Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“Fungsi Pengendalian Manajemen”

Dosen Pengampu : Dr.Irwansyah, S.E., M.Si.Ak.,CA

KELOMPOK 8:
M. TAUPIKURACHMAN (C1C019049)
TRIA PRATIWI (C1C019065)
FIRA MUTIARA NISA (C1C019073)

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Segala limpahan Rahmad,
Hidayah dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
judul Fungsi Pengendalian Manajemen. Dalam makalah ini penulis masih merasa bahwa bentuk
maupun isinya yang masih sangat sederhana. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen yang dibimbing oleh dosen bapak Dr. Irwansyah, S.E.,
M.Si.Ak.,CA. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Memang masih jauh dari sempurna namun semoga bisa berguna bagi pembaca. Harapan
kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Dalam makalah masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih
kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
bertujuan membangun dari pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya.

Bengkulu, 2 4 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................................................1

BAB II TEORI..............................................................................................................................2

2.1 Pengertian Menurut Para Ahli.........................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................................3

3.1 Pengertian........................................................................................................................3

3.2 Pengendalian Manajemen Versus Pengendalian Strategis..............................................5

3.3 Penyebab Masalah Pengendalian Manajemen.................................................................7

3.4 Karakteristik Pengendalian Manajemen Yang Baik........................................................8

3.5 Pencegahan Masalah Pengendalian...............................................................................10

3.6 Alternatif Pengendalian.................................................................................................14

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................16

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................16

4.2 Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada bulan Oktober 2009, broker saham Seymour Pierce di London


didenda sebesar £154.000 oleh FSA karena kegagalannya mencegah kejahatan
karyawannya. Lemahnya pengendalian pada broker menyebabkan karyawan dapat
mencuri hampir mendekati £150.000 dari beberapa rekening pribadi milik klien,
dan kemudian menutupi pencurian, setelah lebih dari 36 transaksi yang terpisah
antara tahun 2003 dan 2006. Karyawan yang melakukan kejahatan telah
menghilang sebelum ditemukannya penipuan tersebut, hal ini baru diketahui
setelah penggantinya menemukan perbedaan pada catatan akuntansi. Manajer
Seymour Pierce menyatakan bahwa ketika masalah penipuan tersebut diketahui
maka mereka segera melaporkannya pada pihak yang berwajib. Margaret Cole,
Director of Enforcement and Financial Crime di FSA, menyetakan: “Hal ini
merupakan bagian kegagalan yang serius pada Seymour Pierce. Penipuan tidak
dilakukan dengan cara yang benar. Penipuan yang serius melemahkan integritas
mereka di pasar, hal ini merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan
konsekuensi pada perusahaan yang gagal Morris, partner jasa bidang keuangan
pada lembaga hukum CMS Cameron McKenna, menambahkan: “Semua
perusahaan seharusnya memerhatikannya sebagai peringatan akhir dan harus
menambah usaha mereka untuk memastikan bahwa sistem dan pengendaliannya
membutuhkan pengaman, baik dari sisi internal maupun eksternal.” Kami
mendiskusikan pengendalian internal sebagai sebuah tipe yang disebut dengan
pengendalian tindakan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang

1. Apakah yang dimaksud dengan Manajemen?


2. Apakah yang dimaksud dengan Pengendalian?
3. Apakah yang dimaksud dengan Pengendalian manajemen?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui fungsi manajemen dan pengendalian dalam tata kelolah setiap
aktivitas perusahaan untk mencapai tujuan yang diinginkan.

1
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian Menurut Para Ahli

2.1.1 Manajemen
a. Manajemen adalah suatu seni, tiap tiap pekerjaan bisa diselesaikan dengan
orang lain. (Mary Parker F.)
b. Manajemen ialah wadah dalam ilmu pengetahuan, sehingga manajemen
bisa dibuktikan secara umum kebenarannya. (George R Terry)
c. Manajemen merupakan proses dalam membuat suatu perencanaan,
pengorganisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha dari
anggota entitas/organisasi dan juga mempergunakan semua sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. (Stoner)

2.1.2 Pengendalian
a. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam perusahaan,
agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. (Harol Koonnttz)
b. Pengendalian merupakan proses untuk memastikan bahwa aktivitas
sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.
c. Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan
kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk tujuan-tujuan
perusahaan dapat terselenggara.

2.1.3 Pengendalian Manajemen


a. Pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk menentukan
standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem
upaya balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya
dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan
apakah ada deviasi dan untuk mengkur signifikannya, serta mengambil
tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya
perusahaan digunakan dengan cara yang seefektif dan seefisien mungkin
untuk mencapai tujuan perusahaan.

