun dari pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II TEORI..............................................................................................................................2
3.1 Pengertian........................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
4.2 Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui fungsi manajemen dan pengendalian dalam tata kelolah setiap
aktivitas perusahaan untk mencapai tujuan yang diinginkan.
1
BAB II
TEORI
2.1.1 Manajemen
a. Manajemen adalah suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan
orang lain. (Mary Parker F.)
b. Manajemen ialah wadah dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen
bisa dibuktikan secara umum kebenarannya. (George R Terry)
c. Manajemen merupakan proses dalam membuat suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha dari
anggota entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (Stoner)
2.1.2 Pengendalian
a. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam perusahaan,
agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. (Harol Koonnttz)
b. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas
sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
c. Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.
2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
3.1.1 Manajemen
Berbagai kepustakaan mendefisinisikan mengenai manajemen. Semua
berhubungan dengan proses di mana sumber daya perusahaan dan aktivitas
diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan.
Yang pasti, siapa yang mempelajari dan mengerjakan manajemen telah
mengubah subjek yang luas menjadi subjek yang lebih kecil, menjadi elemen
yang dapat dilihat. Tabel 1.1 menunjukkan klasifikasi yang paling menonjol.
Kolom utama menunjukkan fungsi utama manajemen dari rantai nilai,
pengembangan produk atau jasa, operasi (produk manufatur atau memberikan
pelayanan jasa), pemasaran atau penjualan (menemukan pembeli dan
memqastikan bahwa produk dan jasa dapat memenuhi kebutuhan pelanggan),
dan keuangan (pencarian dana)
Kolom kedua dari Tabel 1.1 mengidentifikasikan tipe sumber daya
utama yang harus dikerjakan seorang manajer : manusia, uang, mesin, dan
informasi.
Istilah pengendalian manajemen tampak pada kolom ketiga dalam
Tabel 1.1, yang memisahkan fungsi manajemen sebagai sebuag proses yang
melibatkan penentuan tujuan, formulasi strategi, dan pengendalian
manajemen. Sehingga, pengendalian merupakan bagian akhir dari proses
manajemen. Penggunaan istilah pengendalian manajemen memiliki arti yang
sama dngan istilah eksekusi dan implementasi strategi.
Tabel 1.1 Berbagai cara memilih ruang lingkup manajemen ke dalam
elemen yang lebih kecil:
3
3.1.2 Penentuan Tujuan
Pengetahuan mengenai tujuan merupakan persyaratan untuk
mendesain SPM dan dengan sungguh-sungguh untuk berbagai tujuan. Tujuan
tidak harus bisa dihitung dan tidak harus secara finansial, meskipun biasanya
hal itu digunakan pada perusahaan yang bertujuan mencapai laba. Pada
organisasi nonprofit sebagai contohnya organisasi tersebut menyediakan
tempat tinggal bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah. Tetapi banyak
perusahaan yang bertujuan mencari laba juga memiliki tujuan nonfinansial,
seperti dengan hal-hal yang berhubungan dengan nonfinansial, seperti hal-hal
yang berhubungan dengan kesinambungan atau pengembangan personel dan
kesejahteraan.
Pada sebagian besar organisasi, tujuan organisasi sudah diketahui. Hal
ini tidak dapat dikatakan bahwa seluruh karyawan menyetujui secara bulat
bagaimana organisasi menyeimbangkan tanggung jawabnya kepada seluruh
pemegang kepentingan, termasuk pemilik (pemegang ekuitas), pemberi utang,
karyawan, pemasok, pelanggan, dan masyarakat dalam skala luas. Seperti
Jason Luckhurst, manajer direktur dari perancis, UK-proyek dasar perusahaan
pengelolaan rekrutmen, berpendapat :
Untuk mencapai kesuksesan organisasi, harus meletakan visi yang
jelas di mana keseluruhan bisnis dapat didesain, dan saya fikir hal ini sering
kali harus anda kemunikasikan secara sederhana pada setiap orang, apakah itu
klien atau karyawan.
4
pengambilan keputusan secara spontan dan dari pengalaman lokal yang
didesain untuk mempelajari jenis aktivitas apa yang akan membawa pada
keberhasilan.
Strategi yang dinyatakan secara formal akan memudahkan manajemen,
baik untuk mengidentifikasi alternatif pengendalian manajemen yang layak
maupun untuk mengimplementasikannya secara efeltif. Pengendalian
manajemen dapat menjadi target dalam faktor keberhasilan organisasi yang
bersifat mendesak, seperti pengembangan produk baru, mengatur biaya dalam
kisran yang rendah, atau meningkatkan pangsa pasar, dibandingkan pada
tujuan umumnya yaitu untuk meningkatkan keuntungan dengan cara yang
sebagian besar kurang spesifik.
