TRANSFER PRICE
DISUSUN
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam Tujuan dan jenis-jenis sistem kendali Manajemen.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyususun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
Harga transfer merupakan nilai yang diberikan atas suatu transfer barang dan
jasa dalam suatu transaksi dimana setidaknya salah satu dari kedua pihak yang
terlibat adalah pusat laba. Perusahaan tidak hanya akan memperoleh pendapatan
dari luar perusahaan saja, tetapi juga dari laba kontribusi divisi. Karena seolah-
olah divisi menjadi unit bisnis yang independence, namun tetap terintegrasi satu
dengan yang lainnya dalam rangka mencpai tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
Selain itu Hansen & Mowen mengemukakan bahwa Harga jual adalah
jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau
pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah
dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai
laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk
1
menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk
produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas
produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Supriyono (2000:385) secara umum tujuan penilaian kinerjadivisi
(unit bisnis) dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut:
1. Mengukur Profitabilitas
4
Sedangkan menurut Supriyono (2000:397) pengukuran
kemampuan labadivisi dapat menggunakan dua macam cara yaitu:
5
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa kinerja unit bisnis
sebagai pusat laba adalah seberapa tinggi tingkat pencapaian target yang
telahdirencanakan oleh unit organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap laba yang dalam hal ini untuk
mengukur kinerja unit bisnis sebagai pusat laba, umumnya digunakan dua
ukuran yang menghubungkanlaba yang diperoleh pusat laba dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba yaitu ROI dan RI.
6
demikian faktor-faktor yangmempengaruhi laba tersebut saling terkait
antara satu dengan yang lain.
7
Sistem harga transfer dapat memberikan informasi relevan yang
diperlukan oleh setiap divisi untuk menentukan harga transfer.
Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur
kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh merekadan harga transfer
8
merupakan unsur yang signifikan dalammembentuk biaya penuh produk
yang diproduksi di divisipembeli.
9
barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada
suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas,
jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain,
pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada
baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara
untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah
mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer
price)
2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas
dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi
barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah
diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.Pertama, penggunaan
biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk,
jika seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal
sehingga menghasilkan biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka
dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar. Kedua, jika biaya
digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga
transfer yang berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang
bertanggung jawab mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya
berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh
(full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus markup) dan
gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
3. Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan
divisi-divisi dalam perusahaan yang berkepentingan dengan transfer
pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga
transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan ini
melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi.
Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik
10
tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain
dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif
kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban
karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan
bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun
transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya
pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara
kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi pembeli.
Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang akan
diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
2.5 Administrasi Harga Transfer
1. Negosiasi
Pada sebagian besar perusahaan, unit-unit usaha menegosiasikan
harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer yang tidak
ditentukan oleh kelompok staf sentral.
Alasan yang paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan
bahwa dengan membuat suatu harga jual dan menentukan harga pembelian
yang paling cocok merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen
lini.
Alasan lain bagi unit usaha untuk menegosiasikan harga mereka
adalah bahwa mereka biasanya memiliki informasi yang paling tepat
mengenai pasar-pasar dan biaya-biaya yang ada, sehingga mereka
merupakan pihak yang paling mungkin untuk memberikan harga yang
pantas.
Contoh : Unit usaha A memiliki peluang untuk memasok.produk tertentu
dalam jumlah besar ke perusahaan luar dengan harga $100 per unit. Bahan
baku untuk produk ini di pasok oleh unit usaha B. harga transfer normal
dari unit B untuk bahan baku tersebut adalah $35 per unit dimana $10 nya
merupakan biaya variabel. Biaya pemrosesan (tidak termasuk bahan baku)
ditambah laba normalnya adalah $85 dimana $50 nya merupakan biaya
variabel. Dengan demikian biaya total ditambah laba normal adalah $120
sehingga pada jumlah ini, harga jual sebesar $100 tidaklah tepat. Menolak
11
kontrak merupakan kerugian bagi perusahaan secara keseluruhan karena
kedua unit tersebut harus menegosiasikan harga yang lebih rendah untuk
bahan baku sehingga keduanya menghasilkan laba.
Jika suatau perusahaan (di luar masalah dua unit usaha dalam satu
perusahaan tunggal) mengajukan penawaran untuk menjual bahan baku ke
perusahaan lain yang memiliki prospek yang sama untuk kepentingan
bersama. Faktanya adalah 1 harga transfer yang terlibat pada contoh
pertama tidak mempengaruhi kewajaran perilaku para manajer.
2. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga (pricing rule),
mungkin tidak ada kasus dimana unit-unit usaha tidak setuju pada harga
tertentu. Untuk alasan tersebut, suatu prosedur harus dibuat untuk
menengahi pertikaian harga transfer.
Terdapat tingkat formalitas yang luas dalam arbitrase harga
transfer. Kemungkinan ekstremnya akan dibentuk suatu komite yang
memiliki tiga tanggungjawab, yaitu :
1. menyelesaikan pertikaian harga transfer,
2. meninjau alternative sourcing yang mungkin ada, dan
3. mengubah peraturan harga transfer bila perlu.
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara.
- memaksa
- membujuk
- menawarkan
- pemecahan masalah
3. Klasifikasi Produk
Luas dan formalitas dari sourcing dan peraturan penentuan harga
transfer tergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan
12
ketersediaan pasar dan harga pasar. Makin besar jumlah transfer dan
ketersediaan harga pasar, makin formal dan spesifik peratutran yang ada.
Beberapa perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
- Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior ingin
mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya
merupakan produk-produk yang bervolume besar; produk-produk
yang tidak memiliki sumber dari luar; dan produk-produk yang
produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi
alasan kualitas atau alas an tertentu.
- Kelas II meliputi seluruh produk lainya. Secara umum, ini merupakan
produk-produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya
gangguan terhadap operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang
volumenya relative kecil, diproduksi dengan peralatan umum
(general-purpose equipment). Produk- produk kelas II ditranfer pada
harga pasar.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer
barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua
pihak yang bertransaksi merupakan pusat laba. Harga transfer dalam arti
luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk
pusat pertanggungjawaban. Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga
barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya
salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba
14
DAFTAR PUSTAKA
https://azkhastores.wordpress.com/materi-kuliah/penentuan-harga-transfer-
transfer-pricing/
http://nolasetianung.blogspot.co.id/2015/10/penentuan-harga-transfer.html
15