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

3.1.1 Manajemen
Berbagai kepustakaan mendefisinisikan mengenai manajemen. Semua
berhubungan dengan proses di mana sumber daya perusahaan dan aktivitas
diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan.
Yang pasti, siapa yang mempelajari dan mengerjakan manajemen telah
mengubah subjek yang luas menjadi subjek yang lebih kecil, menjadi elemen
yang dapat dilihat. Tabel 1.1 menunjukkan klasifikasi yang paling menonjol.
Kolom utama menunjukkan fungsi utama manajemen dari rantai nilai,
pengembangan produk atau jasa, operasi (produk manufatur atau memberikan
pelayanan jasa), pemasaran atau penjualan (menemukan pembeli dan
memqastikan bahwa produk dan jasa dapat memenuhi kebutuhan pelanggan),
dan keuangan (pencarian dana)
Kolom kedua dari Tabel 1.1 mengidentifikasikan tipe sumber daya
utama yang harus dikerjakan seorang manajer : manusia, uang, mesin, dan
informasi.
Istilah pengendalian manajemen tampak pada kolom ketiga dalam
Tabel 1.1, yang memisahkan fungsi manajemen sebagai sebuag proses yang
melibatkan penentuan tujuan, formulasi strategi, dan pengendalian
manajemen. Sehingga, pengendalian merupakan bagian akhir dari proses
manajemen. Penggunaan istilah pengendalian manajemen memiliki arti yang
sama dngan istilah eksekusi dan implementasi strategi.
Tabel 1.1 Berbagai cara memilih ruang lingkup manajemen ke dalam
elemen yang lebih kecil:

Fungsi Sumber Daya proses


Pengembangan produk (atau Manusia Menetapkan tujuan
jasa)
Operasi Uang Menformulasikan strategi
Pemasaran atau penjualan Mesin Pengendalian manajemen
Keuangan Informasi

3
3.1.2 Penentuan Tujuan
Pengetahuan mengenai tujuan merupakan persyaratan untuk
mendesain SPM dan dengan sungguh-sungguh untuk berbagai tujuan. Tujuan
tidak harus bisa dihitung dan tidak harus secara finansial, meskipun biasanya
hal itu digunakan pada perusahaan yang bertujuan mencapai laba. Pada
organisasi nonprofit sebagai contohnya organisasi tersebut menyediakan
tempat tinggal bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah. Tetapi banyak
perusahaan yang bertujuan mencari laba juga memiliki tujuan nonfinansial,
seperti dengan hal-hal yang berhubungan dengan nonfinansial, seperti hal-hal
yang berhubungan dengan kesinambungan atau pengembangan personel dan
kesejahteraan.
Pada sebagian besar organisasi, tujuan organisasi sudah diketahui. Hal
ini tidak dapat dikatakan bahwa seluruh karyawan menyetujui secara bulat
bagaimana organisasi menyeimbangkan tanggung jawabnya kepada seluruh
pemegang kepentingan, termasuk pemilik (pemegang ekuitas), pemberi utang,
karyawan, pemasok, pelanggan, dan masyarakat dalam skala luas. Seperti
Jason Luckhurst, manajer direktur dari perancis, UK-proyek dasar perusahaan
pengelolaan rekrutmen, berpendapat :
Untuk mencapai kesuksesan organisasi, harus meletakan visi yang
jelas di mana keseluruhan bisnis dapat didesain, dan saya fikir hal ini sering
kali harus anda kemunikasikan secara sederhana pada setiap orang, apakah itu
klien atau karyawan.

3.1.3 Formulasi Strategi


Strategi ialah bagaimana seharusnya organisai menggunakan sumber
daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuannya. Luckhurt menyampaikan
pada Practicus bahwa : “seluruh perencanaa pada bagian seperti pemasaran,
penentuan merk, keuangan, dan pelatihan didesain sesuai dengan tujuan kami.
Seperti, sistem intensif kami. Kami memiliki buku panduan yang rinci, tetapi
hal ini dimulai dengan visi yang sederhana di mana semua orang dapat
memahami dan memilihnya. Segala sesuatu yang lainnya kami lakukan datang
dari belakang tujuan-tujuan tersebut. pengaruhnya, kami dapat memutar
haluan bisnis pada tujuan yang ingin dicapai.
Sebagian besar bentuk elemen utama dari strategi organisasi muncul
dari serangkaian interaksi antara manajemen, karyawan, dan lingkungan, dari