Dalam artian paling luas, sistem pengendalian dapat dipandang memiliki dua
fungsi dasar, pengendalian strategis dan pengendalian manajemen. Pengendalian
strategis melibatkan manajer pada pertanyaan : apakah strategi kita masih valid?
Atau, lebih tepat pada lingkungan yang sudah berubah, mereka bertanya : apakah
strategi kita masih valid, dan jika tidak, bagaimana seharusnya merubahnya? Semua
perusahaan harus memperhatikan masalah yang terkait dengan pengendalian strategi,
tetapi yang harus diperhatikan adalah potensi strategi yang dimiliki mungkin akan
menjadi usang. Hal ini lebih banyak terjadi pada perusahaan yang dioperasikan dalam
lingkungan yang lebih dinamis. Sehingga dapat dikatakan, pilihan strategi sering kali
menjadi terbatas.
Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi, dan hal ini melibatkan
pertanyaan umum yang diarahkan : apakah karyawan anda berperilaku tepat?
Pertanyaan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, apakah karyawan
kita memahami apa yang kita harapkan dari mereka? Kedua, apakah mereka akan
bekerja keras secara konsisten dan mencoba untuk melakukan apa yang kita harapkan
dari mereka : yaitu apakah mereka akan mengikuti tujuan organisasi yang sesuai
dengan strategi? Ketiga, apakah mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik?
terakhir, jika semua jawaban dari pertanyaan ini negatif, apa yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah pengendalian manajemen? Semua perusahaan yang
seharusnya mempercayai karyawannya untuk dapat mencapai tujuan harus
5
menyelesaikan urusan terkait dengan masalah pengendalian manajemen dasar
tersebut.
Manajer lebih mengarahkan fokus utama masalah pengendalian strategi pada
bagian eksternal organisasi, mereka menilai industri dan menempatkan organisai di
dalamnya. Mereka berfiir bagimana organisasi, yang memiliki fakta-fakta kombinasi
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan, dapat bersaing dengan perusahaan
lain dalam bidang industri yang sama. Manajer mengarahkan masalah pengendalian
manajemen, dengan kata lain, lebih memilih fokus utamanya pada hal yang bersifat
internal, mereka membayangkan bagaimana mereka dapat memengaruhi perilaku
karyawan dengan cara yang mereka inginkan.
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, strategi seharusnya dipandang
sebagai sesuatu yang bermanfaat tetapi tidak mutlak diperlukan untuk mendesain
SPM yang tepat. Ketika strategi diformulasikan lebih jelas, alternatif [engendalian
lebih memungkinkan untuk dikerjakan, dan menjadi kebih mudah mudah untuk
diimplementasikan pada setiap bentuk pengendalian manajemen secara lebih efektif.
6
3.3 Penyebab Masalah Pengendalian Manajemen
7
pengadilan, denda dan pinalti pada badan regulasi, dan kerugian yang berasal
dari jatuhnya harga saham.
Karyawan, terutama manajer, juga cenderung membuat keputusan
yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tidak sesuai dengan perusahan
mereka. Mereka cenderung mengeluarkan lebih agar membuat hidup mereka
lebih nyaman, seperti dalam hal perlengkapan dan fasilitas kantor. Peran SPM
dalam memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan
kemampuan mereka.
8
buruk, apakah itu kenerja pada seluruh bagian atau kinerja pada bagian khusus, meski
telah memiliki strategi pada masing-masing bagian.
Biaya jika tidak memiliki sistem pengendalian yang sempurna dapat disebut
dengan kehilangan kendali. Hal ini berbeda dengan kinerja yang secara teoritis
mungkin diberikan sebagai strategi yang telah diseleksi dan kinerja yang beralasan
kecuali dengan menerapkan SPM. Pengendalian optimal dikatakan tercapai jika
kerugian pengendalian yang diharapkan lebih kecil daripada biaya untuk
mengimplementasikan pengendalian yang lainnya. Karena biaya pengendalian, maka
pengendalian yang sempurna jarang memberikan hasil optimal. Pengendalian optimal
adalah pengendalian yang cukup baik dengan biaya yang rasional. Tolok ukur
keberhasilan pengendalian dibutuhkan dalam pengendalian daripada pengendalian
yang sempurna.
9
perusahaan tergantung dari SPM yang baik. Perusahaan yang gagal
mengimplementasikan SPM yang cukup akan mengalami kerugian atau aset yang
memburuk, keuntungan yang tidak mencukupi, biaya yang tinggi, pencatatan yang
tidak akurat, atau pelaporan yang dapat membawa pada keputusan yang buruk, sanksi
hukum, atau kekacauan bisnis. Pada titik ekstrim, organisasi tidak jdapat
mengendalikan kinerjanya pada satu atau lebih dimensi yang penting maka akan
mengalami kegagalan.