4
pengambilan keputusan secara spontan dan dari pengalaman lokal yang
didesain untuk mempelajari jenis aktivitas apa yang akan membawa pada
keberhasilan.
Strategi yang dinyatakan secara formal akan memudahkan manajemen,
baik untuk mengidentifikasi alternatif pengendalian manajemen yang layak
maupun untuk mengimplementasikannya secara efeltif. Pengendalian
manajemen dapat menjadi target dalam faktor keberhasilan organisasi yang
bersifat mendesak, seperti pengembangan produk baru, mengatur biaya dalam
kisran yang rendah, atau meningkatkan pangsa pasar, dibandingkan pada
tujuan umumnya yaitu untuk meningkatkan keuntungan dengan cara yang
sebagian besar kurang spesifik.

3.2 Pengendalian Manajemen Versus Pengendalian Strategis

Dalam artian paling luas, sistem pengendalian dapat dipandang memiliki dua
fungsi dasar, pengendalian strategis dan pengendalian manajemen. Pengendalian
strategis melibatkan manajer pada pertanyaan : apakah strategi kita masih valid?
Atau, lebih tepat pada lingkungan yang sudah berubah, mereka bertanya : apakah
strategi kita masih valid, dan jika tidak, bagaimana seharusnya merubahnya? Semua
perusahaan harus memperhatikan masalah yang terkait dengan pengendalian strategi,
tetapi yang harus diperhatikan adalah potensi strategi yang dimiliki mungkin akan
menjadi usang. Hal ini lebih banyak terjadi pada perusahaan yang dioperasikan dalam
lingkungan yang lebih dinamis. Sehingga dapat dikatakan, pilihan strategi sering kali
menjadi terbatas.
Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi, dan hal ini melibatkan
pertanyaan umum yang diarahkan : apakah karyawan anda berperilaku tepat?
Pertanyaan tersebut dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, apakah karyawan
kita memahami apa yang kita harapkan dari mereka? Kedua, apakah mereka akan
bekerja keras secara konsisten dan mencoba untuk melakukan apa yang kita harapkan
dari mereka : yaitu apakah mereka akan mengikuti tujuan organisasi yang sesuai
dengan strategi? Ketiga, apakah mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik?
terakhir, jika semua jawaban dari pertanyaan ini negatif, apa yang dapat dilakukan
untuk menyelesaikan masalah pengendalian manajemen? Semua perusahaan yang
seharusnya mempercayai karyawannya untuk dapat mencapai tujuan harus

5
menyelesaikan urusan terkait dengan masalah pengendalian manajemen dasar
tersebut.
Manajer lebih mengarahkan fokus utama masalah pengendalian strategi pada
bagian eksternal organisasi, mereka menilai industri dan menempatkan organisai di
dalamnya. Mereka berfiir bagimana organisasi, yang memiliki fakta-fakta kombinasi
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan, dapat bersaing dengan perusahaan
lain dalam bidang industri yang sama. Manajer mengarahkan masalah pengendalian
manajemen, dengan kata lain, lebih memilih fokus utamanya pada hal yang bersifat
internal, mereka membayangkan bagaimana mereka dapat memengaruhi perilaku
karyawan dengan cara yang mereka inginkan.
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, strategi seharusnya dipandang
sebagai sesuatu yang bermanfaat tetapi tidak mutlak diperlukan untuk mendesain
SPM yang tepat. Ketika strategi diformulasikan lebih jelas, alternatif [engendalian
lebih memungkinkan untuk dikerjakan, dan menjadi kebih mudah mudah untuk
diimplementasikan pada setiap bentuk pengendalian manajemen secara lebih efektif.

3.2.1 Penekanan Perilaku


Pengendalian manajemen diperlukan untuk menghindari kemungkinan
bahwa orang akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan oleh perusahaan,
atau gagal melakukan sesuatu yang seharusnya mereka lakukan. Sebagai
contoh, tujuan untuk mencapai pengendalian biaya yang lebih besar akan
mengundang pertanyaan orang karena biaya tidak dapat mengontrol dirinya
sendiri, oranglah yang mengendalikanya.
Jika semua karyawan selalu menyadari apa yang terbaik bagi
perusahaan, maka tidak perlu adanya SPM. Tetapi karyawan sering kali tidak
dapat atau tidak mau bertindak sesuai dengan keinginan yang terbaik yang
diharapkan perusahaan, sehingga manajer harus mengambil langkah untuk
mencegah hal itu terjadi, dan khususnya dalam hal kegigihan, untuk
mendorong perilaku yang tidak diharapkan dan untuk mendorong berprilaku
seperti yang diharapkan.

6
3.3 Penyebab Masalah Pengendalian Manajemen

3.3.1 Kurangnya Pengarahan


Kinerja beberapa orang karyawan tidak cukup memadai karena mereka
tidak mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi
kurangnya pengarahan, maka terjadinya perilaku yang diinginkan
kemungkinan dosebabkan karena faktor kebetulan. Sehingga, salah satu fungsi
pengendalian manajemen melibatkan pemberian informasi kepada karyawan
tentang bagaimana cara mereka dapat berkonstribusi secara langsung untuk
memenuhi tujuan perusahaan.

3.3.2 Masalah Motivasi


Meskipun karyawan memahami apa yang diharapkandari mereka,
beberapa diantaranya tidak berbuat sebagaimana yang diharapkan oleh
perusahaan karena masalah motivasi. Masalah motivasi merupakan masalah
yang uum karena tujuan individu dan tujuan perusahaan secara alami tidak
sejalan-individu memiliki kepentingan sendiri.
Karyawan sering kali bertindak atas dasar keinginannya sendiri dengan
mengorbankan kepentingan perusahaan. Frederick Taylor, salah satu dari
tokoh penting pergerakan manajemen ilmiah yang hidup diawal abad dua
puluh menuliskan :”sulit untuk dapat menemukan karyawan yang kompeten
yang tidak mencurahkan seluruh waktunya untuk mempelajari mengapa dia
bekerja dengan lambat dan tetap meyakini bahwa dia masih berada pada
perusahaan yang tepat.” Keengganan untuk berusaha dan perilaku untuk
kepentingan sendiri lain tersebut tetap menjadi masalah sampai dengan hari
ini, dan saat ini tampaknya terus berkembang.
Secara keseluruhan, bukti survei menyatakan bahwa terjadi
pengurangan tenaga, kesalahan pengelolahan, dan penggelapan sumber daya
dalam organisasi, diantara tipe lain dari perilaku buruk yang dilakukan
karyawan, dan ini terjadi secara umum dalam banyak perusahaan.
Bahkan, bentuk paling serius dari perilaku karyawan karena salah
pengarahan, seperti penipuan, memiliki beberapa pengaruh berat, termasuk
memburuknya moral karyawan, terganggunya hubungan bisnis, hilangnya
keuntungan yang akibat rusaknya reputasi, meningkatnya investasi untuk
memperbaiki perosedur pengendalian, biaya hukum dan penyelesaian

7
pengadilan, denda dan pinalti pada badan regulasi, dan kerugian yang berasal
dari jatuhnya harga saham.
Karyawan, terutama manajer, juga cenderung membuat keputusan
yang sesuai dengan keinginan mereka, tetapi tidak sesuai dengan perusahan
mereka. Mereka cenderung mengeluarkan lebih agar membuat hidup mereka
lebih nyaman, seperti dalam hal perlengkapan dan fasilitas kantor. Peran SPM
dalam memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan
kemampuan mereka.

3.3.3 Keterbatasan Individu


Masalah terakhir yang sering terkait dengan SPM terjadi ketika
karyawan yang tahu apa yang diharapkan dari mereka, dan dimotivasi untuk
memiliki kinerja yang tinggi, ternyata tidak dapat melakukannya dengan baik
karena beberapa keterbatasan lain. Beberapa keterbatasan personel sangat
spesifik. Mungkin disebabkan karena kurangnya kemampuan, pelatihan,
pengalaman, stamina, atau pengetahuan untuk mengerjakan tugas. Sebagai
contoh pada situasi yang umum di mana karyawan dipromosikan pada tingkat
kompetensi yang lebih tinggi. Ketika karyawan “ mengatakan menyerah,”
maka masalah tidak dapat dihindari. Sering kali pekerjaan tidak didesain
secara tepat, sehingga menyebabkan karyawan harus menyesuaikan secara
fisik dan karyawan menjadi lelah atau tertekan yang akan mendorong
terjadinya kecelakaan kerja dan pengembalian keputusan yang salah.
Sering kali pelatihan dapat digunakan untuk mengurangi beberapa
keterbatasan, tetapi dalam berbagai situasi masih terdapat banyak bias dan
keterbatasan. Tiga masalah dalam pengendalian manajemen adalah kurangnya
pengarahan, masalah motivasi, dan keterbatasan individu dapat dengan jelas
terjadi secara simultan dalam berbagai kombinasi. Akan tetapi, semuanya
membutuhkan pentingnya efektivitas SPM, meskipun paling tidak satu
masalah terjadi, yang hampir tidak dapat dielakkan dalam organisasi yang
kompleks seperti yang telah disarankan dan dicontohkan sebelumnya.