10
Sebagai contoh yaitu cloud computing, yang berarti bahwa perusahaan
berusaha untuk melakukan komputerisasi terhadap sumber daya (pemrosesan,
penyimpanan, pemesanan, basis data, dan lainnya) dari luar perusahaan, dan
mereka hanya membayar untuk apa yang digunakan, daripada
mengembangkan infrastruktur komputerisasi sendiri dan menggunakan sistem
mereka sendiri. Dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan
penyimpanan dan pemrosesan data, banyak perusahaan perlu melipatgandakan
kapasitas pelayanan mereka, di mana mereka sering kali memiliki uang tetapi
tidak memiliki keterampilan, atau kepentingan, karena hal ini di luar
kemampuan dasar yang memiliki perusahaan.
Dengan menggunakan jasa cloud cumputing, perusahaan dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan kepada ahlinya, dan
karenanya, dapat menyediakan pengendalian yang diperlukan sepanjang
proses. Meskipun tidak mengurangi seluruh risiko, karena hal ini hanya
mengurangi sebagian masalah pengendalian yang berhubungan dengan
pengelolaan data dan semua yang memerlukannya. Berdasarkan keputusan
ekonomi yang difokuskan pada aktivitas tertentu (transaksi) dapat
dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau melalui hierarki organisasi yang
dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
3.5.2 Otomatisasi
Otomatisasi merupakan kemungkinan kedua untuk pencegahan.
Manajer sering kali dapat menggunakan komputer, robot, expert system, dan
bentuk otomatisasi lainnya untuk mengurangi pemaparan perusahaan terhadap
beberapa maslaah pengendalian. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai
dengan perilaku ynag tepat, dan ketika beroperasi dengan benar, alat tersebut
biasanya memiliki kinerja yang lebih konsisten dibandingkan dengan manusia.
Komputer dapat mengurangi masalah manusia seperti tidak akurat, tidak
konsisten, dan kurangnya motivasi. Seringkali program komputer menjadi
konsisten dalam pelaporan transaksi, dan mereka tidak pernah berlaku tidak
jujur atau termotivasi tidak setia.
Adanya kemajuan teknologi, menyebabkan organisasi mengganti
orang dengan mesin dan expert system dalam melakukan aktivitas yang cukup
kompleks dan membuat penilaian dan keputusan yang canggih. Di rumah
sakit, artifical intelligence system dapat melakukan berbagai tugas yang
11
sebelumnya dilakukan oleh dokter dan perawat. Sistem akan memonitor
kondisi pasien dan perkembangannya dan memberi peringatan kepada staf
medis mengenai kemungkinan masalah yang terjadi. Sistem tersebut dapat
melakukan diagnosis menyesuaikan kebutuhan obat yang diperlukan dan
menguji kemungkinan interaksi obat dan reaksi alergi. Sistem ini membuat
rumah sakit terhindar dari masalah perilaku keterbatasan personel staf medis.
Secara umum, penggunaan sistem lebih disukai dibandingkan dengan
petugas medis untuk mengingat kembali setiap detail pada setiap kodisi,
pengobatan, dan kemungkinan komplikasi untuk menentukan respon yang
tepat. Sistem lebih disukai meskipun tidak semuanya, kejutan yang tidak
menyenangkan akan terjadi dalam hal kesalahan medis tidak dapat dihindari.
Demikian pula, banyak tugas hukum, meski sering kali cukup
kompleks, ada beberapa variasi pada tema, serta membutuhkan tipe dokumen
legal yang pasti, seperti registrasi merek dagang atau leasing, tidak jauh
berbeda bentuknya dengan contoh lain. Perusahaan yang bergerak di bidang
hukum menigkatkan penggunaan perangkat lunak yang disebut Document
assembly software, untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat
dokumen sehingga waktu yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan
yang dibutuhkan oelh seorang karyawan dan kemungkinan lebih konsisten dan
akurat. Terlebih lagi mengotomatisasikan tugas yang berat dapat mengurangi
biaya dan membuat pengacara memiliki waktu lebih banyak untuk melayani
kliennya.
Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya
dapat menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu
kelemahannya adalah kemungkinan yang terjadi. Manusia memiliki banyak
bakat, khususnya ketika terlibat pada hal yang kompleks memerlukan
penilaian yang bersifat intuitif, di mana tidak ada mesin atau model keputusan
yang mampu untuk menduplikasi. Keterbatasan kedua adalah biaya.