3.4 Karakteristik Pengendalian Manajemen Yang Baik


Pengendalian yang baik berarti manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak
akan terjadi kejutan yang tidak menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan
untuk menggambarkan situasi dimana adanya probabilitas terjadinya kinerja yang

8
buruk, apakah itu kenerja pada seluruh bagian atau kinerja pada bagian khusus, meski
telah memiliki strategi pada masing-masing bagian.

Pengendalian manajemen yang baik tetap memberikan probabilitas kegagalan


yang sama karena pengendalian yang sempurna tidak pernah ada kecuali mungkin
terjadi pada keadaan yang tidak biasa. Pengendalian yang sempurna membutuhkan
kepastian bahwa semua sistem pengendalian dapat dilakukan dengan sangat mudah
dan individu dalam perusahaan harus selalu melakukan tindakan yang terbaik.

Biaya jika tidak memiliki sistem pengendalian yang sempurna dapat disebut
dengan kehilangan kendali. Hal ini berbeda dengan kinerja yang secara teoritis
mungkin diberikan sebagai strategi yang telah diseleksi dan kinerja yang beralasan
kecuali dengan menerapkan SPM. Pengendalian optimal dikatakan tercapai jika
kerugian pengendalian yang diharapkan lebih kecil daripada biaya untuk
mengimplementasikan pengendalian yang lainnya. Karena biaya pengendalian, maka
pengendalian yang sempurna jarang memberikan hasil optimal. Pengendalian optimal
adalah pengendalian yang cukup baik dengan biaya yang rasional. Tolok ukur
keberhasilan pengendalian dibutuhkan dalam pengendalian daripada pengendalian
yang sempurna.

Penilaian pengendlaian yang baik telah dicapai harusnya berorientasi pada


masa depan dan didorong oleh tujuan. Tujuan itu harus berorientasi masa depan
karena bertujuan untuk tidak memiliki kejutan ynag tidak menyenangkan dimasa yang
akan datang, masa lalu tidak relevan kecuali sebagai petunjuk bagi masa depan,
seperti istilah bahwa berpengalaman atau belajar dari kegagalan sistem pengendalian.
Hal tersebut didorong oleh tujuan karena tujuan mewakili apa yang dicari oleh
perusahaan untuk dicapai. Namun, penilaian pengendalian yang baik dapat dicapai
merupakan hal yang sulit dan subjektif. Hal ini sulit karena memerlukan pengendalian
manajemen yang mencukupi yang harus diukur kembali dimasa yang akan datang di
mana hal ini pasti sulit untuk diprediksi, seperti prediski konsekuensi kemungkinan
yang tidak diinginkan dari pengendalian.

Pengendalian yang baik tidak dibangun mencakup seluruh aktivitas atau


dengan berbagai tujuan kecuali kalau kinerja pada semuanya itu sebagai dimensi yang
signifikan untuk diperhatikan. Akan tetapi, karena sulitnya unruk menilai
pengendalian manajemen, hal tersebut harus dikerjakan karena keberhasilan

9
perusahaan tergantung dari SPM yang baik. Perusahaan yang gagal
mengimplementasikan SPM yang cukup akan mengalami kerugian atau aset yang
memburuk, keuntungan yang tidak mencukupi, biaya yang tinggi, pencatatan yang
tidak akurat, atau pelaporan yang dapat membawa pada keputusan yang buruk, sanksi
hukum, atau kekacauan bisnis. Pada titik ekstrim, organisasi tidak jdapat
mengendalikan kinerjanya pada satu atau lebih dimensi yang penting maka akan
mengalami kegagalan.

3.5 Pencegahan Masalah Pengendalian

Mengimplementasikan beberapa kombinasi perilaku alat yang digunakan


untuk memengaruhi yang secara umum dikenal sebagai SPM. Hal ini bukan
merupakan cara yang terbaik untuk mencapai pengendalian yang baik, sering kali
maslaah dapat dihindari. Penghindaran berarti mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah pengendalian. Organisasi tidak selalu dapat menghindari masalah
pengendalian mereka, tetapi mereka sering kali dapat menghindari beberapa masalah
pengendalian dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang pasti dan
mengetahui sumber permasalahan, atau dengan mengurangi potensi kerugian
maksimum jika maslaah itu terjadi.

Empat strategi yang menonjol untuk pencegahan adalah menghilangkan


aktivitas, otomatisasi, sentralisasi, dan pembagian risiko.

3.5.1 Penghilangan Aktivitas


Manajer sering kali dapat menghindari masalah pengendalian yang
berkaitan dengan entitas khusus atau aktivitas dengan cara membalik risiko
yang potensial, dan menggabungkan keuntungan, kepada pihak ketiga seperti
mekanisme subkontrak, perjanjian lisensi, atau divestasi. Bentuk penghindaran
tersebut yang disebut dengan penghapusan aktivitas.
Manajer yang tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin
karena mereka tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan, karena mereka
tidak memiliki pemahaman yang bagus tentang proses yang dibutuhkan, atau
karena mereka tidak menghadapi keterbatasan hukum atau struktuk, di mana
semua itu sering kali mengurangi aktivitas. Ketika manajer tidak berharap
secara sungguh-sungguh untuk menghindari area di mana mereka tidak dapat
melakukan pengendalian dengan baik, mereka berharap paling tidak dapat
meminimalkan investasinya, dan (beberapa) risiko, pada bidang tersebut.

10
Sebagai contoh yaitu cloud computing, yang berarti bahwa perusahaan
berusaha untuk melakukan komputerisasi terhadap sumber daya (pemrosesan,
penyimpanan, pemesanan, basis data, dan lainnya) dari luar perusahaan, dan
mereka hanya membayar untuk apa yang digunakan, daripada
mengembangkan infrastruktur komputerisasi sendiri dan menggunakan sistem
mereka sendiri. Dengan meningkatnya permintaan terhadap layanan
penyimpanan dan pemrosesan data, banyak perusahaan perlu melipatgandakan
kapasitas pelayanan mereka, di mana mereka sering kali memiliki uang tetapi
tidak memiliki keterampilan, atau kepentingan, karena hal ini di luar
kemampuan dasar yang memiliki perusahaan.
Dengan menggunakan jasa cloud cumputing, perusahaan dapat
menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan kepada ahlinya, dan
karenanya, dapat menyediakan pengendalian yang diperlukan sepanjang
proses. Meskipun tidak mengurangi seluruh risiko, karena hal ini hanya
mengurangi sebagian masalah pengendalian yang berhubungan dengan
pengelolaan data dan semua yang memerlukannya. Berdasarkan keputusan
ekonomi yang difokuskan pada aktivitas tertentu (transaksi) dapat
dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau melalui hierarki organisasi yang
dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.

3.5.2 Otomatisasi
Otomatisasi merupakan kemungkinan kedua untuk pencegahan.
Manajer sering kali dapat menggunakan komputer, robot, expert system, dan
bentuk otomatisasi lainnya untuk mengurangi pemaparan perusahaan terhadap
beberapa maslaah pengendalian. Alat otomatisasi dapat dirancang sesuai
dengan perilaku ynag tepat, dan ketika beroperasi dengan benar, alat tersebut
biasanya memiliki kinerja yang lebih konsisten dibandingkan dengan manusia.
Komputer dapat mengurangi masalah manusia seperti tidak akurat, tidak
konsisten, dan kurangnya motivasi. Seringkali program komputer menjadi
konsisten dalam pelaporan transaksi, dan mereka tidak pernah berlaku tidak
jujur atau termotivasi tidak setia.
Adanya kemajuan teknologi, menyebabkan organisasi mengganti
orang dengan mesin dan expert system dalam melakukan aktivitas yang cukup
kompleks dan membuat penilaian dan keputusan yang canggih. Di rumah
sakit, artifical intelligence system dapat melakukan berbagai tugas yang