Otomatisasi sering kali membutuhkan investasi besar yang mungkin daat
dibenarkan hanya jika dapat meningkatkan produkstivitas, sama seperti
pengendalian. Akhirnya, otomatisasi mungkin hanya menggantikan beberapa
masalah pengendalian dengan masalah lain. Otomatisasi komputer sering kali
meningkatkan risiko pengendalian. Pengurangan sumber dokumen dapat
mengaburkan pemeriksaan audit, konsentrasi pada informasi dalam satu lokasi
12
dapat meningkatkan risiko keamanan, dan penempatan kepercayaan yang
lebih besar pada program komputer dapat menyebabkan perusahaan berada
pada risiko kesalahan pemrogram atau penipuan.
3.5.3 Sentralisasi
Sentralisasi pengambilan keputusan sebagai kemungkinan pencegahan
yang ketiga, merupakan elemn penting dalam hampir semua perusahaan yang
menggunakan SPM. Tingginya tingkat sentralisasi, di mana semua keputusan
penting dibuat oleh level manajemen puncak, hal ini biasanya terjadi pada
industri kecil, khususnya apabila bisnis dijalankan oleh pendiri atau pemilik.
Tingginya tingkat sentralisasi juga terdapat pada beberapa perusahaan besar
yang memiliki manajer puncak yang sering kali memiliki reputasi menjadi
“berorientasi pada detail” atau “pengendalian yang aneh”. Ketika masalahnya
seperti ini, manajemen puncak mengambil keputusan sendiri untuk hal-hal
penting dan sering kali yang tidak penting, begitu juga dalam pelaksanaannya,
mereka menghindari penagmbilan keputusan yang buruk yang dibuat oleh
karyawan di level yang lebih rendah.
Sentralisasi pasti ada denga tingkat yang berbeda dalam perusahaan,
seperti halnya pada tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer
cenderung melakukan sendiri beberapa keputusan yang sangat penting yang
ada dalam kekuasaannya. Calon umum untuk sentralisasi adalah keputusan
yang terkait dengan akuisisi dan divestasi, sebagian besar belanja moda,
negoisasi kontrak penjualan yang penting, perubahan organisasi, dan
rekrutmen dan pemberhentian karyawan pada posisi yang penting. Akan
tetapi, pada sebagian besar perusahaan meskipun berukuran kecil, tidak
mungkin terjadi sentralisasi pada semua keputusan penting, dan solusi
pengendalian lain dibutuhkan. Saat keputusan bersifat desentralisasi, hasil
pengendalian dibutuhkan untukk membuat manajer yang membuat keputusan
bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya. Akuntabilitas hasil dari apa
yang dibuat yang didelegasikan sesuai dengan otoritasnya.
13
pelindung dalam menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial
dalam perusahaan yang mungkin dapat dihindari. Banyak perusahaan menjual
fidelity bond pada karyawaan yang memiliki posisi yang sensitif (seperti teller
bank) untuk mengurangi eksposur perusahaan. Kontrak asuransi paling tidak
memberikan sedikit bagian risiko dari sejumlah besar risiko dan kesalahan
pada perusahan asuransi. Cara lain untuk membagi risiko dengan pihak lain
adalah masuk dalam perjanjian joint venture. Pembagian risiko dibagi dengan
patner joint venture.
14
4. Beberapa perusahaan mengintensifkan penggunaan sejumlah staf audit internal
yang profesional, sementara yang lain hanya memastikan paling tidak karyawan
patuh terhadap peraturan yang disyaratkan.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap organisasi memiliki strategi dan pengendalian yang berbeda-beda
sesuai dengansyarat strategi spesifik. Strategi pengendalian ini merupakan alat untuk
mengimplemasikanstrategi, dengan strategi ini adalah rencana-rencana untuk
mencapai tujuan. Strategi yang berbeda memerlukan perioditas tugas, faktor penentu
keberhasilan (key success factors), keterampilan, perspektif, dan perilaku yang
berbeda. Seharusnya dalam desain sistem pengendalian terdapat perilaku yang
didorong oleh sistem perilaku yang diperlukan oleh suatustrategi. Strategi adalah
rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi korporatadalah mengenai
keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Strategi unit bisnis bergantung
pada dua aspek yang saling berkaitan dengan misinya dan keunggulan kompetitifnya.
4.2 Saran
Dengan adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
memahamiFungsi Pengendalian Dalam Manajemen Organisasi. Begitu banyak
manfaat yang bisa kita ambil ketika kita membaca dan menghayati setiap
kata demi kata yang dapatmemperbaharui ataupun menambah wawasan kita
mengenai “Fungsi Pengendalian Dan Manajemen” yang dapat kita gunakan untuk
perkuliahan kita di matakuliah
16
DAFTAR PUSTAKA
17