11
sebelumnya dilakukan oleh dokter dan perawat. Sistem akan memonitor
kondisi pasien dan perkembangannya dan memberi peringatan kepada staf
medis mengenai kemungkinan masalah yang terjadi. Sistem tersebut dapat
melakukan diagnosis menyesuaikan kebutuhan obat yang diperlukan dan
menguji kemungkinan interaksi obat dan reaksi alergi. Sistem ini membuat
rumah sakit terhindar dari masalah perilaku keterbatasan personel staf medis.
Secara umum, penggunaan sistem lebih disukai dibandingkan dengan
petugas medis untuk mengingat kembali setiap detail pada setiap kodisi,
pengobatan, dan kemungkinan komplikasi untuk menentukan respon yang
tepat. Sistem lebih disukai meskipun tidak semuanya, kejutan yang tidak
menyenangkan akan terjadi dalam hal kesalahan medis tidak dapat dihindari.
Demikian pula, banyak tugas hukum, meski sering kali cukup
kompleks, ada beberapa variasi pada tema, serta membutuhkan tipe dokumen
legal yang pasti, seperti registrasi merek dagang atau leasing, tidak jauh
berbeda bentuknya dengan contoh lain. Perusahaan yang bergerak di bidang
hukum menigkatkan penggunaan perangkat lunak yang disebut Document
assembly software, untuk mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk membuat
dokumen sehingga waktu yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan dengan
yang dibutuhkan oelh seorang karyawan dan kemungkinan lebih konsisten dan
akurat. Terlebih lagi mengotomatisasikan tugas yang berat dapat mengurangi
biaya dan membuat pengacara memiliki waktu lebih banyak untuk melayani
kliennya.
Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial, otomatisasi hanya
dapat menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu
kelemahannya adalah kemungkinan yang terjadi. Manusia memiliki banyak
bakat, khususnya ketika terlibat pada hal yang kompleks memerlukan
penilaian yang bersifat intuitif, di mana tidak ada mesin atau model keputusan
yang mampu untuk menduplikasi. Keterbatasan kedua adalah biaya.
Otomatisasi sering kali membutuhkan investasi besar yang mungkin daat
dibenarkan hanya jika dapat meningkatkan produkstivitas, sama seperti
pengendalian. Akhirnya, otomatisasi mungkin hanya menggantikan beberapa
masalah pengendalian dengan masalah lain. Otomatisasi komputer sering kali
meningkatkan risiko pengendalian. Pengurangan sumber dokumen dapat
mengaburkan pemeriksaan audit, konsentrasi pada informasi dalam satu lokasi

12
dapat meningkatkan risiko keamanan, dan penempatan kepercayaan yang
lebih besar pada program komputer dapat menyebabkan perusahaan berada
pada risiko kesalahan pemrogram atau penipuan.

3.5.3 Sentralisasi
Sentralisasi pengambilan keputusan sebagai kemungkinan pencegahan
yang ketiga, merupakan elemn penting dalam hampir semua perusahaan yang
menggunakan SPM. Tingginya tingkat sentralisasi, di mana semua keputusan
penting dibuat oleh level manajemen puncak, hal ini biasanya terjadi pada
industri kecil, khususnya apabila bisnis dijalankan oleh pendiri atau pemilik.
Tingginya tingkat sentralisasi juga terdapat pada beberapa perusahaan besar
yang memiliki manajer puncak yang sering kali memiliki reputasi menjadi
“berorientasi pada detail” atau “pengendalian yang aneh”. Ketika masalahnya
seperti ini, manajemen puncak mengambil keputusan sendiri untuk hal-hal
penting dan sering kali yang tidak penting, begitu juga dalam pelaksanaannya,
mereka menghindari penagmbilan keputusan yang buruk yang dibuat oleh
karyawan di level yang lebih rendah.
Sentralisasi pasti ada denga tingkat yang berbeda dalam perusahaan,
seperti halnya pada tingkatan manajemen dalam perusahaan, manajer
cenderung melakukan sendiri beberapa keputusan yang sangat penting yang
ada dalam kekuasaannya. Calon umum untuk sentralisasi adalah keputusan
yang terkait dengan akuisisi dan divestasi, sebagian besar belanja moda,
negoisasi kontrak penjualan yang penting, perubahan organisasi, dan
rekrutmen dan pemberhentian karyawan pada posisi yang penting. Akan
tetapi, pada sebagian besar perusahaan meskipun berukuran kecil, tidak
mungkin terjadi sentralisasi pada semua keputusan penting, dan solusi
pengendalian lain dibutuhkan. Saat keputusan bersifat desentralisasi, hasil
pengendalian dibutuhkan untukk membuat manajer yang membuat keputusan
bertanggung jawab terhadap hasil keputusannya. Akuntabilitas hasil dari apa
yang dibuat yang didelegasikan sesuai dengan otoritasnya.

3.5.4 Pembagian Risiko


Akhirnya, kemungkinan lain untuk pencegahan adalah dengan
membagi risiko. Pembagian risiko dengan pihak luar dapat membatasi
kerugian yang dapat terjadi karena perilaku karyawan yang tidak pada
tempatnya. Pembagian risiko dapat dilakukan dengan membeli asuransi untuk

13
pelindung dalam menghadapi kemungkinan kerugian besar yang potensial
dalam perusahaan yang mungkin dapat dihindari. Banyak perusahaan menjual
fidelity bond pada karyawaan yang memiliki posisi yang sensitif (seperti teller
bank) untuk mengurangi eksposur perusahaan. Kontrak asuransi paling tidak
memberikan sedikit bagian risiko dari sejumlah besar risiko dan kesalahan
pada perusahan asuransi. Cara lain untuk membagi risiko dengan pihak lain
adalah masuk dalam perjanjian joint venture. Pembagian risiko dibagi dengan
patner joint venture.

Alternatif penghindaran ini merupakan solusi yang efektif, atau


membatasi, sebagian masalah pengendalian yang dihadapi oleh manajer.
Biasanya jarang terjadi untuk dapat menghindari keseluruhan risiko karena
perusahaan berhubungan dengan risiko, tetapi bebrapa perusahaan
menggunakan bentuk penghindaran, otomatisasi, sentralisasi, dan pembagian
risiko ynag digunakan untuk meminimalkan dampaknya terhadap masalah
pengendalian manajemen.

3.6 Alternatif Pengendalian


Alternatif pengendalian merupakan cara lain yang lebih mudah atau lebih
efektif yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menentukan suatu keputusan
dalam menangani suatu masalah pengendalian yang tidak dapat dihindari di dalam
peruahaan tersebut.

Berikut contoh alternatif pengendalian yang dilakukan oleh organisasi maupun


perusahaan:

1. Sistem pengendalian manajemen dari beberapa organisasi mencoba merekrut


orang yang dapat dipercaya untuk menjalankan perusahaan dengan baik.
Perusahaan lain menggunakan sistem insentif sederhana yang didasarkan pada
kinerja dan masih ada beberapa insentif lain yang ditawarkan yang sangat
berpengaruh.
2. Beberapa perusahaan mendasarkan insentifnya pada pencapaian target dalam
hitungan angka, yang lain tidak menggunakan ukuran tersebut dan yang lain
mengevaluasi kinerja hanya secara subjektif.
3. Beberapa perusahaan mengkolaborasikan rangkaian kebijakan dan prosedur yang
mereka harapkan untuk dapat diikuti oleh karyawan, sementara yang lain tidak
memiliki prosedur atau mereka membiarkan penggunaan prosedur yang kuno.

14
4. Beberapa perusahaan mengintensifkan penggunaan sejumlah staf audit internal
yang profesional, sementara yang lain hanya memastikan paling tidak karyawan
patuh terhadap peraturan yang disyaratkan.

Tidak semua alternatif pengendalian bisa digunakan untuk mengatasi semua


masalah pengendalian yang ada dalam suatu perusahaan. Misalnya, suatu
pengendalian tidak efektif dari sisi biaya dalam situasi tertentu. Beberapa tipe
pengendalian lebih baik untuk tipe masalah tertentu dan perusahaan yang berbeda
dan bidang yang berbeda dalam tiap perusahaan seringkali menghadapi masalah
pengendalian yang berbeda.

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setiap organisasi memiliki strategi dan pengendalian yang berbeda-beda
sesuai dengansyarat strategi spesifik. Strategi pengendalian ini merupakan alat untuk
mengimplemasikanstrategi, dengan strategi ini adalah rencana-rencana untuk
mencapai tujuan. Strategi yang berbeda memerlukan perioditas tugas, faktor penentu
keberhasilan (key success factors), keterampilan, perspektif, dan perilaku yang
berbeda. Seharusnya dalam desain sistem pengendalian terdapat perilaku yang
didorong oleh sistem perilaku yang diperlukan oleh suatustrategi. Strategi adalah
rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi korporatadalah mengenai
keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Strategi unit bisnis bergantung
pada dua aspek yang saling berkaitan dengan misinya dan keunggulan kompetitifnya.

4.2 Saran
Dengan adanya Makalah ini diharapkan dapat membantu dalam
memahamiFungsi Pengendalian Dalam Manajemen Organisasi. Begitu banyak
manfaat yang bisa kita ambil ketika kita membaca dan menghayati setiap
kata demi kata yang dapatmemperbaharui ataupun menambah wawasan kita
mengenai “Fungsi Pengendalian Dan Manajemen” yang dapat kita gunakan untuk
perkuliahan kita di matakuliah

16
DAFTAR PUSTAKA

Stoner, James A.f, dkk. 1995. Manajemen. Jakarta. PT Prehallindo

17

Anda mungkin juga menyukai